Selabintana nikmat.

Bookmark and Share


Aku lagi bete nih, ya bete ma kerjaan, bete ma cowokku. Maka kupikir lebih baik aku nenangin diri ke Sukabumi. Disana ada temenku, dia pernah bilang ke aku : "Kalo kamu suntuk, dateng aja ketempatku, kamu slalu welcome kok dirumahku, anytime, dateng aja". Dia memang temen baikku sejak kecil. Kebetulan aku kan kerjanya parttimer, jadi bisa saja Kamis sore berangkatnya, biar bisa di Sukabumi sampe Minggu sore, balik lagi ke jakarta. Hari kemis siang menjelang sore, aku naik kendaraan umum ke terminal bis antar kota. Karena ini tengah minggu dan bukan sekitar hari raya dan liburan, terminal sepi. Bis ke Sukabumi juga kosong. Santai sekali, aku bisa milih tempat duduk di sisi yang tidak akan kena sinar matahari siang yang kalo terik akan menyengat. Hawa didalem bis panas, walaupun jendela sudah aku buka. Aku hanya menyenderkan kepala disenderan bangku dan mataku pelan2 terpejam. Gak tau berapa lama aku terpejam, tiba2 aku terbangun karena ada yang duduk disisiku. Aku membuka mataku, yang tampak pertama kali adalah seraut wajah yang ganteng sedang tersenyum padaku, "Maaf, saya membangunkan kamu ya, saya Tino" sambil mengulurkan tangan. Aku menjabat tangannya, "Ines". "Mo ke Sukabumi ya, basa basi banget deh ni orang, dah tau ini bis ke Sukabumi, pake nanya lagi. "La iya lah mas Tino, ini kan bis ke Sukabumi, ya Ines mo ke Sukabumi lah yao". "Maksud saya, mungkin kamu turun dijalan sebelum sampe di Sukabumi, Cikareteg, Cicurug, Parungkuda, Cibadak atawa Cisaat, gitu neng, neng teh geulis pisan". "Abdi teh teu tiasa nyarios sunda akang". "Itu bisa". "Bisanya cuma sakitu kang, Ines teh mesti manggil mas atawa akang ya". "Terserah neng Ines wae lah". "Tino tu nama Jawa ya, manggilnya mas aja ya". "Ok neng geulis". "Panggil Ines aja deh, gak bisa ngomong Sunda dipanggil neng". Begitulah perkenalanku dengan mas Tino, orangnya lucu, tubuhnya atletis dan yang pasti bukan abg. Aku gak suka bergaul dengan lelaki abg, kurang dewasa rasanya. Bis bergerak perlahan, meninggalka terminal, dalam keadaan setengah isi. Ya sopirnya gak mo rugi, makanya bis dijalankan sangat pelan, menunggu penumpang mengisi bisnya. Akhirnya karena dah sampe mulut tol, terpaksalah sang sopir menjalankan bisnya pada kecepatan minimal yang diperbolehkan di jalan tol. Minimal lo, bukannya maksimal. Mas Tino orangnya lucu, penuh canda sehingga aku bisa terpingkal2 karena gurauannya.

Karena tempat duduknya pas2an buat 2 orang, sikunya beberapa kali menggesek toketku, maklumlah kalo aku tertawa badanku jadi bergerak2. Ini rupanya yang dimanfaatkan mas Tino untuk menggesek toketku dengan sikunya. Aku ya diem aja. Tiba2 dia berbisik: "Nes, toket kamu besar ya, kenceng lagi". "Ih si mas, genitnya mulai deh". Kondektur lewat mengulurkan tangannya. Aku segera membuka dompetku, tapi mas Tino lebih dulu memberikan sejumlag uang ke kondektur, "Dua", katanya. Obrolan berlanjut setelah kondektur meninggalkan kami. "Bener ya Nes, toket kamu besar dan kenceng ya". "Emangnya kalo besar dan kenceng napa mas".. "Pengen ngeremes Nes", jawabnya sambil tersenyum nakal. "Ntar kalo ngeremes2, mas ngaceng lagi", jawabku to the point. "Udah". "Hah", aku kaget juga mendengar jawabannya. "Kamu mesti tanggung jawab lo Nes, aku dah ngaceng nih", bisiknya. Didepan dan dibelakangku kosong bangkunya, demikian pula bangku yang disamping kosong, jadi gak ada yang menyimak pembicaraan kami. "Mas sendiri yang nyenggol2 Ines, kok terus nyalahin Ines". "Masak aku harus nyalahin diriku sendiri, ya nyalahin kamu aja". "Udah ah, ngomongin yang lain aja", kataku berusaha mengalihkan pembicaraan. "Sering diremes ya Nes", bisiknya lagi, kembali ke topik itu lagi. "Sama