Nama saya Maria, 18 tahun, Kejadian ini bermula pada bulan April 1995 di rumah saya di Jakarta Selatan, ketika itu usia saya baru 11 tahun. Saya berasal dari keluarga berada dan ayah saya seorang dokter spesialis THT.
Ayah saya sangat menyayangi saya dan memang saya adalah anak tunggal. Pada awal bulan Maret 1995, ibu saya pergi ke Kalimantan untuk kerja dinas dari kantornya selama 2 bulan.
Selama 1/2 bulan pertama keadaan biasa-biasa saja, hanya saja saya melakukan kesalahan yang tidak saya sadari yaitu saya menjadi senang memakai daster tipis yang sebatas lutut saja tanpa memakai BH. Ibu saya memang selalu menganjurkan saya untuk memakai BH semenjak 2 bulan yang lalu karena usia saya mulai menginjak 11 tahun. Tetapi karena saya terlalu cuek, maka saya tidak memakai BH saya karena terasa panas kalau dipakai.
Tapi setelah 1/2 bulan kepergian Ibu saya ke Kalimantan, saya mulai memperhatikan gerak gerik ayah saya yang kadang-kadang memperhatikan ke arah paha saya kalau saya sedang menonton (saya suka menonton di lantai dengan mengangkat sebelah kaki saya), tapi saya tidak menghiraukan itu semua.
Kadang pula ketika saya sedang mengerjakan PR ayah saya suka melirik ke arah belahan daster saya. Saya tahu buah dada saya akan terlihat oleh ayah, yang pada saat itu dada saya masih kecil tapi sudah mulai agak terbentuk. Tapi saya berpikir, kenapa harus malu, khan ayah saya sendiri??
Pada suatu hari saya merasa tidak enak badan. Saya mengatakan ke ayah saya untuk tidak sekolah saya besok. Lalu pada malam harinya ayah saya meminta kepada saya untuk membuka daster saya supaya dipijit saja agar lekas sembuh. Mulanya saya merasa agak risih juga sih.. tapi yah sudahlah! Lalu saya membuka daster saya dengan badan membelakangi ayah saya..soalnya saya agak malu juga!! lalu saya tidur tengkurap dengan hanya memakai CD saja. Ayah saya lalu memijit betis saya dengan lembut dan perlahan-lahan kearah paha saya. Saya merasa geli juga soalnya pijitannya itu lebih pantas disebut belaian!
Lalu tangan ayah saya mulai merayap ke arah pangkal paha saya. Di situ saya merasa perasaan campur aduk antara geli, risih, malu dan nikmat! Saya jadi bingung, jantung saya berdebar-debar, keringat mulai keluar. Sesekali jari ayah saya menyentuh belahan vagina saya yang masih tertutup CD. Saya menengok ke arah kanan saya..astaga! ayah saya tidak memakai CD di balik belahan celana pendeknya! Saya melihat sebuah "ular" yang berotot, tegang dan besar dengan kepalanya bewarna pink.
Tiba-tiba tangan ayah saya merayap ke dalam CD saya dan menyentuh vagina saya.
"Geli yah!" kataku
Lalu dia menjawab,
"Ria..biar ayah buka saja celana dalammu supaya ayah bisa memijit bagian pantatmu, soalnya penyakitnya mungkin ada di bagian tulang ekor kamu!".
Saya menganggukkan kepala saya lalu ayah membuka CD saya (tubuh saya masih tengkurap saat itu). Lalu dia mulai memijit pantat saya dengan lembut dan perlahan. Tangannya kadang membuka belahan pantat saya..saya jadi malu juga..pasti terlihat anus dan belahan vagina saya! Dia lalu berkata:
"Ria coba balikkan badanmu supaya ayah bisa memijit perutmu".
Saya bingung! Akhirnya saya membalikkan badan saya dan terlihatlah dada saya yang mulai terbentuk sedikit dengan pentil bewarna merah jambu dan vagina yang belum tumbuh 1 bulu pun! Ayah saya mulai memijit perut saya lalu ke dada saya dan menyentuh puting susu saya.
"Geli yah!" kata saya.
Lalu ayah saya menurunkan tangannya ke perut saya lagi dan akhirnya ke bagian vagina saya dan sekali lagi saya berkata
"Gelii yahh!"
Lalu dengan tenang dia berkata:
"Ria..tenang saja, ayah kan dokter, jadi ayah tahu cara menyembuhkan kamu..biar ayah lihat bagian dalam vagina mu, mungkin disitu ayah bisa ngeliat gejala penyakitnya"
Saya heran..kok ngeliatnya di dalam vagina saya padahal saya kan cuma nggak enak badan!
Yah sudah! akhirnya saya melentangkan kedua kaki saya. dia mulai membuka bagian vagina saya dengan jarinya. Terlihatlah sudah seluruh bagian dalam vaginaku! Malu, risih, nikmat, dan perasaan sedikit sakit terasa dalam hatiku, saya hanya bisa menutup mata saya!
Tiba tiba saya merasa ada belaian yang basah di vaginaku..astaga! dia menjilat vaginaku..malu dan nikmat bercampur menjadi satu. Saya hanya bisa melenguh saja dan memegang kepalanya. Lalu kepalanya berpindah ke dadaku dan menghisap puting susuku. Nikmatnya! geli dan nikmat!
Akhirnya dia membuka baju dan celana pendeknya dan menyodorkan batang zakarnya ke mulutku,
"Ria..hisaplah penis ayah, enak kok! jangan malu-malu, saya khan ayah mu sendiri!"
Lalu saya mulai menjilat-jilat, dan akhirnya mengulum sebagian zakar ayahku (soalnya penis ayahku besar). Tangannya juga membelai sebelah dadaku dan vaginaku.
Dia mengubah posisi ke atas tubuhku sambil memegang ke-2 kakiku dan berusaha memasukkan batangnya ke mulut vaginaku! Tapi dia kelihatannya kesulitan, lalu tangannya memegang zakarnya dan mendorong zakarnya dan akhirnya tembuslah kepala zakarnya ke mulut vaginaku. Aku merasa kesakitan
" Sakit yah!"..tapi itu hanya sementara.
Saya merasa nikmat kemudian! Dia mulai menghempas-hempaskan tubuhnya dan saya hanya pasrah sambil menikmati goyangan tubuhnya.
Akhirnya saya merasa ingin kencing tapi kencing kali ini beda! Terasa nikmat kencing saya dan saya merasa lemas.
"Ngilu yah"
itu yang saya katakan karena dia saya masih saya bergoyang diatas badan saya. "Sebentar lagi sayang"
Tiba-tiba dia memegang dengan keras kedua dada saya dan akhirnya jatuh lemas di atas tubuh saya.
" Ria, kamu cantik sekali!, jangan bilang ke Ibu, janji loh?"
Saya hanya mengangguk kepala saya.
Kejadian ini terus berlangsung sampai sekarang. Hendaknya kepada remaja putri untuk tidak bergaya merangsang kepada lelaki manapun juga!
TAMAT