"Tetapi ketiak ini sungguh sangat nikmat dalam jilatan lidahku. Biarlah aku melahapi tubuhnya sepuasku. Biarlah kunikmati apa yang kini telah kuraih. Masa bodoh dengan yang lainnya" demikian sebersit pikiran Pak Danu yang kini tenggelam dalam nikmat syahwat tubuh Sophia. Dia tetap yakin Sophia akan menerima lamarannya.
Dia akan ganti memandikan Sophia yang belum mandi ini dengan lidahnya. Bau asem tubuh indahnya sangat merangsang birahinya. Dia tak akan melewatkan se-inchipun tubuh Sophia luput dari lumatan bibirnya. Kini biarlah Sophia yang merasakan nikmatnya 'mandi kucing'. Pak bupati merangseki lembah, palung dan bukit-bukit indah tubuh Sophia dengan hati merana.
Sophia merasa dimanjakan oleh Pak bupati. Pada pagi yang masih dingin ini Pak Danu telah menjemput tubuhnya dengan lumatan bibir dan jilatan lidahnya.'Mandi kucing' yang kemarin dia suguhkan kepada Pak bupati kini dikembalikan lagi kepadanya. Dan Pak bupati benar-benar sangat profesional dengan sepenuh perasaan dia melakukan itu semua.
Dia mendapatkan getaran syahwat yang sangat sensasional saat merasakan betapa bibir dan lidah Pak bupati merambah lubang duburnya. Lidahnya yang terasa mendesaki pusat lubangnya seperti kepala ular yang mematuk-matuk untuk merobek kulit telur penyu yang liat untuk santapan paginya. Lidah itu tak mampu menembusi lubang analnya. Sophia memperdengarkan desahan dan rintihannya yang sangat mengibakan dan membuat Pak Danu menjadi sangat liar.
Pertarungan pagi itu berakhir dengan muncratnya sperma Sophia ke mulut Pak bupati yang langsung dengan gagap dan penuh nafsu dia kunyah-kunyah dan telan habis cairan lengket kental semanis dan segurih kelapa muda itu. Untuk beberapa saat seusai pertarungan pagi mereka bermalas-malasan di ranjang.
Saat sarapan pagi di kamarnya, Pak Danu Roso kembali menyampaikan lamarannya kepada Sophia. Edan.. Sophia benar-benar memainkan peranannya selaku pemegang 'bargenning position' yang hebat. Dia hanya menjawab dengan senyuman manisnya. Sebuah senyuman itu mengandung 'powership' yang hebat pula. Sebagai seorang penguasa di daerahnya, pagi ini Pak bupati berada di benar-benar bawah 'powership'-nya waria Taman Lawang itu.
Pak bupati tidak mampu meyakinkan lebih jauh. Jawaban 'YA' tak kunjung keluar dari bibir Sophia yang cantik itu. Dia tidak tahu bagaimana membaca senyuman itu. Ah, kalau Sophia itu seorang diplomat, pasti dia adalah diplomat yang ulung. Yang dengan senyumannya bisa menjatuhkan lawannya.
Untung Pak Danu bukan orang yang cepat menyerah. Untuk tahap awal keduanya bersepakat akan tetap tinggal bersama hotel ini hingga besok malam. Hari ini Pak bupati akan mengajak Sophia melihat rumahnya di Bintaro Indah. Sophia akan berubah menjadi Sofyan yang disainer iklan itu yang diaku sebagai adik sepupunya. Pak Danu Roso turun ke shopping arcade untuk mencarikan setelan celana panjang dengan T. Shirt untuk Sofyan.
Kini tampillah Pak Danu Roso bersama adik sepupunya pergi bermobil ke arah Bintaro Indah. Sofyan pegang kemudi Audi A3 tahun 2004 untuk menyusuri jalan-jalan macet metropolitan. Walaupun mereka sudah pas berlaku sebagai kakak dan adik sepupunya namun kedua orang ini terus berasyik masyuk menyalurkan roman birahi di sepanjang jalan. Tangan Pak Danu terus menggenggam dan mengelusi kemaluan gedenya Sofyan.
