Bookmark and Share
Kasih Sayang Seorang Anak

Namaku Indah, aku seorang pegawai negri dikantor milik pemerintah yg mengurusi perpajakan. Selain itu aku jg menjadi seorang ibu rumah tangga, ya aku telah menikah dengan seorang pria yg aku puja yg bernama Toni. Dari pernikahan aku dengan Toni 23 tahun lalu, kami dikaruniai dua orang anak. Anak pertamaku bernama Haris, sekarang Haris berkuliah disalah satu perguruan tinggi negri dikota Medan, entah mengapa tapi Haris yg memilih untuk mengejar ilmunya disana. Sedangnya anak keduaku bernama Miranda, sekarang masih duduk dibangku kelas 2 SMP.

Satu hal yg patut aku banggakan, meskipun aku memiliki dua orang anak, dan umurku yg sudah menginjak 40 tahun ini aku tetap terlihat cantik. Dan itu bukan aku sendiri yg merasa seperti itu, baik suamiku Toni dan beberapa teman kantor bilang "Bu Indah, Ibu Kok Bisa Tetap Cantik Yah, Apa Rahasianya?". Pertanyaan itu sering keluar dari mulut mereka, membuat aku bangga bercampur malu. Sebenarnya rahasia dari semua itu hanyalah pola hidup yg sehat, aku pun rajin berolahraga.

Semua tampak baik-baik saja diumurku yg semakin tua ini. Keluargaku yg harmonis, anak - anakku yg sudah besar dan bisa mengejar cita-cita mereka, aku sudah cukup bahagia. Tapi, ada sebuah kejadian dimana semua kebahagiaan ini berubah menjadi petaka, sesuatu yg tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Petaka itu terjadi saat aku mendapat mutasi kekantor pemerintahan didaerah lain, kota Medan. Kota tempat dimana anak pertamaku Haris mencari ilmu, awalnya aku sedikit ragu untuk menerima tugas itu, tapi setelah aku rundingan dengan Toni, dia pun menyetujui rencana itu asalkan aku tinggal dengan Haris yg bisa menjagaku.

Pagi hari aku berangkat dengan sebuah pesawat menuju Medan, sesampainya disana Haris telah menanti kedatanganku. Pelukan erat dari Haris ketika aku berjumpa dengannya, ya memang sudah hampir dua tahun aku tidak bertemu dengan anak pertamaku yg tampan ini. Kami langsung berangkat kerumah sewaan yg telah disiapkan Haris untuk tinggal bersamaku nanti dan Haris harus meninggalkan kost - kostan tercintanya untuk bisa menjaga ibunya.

Setelah 1 Jam perjalanan dengan mobil dari bandara, akhirnya kami tiba dirumah itu. Rumahnya lumayan besar, bahkan bisa dibilang lebih dari cukup untuk kami berdua, tapi Haris memaksa untuk tinggal dirumah ini. Katanya "Demi kenyamanan ibu, semua yg ibu butuhkan ada dirumah ini". Aku pun turun sementara Haris membawakan barang - barangku.

"Huff..Bu, Ibu istirahat disini dulu ya, Haris mo ambil barang2 di kost2an" Pamit Haris padaku
"Loh..Loh..Kamu ini ga cape apa udah jemput ibu langsung pindahan??" Jawabku khawatir
"Hahaha, gpp Bu..lagian Haris udah ga sabar mau tinggal sama ibu" Ucap Haris

Singkat Cerita...

Sudah hampir 6 bulan semenjak pertama kali aku tinggal diluar kota dengan anakku Haris. Semua baik2 saja, Haris memang benar - benar anak yg berbakti. Dia begitu perhatian kepadaku, disela - sela waktu kuliahnya yg padat, dia masih sempat untuk peduli kepada ibunya.

