"Dahsyat" Behind the scene

Bookmark and Share
Syuting acara Dahsyat baru saja selesai, ketiga presenternya, si catik Luna Maya, si playboy cap tikus Rafi Ahmad, dan si ngga jelas Olga Saputra sedang bercanda di ruang ganti, mereka tidak merasa risih untuk berada dalam satu ruangan saling bercanda yang menjurus, bahkan tanpa segan mereka saling membuka pakaian.
Olga berkata pada Luna, ‘Eh bo, bagus amat si tete lu? sekel.’ Kata Olga sambil meremas payudara Luna.
‘Ya iya lah.’ kata Luna sambil meminkan mimik wajahnya dengan lucu, ‘kan biar tetep laku, bo.’ guraunya lagi
‘Gua nenen, ya.’ kata Olga sambil menarik lepas bra Luna, dan langsung melumat payudara sekal milik sang dara.

Luna kaget dan coba berontak, ‘anjrit, ga… sadar lo’
Tangan Luna yang ingin mendorong Olga, tiba-tiba dicekal dari belakang dan di tekan ke arah pahanya dengan kuat.
Rafi Ahmad yang melakukannya, sambil dengan rakus menciumi dan menjilat leher jenjang Luna
‘Biar aja, May, si Olga kan masih dalam masa pertumbuhan,’ gumam Rafi ngga jelas sambil tetap dengan rakus melumat leher Luna, juga cuping telinga dan rahangnya.
‘Anjrit lu pada,’ maki Luna, yang menggeliat-geliat antara geli, nikmat dan ingin melepaskan diri
‘Anjrit sih anjrit, neng,’ dengus Olga yang berpindah ke payudara sebelah kiri, ‘tapi pentil elu ngaceng tuh,’
Wajah luna memerah karena memang puting payudara sebelah kirinya mencuat tegang setelah di jilat, dihisap dan digigiti oleh Olga, dan sekarang dengan rangsangan dari Rafi dan serbuan mulut Olga, seluruh tubuhnya menegang.
Ketika keduanya bergerak turun, desahan Luna makin terdengar jelas, lidah Olga yang menjalar ke perut ratanya, dan bermain dipinggulnya, lalu lidah Rafi yang menjelajah punggung dan ke bukit pantanya.
Luna tak menyadari kalau G-stringnya sudah tercampak entah ke mana. Hanya saja suara desah tertahan keluar dari mulut sensualnya ketika vagina dan anusnya diserbu lidah nakal Olga dan Rafi.
Tangan gadis itu kini meremasi dadanya, sambil tubuhnya menegang dan menyentak-nyentak merasakan lidah kedua rekan presnternya merayapi dua lubang yang memberikan sensasi hebat pada tubuhnya.
‘Enak kan, may?’ ejek Rafi yang merasakan pinggul luna bergerak-gerak mengejar lidahnya dan Olga.



