Di dekat tempat tinggalku, sering ada becak mangkal. Para abang becak di situ rata-rata penampilannya di bawah standard: tua, jelek, kurus. Tapi ada satu yang menarik mataku. Sepintas abang becak yang satu ini tidak cocok menjadi abang becak. Sungguh! Usainya pun nampaknya di antara 20 dan 30-an. Rambutnya pendek, namun terlihat tak terurus. Brewok tipis menghias wajahnya yang terkesan tangguh. Bentuk tubuhnya memang tidak kekar berotot, namun lumayan seksi juga.
Nasib memang kejam terhadapnya; padahal dia lebih cocok jadi cover boy. Sifat gatalku akan cowok kumat lagi. Dia harus kudapatkan! Mudah sekali untuk menarik perhatiannya sebab dia pun sering memperhatikanku diam-diam. Entah apa yang dipikirkannya. Mungkinkah dia juga homo? Kalau dia juga homo, pasti mudah untuk menggaetnya sebab dia takkan menolak saya yang berkulit putih dan mulus ini :) Apalagi usiaku masih muda, sekitar 20-an. Berhubung saya ngefans sekali sama dia, saya sering mengikutinya. Untungnya dia hanya beroperasi di sekitar lingkungan tempat tinggalku saja. Maka gampang sekali untuk membuntutinya.
Pernah suatu hari, kulihat dia berhenti di sebuah gang buntu. Gang itu memang sepi banget dan berlokasi di kawasan yang tertutup. Di sekitar tempat itu hanya ada puing-puing bangunan. Sejauh mata memandang, tak ada seorang pun yang berada di sekitar itu. Abang becak itu pun memarkir becaknya di sekitar tempat itu. Untungnya dia tak melihatku karena saya bersembunyi di balik tembok puing. Mengira aman, abang becak itu pun melolosi pakaiannya.
Tanpa malu, dia bertelanjang bulat, padahal saat itu masih siang hari bolong. Saya hanya bisa menelan ludah menyaksikan keindahan tubuhnya yang bagaikan patung Yunani. Otot-ototnya terpahat sempurna, atletis sekali. Dadanya bidang, seakan menantang semua orang, 'Pegang saya!' Kontolnya juga luar biasa, panjang dan nampak nikmat. Teriknya matahari membakar tubuhnya sehingga keringat mulai bermunculan. Saya ingin sekali memeluknya dan memintanya untuk mengentotinku, tapi saya tak mau terlihat murahan. Saya mau dia yang datang padaku, dan bukan saya yang datang padanya. Lagipula saya belum tahu pasti apakah dia cowok homo atau bukan. Kalau bukan, muka saya bisa dipermak habis-habisan oleh dia:)
Di balik persembunyianku, kusaksikan si abang becak itu mulai mengocok-ngocok kontolnya. Adegannya berjalan lambat dan erotis. Kontolku juga ngaceng berat dan terpaksa kukeluarkan. Sambil mebayangkan enaknya disodomi oleh abang itu, saya mengocok kontolku seirama dengan irama kocokannya.
"Hhohh.. Hhoosshh.. Oohh.." erangannya terdengar keras. Kulihat kepala kontolnya mulai bocor dengan precum. Kontolku juga sedang basah-basahnya. Kuremas kepalanya dan..
"Oohh.." Precum-ku mengalir kelaur dari kepala kontolku. Erotis sekali.
Kupercepat kocokanku. Naik-turun. Naik-turun. Kontolku terasa makin emngeras saja. Si tukang becak itu juga mulai nampak terengah-engah. Dia pasti akan segera mencapai klimaksnya.
"AARGGHH!!" teriaknya.
CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Pejuh demi pejuh disemprotkan kontolnya. Semprotan pejuh itu mendarat di tanah berdebu satu demi satu.
"OOHH!! UUGGH!! AAHH!! HHOOH!!"
Tubuhnya yang atletis dan mengkilap itu berguncang-guncang bagaikan kuda jantan yang sedang orgasme. Wajahnya menyeringai nampak kesakitan. Namun bukan rasa sakit yang dia rasakan, melainkan rasa nikmat yang tak tertahankan.
