Diusap-usap celana dalamnya dengan perlahan, seirama musik yang masih mengalun. Kepalanya tengadah disandarkan ke kursi, seakan ia menikmati usapan-usapannya sendiri. Desahannya bertambah keras. Posisinya membuat dadanya membusung, meskipun putingnya masih tertutup kemeja, membuatku menelan ludah. Kubuka resleting celana, akupun mulai mengusap-usap kejantananku yang sudah membesar. Tatapannya semakin sayu, gerakannya semakin menjadi, bak striptease professional. Kutatap Cleo dengan pandangan membara. Perlahan ia berdiri, dibalikkannya tubuhnya, kemeja diturunkannya hingga di ujung tangan, dibiarkannya meluncur begitu saja. Lepas! Terlihat punggungnya yang putih bersih. Ditundukkannya badannya, tangan kirinya memegang ujung kursi, diarahkannya pantatnya ke mukaku. Sambil tangan kanannya mengusap-usap perlahan. Disini aku sudah tidak tahan lagi hingga kugigit kecil bongkahan pantatnya.
"Oughh..", pekiknya terkejut.
"Eh.. kan nggak boleh nyentuh", ujarnya protes.
"Tega banget sih, Cleo", suaraku memelas, kembali senyum nakal terukir di bibirnya.
Digeserkannya kursinya menjauh. Dihempaskannya pantatnya ke pangkuanku. Kubuka kakiku lebih lebar. Digoyangkannya pantatnya berputar-putar menggesek-gesek kemaluanku yang telah mengeras seperti batu. Cleo semakin terhanyut dengan gerakan-gerakannya yang mungkin hanya Inul yang mampu melakukannya.
Akupun tak lagi sanggup menahan desahanku.
"Ssff.. uuhh..", desahku tertahan.
Aku tak tahan ingin segera menyentuh kewanitaannya, aku memintanya dengan penuh harap dan.., Cleo mengijinkan permintaanku. Jari-jariku menjamah kewanitaannya yang sudah basah dan menggesek-gesek klitorisnya dari balik celana dalamnya. Cleo menggelinjang. Gerakannya semakin bertambah, membuat gesekanku semakin cepat. Tanganku yang lain meremas-remas buah dadanya yang kenyal. Nafasku memburu penuh birahi. Cleo rupanya sudah tahan lagi. Dibalikkannya badannya. Terbawa gairahnya yang membara, dijilatnya mukaku dengan tak beraturan. Dikecupnya, dijilatnya. Akupun turut larut terbawa nafsunya.
"Lick me.., lick me..", pintaku di tengah-tengah jilatannya.
Dijilatnya telingaku, digigitnya perlahan kemudian dihisapnya keras-keras. Dijilat-jilatnya bibirku tanpa mencium. Lidahnya bergerak-gerak jalang dengan birahi semakin memuncak. Aku memintanya untuk menjilat lebih ke bawah, lidahnya mulai turun menjilat leherku dengan penuh nafsu. Semakin turun, dadaku menjadi bulan-bulanan lidahnya yang semakin liar. Gigitan kecilnya di puting susuku membuat nafsuku semakin menjadi-jadi.
"Ssff.., Cleoo.., aaugghh.., more.., moree.."
Perutku tak lepas dari jilatannya dan semakin kebawah. Celanaku dibukanya dengan tergesa-gesa seolah ingin segera mendapatkan isinya! Begitu celana dalamku dibukanya, keluarlah kejantananku yang sudah membesar. Cleo kembali melanjutkan jilatannya, tidak langsung ke batangku. Dijilatnya dengan halus bawah perutku. Diangkatnya batang kejantananku dan ditempelkannya ke perutnya. Dijilatnya buah kenikmatanku. Dikulumnya halus, dibiarkannya di dalam mulut tanpa dihisap.
"Aaghh..", akupun memekik karena nikmatnya.
Dibukanya kakiku lebih lebar dan kembali menjilat buah kenikmatanku. Aku mendesah sambil terus mengelus-elus rambutnya.
"Want me to lick your dick?", tanya Cleo menggoda.
"Pleassee..", hanya itu yang mampu kukatakan.
Batang kejantananku dijilatinya lembut centi demi centi. Aku kembali memekik merasakan kehangatan lidahnya. Seluruh kejantananku habis dijilatinya dan semakin lama jilatannya berubah menjadi jilatan rakus. Dan akhirnya.., semua batang kenikmatanku ditelan dalam-dalam ke mulutnya.
"Aauugghh..", aku memekik keras merasakan sensasi mulutnya.
Dihisapnya kejantananku dalam-dalam, keluar, masuk, keluar, masuk, keluar, masuk.
"Suck it.., suck it..", pintaku dengan birahi yang semakin menggelegak.
Permintaanku rupanya membuat Cleo semakin garang hingga dia menghisap sekeras-kerasnya dan dengan rakusnya.
