Perkenalkan namaku Mevy, umurku 23 tahun. Saat ini aku kuliah di salah satu perguruan tinggi di provinsi Kalimantan Barat, tepatnya di kota Pontianak semester 7. Sebagai gambaran, aku berkulit kuning langsat (masih keturunan tionghoa), tinggiku 164 cm dan berat 63 kg dengan ukuran bra 34B. Aku anak pertama dari 2 bersaudara, adikku cewek masih duduk di bangku kuliah semester 3. Selain itu aku juga punya lesung pipit di kedua belah pipiku, dengan rambutku yang sebahu. Saat ini aku masih sendiri setelah hampir 1 tahun putus dengan pacarku.
Aku ingin menceritakan pengalaman "gila"ku, yang sudah lama aku simpan. Sudah lama aku ingin berbagi ceritaku ini, sampai akhirnya aku mengetahui Situs ini. Aku harap ada yang mao share sama aku setelah membaca kisahku ini.
Sejujurnya aku akui kalau aku mempunyai sifat aneh yang mungkin jarang dimiliki wanita yang seusia denganku. Yah boleh dibilang aku "beda" dengan perempuan kebanyakan. Aku mempunyai sifat suka mempertunjukkan bagian-bagian tubuhku kepada orang lain, khususnya laki-laki. Hal ini sudah kualami sejak aku berumur 17 tahun, waktu itu aku masih duduk di bangku SMU kelas 2. Ceritanya aku baru pulang dari sekolah, hari itu aku capek sekali karena tadi pagi habis mengikuti pelajaran olah raga, kemudian siangnya aku mengikuti latihan Paskibra sehingga begitu pulang tanpa membuka pakaian sekolahku, aku langsung tertidur di kamarku.
Sialnya aku lupa menutup pintu, mungkin karena badan ini sudah begitu lelah sampai-sampai hal sekecil itu tak terpikirkan olehku. Berhubung aku masih memakai pakaian sekolah, otomatis rok sekolahku masih belum kubuka. Sehingga mungkin tanpa sadar aku telah tidur dengan posisi yang sangat menantang buat laki-laki yang melihatku. Saat itu aku lupa kalau dirumah adikku sedang kerja kelompok dengan teman-teman sekolahnya. Sekilas waktu aku datang dari sekolah tadi cukup ramai juga, kebanyakan dari teman-teman adikku yang datang adalah cewek, cowoknya hanya ada 2 orang, dan itupun aku tak mengenalnya. Berhubung kamarku berada di depan ruang tamu tempat adikku dan temannya mengerjakan tugas kelompok, sehingga akan kelihatan tempat tidurku. Entah berapa lama aku tertidur, begitu terbangun dari tidurku tanpa sengaja mataku melihat teman adikku yang cowok sedang melihat ke kamarku, atau tepatnya kearah bawah tubuhku. Barulah aku tersadar kalau rokku telah tersingkap hingga hampir ke pangkal pahaku sehingga dengan jelas teman adikku itu bisa melihat dengan bagian rahasiaku.
Saat itu aku baru tersadar kalau aku masih mengenakan pakaian seragam sekolahku, mungkin teman adikku itu sedang memperhatikan gundukkan daging yang masih tertutup dengan celana dalam berwarna biru yang kukenakan. Entah mengapa aku tiba-tiba punya ide gila untuk membiarkan kejadian itu terus berlangsung. Bahkan dengan santainya aku membuka kedua pahaku dan berlaku seolah-olah aku masih tidur. Enyah mengapa kurasakan jantung ini berdegup dengan kencang, sensasi yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Bahkan dengan mengintip dari balik bantalku, kulihat teman adikku itu masih melihat kearahku. Kulihat mukanya merah sambil sesekali menelan air ludah. Hal itu kusadari dengan melihat jakunnya yang naik turun dari tadi sejak melihatku.
Kemudian aku pura-pura mengubah posisiku, jikalau tadi ia bisa melihat dengan jelas bagian depan kemaluanku yang masih tertutup celana dalam itu, kini aku ingin menunjukkan bagian pantatku yang kata teman-teman sekolahku aku memiliki pantat yang lumayan aduhai. Walaupun aku tidak bisa melihat reaksi teman cowok adikku itu tapi dapat kubayangkan bagaimana wajahnya setelah kuperlihatkan bagian pantatku itu. Bahkan dengan pura-pura tertidur pulas sengaja aku naikkan rok ku agar ia bisa melihat dengan jelas seluruh bagian pantatku. Tapi entah mengapa tak lama kemudian aku mendengar tawa keras dari teman-teman adikku itu, seolah menertawakan sesuatu yang sangat lucu.
