Bersetubuh dengan ibu kandung - 2

Bookmark and Share
Persetubuhan dan hubungan kami berjalan lancar selama dua tahun tanpa ada yang curiga atau mengetahuinya. Sampai suatu hari, bulan Oktober 2000 ibuku telah berumur 41 tahun tapi tubuh dan wajahnya masih tetap fit, dan seksi, walaupun ada sedikit keriput dan lipatan kecil di wajahnya, namun semua itu malah menjadikan ibuku makin sensual dan dewasa. Sedangkan aku berumur 20 tahun. Suatu hari aku dan ibuku mulai merasakan getara-getaran dan keinginan untuk bercinta lagi. Malam itu pembantu kami pulang ke kampungnya dan adik perempuanku belum pulang. Aku yang merasa bebas mulai merayu dan menggoda ibuku, dan ibu pun menanggapi rayuanku dengan sensualitas yang ibu punya. Kami kemudian telah berpelukan mesra dan berciuman dengan hotnya, sambil berciuman kami membuka pakaian kami dan tanpa sadar kami telah telanjang. Setelah melakukan oral seks yang ibuku sangat senangi, aku mulai menusuk lubang kemaluan ibuku dengan batang kejantananku yang menurut ibu makin nikmat.

Aku terus menggoyang pingulku naik turun dan ibu mengimbanginya dengan goyangan pinggulnya, setelah beberapa saat ibuku mencapai orgasmenya yang kedua setelah pada oral seks tadi ibu telah orgasme. Saat itu posisiku sedang menindih tubuh ibuku yang kelelahan karena ibuku baru orgasme, aku terus menggoyang pinggulku mengocok batang kemaluanku di dalam lubang kemaluan ibu, dan mungkin karena staminanya yang mulai berkurang ibuku hanya pasrah, aku mengocok terus dan membiarkan aku menusuk lubang kemaluannya dengan batang kemaluanku yang besar. Tanpa aku sadari ibuku melirik ke arah pintu kamar dan ternyata di situ telah berdiri asyik perempuan yang sedang memperhatikan kegiatan kami. Aku kaget tapi nafsuku masih mengalahkan rasa kagetku dengan kenikmatan lubang kemaluan ibuku yang masin basah. Ibuku menyuruhku memperlambat tusukanku dan dengan masih pada posisiku menindih tubuhku ibu bilang, "Sayang.. tuh ada Vika kalau dia mau kamu terusin aja sama Vika, Mami mau istirahat dulu," aku masih menggoyang pinggulku namun sekarang dengan perlahan. Ibuku bilang, "Vika sayang, sini kita gabung aja sekalian.." ajak ibuku pada adikku. Aku pun seperti mendapat angin bilang pada asyikku, "Vik.. kalo enggak mau aku habiskan sama Mami aja.." sambil mengerang kenikmatan. Seperti dihipnotis adiku Vika yang baru masuk kuliah berjalan menuju ke arah kami berdua, dan ibu menyuruhku agar aku mencabut batang kemaluanku dari lubang kemaluannya. Saat aku cabut batang kemaluanku berdenyut karena sedang enak-enaknya dijepit, harus dicabut. Ibuku kemudian menuju Vika yang sudah berada di samping tempat tidur, kemudian menciumnya dan meremas payudara adikku itu, dan sepertinya Vika setuju dan kemudian dia naik ke ranjang dan aku pun mencium bibir Vika. Hangat dan penuh sensasi saat kucium bibir adikku.

Aku mencoba meremas payudaranya yang agak kecil dibanding ibuku tapi terasa payudara Vika lebih kencang dan padat. Aku meminta dia membuka kaos ketatnya, memang Vika adalah gadis masa kini, wajahnya cantik dengan kulit yang halus dan mulus, juga putih dan bersih. Rambutnya hitam sepunggung dan tubuhnya yang tinggi semampai, lebih tinggi dari ibuku dan pinggul yang tidak terlalu besar, tapi mempunyai payudara yang serasi dengan tubuhnya yang seksi. Ukuran bra-nya mungkin 34B karena terlihat saat dia melepaskan kaosnya dan terlihat dadanya yang busung ke depan dan terlihat sangat indah. Vika tersenyum saat melihat batang kemaluanku yang besar dan berdenyut, aku mengira Vika sudah tidak perawan lagi, karena saat dia mulai menghisap batang kemaluanku dia terlihat tidak kaku dan sangat profesional. Bibir dan mulutnya yang kecil seakan tidak muat untuk melahap batang kemaluanku yang besar, hisapannya kuat dan nikmat walau tidak sekuat dan senikmat hisapan ibuku, Vika terus mengocok dan menghisap batang kemaluanku sementara aku mendesah dan meringis keenakan menikmati sedotan adikku, dan sambil kubelai rambutnya.