siapa Nes, cowok kamu?" Aku ngangguk aja, biar dia diem. Eh ternyata terus nanyanya, "Cuma diremes Nes". "Maksud mas?" aku pura2 gak ngerti tujuan pertanyaannya. Tiba2 hpnya berdering, "Bentar ya Nes, temenku nelpon". Sebentar kemudian terdengar dia berbicara dengan seseorang, bicaranya pendek2, "Iya, aku dah di bis nih". "Nomor berapa". "Ok deh, aku ajak teman ya". "Ok". "Siapa mas, temennya ya". "Iya, dia dah di Sukabumi duluan. kita janjian sebenarnya, tapi dia mesti berangkat duluan". "Pasti prempuan deh". "Ah enggak, kan dah ada kamu". "emangnya Ines mo ikut ters ma mas. Ines kan mo kerumah temen". "temennya rumahnya dimana?" "Deket terminal, naik becak aja nanti". "Ikutan aku aja Nes". "Emangnya ms mo kemana?" "Aku mo ke Selabintana, Sukabumi naik dikit, dikaki gunung, hawanya sejuk". "Wah asik dong, ma temen prempuan yang ditelpon tadi ya". "Kalo yang tadi prempuan, ngapain juga aku ngajak Ines, mau ya Nes, temenin aku". "Cuma nemenin aja ya". "Iya nemenin aja". "Bener cuma nemenin aja". "Bener, masak aku boong sih, mau ya". "Terus temenku gimana, nanti dia nungguin". "emangnya kamu dah bilang mo ke rumahnya". "enggak sih, Ines mo ngasi surprise". "Ya udah nemenin aku dulu, besok baru kamu ke rumah temenmu itu, mau ya". khirnya aku mengangguk. Itulah kelemahanku, gak tahan kalo dirayu ma lelaki ganteng kaya mas Tino ini. Yah paling aku harus ngeladenin napsunya malem ini. Karena aku dah bilang iya, mas Tino gak ngedesek aku terus, kami ngobrol aja ngalor ngidul. Sesampenya di terminal Sukabumi, kami melanjutkan perjalanan naik angkot Ke Selaintana. Angkot berhenti didepan satu resort. "Ini apaan mas", tanyaku. "Ini resort Nes, temenku katanya dah nyediain kamar". "Terus Ines mesti sekamar ma mas". "Napa takut, aku dah jinak kok, kamu gak akan kumakan, cuma ..." "Cuma apa mas". "Cuma kujilat2". "Cuma dijilat doangan" "Abis dijilat disodok2". "Emangnya bola bilyard, pake disodok segala". Aku digandengnya masuk ke reception. Mas Tino minta kunci kamar no 403. "Kok dah tau nomer kamarnya mas". "Kan temenku yang ngasi tau tadi". "Temennya mas kemana". "Dia ntar kesini, lagi ada urusan katanya".

Kita masuk kekamarnya, standar2 aja, ada tempat tidur besar, seperangkat sofa, lemari es, tv, meja rias dan kaca yang besar disamping ranjang. "Tu kaca besar kok ditaruhnya disebelah ranjang, buat apa ya mas", tanyanya. "Ya buat ngaca lah yao, emangnya buat apa lagi". Kamar mandinya minimalis, cuma ada shower, saja dan wastafel. Toileteris seadanya saja, anduk juga bukan kualitas yang bagus. "Mas, murahan ya hotelnya". "Namanya juga dibayarin Nes, jadi gak bisa milih lah". Aku duduk di sofa, dia duduk disebelahku. Tiba2 dia mencium bibirku. Aku kaget juga karena serangan mendadaknya, tapi langsung saja kusambut ciumannya. kubuka mulutku dan dia langsung menyapu langit-langitku, kami berpagutan, saling balas. Sambil menciumnya, tanganku melingkari badannya dan kupeluk dia, sementara dia meremas toketku dari luar. Baju ketat yang kupakai membuat toketku tercetak dengan jelas dan menunjukkan kemontokkan toketku, dengan kedua tangannya ia terus meremas kedua toketku dengan penuh nafsu tanpa melepas ciumannya. Aku mendesah tertahan karena merasakan nikmat yang tak terkira. tubuhku dilanda fantasi nikmat yang membuat libido ku naik. Remasannya yang kadang cepat dan melambat itu membuat nafsuku makin naik dan tak terkendali. dia melepas ciumannya tapi tidak menghentikan remasannya. Kini aku merapat ke dia sehingga tubuh kami sangat dekat, hal ini membuat dia makin mudah meremas toketku. dia sangat pintar dalam mempermainkan nafsuku, ia meremas toketku dengan keras tapi kemudian melambat, lalu cepat lagi. Nafsuku pun naik turun dan meledak-ledak