‘Anjrit lu Raf, enak banget gila.’ ceracau Luna tak kauruan, tangannya kini menekan kepala Olga dan Rafi ke selangkangan dan buah pantatnya meminta lidah mereka untuk makin liar. Tubuh Luna menggeletar hebat ketika orgasmenya tiba, tubuhnya dibiarkan menggelosor oleh kedua rekannya.
Keduanya cengengesan melihat tubuh Luna, melihat dadanya yang naik-turun seirama dengan nafasnya yang masih memburu.
‘Sekarang elo, yang puasin kita dong May,’ kata Olaga dengan nafas memburu. Luna menatapnya dengan pandangan jahil dan berkata sambil merangkak mendekati Olga.
‘Emang lu punya kontol?’ ejeknya, dan Olga dengan menurunkan celana dalamnya.
‘Ouw,’ seru Luna kagum, ‘kontol lu boleh juga’ sambungnya sambil kemudian mengocok lembut penis Olga, menjilati pangkal sampai ke buah zakarnya, Olga mendesis karena perlakuan Luna, dan desisannya maknin menjadi ketika dengan santai Luna memerinya deeptroath.
‘Eh, May, kontol gua juga dong’ gerutu Rafi yang memang tidak sabaran, ia langsung menjambak rambut Luna dan menggiringnya ke arah penisnya yang sudah mengacung dan mengeluarkan cairan pelumas.
‘Auch, Rafi, rese luh, ya, sabar dikit dong,’ gerutu Luna sambil meringis karena mjambakan Rafi, namun tanpa pikir panjang langsung mend deeptroath penis Rafi, sementara tangannya mengocok penis Olga.
Secara bergantian mulut sensual Luna mengoral penis Rafi dan Olga, namun dasar orang, sudah dikasih jantung malah minta rempela. Dengan sedikit paksa, mereka menjejalkan penis mereka bersamaan dalam mulut Luna.
Gadis itu tentu saja gelagapan dan berusaha meronta, namun tentu saja kalah tenaga, terutama karena Rafi dan olga tidak tinggal diam dan mencoba merangsang Luna agar perlawanannya mengendur, dan benar saja, tak lama Luna sudah bisa menerima dua penis dalam mulutnya, bahkan tangannya kini memainkan payudara dan vaginanya sendiri, hingga ia mendapat orgasmenya yang kedua.
Lalu Rafi terlentang dan meminta Luna untk mengangkanginya, melakukan Woman on Top. Tanpa pikir panjang Luna yang sudah terbakar birahi segera mengangkangi Rafi dan masuklah penis playboy cap tikus kita dalam vagina Luna maya yang mendesah kenikmatan. Sedang asyik Luna menggenjot Rafi, punggungya didorong Olga hingga payudaranya lekat dengan dada kurus Rafi, lalu dengan santai Olga menyodomi Luna, yang mengerang,
‘Ancur, lu Olga. Sakit tau, pantat gua masih perawan, monyet! main sodok aja.’
Rafi ikut nimbrung, ‘Yah tau ‘ndiri, May, Olga, gitu loh, doyan pantat.’
Tapi Olga tak perduli dan dengan tempo yang teratur menggenjot anus Luna yang kini justru mendesah kenikmatan merasakan dua lubang kenikmatannya disodok dengan penuh gairah, ia bisa merasakan duua penis yang terhalang leh batas tipis antara anus dan vaginanya bergerak berirama, bergerinjal-gerinjal dalam kedua lubangya.
Dan tak lama hingga Luna kembali mendapat multiple orgasme, terlebih ketika keduanya salung bergantian menembus vagina dan anusnya.
Luna sampai minta-minta ampun pada kedua rekannya yang ternyata punya stamina sangat hebat, mereka kembali cengengesan, lalu membiarkan Luna beristirahat sebentar, sambil saling berbisik dan keduanya tertawa bersama. Rafi kemabali terlentang, meminta luna kambali berwoman on top . Luna yang terpauskan habis-habisan menurut tanpa pikir panjang dan melakukan permintaan Rafi, ia tak sadar kalau posisinya dimanfaatkan Olga untuk mengujam penis Luna dari belakang.
Mulut Luna membentuk huruf O namun tak bisa mengeluarkan suara, ia merasakan vaginanya dipaksa berekspansi habis-habisan menerima serbuan dua penis rekannya. Dan mulutnya menganga dan mendesah hebat ketika penis keduanya bergerak liar dalam vaginanya. Kegialaan ketiganya menyatu dalam posisi satu lubang dua batang ini.
Dan lolongan ketiganya menandai puncak orgasme terhebat yang terjadi di ruangan itu, semburan-demi semburan sperma masuk menerjang ke fdalam rahim Luna membuat gadis itu kembali melejang-lejang dilanda multiple orgasme sementara Olaga dan Rafi serasa berada di awang-awang ketika melepaskan hajat mereka yang tertahan begitu lama.
Ketiganya kemudian terkulai lemas, saling berpelukan. setelah seengah jam baru ketiganya mampu bergerak dengan lemah untuk kemudian berpakaian. Ketiganya melihat jam, tiga jam mereka bersetubuh dengan liar, ketiganya berpandangan dan tertawa.
Sejak saat itu ketiganya sering melakukan threesome bila ada kesempatan, bahkan mereka saling menyesuaikan jadwal agar bisa off bersamaan dan melakukan wild sex bersama...

Sumber : Krucil