Setelah Vika puas, aku kemudian membaringkan tubuhnya di sebelah ibuku yang hanya memperhatikan kedua anaknya berhubungan seks. Aku membuka bra Vika, dan keluarlah gunung kembar Vika yang putih dan kencang dengan puting yang masih merah segar. Kuremas gemas payudara Vika sambil kuhisap putingnya, adikku hanya melenguh dan mendesah pelan saat kuhisap dan gigit kecil puting susunnya. Aku jadi bingung, dia mau tidak kalau aku setubuhi. Aku yang tadi hampir orgasme di lubang kemaluan ibuku sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke lubang kemaluan Vika. Dengan agak kasar kubuka celana panjangnya dan CD-nya sekaligus, Vika menjerit kecil dan ibu mengingatkanku agar tidak kasar pada adikku. Aku melihat pemandangan yang sangat indah tidak kalah indahnya saat aku pertama kali melihat pemandangan indah selangkangan milik ibuku dulu. Lubang kemaluan adikku dipenuhi bulu-bulu halus yang lebat tapi tertata rapi. Aku sudah tidak tahan lagi, kuhisap dan kujilat lubang kemaluan milik adikku itu, Vika mengejang dan bergetar saat kujilat klitorisnya, dia mulai mendesah kenikmatan, dan ternayata Vika lebih cepat orgasme dibanding ibuku. Terlihat saat kujilat dan kuhisap lubang kemaluannya, lubang kemaluannya mengeluarkan cairan kental hangat yang langsung kuhisap habis.

Setelah kuhisap semua cairan lubang kemaluan adikku, aku bangun dan kemudian berlutut tepat di selangkangan Vika, aku mengangkat pinggul Vika sedikit dan dengan agak berjongkok dengan tumpuan di lututku pantat Vika, kusimpan di dadaku hingga lubang kemaluan Vika tepat berada di depan batang kemaluanku yang terus berdenyut. Dengan sedikit seret dan dorongan yang agak keras, kumasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan adikku yang masih terasa seret dan menggigit, kenikmatan otot lubang kemaluan dan seretnya liang senggama Vika memang lebih nikmat dari lubang kemaluan ibuku, namun aku merasakan sensasi yang lebih dasyat saat aku menyetubuhi ibuku. Ternyata Vika yang saat aku "garap" tubuhnya hanya diam dan mendesah kecil, saat batang kemaluanku penuh mengisi lubang kemaluannya, Vika mulai menggila. Desahannya malah semakin keras dan sensual. Tubuhnya bergoyang seperti penari ular, dan goyangan pinggulnya bergoyang sangat dasyat. Aku yang tadi akan menguasai "permainan" hampir kalah dan dikuasai oleh Vika.