tak karuan. Aku sangat menikmati remasannya sehingga membuatku mendesah tak karuan. "Umhh...uhh..uhhh...enak..mas...uhhhhh...terus s..u hh". Desahanku makin membakar nafsunya. Ia melepas semua pakaiannya hingga telanjang. batangnya sudah menegang pada ukuran maksimalnya. Ia menyuruhku untuk menyepong batangnya. Langsung saja kukulum batangnya yang besar itu. Mula-mula kusapu ujungnya dengan lidahku sambil kukocok pelan dengan tangan kiriku. "ahh..ahh...isep Nes," katanya mendesah nikmat. Kumasukkan batangnya kedalam mulutku lalu kuhisap sehingga pemiliknya merem-melek keenakan. Tak seluruhnya batang itu masuk kedalam mulutku. Dengan tangan kananku, kukocok batangnya yang tak masuk kedalam mulutku. kuisap batangnya itu lalu kumaju-mundurkan batangnya itu kedalam mulutku. ''ah..uh..uhh..enak Nes...kamu makin jago nyepong yah..." dia mendesah keenakan. Terus kuisap batang itu dan kumasukkan kedalam mulutku dan terus kukocok batangnya yang tak masuk kedalam mulutku. ''ahh..ahh..enak..'' dia terus mendesah menahan nikmatnya disepong. Tampaknya dia sudah akan orgasme, batangnya berkedut-kedut dalam mulutku, lalu sebuah lenguhan panjang keluar dari mulutnya, tangannya menahan kepalaku sehingga batangnya masuk lebih dalam lagi, bersamaan dengan itu pejunya menyembur memenuhi mulutku,langsung kutelan pejunya dan kubersihkan batangnya dari sisa-sisa pejunya. dia menarik batangnya keluar dari mulutku. Tiba-tiba aku mendengar suara. ''Tino..." Aku sangat kaget tenyata ada yang yang masuk kekamar dan melihatku saat aku mengulum batangnya. "kenalin, ini ari, temenku. Ini Ines". Aku berjabat tangan dengan ari, mulutku masih belepotan pejunya Tino yang melelh keluar mulutku saking banyaknya dia ngecret dimulutku. "Ya udah terusin aja, aku gak ganggu deh", kata ari sembari keluar kamar.

Tino langsung meremas toketku lagi. Aku kaget sehingga aku mendesah keras. "ahhhh..ahhhhhh..." dia menarik ku ke kasurnya dan dalam posisi duduk berhadapan dia melumat bibirku sambil meremas toketku. Libidoku makin tak terkendali dan kubalas tiap ciumannya. Tangan dia menelusup kebalik kaos ku dan meremas toketku yang terbungkus bh warna putih. dia melepas ciumannya dan melepas kaos ketatku, tangannya lalu menggapai punggungku dan melepas kaitan bh ku, lalu melempar bh 34C itu,sehingga toket montokku yang putih mulus dengan pentil yang agak merah itu terlihat jelas. Ia langsung membenamkan kepalanya di gunung kembarku. "ohhh...ohhh..yeahh...umhhh..." aku mendesah menahan nikmat. dia mengenyot toket kananku dan meremas toket kiriku sambil terkadang mencubit pentilnya. Kenyotannya yang kasar itu membuatku merasa tak enak, toketku sedikit terasa sakit. "Ohhh...ohhh...ter..usss...emhhh..ohhhh" aku mendesah lagi. dia makin bernafsu untuk mengenyot toketku, sedangkan tangannya tak berhenti meremas toket ku yang tak dikenyotnya. Setelah puas menyusu toket kananku, ia langsung mengenyot toket kiriku, kenyotannya semakin liar dan remasannya pun makin tak karuan. "uh..umhhhhhhh....oh...oo..ohhhh....enak..emhh ..te rus" aku mendesah karena kenyotannya yang membuatku merasakan nikmat yang tak terbayangkan. Sambil mengenyot, ia memilin pentilku yang tak dikenyotnya. Setelah 13 menit mengenyot toketku, ia berhenti mengenyot lalu memilin kedua pentilku sehingga libidoku semakin naik dan makin meledak-ledak. Puas bermain dengan toketku, dia langsung melepas celana dan cd yang kupakai sehingga aku dan dia telanjang. Ia langsung merebahkanku di kasurnya. Aku merasa mekiku sudah sangat basah. Lalu kurasakan ada 2 jari yang bermain disana dan bergerak maju-mundur. "oh...ohh..oh..ohh..umhhh...ahh..a..aaaaahhhh. ..." Aku mendesah karena tak tahan setiap diperlakukan seperti itu.