Barulah kusadari kalau mereka itu menertawakan aku setelah adikku masuk ke kamarku dan membangunkan aku yang pura-pura tertidur dan mengatakan bahwa rokku tersingkap. Aku cuek saja pura-pura tidak tahu akan hal itu, lalu setelah adikku keluar dari kamarku, aku tiba-tiba tertawa walaupun dengan perlahan dan mengatakan pada diriku sendiri dalam hatiku kalau "aku sudah gila". Kemudian aku keluar kamar untuk menuju ke kamar mandi untuk buang air kecil, saat aku keluar kulihat teman adikku yang tadi mengintipku tanpa sengaja mataku dan mata cowok teman adikku itu bertemu pandang, aku tersenyum dan dibalasnya setelah itu ia menunduk dan kulihat sekilas wajahnya memerah. Melihat itu kembali aku tersenyum dan melanjutkan langkahku menuju kamar mandi.
Sesampainya di kamar mandi sebelum aku pipis kuraba vaginaku dan aku terkejut karena ternyata vaginaku telah basah dengan cairan yang saat itu aku masih belum mengerti cairan apa itu. Semula ku beranggapan kalau cairan itu adalah keputihan, namun setelah kuperhatikan celana dalamku cairan itu lumayan banyak dan tidak berbau seperti layaknya keputihan. Akhirnya lama kelamaan baru aku sadari kalau itu adalah orgasme pertama yang kualami dalam hidupku. Mungkin cairan itu keluar saat aku merasakan nikmatnya ketika aku mempertontonkan bagian rahasiaku kepada teman adikku tadi. Pikirku saat itu, ternyata begini rasa nikmat saat orgasme. Tiba-tiba aku punya ide gila yang selama ini tak pernah terlintas di otakku. Aku ingin menunjukkan seluruh bagian tubuhku tanpa sehelai benangpun kepada laki-laki. Namun aku tak tahu bagaimana caranya.
Akhirnya setelah sekian lama menunggu, hampir setengah tahun, akhirnya saat itu datang juga. Walaupun itu boleh dibilang bukan suatu kesengajaan, tapi aku bersyukur.
Saat itu rumahku kedatangan tamu, dia adalah sepupuku dari keluarga mamaku. Namanya Ivan, ia seumur denganku saat itu dan sama-sama masih duduk dibangku SMA kelas 2. Menurut penilaianku Ivan adalah seorang cowok yang humoris, ia sering membuatku tertawa dengan joke-jokenya yang spontan, menurutku walaupun tampangnya tidak terlalu ganteng namun aku cukup terpesona melihatnya karena ia memiliki sesuatu yang sangat aku sukai dari kaum lelaki yaitu dagunya yang berbelah. Saat itu Ivan sedang berlibur di rumahku, karena kami sedang libur kenaikan kelas.
Otomatis selama hampir sebulan Ivan akan menginap di rumahku. Saat itu juga aku baru teringat akan "rencanaku" untuk mengulangi kegilaanku dulu. Akhirnya saat yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang juga, hari itu hari minggu. Dirumah saat itu hanya tinggal aku, adikku, dan ivan. Waktu menunjukkan pukul 09.00 pagi, aku baru bangun tidur saat kulihat Ivan dan adikku sedang nonton TV di ruang tamu. Saat melihatku, Ivan tersenyum dan berkata,
"Yee.. Anak perawan kok bangun siang?!!"
Aku hanya tersenyum mendengarnya, tak lama kemudian aku kembali ke kamarku mengambil handukku untuk mandi, saat aku melintas kulihat hanya Ivan sendiri yang sedang menonton.
"Lho, Nita mana?? Kok sendiri aja nontonnya??"
"Nita ada temannya datang, tuh didepan" Jawab Ivan.
"Oo.. Ya udah. Eh 'Van, kamu udah mandi belum??"
"Mandi, aku mah udah dari tadi mandinya. Kamu tuh baru bangun, sana mandi.. Bau tau".
"Biarin bau.. Tapi tetep cakep. Kirain kamu belum mandi. Kalo belum sih.." Ucapku menggantung.