"Aahh!! oohh!!" Saya menyaksikan dengan seksama bagaimana pejuhnya muncrat keluar. Ah, andai saja saya bisa menelannya.. Tiba-tiba, badanku sendiri mulai terguncang-guncang. Saya ngecret!
CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Saya hampir saja berteriak karena nikmat tapi kutahan. Saya hanya berani mendesah nikmat saja.
"Hhoohh!! hhosshh!! oohh!! hhoohh!!" Kontolku berdenyut-denyut dengan liar. Namun karena pejuhku terlalu kental seperti jelli, pejuhku jatuh ke tanah seperti agar-agar cair.
"Oohh!! hhohh!! hhoohh!!" desahku lagi. Keringat juga membasahi tubuhku yang masih berpakaian lengkap. Begitu selesai, saya hanya mengelap kepala kontolku dengan bajuku, dan kemudian saya cepat-cepat kabur.
Setelah hari tu, saya makin sering memikirkannya. Saya ingin mendapatkannya, dan harus mendapatkannya! Maka pada suatu hari, saya menjalankan rencana bejatku. Untuk pertama kalinya, saya menaiki becaknya dan minta agar diantarkan ke rumahku. Saya berpura-pura santai dan tidak terlihat mencurigakan. Abang becak tampan itu pun nampak cuek. Sepanjang perjalanan, saya berusaha menutupi kotolku yang ngaceng di balik celanaku. Malu 'kan dilihat orang lain :)
Sesampainya kami di tujuan, saya langsung turun. Kebetulan daerah tempat tinggalku memang sepi. Maka tanpa malu saya biarkan tonjolan celanaku nampak. Abang becak itu melihat tonjolan celanaku dengan mata penuh nafsu. Saya tahu bahwa saya pasti bisa mendapatkan kontolnya! Berbohong bahwa saya tidak punya uang receh, saya masuk ke dalam sebentar sementara dia menunggu di luar. Namun saya sengaja membiarkannya menunggu dna menunggu. Mulai tak sabar, abang itu penasaran dan lalu melongok ke dalam jendela. Saya sudah menebaknya dari tadi. Oleh sebab itu, saya sudah telanjang duluan.
Tanpa malu, saya menelanjangi diriku sebulat-bulatnya di ruang tamu. Saya tahu benar bahwa mata abang becak itu mengikuti setiap gerak tubuhku. Berdiri membelakanginya, saya berpura-pura tidak tahu dan asyik meraba-raba tubuhku. Sengaja kukeluarkan erangan-erangan erotis.
"Aahh.. Oohh.. Oohh.."
Kuusap-usap putingku dan kukocok-kocok kontolku. Ah, sungguh nikmat. Tiba-tiba saya mendengar suara pintu depan dibuka, dan tak berapa lama kemudian, abang becak yang masih muda dan seksi itu pun sudah berdiri di belakangku. Saat saya berbalik dan menatapnya, abang becak itu sudah telanjang bulat. Celana dan kaus usangnya teronggok di dekat kakinya.
Penampilannya saat telanjang persis dengan yang sering kubayangkan dalam fantasi mesumku. Abang becak itu nampak sangat tampan dan seksi. Wajahnya berbrewok tipis, mungkin sudah berumur satu atau dua hari. Sekilas, dia nampak seperti salah satu anggota keluarga aktor tampan Syach. Namun wajahnya lebih menyerupai Teddy Syach, jadi abang itu kupanggil Teddy saja. Dadanya agak bidang dan berperut rata. Bulu-bulu halus tumbuh di sekitar putingnya yang coklat dan tegang. Kontolnya bersunat dan nampak tegang sekali. Kepala kontolnya masih kering, namun saya yakin bahwa sebentar lagi kepala kontol itu akan bocor, sebocor-bocornya.
"Bang, entotin saya donk," pintaku dengan intonasi erotis.
Dada telanjang yang atletis milik si abang becak itu keremas-remas. Ah, nikmatnya bersentuhan dengan dada pria macho. Kulihat si abang becak itu tak berkedip, namun matanya menyiratkan nafsu birahi yang sangat besar. Saat kupalingkan pandanganku ke bawah, kulihat kontolnya sudah ngaceng berat. Kepala kontolnya yang bersunat masih kering dan terlihat kasar. Kontol itu lumayan panjang, sepanjang kontol aktor gay yang sering kulihat di VCD porno.