Lumayan. Ini rumah type 76 dengan luas tanahnya yang 200 m2. Rasanya harganya tidak kurang dari 350 juta rupiah. Di garasinya ada VW Beatle 2000. Perabotan rumahnya lengkap dari ruang tamu sampai ke dapur. Rumah itu kosong tanpa penghuni. benar-benar kosong. Yang ada hanyalah penjaga malam yang disewa dari kampung sebelah, Pak Giman panggilannya.
Terus terang Sophia merasa sangat tersanjung menghadapi cara Pak bupati melamarnya. Dia akan menyerahkan rumah ini dengan segala isinya apabila bersedia menerima pinangan Pak Danu Roso.
"Sofyan.. Ehh.. Sophia.., aku hanya minta kesediaan kamu saat aku berada di Jakarta. Di luar itu terpulang kepada kamu. Dan aku berikan semua ini dengan penuh ikhlas untukmu".
Bukan main ucapan Pak Danu itu. Dia heran dan terus terang sejak pertama mendengar apa-apa yang dilontarkan oleh Pak bupati Sophia tidak pernah sepenuhnya percaya. Bahkan terlintas dalam pikiran Sophia bahwa semua ini didapatkan oleh Pak bupati dengan gampang. Mungkin sangat gampang.
Bukankah seorang macam Pak Danu punya banyak kesempatan untuk menjual jabatan dan kekuasaannya. Dan bukan tidak mungkin ini bukan satu-satunya yang dia dapatkan. Bagi Sophia syarat yang diminta Pak bupati tidak akan memberatkan apa-apa padanya. Jadi dia sekarang berpikir,
"Apa salahnya aku terima ini semua dengan catatan kalau suatu saat ternyata timbul masalah, ya.. Enteng-enteng saja aku akan melepaskannya kembali tanpa kecewa atau sakit hati. Hitung-hitung pondokkan gratis, khan?!". Lumayan, tidak perlu mengeluarkan biaya pondokkan yang 1 juta rupiah perbulan itu.
Akhirnya terjadilah kesepakatan bersama itu. Sophia bersedia menjadi 'istri' Pak bupati, khususnya saat-saat Pak bupati berada di Jakarta. Dan Sophia akan pindah ke rumah baru ini.
Yang benar-benar menjadi kejutan bagi Sophia adalah ternyata Pak bupati menyerahkan semua surat-surat rumah dan mobil berikut pernyataan serah terima bermeterai Rp. 6 ribu untuk a/n Sofyan Ganjar sesuai KTP yang selalu dibawa-bawa Sophia kemanapun dia pergi. Jadi ini benar-benar pemberian yang sah dari Pak Danu Roso untuk Sofyan yang adalah Sophia yang dimaksud. Tetapi seperti biasa, Sophia tidak terlampau menunjukkan perasaannya. Dia hanya mengucapkan terima kasih untuk kebaikan Pak Danu kemudian mencium bibir Pak Danu sambil tangannya meremasi penisnya yang membayang dari balik celananya.
Lantas, karena remasan Sophia itu Pak Danu menggandeng tangan dan merengkuh pinggangnya menggelandang Sofyan memasuki kamar tidur rumah baru itu. Ranjang spring bed itu menjadi saksi. Pak Danu menelanjangi Sofyan dan meraih penisnya. Kini dengan penuh ke-sadaran-nya yang disertai dengan gejolak syahwatnya dia menciumi tubuh Sofyan, bukan Sophia. Dia belum pernah mengalami sebelumnya. Dia kini merasakan adanya sebuah sensasi. Dia benar-benar berasyik masyuk dengan sesama lelaki. Ya, lelaki bernama Sofyan ini.
Dalam terpaan sensasinya itu dia kini mengejar kenikmatan syahwat sebagaimana yang dia kejar dan dapatkan tadi pagi. Dia mengulangi apa yang dia lakukan pada Sophia hingga sperma kental Sofyan muncrat tumpah ke mulutnya. Pak Danu melumat dan menjilati seluruh bagian tubuh Sofyan. Dia merasakan betapa nikmat bulu-bulu Sofyan yang terserak di seantero tubuhnya menari-nari dalam lumatan bibirnya. Dia juga heran, betapa tak ada keraguan saat lidahnya menjilati lubang anal Sofyan.