"Kenapa?? Mo ngajak mandi bareng??" Tanya Ivan spontan.
Aku cukup terkejut juga mendengarnya, tapi dengan santai aku menjawab,
"Maunya sih, kalo situ nggak keberatan"
Ivan hanya terdiam mendengar jawabanku. Lalu dengan santai aku melangkah menuju kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Kurasakan seolah-olah Ivan sedang menatapku dari belakang. Setelah masuk ke kamar mandi, sengaja tidak kututup rapat pintu kamar mandi. Aku berharap Ivan mengetahui kesengajaanku ini, aku ingin merasakan bagaimana nikmatnya mandi sambil diintip laki-laki. Setelah menanggalkan seluruh pakain yang melekat ditubuhku, sambil bernyanyi kecil aku membasahi tubuhku dengan air yang keluar dari shower. Sekitar 10 menit kemudian, kudengar bunyi langkah menuju arah dapur. Lewat sela-sela pintu yang sengaja tidak 'ku tutup tadi, aku lihat Ivan sedang mengambil air minum.
Sekilas kulihat arah matanya sedang menatap pintu kamar mandiku dan aku yakin ia melihat tubuhku walaupun tidak seluruhnya terlihat. Lalu aku pura membungkuk untuk membersihkan kakiku, sengaja kuarahkan pantatku ke sela-sela pintu agar Ivan dapat dengan leluasa melihat bagian yang kuanggap paling seksi dari seluruh tubuhku itu. Sekitar lima menit kemudian aku mengubah posisiku, kali ini aku berdiri menyamping, sekilas kulirik kalau Ivan masih berdiri ditempatnya, kuusap-usap payudaraku yang berukuran 34B itu. Kupastikan agar Ivan bisa melihat gerakanku itu walaupun dari samping. Aku merasakan sensasi yang luar biasa dahsyat saat aku mengelus-elus pentil susuku.
Badanku bregetar hebat menahan gairah yang seakan-akan mau meledak. Ah, aku berkhayal, seandainya Ivan menerobos masuk dan mencumbuku tentu tidak akan kutolak. Kini tanganku turun untuk mengelus vaginaku. Kumain-mainkan clitorisku, ach.. Ingin rasanya aku berteriak "Ivan.. Apa yang kau tunggu lagi!! Cumbu aku, puaskan aku!!"
Aku seolah tak perduli lagi. Tak lama kemudian aku merasakan ada suatu yang akan keluar dan dapat aku pastikan kalau aku akan orgasme. Kupercepat elusan tanganku di clitorisku, dan tak lama kemudian..
"Akhh.. Eesstt.."
Tanpa kusadari aku mengerang menahan kenikmatan yang sedang aku rasakan dan aku yakin Ivan pasti mendengarnya. Barulah setelah itu aku membersihkan badanku. Setelah mengeringkan badanku, aku keluar dari kamar mandi dan kulihat Ivan sudah tidak ada lagi di tempatnya semula berdiri. Saat aku melewati ruang tamu. Kulihat ia sedang nonton TV sambil berbaring.
"Wah, lama amat mandinya. Jangan-jangan udah habis tuh airnya, hampir aja aku mo' numpang kencing di rumah tetangga kalo' kamu nggak keluar-keluar. Tidur yah..??" Ledek Ivan
Aku hanya menjulurkan lidahku mendengar ucapannya, sekilas saat aku akan masuk ke kamarku, kulihat bagian bawah pusar Ivan tampak menonjol. Aku yakin ia pasti horny, karena dari tadi mengintip aku mandi.
Setelah masuk ke kamarku, sengaja tidak kututup pintu kamarku, sehingga kamarku hanya ditutupi kain korden. Sehingga apabila tertiup angin, kupastikan kain itu akan tersibak. Setelah membuka lilitan handuk yang menutupi tubuhku, aku mengeringkan sisa-sisa air dari tubuhku sambil sesekali melirik Ivan yang ada tepat di depan kamarku, kuharap ia sadar kalau aku ingin mengulangi kejadian di kamar mandi, kini di kamarku. Sambil bernyanyi-nyanyi aku mengambil BH, CD dan daster dari dalam lemari bajuku. Aku ingin terlihat seksi saat Ivan melihatku memakai daster didepannya, karena aku yakin pasti ia tidak pernah melihat seorang gadis sepertiku memakai daster. Kemudian terlintas di pikiranku seandainya aku tidak memakai bra, pasti akan terlihat dengan jelas lekuk-lekuk payudaraku.