Sore itu sepulang kerja, aku ingin segera mandi. Astaga ternyata Medan tak kalah panasnya dengan Jakarta. Oh iya, ada sedikit keanehan dikamar mandi rumahku ini, entah mengapa dua bulan terakhir ini aku selalu merasa ada yg mengintip setiap aku mandi. Mungkin itu cuma perasaanku saja, tapi itu membuatku takut, jangan -jangan ada orang usil yg diam-diam masuk kerumah. Kamar mandi dirumah ini hanya ada satu, dibelakang dekat dapur, aku segera menuju kesana.

Kutanggalkan seluruh pakaianku, "Huff, pantatku sudah tidak semontok waktu aku muda dulu, sudah agak sedikit turun" keluhku sambil memeras pantatku sendiri. Ya, tubuhku tidak begitu hancur, mungkin karena aku rajin berolahraga sehingga membuat tubuhku tetap kencang, perutku masih terlihat bagus meskipun sudah melahirkan dua anak.

Aku pun selesai mandi, tapi astaga aku lupa bawa handuk, karena terlalu bersemangat tuk mandi aku sampai lupa benda sepenting itu. Aku segera mengintip keluar kamar mandi, mengecheck apakah Haris sudah pulang atau belum. Untung Haris belum pulang, aku segera berjalan bugil dan basah menuju kamarku, aduh mudah-mudahan gak ada yg ngeliat. Kuambil handuk dari balik pintu kamarku, kukeringkan seluruh tubuh dan rambutku yg basah, tiba-tiba terdengar suara pintu. Aku segera melilitkan handuk ketubuhku dan berjalan kearah luar, melihat siapa yg datang.

"Ris..Haris..Kamu ya??" Teriakku dari depan pintu kamarku

Tapi tidak ada seorangpun yg menjawab teriakku, atau mungkin pintu tertutup karena angin. Untuk memastikan aku menuju kepintu depan yg ternyata terkunci. Aku pun menuju kepintu belakang, "Loh kok terkunci gini? perasaan tadi masih kebuka dan belum aku tutup deh" aku jadi semakin khawatir
Aku telusuri seluruh rumah, mencari apakah ada orang asing yg masuk, tapi ternyata seluruh rumah kosong, aku periksa kekamar Haris kosong juga.

Ya mudah-mudahan tidak ada apa-apa. Aku segera kembali menuju kamarku, kubuka handuk yg melilit tubuhku, kuambil sebuah daster dari dalam lemari. Tiba-tiba seseorang mendekap tubuh bugilku dari belakang!!! Aku mencoba berontak, tapi tenaga orang ini sangatlah kuat. Belum sempat aku berteriak, tiba-tiba orang ini langsung melumat habis bibirku, tangan kirinya meremas toket besarku, sedangkan tangan kanannya langsung memasukan jari-jarinya kedalam memekku. Takut, ya aku sangatlah takut sampai tak berani kubuka kedua mataku untuk melihat siapa yg berani memperlakukan aku seperti ini.

Permainan dari orang ini sangat hebat, lidahnya bergerak dengan indah didalam mulutku, dan jarinya yg memainkan pentilku juga memekku begitu lihai, jujur aku mulai terangsang dengan perlakuan ini. Ya semenjak aku tinggal dengan Haris di Medan, selama itu juga aku tidak mendapatkan nafkah batin dari Toni. Aku selalu menahannya selama ini, dan orang ini membuat semua hasrat terpendamku tadi terpecah. Antara takut dan "horny" bergabung menjadi satu, membuat sensasi yg begitu berbeda.

Perlahan aku beranikan diri untuk membuka mataku, kulihat wajah dari pria besar yg menyerangku dengan samar. Belum sampai seluruh mataku terbuka dan pria itu terlihat dengan jelas, pria itu langsung mendorongku kearah kasur, tubuhku terbanting keras membuat dadaku sesak. Tubuh pria besar itu langsung menindihku, kurasakan dadanya yg ternyata sudah tidak memakai pakaian lagi. Aku buka kedua mataku...