Dari rumah Bintaro mereka melarikan mobilnya ke arah Sukabumi. Sofyan mengajak Pak Danu makan di Restoran Sunda Rasuna (bukan nama sebenarnya) sekitar 3 km sebelum memasuki kota Sukabumi. Bahkan malam itu mereka tidak kembali ke Jakarta. Mereka memilih tinggal semalam di salah satu pondok yang tersedia di Rasuna yang nyaman itu. Kembali Pak Danu dan Sofyan menghabiskan malam-malamnya dengan saling jilat dan saling lumat.
Kembali Sophia atau Sofyan mempersermbahkan paket istimewa untuk Pak Danu. Dengan penuh kelembutan Sophia mengolah kepekaan anal Pak Danu. Diseling dengan jilatan dan lumatan bibir dan lidahnya jari-jari tangannya memainkan lubang yang mudah merangsang syahwatnya itu.
Saat kekhawatiran pupus menjadi keinginan, kemudian keinginan pupus menjadi kebutuhan kemudian kebutuhan pupus menjadi tuntutan, Sophia menggiring tubuh Pak Danu supaya nungging seperti anjing hingga lubang analnya terbuka sementara kepalanya bertelekan ke bantal. Sesaat lamanya dia masih menjilati lubang itu untuk kemudian bangun dengan setengah berdiri.
Kini saatnya Sophia atau Sofyan memenuhi tuntutan syahwat Pak Danu. penis gede Sofyan yang telah siap tegak kaku dengan kepalanya yang licin mengkilat di arahkan ke lubang anal Pak Danu. Dengan sedikit ludah untuk melicinkan, kepala itu pelan-pelan didorongnya untuk menembusi lubang anal itu.
Pada awalnya adalah jerit pedih kecil 'uucch' keluar dari mulut Pak Danu. Kemudian kembali terdengar jerit 'aduh' dan 'jangan' tanpa tolakan yang nyata. Sofyan terus mendorongnya dengan kembali mengoleskan ludah, baik di mulut anal Pak Danu maupun pada kepala penisnya."Relaks, pak, relaks saja.. Lemesin.." Sofyan memberikan arahan pada Pak bupati.
Didorong dan ditariknya berulang-ulang hingga dia merasakan lubang anal Pak Danu mulai terkuak. Dan entah seberapa, ujung penis Sofyan merasakan disambut oleh hangatnya lubang anal Pak Danu Roso. Sofyan memaju mundurkan pantatnya mendorong dan menarik kemaluannya yang senag berusaha memebusi anal Pak Danu. Hingga akhirnya..
Blezz..
Kini yang terdengar dari mulut Pak Danu adalah.. Desah dan lenguh.
"Heecchh.. Terruzz.. Sofyann.. Teruzz" suara yang hanya keluar dari mulut yang sedang ditimpa kenikmatan birahi yang luar biasa. Pada saat seperti itu tak ada lagi bupatinya, yang ada kini adalah Danu Roso yang sedang kerasukkan nikmat syahwat.
Sofyan sangat tahu bahwa kini segalanya telah beres. Dia mulai mengayun dengan penuh irama. Dia juga sangat menikmati tusukkannya. Gaya 'anjing kawin' macam ini sungguh memberikan nikmat yang tak terhingga. Sofyan serasa terbang ke awang-awang, dengan matanya uang setengah merem dia mengayun untuk menapaki jenjang nikmat untuk meraih puncak-puncaknya.
Bagi pada Pak Danu inilah pengalaman pertamanya merasakan penis lelaki lain menusuki lubang pantatnya. Selama ini dia selalu menghindar karena takut kesakitan. Tetapi Sofyan sungguh pintar. Dia bisa menuntun Pak Danu mencoba kenikmatan sensasional ini. Memang pada awalnya yang dirasakan adalah sakit yang luar biasa. Tetapi itu hanya sesaat. Dan pada tahap berikutnya sakit itu bergeser menjadi rasa gatal penuh rangsangan yang sangat menggodanya.