Kemudian kutaruh kembali BH yang tadi kuambil. Lalu aku mulai memakai celana dalamku saat tiba-tiba angin bertiup kencang hingga menyingkap kain penutup kamarku sehingga terlihat dengan jelas posisiku yang sedang memasukkan kaki kananku ke dalam segitiga pengaman wanita itu. Dan tanpa sengaja mataku bertatapan dengan mata Ivan yang sedang tercengang melihat pemandangan indah itu. Tapi aku cuek saja dan tetap meneruskan kegiatanku memakai celana dalam. Aku tersenyum mengingat raut wajah Ivan saat melihatku bugil tadi. Setelah lengkap berpakaian, aku keluar dan kulihat Ivan tidak ada ditempatnya semula. Lalu kudengar bunyi pintu kamar mandi yang barusan ditutup. Oh, mungkin ia sedang buang air kecil, pikirku.
Tak lama kemudian Ivan keluar dari WC dan menuju kearahku. Kulihat wajahnya memerah, tapi aku tak tahu karena apa. Sambil nonton TV, aku dan Ivan berbincang-bincang sambil sesekali aku tertawa dibuatnya dengan cerita-cerita lucunya. Saat aku tertawa itu ku rasakan payudaraku yang tanpa BH itu berguncang-guncang. Aku lihat Ivan sesekali melirik ke arah gunung kembarku itu, dan aku yakin ia pasti tahu kalau aku tidak memakai BH. Tanpa kusadari ternyata tonjolan putingku itu nampak jelas tercetak dari balik dasterku.
"Ah, udahan ah 'Van. Cerita lo' bikin aku sakit perut nahan pipis. Dari tadi ketawa melulu". Ucapku.
"Lha pipis di tahan-tahan, ntar jadi penyakit baru tahu." Jawab Ivan.
"Ya udah aku pipis dulu nih.."
Lalu aku beranjak menuju ke kamar mandi untuk pipis. Setelah buang air kecil, saat aku akan keluar kulihat pakaian dalamku sebelum aku mandi tadi masih menggantung di belakang pintu. Lalu aku mengambilnya dengan maksud akan kurendam di ember, tanpa sengaja saat aku memegang celana dalamku kurasakan ada banyak lendir tepat dibagian penutup vaginaku. Saat aku perhatikan, ada banyak lendir berwarna putih kental disitu. Aku bertanya-tanya apakah ini cairanku, tapi setahuku tadi saat aku mo' mandi, aku ingat kalau celana dalamku tadi masih kering karena saat ini aku masih dalam masa subur. Pun aku yakin kalau itu bukan cairan keputihan, karena cairan yang ini banyak sekali seperti lendir. Saat kusentuh cairan itu terasa hangat dan melekat, baunya pun persis dengan bau pemutih pakaian.
Kulihat di BHku juga ada cairan lendir itu walaupun tidak banyak. Aku berpikir, apakah ini cairan milik Ivan, karena aku pernah membaca suatu artikel kalau cowok itu senang sekali onani bahkan aku juga pernah membaca di *******.com kalau ada sifat cowok yang suka mengoleksi pakaian dalam cewek bekas pake', kalo ngga salah namanya Fetish.
Kini aku yakin ini pasti sperma milik Ivan, mungkin ia tidak bisa menahan nafsunya sehingga dilampiaskan melalui pakaian dalamku ini. Aku tidak menyangka ternyata Ivan yang kuanggap "alim" itu bisa melakukan onani, dan pakaian dalamku yang menjadi korbannya. Tapi aku tidak marah, malah aku ingin merasakan bagaimana rasanya air mani Ivan ini. Kemudian aku keluar dari kamar mandi, dan masuk ke kamarku. Saat aku melewati ruang tamu, kulihat tidak ada siapa-siapa. Mungkin Ivan ada dikamarnya di lantai dua.