"Goodd..", aku semakin terhempas ke dalam kenikmatan.
Kupegang kepalanya. Cleo mengerti, dibiarkannya aku mengatur kecepatan keluar masuk batangku di mulutnya. Kutekan-tekan kepalanya. Semakin lama semakin dalam masuk hingga menyentuh dinding belakang mulutnya. Membuatku semakin menggila.
"Ssff.. STOPP..! I'm going to cum in your mouth!".
"Pleasee, pleasee, pleasee..", Cleo merengek ingin terus menghisap.
"Allrightt.. another minute", kupenuhi keinginannya.
"Pleassee..", rengeknya lagi.
"You want it.., here..! I fuck your mouth..", ucapku brutal.
Aku semakin mempercepat tekanan tanganku di kepalanya. Cleo tidak tinggal diam, lidahnya ikut bergerak-gerak dengan binal di batangku. Oouughh.. nikmatnya. Semakin lama semakin basah mulutnya, ludahnya berjatuhan keluar dari mulutnya. Gerakan tanganku di rambutnya juga semakin tidak beraturan.
"Fuck..fuck..fuckk..you really really a BAD GIRL..BITCH..COCK EATER!" pekikku semakin brutal
Cleo tambah menggila mendengar pekikanku, hisapannya semakin menjadi-jadi. Sesaat kemudian, kuhentikan permainan oral paling nikmat yang pernah kurasakan. Cleo benar-benar liar! Kubawa ia ke tempat tidur. Kurebahkan badanku, dan meminta Cleo berlutut di atas mukaku. Celana dalam mininya masih belum terlepas. Kuselipkan jariku dari samping celana dalamnya. Kuusap-usap kewanitaanya dengan lembut. Pinggulnya bergoyang-goyang-mengikuti usapan2ku dikemaluannya-sambil meremas-remas dadanya sendiri. Cleo sudah dicengkram birahinya. Kumasukan jariku kelubang kenikmatannya yang semakin basah. Kugerak-gerakkan jariku dengan ibu jari menggesek-gesek klitorisnya. Tubuhnya bergoyang-goyang keras hingga akhirnya lemas. Rubuh disampingku.
"Pleasee lick it, Dio.. Dio..", Cleo menghiba dengan masih tergeletak di sampingku.
Aku bangkit dan menarik penutup terakhir di tubuhnya hingga menampakkan gundukan kewanitaannya yang diselimuti bulu-bulu yang terawat rapi. Sangat menggairahkan! Cleo membuka pahanya hingga seluruh kewanitaannya yang kemerahan segera saja kuterkam.
"Ooughh..", jeritnya nikmat ketika lidahku menjilat-jilat lubangnya.
Kubuka lubangnya dengan jariku. Kumasukkan lidahku, menjilatnya dengan rakus. Mulutkupun bergerak liar menghisap dan mengigit-gigit kewanitaannya.
"Aacchh..", badannya bergetar tak tertahankan karena merasakan kenikmatan mulutku.
Aku sangat menikmati vaginanya, bahkan hidungku pun kumasukkan. Cleo terkejut sesaat, tapi kemudian malah menekan-nekan kepalaku. Permainan yang sangat liar. Aku memintanya menekan-nekan terus. Bagai kesetanan, aku kembali menjilat-jilat kewanitaannya dengan jalang. Kurasakan Cleo semakin tak tahan dengan kenikmatan itu. Semakin garang aku menyantap daging lembut di sela pahanya, semakin membawanya ke titik puncak. Kurasakan hentakan-hentakan pinggulnya yang semakin keras, semakin liar hingga akhirnya..
"Dioo.., akuu.., keluaarr.., aagghh..", Cleo menggelinjang hebat.
Menghentak-hentak, menjambak rambutku, menekan kepalaku agar tidak terlepas dari segitiga venusnya. Hingga akhirnya ia terhempas lemas. Dari sela-sela pahanya, kupandang Cleo tanpa berkedip. Iapun memberikan senyuman. Senyumannya yang paling manis.
Kami masih sama-sama berbaring di tempat tidur. Saling berpelukan dan kepalanya disandarkan di dadaku. Beberapa saat kemudian Cleo bangun perlahan. Diambilnya dildo dan oil dari tas.
"Nih dia.., coba deh.., elus-elus hehehe..", disodorkannya dildo itu ke arahku.
"Itu untuk apa?", tanyaku sambil melihat oil.
"Supaya melicinkan jalan..", kerlingnya nakal.
Cleo merebahkan diri lagi di sampingku.
"Gimana?", tanyanya ingin tahu.
Aku tersenyum, sambil terus memperhatikan dildo tersebut dengan teliti.
"Kamu nakal juga ya di tempat tidur", ujarnya kemudian.
"Tapi suka kan..", balasku sambil meletakan dildo dan oil di kasur.
"Bad boy sihh.."