"ASTAGA!! HARIS!!! KAMU GILA!!!" teriakku saat tahu pria yg menyerangku ADALAH ANAKKU SENDIRI!!!
"ssstttt......." Sambil terus mencumbuku
"Haris!! Kamu Gila!! Lepasin Ibu!!! HARIS!!" Aku berusaha melepaskan tubuh anakku ini

Mulut Haris langsung melahap pentil toketku, membuat seluruh tubuhku serasa terbakar, dan jarinya yg lincah masuk semakin dalam, tepat menyentuh "G-Spot"-ku, membuat aku merinding.

"Eeemm..Harriiisss....Stop !!" ucapku dengan terbata sambil menahan rasa nikmat ditubuhku
"Udah ibu nikmatin aja, ibu emang mau kan?" jawab Haris merayu
"Kurang ajar kamu, KAMU ANAK IBU!!!" Bentakku dengan rasa kecewa kepada Haris
"Lalu? Kalau aku anak ibu memang kenapa Bu??" Ucap Haris seakan tidak peduli
"Ris, Kamu benar-benar buat ibu kecewa!! kamu anak kesayangan ibu!!" Ucapku dan air mata tak dapat lagi aku bendung, mengalir karena rasa kecewa atas anakku sendiri, Haris anak kesayanganku.

Haris langsung berhenti mempermaikan tubuhku, mungkin dia merasa tak tega dengan tangisanku. Dia langsung mencium keningku lalu berkata "Aku ga akan buat ibu kecewa kok, sekarang coba ibu rasain kontol dari anak yg keluar dari memek ibu sendiri..."

"ASTAGA!! HARIISS!! KAMU GI..aaaahhhhhhh......!!!" belum sempat aku habiskan rasa kagetku, Haris mengejutkanku dengan hal lain, kontol besar Haris masuk memenuhi memekku.
"Aaaahhhh....Njrit, memek ibu masih enak!!" umpat Haris sambil menikmati memekku
"Eeemmm, Hariiisss..Aaaahhhhhh....Aaaaa ahhhh...." aku mencoba menahan nikmatnya hantaman dari kontol Haris dimemekku. Antara perasaan marah dan pasrah bercampur menjadi satu.

Haris terus mengocokan kontolnya didalam memekku, kontol anakku sendiri masuk memenuhi setiap sudut dari memekku, dan aku menikmati itu!! Semua ini semakin tidak terkendali, semua ini gila!!! Namun, Haris tidak mempedulikan itu, dia terus dengan bersemangat memperkosaku, mendesakan kontolnya kedalam memekku. Tangan Haris beraksi meremas toketku, memelintir pentilnya, membuat aku semakin gila.

"Bu...Aaahhh...Keluar Buu..." desah Haris
"Kamu Gila!!!!!" Teriakku sambil menangis
"Aaahhh...Aaahhh...Iiiibbuuuuu u....Aaaahhhhhhh....." Aku merasakan cairan hangat masuk menyerbu memekku, terasa begitu nikmat. Dan tololnya karena sensasi itu, aku pun terpancing dan mendapatkan orgams pertamaku.
"Aaaahhhh...eeeeemmmmmm....eee ennnnggggggsssss..." desahku
"Ahahahahha, nikmatin bu!! ibu nikmatin ini kan!!" tawa Haris puas
"Kamu gila!!! HARIISSSS!!!!" kembali terpecah tangisku melihat tindakan gila Haris

Haris menekan tubuhku dengan tubuh besarnya, menjilati wajahku. Aku mencoba berontak, tapi tangannya dengan kuat menahanku. Dia jilati leherku, naik perlahan kearah telinggaku, lalu berucap..