Begitu sampai ke kamarku, kukunci pintu kamarku dan kembali ku buka lipatan celana dalamku yang terdapat sisa-sisa air mani Ivan tadi. Dengan perlahan, kuhirup aroma sperma milik Ivan itu. Mungkin kalau ada orang yang melihatku pasti akan jijik dan mengatakan aku jorok. Tapi aku tak perduli dan tetap ku hirup aroma nikmat itu. Kurasakan panas yang keluar dari tubuhku walaupun di kamarku telah terpasang AC. Kubuka daster yang kukenakan dan juga celana dalamku hingga aku telanjang bulat. Kemudian aku berbaring di atas tempat tidurku, sambil tetap mencium bau khas lendir milik laki-laki yang bernama Ivan itu.
Karena penasaran, kumainkan lendir itu dengan jari telunjukku. Timbul rasa penasaran ingin "mencicipi" sperma Ivan ini, tapi aku takut hamil. Tapi karena rasa penasaranku begitu kuat, kubuang jauh-jauh rasa takutku itu dan tanpa rasa jijik sedikitpun kujilat sedikit air mani Ivan itu. Kurasakan rasa asin dan entah rasa apa lagi, tak bisa kujelaskan. Karena penasaran, kujilat lagi sedikit sperma Ivan yang ada di celana dalam ku itu, hingga tanpa sadar akhirnya kujilat dan kutelan seluruh air mani Ivan itu hingga celana dalamku yang tadi belepotan dengan air mani Ivan itu menjadi basah oleh air liurku karena bekas menjilatinya tadi. Entah mengapa aku jadi ketagihan, rasa asin tadi seolah berubah menjadi suatu rasa nikmat yang memabukkanku. Akhirnya karena terangsang hebat, ku mainkan klentitku, aku pun mendesah hebat menahan getaran kenikmatan hingga akhirnya aku orgasme.
"Aahh.. Esstt.."
Sesaat aku terkulai lemas, dan tanpa sadar aku akhirnya tertidur dengan tubuh telanjang. Saat aku bangun kulihat jam ternyata aku tertidur hampir 1 jam. Cepat-cepat aku memakai bajuku kembali dan keluar untuk mencuci pakaian dalamku tadi. Setelah mencuci, tiba-tiba kurasakan kalau rumahku sepertinya sepi tidak ada orang. Lalu aku membuka kamar adikku, ternyata dia tidak ada. Akhirnya aku baru teringat akan Ivan, aku lupa menyuruhnya makan. Kulangkahkan kakiku menuju lantai dua, menuju kamar Ivan. Kulihat pintunya terbuka sedikit, pikirku apakah Ivan sedang tidur. Saat tanganku akan membuka pintu kamarnya, aku dikejutkan dengan pemandangan yang membuatku surprise. Aku lihat Ivan sedang berbaring telanjang diatas tempat tidurnya, kelihatannya ia sedang horny berat karena kulihat ia sedang mengelus-elus penisnya. Untuk pertama kalinya aku baru melihat bentuk penis laki-laki.
Lumayan besar juga milik Ivan. Yang makin membuatku surprise adalah ternyata Ivan sedang memegang celana dalam berwarna merah. Aku yakin itu pasti milik adikku karena aku tidak mempunyai celana dalam berwarna merah. Kulihat Ivan sedang mencium-cium celana dalam adikku itu tepat di bagian tengah-tengahnya. Lalu ia mulai mengocok penisnya sambil tetap mencium CD adikku itu. Aku yang melihat itu kembali menjadi terangsang. Kuremas-remas payudara sebelah kananku sambil melihat Ivan. Ah, kalau aku tidak dapat mengendalikan diriku mungkin sudah dari tadi aku masuk kekamar Ivan. Aku membayangkan seandainya penis Ivan itu menusuk-nusuk memekku, ah pasti nikmat sekali. Tak lama setelah itu aku lihat wajah Ivan tiba-tiba memerah dan tubuhnya menegang, dan kulihat ia meletakkan celana dalam adikku itu tepat di diujung penisnya dan kudengar ia mendesis pelan menyebut nama adikku.
"Achh.. Fitri.. Enak sekali sayang!!"
Oh, mungkin ia sedang membayangkan begituan dengan adikku. Sialan, makiku dalam hati kenapa ia malah memilih Fitri untuk menjadi bahan onaninya. Kenapa tidak aku, tiba-tiba saja aku menjadi cemburu. Padahal aku lebih cantik dibandingkan adikku itu.