Tanpa basa-basi, abang becak itu langsung memelukku dan menciumiku dengan penuh nafsu. Ciumannya begitu 'panas' dan bernafsu, seolah dia belum melampiaskan nafsu birahinya selama berbulan-bulan. Bibirku sampai terasa gepeng dicium seperti itu. Tangannya yang kuat menjelajah tubuhku dan meneliti setiap lekuk tubuhku. Sesekali putingku dipelintir dna kontolku dikocok-kocok. Saya hanya mampu menahan napas sambil menikmati semua tindak tanduknya yang bejat. Saya ingin dia memperkosaku. Saya ingin menyerahkan tubuhku untuk dia pakai, untuk memuaskan hasrat homoseksualnya. Lagipula, saya terlahir untuk dipakai cowok. Untung bagi mereka, saya tidak menagih ongkos servis:) Mungkin lain kali, saya harus mengganti biodataku saat mengisi kolom hobby. Mulai sekarang akan kutulis 'Hobby: Dientotin cowok berkontol besar' ;)
Si 'Teddy' mulai mendorongku ke bawah. Saya tahu, dia ingin dihisap. Dengan sigap, kulayani nafsu bejatnya itu. Tanpa ragu, kumasukkan kepala kontolnya ke dalam mulutku.
"Aahh.." dia mendesah saat kepala kontolnya kubungkus dengan lidahku.
Lidahku memang ahli. Teddy merasa seolah-olah lidahku seperti tangan yang sedang mencoli kontolnya. Dan rasanya memang nikmat sebab Teddy sampai kelojotan seakan-akan dia akan orgasme.
"Aahh.. Hisap terus.. Oohh.. Dasar homo.. Aahh.. Sukanya liat kontol cowok.. Aahh.. Sekarang sedot kontol gue.. Aahh.."
Teddy berkata-kata jorok dan kasar, membuatku semakin terangsang. Saya memang ingin agar dia memakai tubuhku.
"Aahh.." erang Teddy.
Sesekali dia gantian dia yang menyodok-nyodok mulutku dengan kontolnya. Saya sudah terbiasa maka saya tidak muntah. Teddy nampaknya senang diservis seperti itu. Kalau dia senang, saya pun senang. Kontolku yang ngaceng mengeluarkan precum yang jatuh menetes ke lantai. Sementara kontol Teddy sudah membasahi mulutku dengan berliter-liter precum. Cairan precum-nya terus saja keluar seolah-olah dia sedang kencing. Belum pernah saya menghisap kontol seperti itu. Tapi saya suka, sebab rasa precum jauh lebih enak dibanding pejuh.
Kusedot kepala kontolnya lebih kuat, untuk mendapatkan lebih banyak precum. Teddy mengerang-ngerang dan napasnya mulai menderu-deru. Abang becak tampan ini akan segera berorgasme. Saya makin mengerjain kontolnya sampai akhirnya dia tak tahan lagi. Pemuda itu pun berteriak-teriak, menyuarakan orgasmenya.
"AARRGGHH!! OOHH!! AARRGGHH!! OOHH!!"
Pejuhnya terlontar ke dalam mulutku dan langsung kutelan dengan perasaan bersyukur. Rasanya nikmat sekali. Teddy terus--menerus mengerang dan mengejang sampai pejuhnya habis sama sekali. Kemudian, tubuhnya yang telanjang bersimbah keringat itu pun melemas.
Saya berdiri kembali dan menciumi mulutnya. Sisa-sisa pejuhnya masih menempel di langit-angit mulutku. Dengan lapar, teddy menjilati bagian dalam mulutku dan menghabiskan sisa pejuhnya itu. Wah, Teddy memang homoseksual benaran.
"Makasih atas servis loe.. Aahh.." bisiknya smabil memelintir putingku kembali.
"Tapi gue belum sempat ngentotin loe.. Mau 'kan dingentotin kontol gue ini?" tanyanya sambil menggosok-gosokkan kontolnya ke perutku.