Pada saat itu dia mulai pengin sepenuhnya menerima kehadiran penis Sofyan dalam analnya. Dia berusaha lebih relaks dan melemaskan ketegangan pada pantatnya. Hingga mulai terasa katup analnya membuka. Kemudian kepala kemaluan Sofyan yang licin menyibak masuk untuk menembusinya. Dan berikutnya adalah rasa yang sungguh bukan main..
Rasa itu langsung mendongkrak hasrat birahinya. Belum pernah Pak Danu didatangi rasa syahwat macam ini. penis gede Sofyan itu pelan-pelan terus mendesak dan menguak lubang duburnya. Dinding-dinding anusnya terasa semakin mencengkeram. Dan keluarlah desah dan lenguhnya yang penuh nikmat tadi.
Apa yang terjadi berikutnya adalah sebuah paduan gerak dan nyanyian birahi. Pak Danu yang bergaya anjing nungging memaju mundurkan pantatnya dan Sofyan sebagai 'joki' mendorong dan menarik penis gede panjangnya. Dendang nikmat dalam bentuk desah, rintih atau lenguh saling bersahut dari mulut-mulut Sofyan maupun Pak Danu. Dan itu berlangsung dengan intensitas yang semakin meninggi.
Saat irama waltz berubah jadi cha-cha, kemudian cha-cha berubah menjadi tango, berikutnya dari tango menjadi rock dan akhirnya rock menjadi hard-rock, maka tahulah semuanya. Mereka kini sedang berkejaran menuju puncak nikmatnya. Panas dan pedih analnya menerpa karena hunjaman bertubi dari penis Sofyan tak lagi menjadi hambatan untuk terus mengimbangi dan menjemputi keluar masuknya penis gede itu. Demikian pula Sofyan. Lubang anal 'perawan' Pak Danu yang sempit itu terasa meremasi batang penisnya dan juga membuatnya linu dan pedih. Tetapi kenikmatan pacuan itu tak akan pernah berhenti.
Nampak dari kejauhan garis final telah melintang. Pak Dany merasakan urat-urat pada dinding analnya semakin keras mencengkeram penis Sofyan. Dan sebaliknya Sofyan merasakan betapa cadangan spermanya kemungkinan akan terkuras muncrat habis-habisan dalam lubang anal Pak Danu.
Kini hasrat syahwatnya tanpa ragu merenggut rambut Pak bupati. Tangannya memegang seperti seorang joki memegang surai kudanya. Dia tarik rambut itu sambil penisnya menghunjam-hunjam lebih dalam lagi ke analnya. Teriakan kesakitan Pak Danu tak menyurutkan nafsunya yang sudah menimpa bak prahara yang tak terelakkan.
Pak bupati heran. Perlakuan kasar Sofyan justru membuat syahwat birahinya melonjak hebat. Tiba-tiba rasa yang begitu nikmat hadir dari helaan tangan Sofyan pada rambutnya. Rasa pedih pada kulit kepalanya mengalir turun merangsang darah di seputar selangkangannya. Rasa pedih di kepala itu berubah jadi nikmat syahwat. Rasanya dia ingin diperlakukan dengan lebih kasar lagi. Tetapi yang terjadi berikutnya justru sensasi baru yang lain. Rentetan kekasaran yang lain disemprotkan Sofyan kepada Pak Danu. Kini rangsangan syahwat mengalir deras melalui telinganya,
"Ayoo, anjingku, rasakan penisku ini. Ayoo.. Rasakan.. Ayoo anjing kau.." ucapan kasar dan sangat kurang ajar keluar dari bibir indah Sophia.
Dan akibatnya sungguh bukan main. Prahara birahinya menerjang sanubari Pak Danu. Prahara itu mendorong tubuh Pak Danu untuk menggoyang pantatnya lebih kencang menjemputi tusukkan penis Sofyan. Dunia seakan berpusing. Keringat Pak Danu rembes dari seluruh pori-pori tubuhnya. Pak Danu seperti kemasukkan jin. Mulutnya meracau hebat.
"Teruzz, enakk, penismu enak bangett.. penismu enakk.. penis Sofyaann.. Enakk.."
Tetapi tubuh Pak Danu langsung luruh dan rubuh. Kain seprei Rafflesia basah oleh keringatnya.
Bersambung...