Tak lama setelah itu, kulihat Ivan mengangkat celana dalam yang tadi ditutupkannya di atas penisnya saat onani. Kulihat celana dalam adikku itu basah dibagian tengahnya. Dan kulihat juga di ujung penis Ivan itu ada sedikit cairan putih, sama seperti yang terdapat di celana dalamku tadi. Ternyata dugaanku tidak meleset, lendir yang tadi ada di celana dalamku itu adalah kepunyaan Ivan. Ternyata ia juga ingin membaginya dengan celana dalam adikku.
Kemudian aku turun dan pura-pura sedang nonton TV, semoga saja Ivan tidak mengetahui kalau aku tadi mengintipnya sedang onani. Itulah sedikit pengalamanku yang bisa kuceritakan.
Aku ingin menceritakan pengalaman "gila"ku, yang sudah lama aku simpan. Sudah lama aku ingin berbagi ceritaku ini, sampai akhirnya aku mengetahui Situs ini. Aku harap ada yang mao share sama aku setelah membaca kisahku ini.
Sejujurnya aku akui kalau aku mempunyai sifat aneh yang mungkin jarang dimiliki wanita yang seusia denganku. Yah boleh dibilang aku "beda" dengan perempuan kebanyakan. Aku mempunyai sifat suka mempertunjukkan bagian-bagian tubuhku kepada orang lain, khususnya laki-laki. Hal ini sudah kualami sejak aku berumur 17 tahun, waktu itu aku masih duduk di bangku SMU kelas 2. Ceritanya aku baru pulang dari sekolah, hari itu aku capek sekali karena tadi pagi habis mengikuti pelajaran olah raga, kemudian siangnya aku mengikuti latihan Paskibra sehingga begitu pulang tanpa membuka pakaian sekolahku, aku langsung tertidur di kamarku.
Sialnya aku lupa menutup pintu, mungkin karena badan ini sudah begitu lelah sampai-sampai hal sekecil itu tak terpikirkan olehku. Berhubung aku masih memakai pakaian sekolah, otomatis rok sekolahku masih belum kubuka. Sehingga mungkin tanpa sadar aku telah tidur dengan posisi yang sangat menantang buat laki-laki yang melihatku. Saat itu aku lupa kalau dirumah adikku sedang kerja kelompok dengan teman-teman sekolahnya. Sekilas waktu aku datang dari sekolah tadi cukup ramai juga, kebanyakan dari teman-teman adikku yang datang adalah cewek, cowoknya hanya ada 2 orang, dan itupun aku tak mengenalnya. Berhubung kamarku berada di depan ruang tamu tempat adikku dan temannya mengerjakan tugas kelompok, sehingga akan kelihatan tempat tidurku. Entah berapa lama aku tertidur, begitu terbangun dari tidurku tanpa sengaja mataku melihat teman adikku yang cowok sedang melihat ke kamarku, atau tepatnya kearah bawah tubuhku. Barulah aku tersadar kalau rokku telah tersingkap hingga hampir ke pangkal pahaku sehingga dengan jelas teman adikku itu bisa melihat dengan bagian rahasiaku.
Saat itu aku baru tersadar kalau aku masih mengenakan pakaian seragam sekolahku, mungkin teman adikku itu sedang memperhatikan gundukkan daging yang masih tertutup dengan celana dalam berwarna biru yang kukenakan. Entah mengapa aku tiba-tiba punya ide gila untuk membiarkan kejadian itu terus berlangsung. Bahkan dengan santainya aku membuka kedua pahaku dan berlaku seolah-olah aku masih tidur. Enyah mengapa kurasakan jantung ini berdegup dengan kencang, sensasi yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Bahkan dengan mengintip dari balik bantalku, kulihat teman adikku itu masih melihat kearahku. Kulihat mukanya merah sambil sesekali menelan air ludah. Hal itu kusadari dengan melihat jakunnya yang naik turun dari tadi sejak melihatku.
Kemudian aku pura-pura mengubah posisiku, jikalau tadi ia bisa melihat dengan jelas bagian depan kemaluanku yang masih tertutup celana dalam itu, kini aku ingin menunjukkan bagian pantatku yang kata teman-teman sekolahku aku memiliki pantat yang lumayan aduhai. Walaupun aku tidak bisa melihat reaksi teman cowok adikku itu tapi dapat kubayangkan bagaimana wajahnya setelah kuperlihatkan bagian pantatku itu. Bahkan dengan pura-pura tertidur pulas sengaja aku naikkan rok ku agar ia bisa melihat dengan jelas seluruh bagian pantatku. Tapi entah mengapa tak lama kemudian aku mendengar tawa keras dari teman-teman adikku itu, seolah menertawakan sesuatu yang sangat lucu.