Setelah puas menyodokku dengan jarinya, ia langsung mengarahkan batangnya. dia menggosok-gosokkan batangnya pada bibir mekiku sehingga aku kelojotan menahan nikmat. "ahh..ahh...ayo mas..uhhh.." sambil mendesah aku memegang batangnya lalu mengarahkannya kedalam mekiku. dia langsung menyentakkan batangnya sehingga batangnya masuk kedalam mekiku. Kakiku kini melingkari pinggulnya. dia yang sudah penuh nafsu itu langsung menggoyangkan pinggulnya, mula-mula pelan. Gesekkan batangnya didalam mekiku membuatku merasa nikmat. "ahh...ahh... ayo mas..uhh..genjot..yang..cepet..ahhhh" Mendengar desahanku itu, dia langsung meningkatkan kecepatannya sehingga goyangannya sangat cepat. Terdengar bunyi berdecak setiap batangnya menusuk mekiku. Banyaknya cairan pelumas dalam mekiku membuat batangnya leluasa bergerak. "ohhhh...ohhhhhhh....oohhhhhhh....e..enak..uhh hh" Aku benar-benar merasa sangat puas. dia terus menggenjotku dengan posisi itu, bahkan goyangan pinggulnya makin lama makin cepat. Seluruh badanku bergetar seirama genjotannya yang cepat. Toketku bergerak naik turun, melihat itu dia makin bernafsu, ia langsung mencaplok toket kiriku dan meremasnya dengan gemas, goyangan pinggulnya juga semakin cepat. "uhh..uh..uhh..uhh..uhhhh..enak..umhh.." genjotannya yang begitu cepat itu membuatku mendesah keenakan. Nafsunya sepertinya juga makin tak terkendali, genjotannya makin cepat sambil terus meremas toket kiriku dengan kasar. Kurasakan batangnya berkedut-kedut dalam mekiku, lalu menyemprotkan pejunya kedalam mekiku, dan dia meleguh panjang. Setelah mendapatkan orgasme pertamanya dia berhenti menggenjotku sebentar. "ohh...enak mas..." kataku. dia mengatur nafasnya, aku yang belum puas memegang tangannya dan meletakkannya di toket kananku, aku masih ingin dipuaskan oleh remasannya. dia-pun langsung meremas toket kananku, dan tangan satunya meremas toket kiriku. Kini, kedua toketku diremasnya dengan sangat gemas. Dapat kurasakan pentilku sudah mengeras karena terus di kenyot, tambah lagi nafsu ku sudah tak terkendali.

Setelah batangnya mengeras lagi dia menghentikan remasannya dan mengganti gaya. Ia rebah di kasur. Aku langsung mengarahkan mekiku dan dalam satu hentakan, batangnya menancap dalam mekiku. Kugoyangkan pinggulku. Dalam posisi ini dia mudah meremas toketku. Dia menikmati goyangan pinggulku sehingga ia mendesah-desah keenakan. Tangannya mengelus setiap lekuk tubuhku lalu kedua tangannya berhenti di toketku. Ia mengelus kedua toketku sambil menyibakkan rambutku yang menutupi toketku. Rabaannya membuatku geli. Ia meraba-raba toketku lalu memilin kedua pentilnya sehingga membuatku seperti tersengat listrik. Sambil sedikit medesah aku terus menggoyangkan pinggulku, sedangkan dia masih senang bermain-main dengan kedua pentilku yang sudah mengeras itu, ia mencubit dan memilin-milin pentilku. "ahh..ahh..pentil mu ngemesin sih Nes..." katanya. Permainannya pada pentilku membuat nafsuku makin meledak, kugoyangkan terus pinggulku sedangkan dia kini meremasi kedua toketku. Aku merasa aku akan mendapatkan orgasmeku sebentar lagi. Terus kugoyangkan pinggulku dengan cepat, toketku yang terus diremas itu membuatku merasakan nikmat tak terbayangkan, kurasakan pentilku sudah keras dan toketku basah terkena liur dan keringat, tubuhku sudah basah kuyup karena keringat. Kupejamkan mataku sambil terus menggoyangkan pinggulku, terus kugoyangkan lalu "Uhhhhhhhhhhhhh...." Aku mengerang panjang, tubuhku menggelinjang dan cairan kenikmatan membanjiri mekiku, aku mendapatkan orgasme pertamaku, lalu dia menyusul beberapa menit kemudian. Tubuhku sangat lemas sehingga tubuhku ambruk, dia menopangku.