Saya hanya mendesah dan membalikkan tubuhku. Dengan patuh, saya mengambil posisi gaya anjing di atas lantai dan menunggu serangan kontolnya.
"AARRGGHH!!" erangku, hampir jatuh.
Kontol Teddy memaksa masuk dengan kecepatan penuh. Saya merasa seperti ditusuk tombak. PLOP! Kontol itupun masuk, namun anusku berkobar dengan rasa sakit. Tanpa menunggu, Teddy langsung menggenjot badanku. Dengan penuh nafsu, dia meraba-raba tubuhku seraya mengerjain lubang anusku. Kontolku juga ak luput dari tangannya.
"AARGGHH.. AARRGGHH.. OOHH.. AAHH.." erangku saat Teddy sibuk mengentpotin saya.
Rasanya memang enak. Kontol itu bergerak masuk dan keluar, melonggarkan anusku. Tetesan precum melumasi jalannya sehingga Teddy lebih mudah mengentotinku. Saya hanya bisa mengerang-ngerang seperti gigolo 'bottom' murahan. Kubiarkan nafsu mengendalikan diriku. Ah, nikmatnya dingentotin kontol! Tubuh kami berguncang-guncang, seirama dengan sodokkan kontolnya.
"AARGH!! AAGHH!! AAHH!! AARRGGHH!!"
"Aahh.. Gue ngentotin loe.. Aahh.. Loe doyan kontol kan? Aahh.. Gue pake badan loe.. Aahh.. Gue perkosa lobang loe.. Aahahh.. Dasar homo rendahan.. Aahh.. Mau aja diperkosa ama gue.. Aahh.. Aahh.." racau Teddy, sambil meraba-raba badanku.
Semakin dia berkata yang macam-macam, semakin dia merangsang nafsu homoseksualku. Saya senang dipakai olehnya dan ingin agar dia menuntaskan orgasmenya di dalam badanku, tanpa kondom! Lagipula, dia memang lagi mengentotin pantatku tanpa kondom :)
Tiba-tiba Teddy mulai kelojotan dan mengerang-ngerang. Wah, pejantan ini akan ngecret sebentar lagi.
"AARRGGHH!! BANGSAT! AAHH.. GUE SAMPE.. AARRGGHH..!!"
CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRREETT!! CCRREETT!! CCRROOTT!! Pejuh Teddy yang panas dan putih kental ditembakkan berkali-kali masuk ke dalam rongga tubuhku. Pejuh itu terasa hangat di dalam tubuhku. Enak sekali.
"AARRGGHH!! OOHH!! UUGGHH!! AAHH!!" Beberapa tetes pejuh bocor keluar saat kontolnya bergesekan dengan nausku. Dan kemudian, saya pun ngecret.
"AARRGGHH!!"
CCRROOTT!! CCRROOTT!! CRROOTT!! CRROOTT!! Pejuhku tersembur keluar, jauh ke depan, mengotori lantai. Teddy senang melihat diriku yang sedang kesakitan menahan orgasme. Demi menambah kesakitanku, dia sengaja mencubit putingku dan menyodok-nyodokkan kontolnya.
"AARRGGHH!! AARRGGHH!! AARRGGHH!!" CCRROTT!! CRROOTT!! Tubuhku mengejang-ngejang dan menggelepar-gelepar selama beberapa saat seperti ikan kehabisan air, lalu semuanya kembali normal.
Terengah-engah, kami berbaring di atas lantai yang penuh dengan sperma. Kami saling memeluk dan merasakan kehangatan tubuh masing-masing. Tentu saja, selama itu kami juga sibuk berciuman dan saling meraba. Kemudian, Teddy bangkit dan menciumiku. Katanya saya tidak perlu membayar ongkos becaknya sebab saya sudah membayarnya dengan lobang anusku. Sejak saat itu, saya menjadi cowok simpanan Teddy. Kapan pun dia ingin melmapiaskan nafsu birahinya, dia akan mengentotiu sampai saya berteriak minta ampun. Kebayang gak sih enaknya dientot Teddyy?? ;)
TAMAT