Barulah kusadari kalau mereka itu menertawakan aku setelah adikku masuk ke kamarku dan membangunkan aku yang pura-pura tertidur dan mengatakan bahwa rokku tersingkap. Aku cuek saja pura-pura tidak tahu akan hal itu, lalu setelah adikku keluar dari kamarku, aku tiba-tiba tertawa walaupun dengan perlahan dan mengatakan pada diriku sendiri dalam hatiku kalau "aku sudah gila". Kemudian aku keluar kamar untuk menuju ke kamar mandi untuk buang air kecil, saat aku keluar kulihat teman adikku yang tadi mengintipku tanpa sengaja mataku dan mata cowok teman adikku itu bertemu pandang, aku tersenyum dan dibalasnya setelah itu ia menunduk dan kulihat sekilas wajahnya memerah. Melihat itu kembali aku tersenyum dan melanjutkan langkahku menuju kamar mandi.
Sesampainya di kamar mandi sebelum aku pipis kuraba vaginaku dan aku terkejut karena ternyata vaginaku telah basah dengan cairan yang saat itu aku masih belum mengerti cairan apa itu. Semula ku beranggapan kalau cairan itu adalah keputihan, namun setelah kuperhatikan celana dalamku cairan itu lumayan banyak dan tidak berbau seperti layaknya keputihan. Akhirnya lama kelamaan baru aku sadari kalau itu adalah orgasme pertama yang kualami dalam hidupku. Mungkin cairan itu keluar saat aku merasakan nikmatnya ketika aku mempertontonkan bagian rahasiaku kepada teman adikku tadi. Pikirku saat itu, ternyata begini rasa nikmat saat orgasme. Tiba-tiba aku punya ide gila yang selama ini tak pernah terlintas di otakku. Aku ingin menunjukkan seluruh bagian tubuhku tanpa sehelai benangpun kepada laki-laki. Namun aku tak tahu bagaimana caranya.
Akhirnya setelah sekian lama menunggu, hampir setengah tahun, akhirnya saat itu datang juga. Walaupun itu boleh dibilang bukan suatu kesengajaan, tapi aku bersyukur.
Saat itu rumahku kedatangan tamu, dia adalah sepupuku dari keluarga mamaku. Namanya Ivan, ia seumur denganku saat itu dan sama-sama masih duduk dibangku SMA kelas 2. Menurut penilaianku Ivan adalah seorang cowok yang humoris, ia sering membuatku tertawa dengan joke-jokenya yang spontan, menurutku walaupun tampangnya tidak terlalu ganteng namun aku cukup terpesona melihatnya karena ia memiliki sesuatu yang sangat aku sukai dari kaum lelaki yaitu dagunya yang berbelah. Saat itu Ivan sedang berlibur di rumahku, karena kami sedang libur kenaikan kelas.
Otomatis selama hampir sebulan Ivan akan menginap di rumahku. Saat itu juga aku baru teringat akan "rencanaku" untuk mengulangi kegilaanku dulu. Akhirnya saat yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang juga, hari itu hari minggu. Dirumah saat itu hanya tinggal aku, adikku, dan ivan. Waktu menunjukkan pukul 09.00 pagi, aku baru bangun tidur saat kulihat Ivan dan adikku sedang nonton TV di ruang tamu. Saat melihatku, Ivan tersenyum dan berkata,
"Yee.. Anak perawan kok bangun siang?!!"
Aku hanya tersenyum mendengarnya, tak lama kemudian aku kembali ke kamarku mengambil handukku untuk mandi, saat aku melintas kulihat hanya Ivan sendiri yang sedang menonton.
"Lho, Nita mana?? Kok sendiri aja nontonnya??"
"Nita ada temannya datang, tuh didepan" Jawab Ivan.
"Oo.. Ya udah. Eh 'Van, kamu udah mandi belum??"
"Mandi, aku mah udah dari tadi mandinya. Kamu tuh baru bangun, sana mandi.. Bau tau".
"Biarin bau.. Tapi tetep cakep. Kirain kamu belum mandi. Kalo belum sih.." Ucapku menggantung.