Ia menarik batangnya dari mekiku, lalu mengatur posisi doggy style, kedua tanganku bertumpu pada kasurnya, ia langsung menusukkan batangnya dari belakang tapi tak langsung menggenjotku untuk memberiku kesempatan mengatur nafas, setelah gelombang orgasme ku reda aku langsung memintanya untuk menggenjotku. dia pun langsung menggoyangkan pinggulnya secara perlahan. Dalam posisi ini kedua toketku menggelantung dan seperti biasa, dia langsung meremas toket montok ku sambil terus menggoyangkan pinggulnya, kini dia menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, remasannya pun makin cepat. "ahh...ahhhhh....ahhhhhhh...ahhh." Tiba-tiba kudengar pintu kamar terbuka, ternyata ari. tak tahan mendengar desahanku barusan ari lalu melepas pakeannya. Ia langsung menyodorkan batangnya didepan mulutku. Kini aku harus melayani dua batang sekaligus. dia terus menggenjotku dari belakang dan tangannya tak pernah berhenti meremas toketku, kecepatannya kini meningkat, demikian pula dengan remasannya makin liar. Aku mengulum batang ari sehingga pemiliknya merem melek keenakan. Kumasukkan batang itu dalam mulutku sambil kuisap, ari menggerakan pinggulnya maju mundur agar aku tak repot memaju-mudurkan kepalaku, kuisap batangnya itu sampai pemiliknya mendesah keenakan dia tampaknya akan mendapatkan orgasmenya, dia menggoyangkan pinggulnya dengan cepat sambil terus meremas toketku yang sudah basah sekali itu. Aku masih menikmati mengulum batang ari. Setelah 16 menit dalam gaya doggy style dia akhirnya melenguh panjang, goyangannya terhenti dan ia menusukan batangnya lebih dalam, ia meremas toketku kuat-kuat. pejunya kembali memenuhi mekiku dan meluber ke selangkanganku. Ia langsung mencabut batangnya dan beristirahat, sedangkan aku masih mengulum batang ari. Terus Kumasukkan batangnya dalam-dalam sambil kusiap sambil kukocok batangnya yang tak seluruhnya masuk dalam mulutku. "ah..ah...Nes..bentar lagi keluar nih..isep yah..." aku terus mengulum batangnya sambil mengocoknya pelan, lalu pejunya menyemprot didalam mulutku langsung kuisap dan kutelan pejunya. ari langsung mencabut batangnya dari mulutku, lalu melepas bajunya sehingga Ia telanjang bulat. Rupanya ia ingin mencicipiku lagi, padahal aku sudah lemas karena melayani Tino sangat lama.

Ia duduk dilantai dan bersandar pada dinding, aku duduk dipangkuannya membelakanginya. Dengan mudah, batangnya yang basah terkena liurku itu memasuki mekiku. Aku menggoyangkan pinggulku, aku sudah sering melihat gaya ini dalam video bokep yang sering kutonton untuk masturbasi. Kugoyangkan tubuhku naik-turun sehingga batangnya menghujam mekiku. ari meraba toketku dari belakang sambil mendesah-desah keenakan. Aku terus menggoyangkan tubuhku naik turun, ari kini memainkan toketku sambil memilin-milin kedua pentilku yang sudah keras sekali itu. "Ahh...ah...ahh.aahh..ahh..ah..ah.." aku mendesah keenakan sambil terus mengoyangkan tubuhku. Aku sudah sangat lelah sehingga goyanganku berhenti. ari langsung menggoyangkan pinggulnya dengan cepat sedangkan tangannya meremasi toketku. "Ohhh...ohhhh..oohhh..enak..terus..uhhh...oohh h" aku mendesah keenakan. Desahanku itu ternyata membuat nafsu Tino bangkit lagi dia mendatangiku yang masih menggeliat2 dipangkuan ari. "Nes, kocokin dong.." katanya. Ia ingin aku melakukan hand job, dengan tangan kananku, kukocok batangnya yang sudah menegang itu. "ah..ah..enak Nes.." katanya sambil merem melek keenakan. ari terus menggoyangkan pinggulnya dengan cepat sambil menciumi leherku, remasannya pun makin liar. Aku masih mengocok batang dia dengan cepat. Kami terlarut dalam pesta seks yang sangat nikmat itu. "ah..ahh..Nes..mau keluar nih..masukkin kemulut!" kata Tino. Kubuka mulutku dan kuarahkan batangnya kedalam mulutku lalu muncratlah pejunya memenuhi mulutku, langsung kutelan pejunya. ari masih terus menggenjotku sambil menciumku dan meremas-remas toketku dengan gemas. "oooohhhhhhhhh...." aku mendesah panjang tubuhku menggelinjang, rasa nikmat memenuhi tubuhku. Goyangan pinggul ari makin cepat remasannya makin ganas. Ia menggoyangkan pinggulnya sambil meremas toketku dan mencium bibirku kami berpagutan, menumpahkan seluruh nafsu dan hasrat kami. Ciuman itu membuat nafsu ku bangkit lagi dengan cepat, tanpa sadar aku juga menggoyangkan pinggulku. Merasa tenaga dan nafsuku sudah bangkit, ari mengentikan goyangannya. Kini aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat. Keringat memabasahi tubuhku. Toketku juga sudah sangat basah karena liur bercampur keringat. ari menghentikan remasannya, tempaknya ia ingin mengistirahatkan tangannya dulu. Tino kembali mendatangiku. "Ayo