Ngentot Pembantu

Bookmark and Share
Kali ini bukan cuman cerita tante girang coy, ada lagi berita ngentot pembantu, yang pasti asooyy!!!

Pengalamanku saat aku baru nikah 1 th, saat itu aku sdh berumah tangga sendiri, karena istriku juga bekerja maka kita mengambil seorang pembantu melalui biro jasa. Pembantuku masih muda sekali usianya kira 16 th hanya kulitnya agak putih dan bersih. Dia sampai saat terjadinya kejadian ini sudah bekerja kira2 6 bulan. Saat itu aku ada keperluan mengambil surat2 yang tertinggal dirumah, pembantuku Sutini namanya tapi panggilannya Tin yg membukakan pintu. Karena aku mencari

surat yg tertinggal agak lama maka pintu ditutup lagi oleh Tini dan Tini kelihatannya langsung mandi. Akhirnya aku ketemukan suratku itu, tapi karena Tin masih mandi maka aku tunggu sebentar untuk menutup pintu depan. Aku duduk dipinggir tempat tidur, memang jendela kamarku menghadap kebelakang sehingga bisa lihat kebun juga kamar serta kamar mandi pembantu yg letaknya dibelakang

kebun menghadap jendela kamarku. Pintu kamar mandinya kemudian terbuka dan Tini

keluar dr kamar mandi hanya dgn handuk dililitkan ketubuhnya. Mungkin dianggap

rumah sepi tak ada yg tahu jadi dia berani begitu pikirku. Diam2 aku perhatikan

terus, Tini memasukkan pakaian kotornya keember cucian dan kemudian balik masuk

kekamarnya. Tanpa ditutup juga kamarnya Tini kelihatan mengambil pakaian dr

lemarinya. Lalu Tini melepas handuknya dan mengeringkan lagi tubuhnya, waaah

terlihat sekali badannya yg langsing dan putih bersih dgn buah dadanya yg hanya

kecil dgn puting warna merah jambu serta kemaluannya yg masih belum ditumbuhi

rambut sedikitpun. Kemudian Tini memakai BH nya yg tanpa spons dan CD yg mini

juga lalu memakai rok bawahan dan kaos. Melihat tubuh yg kecil, bersih dan indah

itu nafsuku bergairah. Setelah Tini selesai menyisir rambutnya yg pendek ala

Yuni Sara dan membedaki mukanya, aku langsung panggil dia.

"Tin"

"Iya pak". "Aku tolong pijit sebentar leher dan kepalaku sebab pusing" sambil

aku duduk dikursi makan. Kemudian Tini memijit leherku , walaupun kecil tubuhnya

tapi pijitannya cuku mantap. Habis mijit leher aku minta mijit bagian dahi dan

pelipis kiri dan kanan. Tini mulai memijitnya, tapi karena kepalaku goyang2 lalu

kepalaku tiba2 ditarinya kebelakang dan disandarkan kedadanya Tini. Aku jadi

makin greng walaupun buah dadanya kecil sehingga aku hanya merasakan sandarannya

agak empuk. Ulahnya Tini membuat kon**lku mulai bangun sedikit2, aku jadi

penasaran lalu aku coba tanganku kuturunkan dan me-nyentuh kakinya. Ternyata

Tini diam saja tak bereaksi negatif. Lalu kuberanikan utk meraba pahanya,

ternyata Tini tetap diam saja dgn memijit dahiku terus.Rabaanku kuteruskan dgn 2

tangan dipaha kiri dan kanan sambil ku-pijit pahanya dan tangan kananku terus

merambat keatas sampai kekemaluannya Tini yg tertutup celana dlm. Saat itu Tini

masih diam terus, lalu jariku coba kususupkan kedlm CD nya utk men-utik2 lubang

kemaluannya, saat itu Tini mulai mendesis dan menggoyangkan pantatnya

:"Sssseeeettt.....aduh pak geli kena itilku". Tetapi karena Tini tidak lari dan

tetap memijtku terus maka pekerjaan tangan itu tak berhenti dan terus berjalan

sampai akhirnya tangannya Tini lepas tak memijit lagi dan memegang lenganku

erat2 dan berbisik:"Pak..pak...Tini nggak tahan minta yaak pak?". "Minta apa

Tin?"tanyaku. Tini tak menjawab hanya memberi kode dgn tangannya yg digenggam

dgn jempolnya dijepit antara jari tengah dan telunjuk, yg berarti minta

disetubuhi. "Katanya kamu masih gadis"kataku. Tini lalu cerita, dia sudah

dijodohkan didesa kira2 tahun yl, lalu saat pulang Lebaran kemarin, dia sudah

digauli oleh pacarnya itu sampai beberapa kali. "Karena sudah merasakan digauli

itu, Tini jadi sering kepingin begitu lagi sekarang " katanya. Dia cerita lagi:"

Apalagi Tini sering lihat bapak dan ibu kalau main, jadi nafsu Tini sering

bergelora". "Darimana kamu lihat" tanyaku. "Ngintip dari celah kordin kamar

bapak" katanya polos. "Apa tiap malam kami ngintip" tanyaku. "Tidak pak, cuma

Tini tahu kebiasaan ibu sebab tiap kali ibu memakai pakaian tidur yg tipis yg

kelihatan BH dan CD nya itu baru Tini ngintip sebab selalu main".

