Disfungsi seksual pada istri

Bookmark and Share
Jangan selalu beranggapan bahwa seks bagi wanita adalah sesuatu yang menyenangkan. Sebab tidak sedikit wanita yang menganggapnya sebagai momok. Namun jauh lebih banyak wanita mengatakan seks adalah sesuatu yang amat penting. Bahkan kalau urusan seks tidak terpenuhi, ada yang stres segala.

Celakanya, mendekati separuh wanita bersuami menganggap seks hanya sebuah kewajiban melayani pasangan. Seks tidak dianggap sebagai kegiatan 'rekreasi'.

Menariknya, kewajiban itusering dilaksanakan meski harus sakit atau tidak puas selama berhubungan intim. Padahal aktivitas seks, disadari atau tidak, sangat berpengaruh pada emosi dan kondisi kejiwaan seseorang.

Dari penelitian The American MEdical Association terhadap wanita Amerika usia 19 hingga 59 tahun, mendekati separuh dari jumlah yang diteliti mengalami disfungsi seksual dalam segala tingkatan. Di Indonesia, diperkirakan jauh lebih besar jumlahnya karena pengaruh kultur, bahwa tugas istri hanya untuk memuaskan suami. Tidak peduli dirinya menikmati seks atau tidak. Yang mengherankan, meski kehidupan seksualnya bermasalah, kebanyakan dari mereka enggan mencari solusi.

Menurut dr Nina Martini Somad SpOG seperti diungkap dalam sehat plus ( Desember 2005 ), biasanya wanita mengalami lebih dari satu keluhan menyangkut disfungsi seksual. Antara lain hiposesualitas ( hasrat berkurang ), frigiditas, fobio seksualitas, vaginimus, nyeri berhubungan dan tidak dapat orgasme. Aduh, kasihan mereka.