jepit Nes.." Rupanya ia ingin aku melakukan breast fucking kesukaannya. Agak susah melakukannya karena aku harus menggoyangkan pinggulku. Kujepitkan batangnya dengan toketku lalu ku gerakkan naik-turun. ari mengentikan goyanganku, tangannya menahan pinggulku, tampaknya ia juga tak ingin cepat-cepat keluar. "Nes, kamu enak banget deh! Apalagi toket kamu kenyel 'n montok banget.." kata ari sambil tertawa puas. Aku meneruskan pekerjaanku. Kunaik turunkan jepitanku. batangnya itu terjepit erat oleh toket montok ku. "ah...ahhh...ah...bentar lagi nih Nes...uhhhhh!" batangnya kembali memuntahkan cairan kental berwarna putih itu sehingga mengenai leher dan toketku. Kulepaskan jepitanku, dia duduk di kasur untuk mengatur nafasnya, dengan menggunakan jariku, kuambil pejunya yang mengenai leher dan toketku dan langsung kuisap. ari langsung melanjutkan genjotannya, digoyangkannya pinggulnya dengan sangat cepat. "ahh...ahh..a..aahhh..enak..uh..terus genjot...ohhhh..." aku mendesah menikmati genjotannya. dengan tangan kananku, kuraih tangan kanan ari lalu meletakkannya di toket kanan ku, lalu menyusul tangan kirinya kuletakkan di toket kiriku. Mula-mula ia meraba kedua toketku lalu meremasnya dengan sangat gemas. Sambil meremas dan menciumku dia meningkatkan kecepatannya, goyangan pinggulnya terasa makin cepat, nafasnya juga makin memburu. ari sepertinya akan mendapatkan orgasmenya. Goyangan pinggulnya makin cepat dan remasannya pun tak pernah berhenti bahkan makin kasar nafasnya pun makin memburu. Aku mencoba menaikkan nafsunya dengan mendesah. "Ohhh...o..ooooooooohhhhhh....enak mas..terus...remes...genjot terus mas...umhhhhh..." Desahanku yang barusan benar-benar membuat nafsunya makin tak terkendali. Sambil mencium bibirku dan meremas toketku, dia tak berhenti menngenjotku, bahkan makin lama makin cepat, kurasakan batangnya menusuk dalam dan goyangannya makin cepat, remasannya makin keras dan kasar, lalu sebuah lenguhan panjang keluar dari mulutnya, ia mencubit kedua pentilku dengan keras, bersamaan dengan itu, pejunya membanjiri mekiku. Setelah itu, ia menarik batangnya dan berhenti sebentar untuk mengatur nafas.

Aku tau kalo ari tak akan puas dengan satu gaya saja. Ia masih merebahkan badannya untuk mengatur nafasnya. Kudatangi dia dan langsung kuarahkan batangnya kedalam mekiku. Cairan pelumas mekiku membuat batangnya mudah menerobos mekiku. "wah..masih belum puas juga ya, Nes?" katanya sambil tersenyum puas. Kugoyangkan pinggulku. Kuraih kedua tangannya lagi lalu meletakkannya pada kedua toketku. "o..Belum puas diremes ya?" kata ari lagi. "oh..ohh..i..iya..remesin mas..." kataku dengan nafas memburu. ari pun langsung meremas kedua toketku pelan-pelan. Aku suka dengan posisi ini karena cowok yang kulayani bisa meremas toketku dengan mudah. Aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat, sementara ari meremas toketku pelan, tampaknya dia tau aku suka kalo toketku diremas, jadi dia mempermainkan nafsuku dengan meremas toketku pelan-pelan. Nafsuku semakin naik tak terkendali. Kugoyangkan pinggulku dengan kecepatan tinggi sambil terus mendesah keenakan. Perlahan-lahan remasan ari makin cepat, aku yang sudah dikuasai birahi ini makin mempercepat goyangan pinggulku dan mendesah tak karuan, ari seperti terpengaruh dengan goyanganku, remasannya makin kasar. "oh..oh...ohh...ohh..ohh..oh..oh.." aku mendesah keenakan sambil terus kupacu goyanganku. ari sangat menikmati pelayananku ini, terlihat dari desahannya yang menahan nikmat itu, kini ari tampaknya sudah puas meremas toketku dan kali ini ia memilin kedua pentilku sehingga nafsuku naik turun dan badanku seperti tersengat listrik setiap dia memilin pentilku yang sudah keras itu. Aku yang sudah 16 menit dalam posisi itu merasa akan mendapatkan orgasmeku sebentar lagi, terus kupacu goyanganku lebih cepat, ari pun sepertinya sama, kontraksi antara diniding mekiku dengan batangnya membuatnya keenakan, ari juga sesekali menggerakkan pinggulnya agar batangnya bisa lebih menusuk mekiku. Kupacu terus goyanganku sedangkan ari yang sudah dekat orgasme itu juga ikut menggerakkan pinggulnya. "ah...ah..terus Nes..." ari mendesah keenakan. "uhh...uhhhh...mas...aku...udah...ahhhhhhhhhh. ... " Aku mendesah panjang, sensasi nikmat mengalir keseluruh tubuhku, aku sangat kelelahan setelah melayani 2 orang dalam waktu yang lama, tapi tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti tersengat listik, ari mencubit keras-keras kedua pentilku sambil melenguh panjang, dan lagi-lagi cairan peju memenuhi mekiku. ari menopang tubuhku yang sudah lemas itu lalu menarik batangnya dari mekiku.