Lanjutnya:"Tini nafsu sekali kalau lihat ibu dgn telanjang lalu mengisap

kon**lnya bapak dan saat bapak meniduri ibu sampai ibu keluar lendirnyaa. Tini

juga lihat ibu yg dengan lahapnya meminum air maninya bapak yg disemprotkan dlm

mulutnya ibu".

"Kalau gitu kamu lihat semua cara2 bapak dan ibu kalau main? tanyaku. "Iya pak,

kalau didesa pacar Tini kalau main ya cuma biasa spt orang desa itu. Tidak spt

ibu kadang duduk diatas, kadang bolak balik ibu mengisap kon**lnya bapak dan

bapak mengisap kemaluannya ibu".

"Tini kamu datang bulannya kapan? " tanyaku." "Sudah lama pak, ini mungkin

seminggu lagi dpt haid: sahutnya.Karena Tini kepingin dan sudah bukan perawan

lagi, lagi pula tak masa subur langsung aku berdiri dan kulepasi pakaianku dan

Tini kusuruh mengambil kasur lipat digudang dan dipasang disebelah meja makan.

Aku langsung tiduran dan Tini aku minta mengisap kon**lku. Walaupun Tini sdh

lihat tehnik2 bermain cinta, tetapi karena belum dipraktekan jadi rasanya belum

enak spt istriku. Tini aku suruh melepas semua pakaiannya sampai bugil. Lalu

buah dadanya kucoba kuremas tapi karena masih kecil jadi sulit, aku hanya bisa

me-mencet2 putingnya lalu ku-isap2 juga sampai meng-usap2 kemaluannya yg gundul.

Tini memegang kon**lku dan menciuminya sambil bekata:"Kalau kon**l orang desa

itu kecil2 pak tidak ada yg gede spt punya bapak ini. Kalau gede kan bisa marem

rasanya". Saat kupegang dan kumasukkan jariku kelubang kemaluannya selain memang

masih sempit lubangnya juga lendirnya sdh banyak sekali tetapi encer tak

sekental punya istriku. Ada lendir cewek yg banyak ini, aku makin bernafsu, Aku

minta Tini main 69 atau bolak balik menurut istilahnya dia. Tini yg diatas

sambil ngisap kon**lku dan aku dibawah mempermaikan kemaluannya dgn mulut dan

lidahku. Itilnya kujilati sambil lubangnya kemaluan kumasi 2 jari dan kugelitik

bagian dlmnya. " Aduuuuuuh ........pak.Kemaluanku geli sekali rasanya...aduuuuh

Tini mau keluar lendirnya pak". Mendengar itu langsung lubang kemaluannya

kucucup dan terus ku-sedot2 dgn kuat sampai terasa

suuuuuur....suuuuuur....suuuuuur dgn disertai rintihan Tini:"Pak...pak...air

santannya Tini sudah keluar semua". Kemudian kulihat lubangnya ternyata masi

cukup banyak air santannya dilubangnya dan setelah kusedot lagi kubersihkan

santan2 yg lepas menempel dibibir kemaluannya dan terasa penuh mulutku dgn

maninya. Saat kutelan rasanya sama seperti punya istriku yaitu asem2 asin, hanya

punya Tini lebih banyak tapi encer. Mungkin makin berumur lendirnya makin

kental. Karena aku belum keluar maka segera kutancapkan kon**lku ke lubangnya.

Begitu kumasukkan total seluruh batang kon**lku, Tini

merintih:"Seeeeessst....aduh enaknya, pak kon**lnya bapak rasanya enak sekali

beda jauh dgn punya pacar saya". Rintihan itu makin membuat aku garang dan

hunjamkan terus dgn agak keras dan cepat kon**lku kelubang kemaluannya sampai

Tini betul2 tak tahan nikmatnya dgn menggelinjang2 terus". Pikirku pembantu yg

kurang ajar berani ngintip ini mesti diajar betul. Kira2 10 menit berlalu baru

aku mencapai klimaks dan kemaluannya kusemprot dgn maniku dan Tini

berbisik:"Aduuuh hangatnya kontolnya bapak dan air maninya".

Sampai disini dulu cerita nya coy, berl;anjut besok ya!!!