Beberapa saat Vika menguasai permainan kami. Dengan posisi yang sama saat kutusuk batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Vika, Vika langsung menguasai permainan, pahanya dijepitkan ke pinggangku, pinggulnya berputar membuat batang kemaluanku yang ada dalam lubang kemaluan Vika seperti dipilin-pilin nikmat. Akh.. gila juga adikku ini. Aku terus memompa pinggulku meladeni putaran pinggul Vika, dan tangannku mulai beroperasi, payudara Vika yang terus bergoyang kuremas dan kumainkan puting susu Vika dengan jariku. Vika mendesah dan terus menjerit kecil saat permainan mulai kukuasai kembali, sambil kukocok batang kemaluanku di lubang kemaluan Vika, tanganku meremas dan memainkan putin Vika. Sementara kuhisap dan ciumi biibir Vika yang sensual, tipis dan merah menantang. Sesekali kuhisap putingnya yang membuat dia merem-melek, dan posisi itu berubah dengan Vika menungging dan aku menusuk dari belakang. Dengan posisi ini aku lebih leluasa meremas payudara Vika yang menggantung, pinggulnya kembali berputar dan maju-mundur mengimbangi kocokan batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang makin basah dan nikmat. Kemudian gerakan Vika makin cepat, erangan dan desahan Vika makin kuat dan keras. Vika meraih tanganku dan meletakannya di payudaranya agar aku meremasnya dan dengan goyangan pinggul yang dasyat tubuh Vika mengejang dan bergetar, dan dia memekik tertahan dan kurasakan cairan hangat membanjiri lubang kemaluan Vika dan membasahi batang kemaluanku tanda Vika sedang orgasme, dan tiba-tiba tubuhnya yang tadi liar tergeletak lunglai. Aku melihat mata Vika terpejam saat kucium lehernya, sedangkan goyanganku pun aku perlambat agar Vika merasakan semua kenikmatan yang dia baru rasakan. Kubelai pinggangnya dan pinggulnya, dan dengan sekali gerakan kuputar tubuh Vika sehingga posisi kami kembali berhadapan tanpa aku mencabut batang kemaluanku di dalam lubang kemaluan Vika. Aku merasakan jepitan yang sangat nikmat saat kuputar tubuh adikku tadi.

Kini kaki Vika kusandarkan di bahuku hingga dia benar-benar mengangkang dan dengan leluasa kuhabiskan sisa-sisa tenagaku untuk menghabisinya di dalam lubang kemaluan adikku, dan tidak lama dalam batang kemaluanku ada desakan dari dalam dan.. "Cret.. cret.. creet.." air maniku tumpah di dalam lubang kemaluan Vika, saat itu aku mendesah dan mengerang keenakan. Lalu kurebahkan tubuhku di atas tubuh Vika dan sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu kucium lembut dan mesra bibir Vika dan Vika pun membalas ciumanku dan kami berciuman dengan mesra. Keringat kami membasahi tempat tidur dan kemudian ada suara, "Aduh ini anak Mami, keasyikan main sampai Mami dilupain gini.." sahut mami menggoda kami berdua yang memang dari tadi lupa kalau di sebelah kami berdua ada mami yang masih telanjang dan menonton aksi kami kakak-adik bertempur. Aku langsung mencabut batang kemaluanku dari lubang kemaluan Vika yang basah kuyub, dan kemudian ibu mengulum batang kemaluanku membersihkan cairan maniku dan cairan lubang kemaluan Vika. Aku dan Vika tersenyum pada mami, dan kami kemudian berbaring di satu ranjang, dengan aku di tengah mereka. "Vik.. ternyata kamu kuda liar juga, padahal waktu gue garap body lo, lo diem aja.." godaku pada adikku, Vika hanya tersenyum dan bilang, "Mam.. makasih udah ngajak Vika gabung, kalo enggak rugi Vika enggak tau kalau Kak Bobi dasyat banget.." Kami bertiga pun tertawa, lalu ibuku bilang, "Bob, kalau Mami capek atau kalau ada Papi, kamu tidur sama Vika saja, asal jangan ribut banget saja kayak tadi.." Aku cuma senyum kecil sambil kucium adikku. "Dan kalo enggak ada Papi kita tidur bertiga aja.." ajak Vika. Aku sangat setuju dengan ajakan Vika.

Kami bertiga tidur seranjang hingga pagi, dan pagi hari kami main lagi bertiga di dapur, dan mulai saat itu kami terus melakukannya sampai sekarang, dimana kami mau dan kapan kami mau kami pasti melakukannya, dengan motto kapan saja, dimana saja kami bermain. Sekitar dua bulan setelah aku main pertama kali dengan Vika, dan saat kami bersetubuh, Vika bilang kalau dia lagi hamil dua bulan, dan dia bilang dia hamil sama aku, soalnya dulu waktu pertama kali berhubungan dia itu lupa bilang kalau dia biasa main sama cowoknya, cowoknya harus pakai kondom, sedangkan dulu aku "muncratin" maniku di dalam lubang kemaluan Vika. Jadi, pertama aku hamili ibuku yang digugurkan, sekarang aku hamili adikku dan dia bilang mau digugurkan dan aku setuju sekali, soalnya aku tidak mau punya anak dari adikku dan Vika tidak mau punya anak dari aku, kakaknya. Gila!

TAMAT