Aku pikir dia sudah puas dan ingin istirahat tapi di malah ingin mencoba gaya lain. "Nes, kita ganti gaya" kata ari. ari mengatur posisi doggy style lagi. Aku sudah sangat lemas masih harus melayaninya dalam posisi doggy sytle yang melelahkan itu. Karena ingin cepat selesai kuturuti saja keinginannya. Tangan dan kakiku bertumpu di kasur. ari langsung menerobos mekiku dari belakang. Tak seperti dia yang memberiku kesempatan bernafas, ari langsung menggenjotku dengan cepat, banyaknya cairan pelumas dan peju dalam mekiku membuat batangnya gampang bergerak. Goyangan pinggulnya yang sangat cepat itu menyebabkan bunyi berdecak setiap batangnya menghujam mekiku. Tampaknya ari sangat menyukai mekiku. Sambil menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, tangannya menelusuri setiap lekuk tubuhku. Dari leher, ia mengelus pundakku, dada, pinggang, pinggulku, lalu dia meraba-raba kedua toketku yang menggelantung itu. Dia tidak meremas toketku, tapi hanya merabanya saja. Nafsu Tino tampaknya sudah bangkit lagi, dia mendatangiku dan memintaku untuk mengulum batangnya, kubuka mulutku dan batangnya pun masuk kedalam mulutku, kusiap batangnya kuat-kuat sampai pipiku kempot, dia memaju-mundurkan pinggulnya agar batangnya dapat keluar-masuk mulutku dengan leluasa. "ahhhhhh......." aku mendesah kencang karena tiba-tiba ari mencubit pentilku kuat-kuat. "ah...pelan..pelan dong kalo nyubit..." kataku. "hehehe...sorry Nes..abis ngegemesin sih.." balas ari sambil terus menggenjot dan memilin-milin kedua pentilku. Tino menarik kepalaku dan mengarahkannya pada batangnya, langsung ku lanjutkan kulumanku. ari tampaknya tak ingin cepat-cepat orgasme, dia memelankan goyangannya. dia terus memaju-mundurkan pinggulnya menusuk mekiku. Kuisap batang Tino itu didalam mulutku sehingga ia merem-melek keenakan. Goyangan ari perlahan-lahan makin cepat. "Ah..Nes...dah mau keluar nih..isep..uhhhhhh" Tino mendapat orgasmenya lagi, pejunya langsung kutelan sehingga tak ada yang tercecer keluar dan langsung kubersihkan batangnya dari sisa-sisa pejunya. ari makin meningkatkan kecepatannya, nafasnya makin memburu dan meracau tak jelas, kurasa dia akan segera mendapatkan orgasmenya. Sambil terus menggenjotku, kedua tangannya kini meremas kedua toketku dengan penuh nafsu. Nafsuku seakan-akan meledak lagi, rasa lemas yang kurasakan hilang dan kini kurasakan rasa puas yang seperti akan meledak. ari mempercepat goyangannya lagi hingga tubuhku bergetar kencang, dia juga meremas toketku kuat-kuat lalu sebuah lenguhan panjang terdengar dari mulutnya. Dapat kurasakan cairan hangat mengisi mekiku, belum selesai gelombang orgasme ari, aku menyusulnya tak lama kemudian. "a..aaaaahhhhhhhh...." Aku mendesah panjang dan seluruh tubuhku merasakan gelombang nikmat. Setelah orgasmenya selesai, ari langsung menarik batangnya, dia terlihat sangat puas. Aku juga merasakan kepuasan yang tak terlukiskan. ari beristirahat dan mengatur nafasnya. Tubuhku sudah sangat basah terkena keringat, aroma peju yang menyengat juga tercium dari tubuhku.