"Sudah lama aku ingin menikmati tubuh ibu seperti ini, aku tidak dapat menahan lagi melihat wajah cantik ibu dan tubuh ibu yg begitu mengiurkan. Hampir setiap sore aku terus mengintip ibu, menikmati tubuh bugil ibu, selama ibu tinggal denganku, selama itu juga aku mencintai ibu, ya benar-benar mencintai ibu bukan sebagai orang yg melahirkanku, tapi...pokoknya aku sayang ibu!! aku cinta ibu!!" ucap Haris ditelingaku

Airmataku semakin deras mengalir karena semua ucapan Haris, mengapa anakku menjadi seperti ini, apa yg telah aku lakukan sehingga anakku tubuh menjadi seorang yg gila seperti ini.

Malam semakin larut, kurasakan seluruh tubuhku lemas. Sepanjang sore Haris terus menikmati tubuhku, aku tak dapat lagi berpikir, tak dapat lagi merasa. Yang kubisa rasakan hanyala kekecewaan yg teramat dalam atas anakku. Dengan susah payah aku bangunkan tubuhku, seluruh tubuhku terasa ngilu, sudah lama aku tidak berhubungan badan dan hari ini hampir setengah hari aku berhubungan dengan Haris. Haris tertidur puas disampingku, aku berjalan menuju kearah kamar mandi. Kusiram tubuhku dengan air dan kembali airmataku mengalir deras. Hidupkku berubah dalam sekejap, kebahagiaan dan rasa bangga atas anakku hancur, mengalir begitu saja dan terbuang entah kemana.

Esoknya aku tidak bisa bekerja, aku habiskan waktukku dirumah mencoba menenangkan diri. Aku belum melihat Haris pagi ini dan mungkin aku tidak akan sanggup bertemu dengannya lagi. Aku bersihkan kasurku tempat dimana dengan brutalnya anakku sendiri memperkosaku, meskipun aku menikmati...ah tidak, apa yg aku pikirkan!! Tiba-tiba saja aku kembali teringat serbuan dari Haris ketubuhku yg jujur aku akui benar-benar hebat.

"Hmmmm, kok ngelamun bu?" suara Haris tiba2 terdengar, membuatku kaget
"Ha..Haris..." aku tak dapat berkata apapun
"Ibu ingat yg kemarin ya? enak kan bu? ibu mau lagi ya?" goda Haris sambil menuju kearahku
"Kamu kurang ajar, dasar anak durhaka!!! Pergi kamu!!" kuluapkan emosiku
"Hahahahha..." Haris tidak peduli dan kembali mendekat

Aku berlari kearah pintu keluar, tapi Haris mengejarku dan menarik tanganku membuatku kehilangan keseimbangan dan jatuh. Haris lalu memeluk tubuhku, menangkatnya keatas kasur. Aku hanya diam saat Haris menangkat dasterku dengan perlahan, aku sudah berusaha melawan, tapi hasilnya pasti akan sama seperti kemarin. Bisa dibilang, kali ini aku pasrah dengan segala tindakan yg akan Haris perbuat ketubuhku.

Haris terus mendorong kontolnya masuk kedalam memekku, semakin dalam dan dalam. Kali ini aku tak coba melawan, karena itu hanya akan sia-sia. Haris bukanlah anakku yg dulu lagi dan tak ada yg bisa kuperbuat untuk merubah itu. Tubuhku menyatu sempurna dengan tubuh Haris, kubalas setiap cumbuan dan ciumannya.

"Eeeeeemmmm...Eeennnggg...Aaaa hhhh..." desahku
"Gitu donk Bu, nikmatin aja, ibu bahagia begitu jg dengan aku" ucap Haris senang
"Eeemmmmm....Eeemmmm...." aku tidak lagi peduli

Kontol Haris nikmat tertancap dalam dimemekku, membuat seluruh tubuhku bergetar. Lidahnya liar menjilati leherku, sementara tangannya meremas dan memijat toketku. Semua berasa mencair, kecemasanku pun hilang entah kemana, yg ada sekarang hanyalah aku harus menikmati moment ini. Tiba-tiba Haris mengankat tubuhku, ditariknya aku kearah meja rias. Haris duduk dibangku dengan kontolnya yg masih berdiri tegang. Dia kembali menarik tanganku, dia menyuruhku berdiri membelakanginnya, astaga...