"Kan bad boy nggak bakal jadi kalo nggak ada bad girl-nya", sambil tanganku mengelus-elus dadanya dan memberikan remasan.
"Yee.. dasarnya aja udah bad bad boy", ujarnya sambil sedikit bangun hingga aku bisa melihat wajahnya.
"Coba bilangnya deketan lagi?"
"Badd boyy..", didekatkannya wajahnya.
"Lebih dekett.."
"BAADD BOOYY..", wajahnya semakin mendekat.
Kutarik kepalanya dan kucium bibirnya dengan lembut, penuh perasaan. Lidahku menari-nari di dalam mulutnya, bermain dengan lidahnya. Sementara tanganku meremas bongkahan pantatnya perlahan. Kurebahkan Cleo kembali ke sisiku. Ciumanku bergeser ke bawah, ke lehernya. Kujilat perlahan. Kembali lagi ke telinganya, lidahku menari-nari di dalam telinganya. Dan menyedot perlahan ujungnya. Elusanku di dadanya berubah menjadi remasan. Ciumanku berlanjut turun ke pundak, ke dadanya. Kujilat putingnya perlahan dan kuhisap keras. Tanganku yang lain mengelus-elus vaginanya yang mulai basah lagi.
"Oouughh..", desahnya sambil tangannya mengacak-acak rambutku, Cleo kembali memanas.
Jariku semakin lincah bermain di vaginanya. Dibukanya kakinya lebih lebar. Cleo terlihat sangat menikmati hisapan di dadanya dan tusukan jariku yang semakin dalam masuk ke vaginanya. Ia mengerang keras. Aku semakin mempercepat permainan jari-jariku hingga membuat tubuhnya menggelinjang.
"Yess.. give me all..", erangnya lagi.
Aku sangat menyukai erangannya yang sedang diselimuti birahi.
"Moree.., honey.., more.., yeaach.., shiitt.., I want it.., I want it.., moree Dio pleassee..", pekiknya ketika jari keduaku juga masuk ke dalam lubang kenikmatannya.
"Aaghh.., I want to fuck you. BAD GIRL!"
"Pleasse pleasse.., fuck me.., fuck me.."
Kubalikkan tubuhnya. Kutarik pinggangnya hingga posisinya menungging. Kujilat vaginanya dari belakang kemudian ke lubang anusnya, kembali lagi ke vagina begitu berulang-ulang. Kemudian, kumasukkan ujung lidahku ke lubang anusnya. "Feelss goodd..", lagi-lagi Cleo memekik.
Lidahku masih berputar-putar di anusnya, dan dua jariku masuk lagi ke vagina. Erangannya semakin menjadi-jadi. "Ooghh.. moree.. I want your dickk pleassee..", pintanya memekik.
Kuarahkan batang kejantananku ke vaginanya yang kembali basah. Kumainkan sebentar di mulut kewanitaannya, dan.., bless.., oughh.. nikmat sekali, kurasakan kewanitaannya menjepit kejantananku, kemudian kugoyangkan perlahan. Kuusap pantatnya, kuremas-remas. Kemudian kumasukan ibu jariku ke lubang anusnya. Kupraktekkan apa yang sering kubaca dalam ceritanya di 17Tahun.com. Perlahan ibu jariku masuk ke anusnya, sementara genjotan di lubang vaginanya terus berlanjut. Tubuhnya bergoyang mengikuti irama sodokan batangku. Semakin lama semakin keras. Seirama gerakan ibu jariku yang semakin lama semakin dalam menancap di anusnya.
"More, more, moree..", teriaknya dengan birahi yang semakin tak terkendali.
Nafsuku semakin memuncak mendengar teriakan Cleo. Ibu jariku kucabut, kuoleskan baby oil di lubang anusnya. Kuambil dildo dan kumasukkan dengan perlahan.
"Aagghh.., yess..", erangnya.
"Yeaa.., you like it? Dildo in your hole?!", seruku brutal, membuatnya semakin bernafsu.
Kugerakkan dildo di anusnya, sementara dua jariku menggantikan kejantananku yang menyodok-nyodok kewanitaannya.
"Oohh..", jerit Cleo.
"More.., more.., fuck Mee..", jerit Cleo.
"YOU BITCH! Feel IT!", pekikku sambil mengocok lebih keras.
"Fuck your 2 holes.., hardd!", sambungku lagi sambil menancapkan jari-jariku dan dildo lebih dalam di kedua lubangnya.
"Oohh goshh..", Cleo mengerang keras tak tertahan mengekspresikan kenikmatannya.
Semakin keras aku menyodok kedua lubangnya, semakin Cleo menikmatinya. Pantatnya semakin ditunggingkan, seakan meminta lebih. Tidak kusia-siakan! Kusodok lebih keras lagi.
"Fuck me.. fuck me all the way u wantt..", pekiknya merasakan kocokanku yang menggila.
Bersambung...