Aku bangkit dan jalan ke kamar mandi yang ada di kamarnya. "Mau kemana?" tanya ari. "Mandi" jawabku singkat. Aku masuk kedalam kamar mandi yang cukup lebar itu dan membasahi tubuhku dengan shower, tapi tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, ternyata Tino dan ari masuk. "Kita juga mau mandi, mendingan bareng aja." katanya. Kami bertiga membasahi diri dengan air dari shower yang mengalir deras. Tino mengambil sabun lalu mematikan showernya. "sini,biar aku sabunin..Kamu kan capek.." kata Tino padaku. Ia menggosokkan sabun sampai berbusa lalu mulai menyabuni tubuhku. ari pun mulai menyabuniku. Tino menyabuni toket kananku, sedangkan ari menyabuni toket kiriku. Dibawah, kurasakan tangan Tino bermain-main pada mekiku. "nghhhhh...jangan lagi mas..." aku mendesah. Desahanku itu malah membangkitkan lagi nafsu mereka. Sambil menyabuni toketku, mereka meremas-remas toketku. Aku hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu oleh mereka berdua. Kurasakan 2 jari maju-mundur menusuk mekiku. "eemmmmmhhhh..mas..udah...oooooooohhhhhhh" Tampaknya mereka berdua berusaha membangkitkan nafsuku dengan memilin pentilku atau meremas toketku. Gerakkan jari makin cepat, dengan cepat jari itu keluar-masuk mekiku. "oh...ohhh...ohhh..ooooohhhh...." Aku mendesah. ari menyalakan shower kembali lalu membersihkan tubuhku dari sisa sabun. Aku berharap mereka akan menyudahi permainannya. Tapi, Tino malah ingin dipuaskan lagi, aku hanya bisa berharap agar tidak pingsan saat dia menyetubuhiku nanti. Tino rupanya ingin mencoba gaya pangkuan seperti yang kulakukan tadi saat bersama ari tadi. mekiku yang masih penuh cairan itu membuat batang nya mudah menerobos mekiku. Dia tau tubuhku sudah lemas. Didalam kamar mandi pun aku harus melayaninya. Dia mulai menggoyangkan pinggulnya sehingga batangnya mulai menghujam mekiku. Tusukkan batangnya membuat aku seakan merasa tersengat listrik. Digoyangkannya pinggulnya dengan cepat. "ahh...ahhhh....ahhh...mas...ahhhhhh.... " aku tak bisa berhenti mendesah ketika batangnya menggesek-gesek dinding mekiku yang rapat itu. Aku merasa pentil kananku seperti dikenyot, ternyata ari sedang mengenyot toket kananku sedangkan tangannya meremas toket kiriku yang tak dikenyotnya. Tino menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, kontraksi dinding mekiku membuat batangnya terjepit didalam mekiku sehingga membuatnya merasa nikmat. ari mengenyot toketku bergantian kiri-kanan sambil terkadang ia menggigit pentilku pelan untuk membangkitkan libido ku. "eeennngggghhh...mas...abis..ini..udahan...du..lu. .ya...o..oooohhhhhh" Aku benar-benar merasa lemas bercampur nikmat. ari tampaknya sudah puas mengenyot toketku, dia meraih tangan kananku lalu meletakkannya di batangnya. Langsung kukocok batangnya hingga pemiliknya melenguh keenakan. Sambil menggenjotku, Tino kini meremas kedua toketku dengan gemas. Tanpa kusadari, nafsuku sudah naik lagi, aku menggoyangkan pinggulku juga. Kukocok terus batang ari, dia semakin bersemangat, dia terus menambah kecepatannya. "ah..ah..Nes..masukin ke mulut ya..." ari sudah hampir mendapatkan orgasmenya. Kumasukkan batangnya kedalam mulutku, pejunya menyemprot cukup banyak didalam mulutku. Langsung kutelan pejunya dan kuisap batangnya hingga tak ada pejunya yang tersisa pada batangnya. Setelah puas dengan hand job-ku, ari keluar meninggalkan aku dan Tino.

Kali ini Tino diam dan aku mulai menggerakkan tubuhku naik-turun. batangnya pun dapat keluar-masuk dengan mudah. Aku merasakan aku akan mendapatkan orgasmeku lagi, kupacu gerakkan ku makin cepat. dia sepertinya juga akan mendapat orgasmenya sebentar lagi nafasnya makin memburu dan mulutnya meracau tak jelas. Terus kupacu gerakkanku, dia juga menggoyangkan pinggulnya agar batangnya menusuk lebih dalam. Terus kupacu makin cepat, lalu aku kembali merasakan sensasi nikmat menjalar keseluruh tubuhku. dia juga sudah mendapat orgasmenya, dia melenguh panjang sambil menahan tubuhku dan menancapkan batangnya lebih dalam. dia menarik batangnya. Aku merasa sangat lemas kucoba mengatur nafasku yang tersengal-sengal. "Nes, nikmat banget deh maen ama kamu, meki kamu empotannya hebat banget, makasih ya. Kapan2 kita ngulangi lagi ya, enak kan maen ber3". "Nikmat sih mas, cuma Ines lemes banget, abis mas gak udah2 maennya, pada kuat2 ya mas maennya". Aku benar-benar merasa sangat puas pagi itu.