Wajahku mendadak menjadi merah, ada-ada aja tingkah Haris. Aku kaget dan menjadi malu melihat tubuh bugilku sendiri dari kaca, astaga!! Haris mengendong tubuhku, dijepitnya kedua kakiku dengan kakinya, lalu ditariknya kakinya, membuat memekku yg memerah terlihat dengan jelas dikaca meja rias. Ah! Aku semakin tidak bisa menahan sensasi ini, aku sangat malu, lalu tiba2 Haris mengangkat tubuhku lagi, kali ini..

"Eeeeemmmmmmm.....aaaaaaaaaaaa aaahhhhhhh....." Desahku saat kontol Haris masuk menembus memekku, dalam posisi seperti ini kontol Haris benar-benar sangat "berasa" memenuhi memekku.
"Eenngg..Hahaha...EEeeehhhh... " Desah Haris bercampur tawanya.

Dengan jelas bisa aku lihat tubuh tuaku sedang dinikmati oleh anakku sendiri dari kaca meja riasku yg lebar. Aku bisa melihat kontolnya yg keluar masuk dari memekku, dan toketku yg besar bergerak naik turun sesuai dengan irama kocokan dari Haris. Wajahku memeras, sensasi luar biasa ini membuat aku kembali terpancing, hasratku kian menjadi dan memanas. Seluruh tubuhku bergetar karena ulah Haris ini, aku..aku..akuu menikmati inI!!!

Kurasakan memekku semakin tegang dan panas, ya aku akan orgams. Haris tau itu, semakin ditekannya dalam kontolnya didalam memekku, membuat aku tidak bisa menahan orgamsku lagi.

"Aaaahhhhh...eeeemmmmm.....Aaa ahhhhh...." Desahku panjang mengiringi orgamsku
"Eeeeffff...Ennnaakkk Buuuuu...." Desah Haris sambil terus diangkatnya tubuhku

Karena nikmatnya orgamsku, kumendorong tubuh Haris kebelakang, membuatnya tak dapat menjaga keseimbangan. Kami berdua terjatuh kelantai.

"Hahahahahahahhahahahahahhaha. .." tawa kami bersamaan
"Eh? Hahaha Ibu..." Haris senang sekali saat melihat aku tertawa
"Eemm..." aku tertunduk malu

Haris kembali memelukku, kembali dimasukan kontolnya kedalam memekku. "Ugggghhhh..." Begitu nikmatnya kontol anakku sendiri. Kini kami berada dalam posisi doggy.

"Aah..Ahh..Aahh..Eeemm..." desahku bersamaan dengan keluar masuknya kontol Haris
"Eeeemmmm...Buuu....Aaahhhh... ." desah Haris terlihat begitu menikmati memekku
"Uuuff...Ahh..Ahh..." desahku
"Bbbuuu...aaahh...keeellluuuar rrrr bbbuuuu....aarrrggghhh...eeenn nggggg" tubuh Haris bergetar, kurasakan spermanya menembak dengan cepat masuk kedalam memekku, hangat.

Aku tak dapat menahan tubuhku lagi dengan lututku, aku terjatuh karena sensasi yg begitu nikmat, tubuhku menempel pada lantai, begitu dingin. Lalu tubuh Haris menindihku, kami berbua benar-benar merasa puas.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dua bulan telah berlalu semenjak kejadian hebat itu. Selama dua bulan terakhir ini aku dan Haris bukan lagi seperti ibu dan anak, tapi seperti sepasang suami istri. Aku sudah tidak risih lagi dengan status itu, aku sudah tidak peduli dia anakku atau bukan. Yang jelas sekarang aku menikmati hubungan itu, menikmati kontol Haris dan begitupun sebaliknya Haris yg sangat mencintai lubang tempat dimana dia dilahirkan. Haris anakku, aku mencintaimu.