"Kenapa?? Mo ngajak mandi bareng??" Tanya Ivan spontan.
Aku cukup terkejut juga mendengarnya, tapi dengan santai aku menjawab,
"Maunya sih, kalo situ nggak keberatan"
Ivan hanya terdiam mendengar jawabanku. Lalu dengan santai aku melangkah menuju kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Kurasakan seolah-olah Ivan sedang menatapku dari belakang. Setelah masuk ke kamar mandi, sengaja tidak kututup rapat pintu kamar mandi. Aku berharap Ivan mengetahui kesengajaanku ini, aku ingin merasakan bagaimana nikmatnya mandi sambil diintip laki-laki. Setelah menanggalkan seluruh pakain yang melekat ditubuhku, sambil bernyanyi kecil aku membasahi tubuhku dengan air yang keluar dari shower. Sekitar 10 menit kemudian, kudengar bunyi langkah menuju arah dapur. Lewat sela-sela pintu yang sengaja tidak 'ku tutup tadi, aku lihat Ivan sedang mengambil air minum.
Sekilas kulihat arah matanya sedang menatap pintu kamar mandiku dan aku yakin ia melihat tubuhku walaupun tidak seluruhnya terlihat. Lalu aku pura membungkuk untuk membersihkan kakiku, sengaja kuarahkan pantatku ke sela-sela pintu agar Ivan dapat dengan leluasa melihat bagian yang kuanggap paling seksi dari seluruh tubuhku itu. Sekitar lima menit kemudian aku mengubah posisiku, kali ini aku berdiri menyamping, sekilas kulirik kalau Ivan masih berdiri ditempatnya, kuusap-usap payudaraku yang berukuran 34B itu. Kupastikan agar Ivan bisa melihat gerakanku itu walaupun dari samping. Aku merasakan sensasi yang luar biasa dahsyat saat aku mengelus-elus pentil susuku.
Badanku bregetar hebat menahan gairah yang seakan-akan mau meledak. Ah, aku berkhayal, seandainya Ivan menerobos masuk dan mencumbuku tentu tidak akan kutolak. Kini tanganku turun untuk mengelus vaginaku. Kumain-mainkan clitorisku, ach.. Ingin rasanya aku berteriak "Ivan.. Apa yang kau tunggu lagi!! Cumbu aku, puaskan aku!!"
Aku seolah tak perduli lagi. Tak lama kemudian aku merasakan ada suatu yang akan keluar dan dapat aku pastikan kalau aku akan orgasme. Kupercepat elusan tanganku di clitorisku, dan tak lama kemudian..
"Akhh.. Eesstt.."
Tanpa kusadari aku mengerang menahan kenikmatan yang sedang aku rasakan dan aku yakin Ivan pasti mendengarnya. Barulah setelah itu aku membersihkan badanku. Setelah mengeringkan badanku, aku keluar dari kamar mandi dan kulihat Ivan sudah tidak ada lagi di tempatnya semula berdiri. Saat aku melewati ruang tamu. Kulihat ia sedang nonton TV sambil berbaring.
"Wah, lama amat mandinya. Jangan-jangan udah habis tuh airnya, hampir aja aku mo' numpang kencing di rumah tetangga kalo' kamu nggak keluar-keluar. Tidur yah..??" Ledek Ivan
Aku hanya menjulurkan lidahku mendengar ucapannya, sekilas saat aku akan masuk ke kamarku, kulihat bagian bawah pusar Ivan tampak menonjol. Aku yakin ia pasti horny, karena dari tadi mengintip aku mandi.
Setelah masuk ke kamarku, sengaja tidak kututup pintu kamarku, sehingga kamarku hanya ditutupi kain korden. Sehingga apabila tertiup angin, kupastikan kain itu akan tersibak. Setelah membuka lilitan handuk yang menutupi tubuhku, aku mengeringkan sisa-sisa air dari tubuhku sambil sesekali melirik Ivan yang ada tepat di depan kamarku, kuharap ia sadar kalau aku ingin mengulangi kejadian di kamar mandi, kini di kamarku. Sambil bernyanyi-nyanyi aku mengambil BH, CD dan daster dari dalam lemari bajuku. Aku ingin terlihat seksi saat Ivan melihatku memakai daster didepannya, karena aku yakin pasti ia tidak pernah melihat seorang gadis sepertiku memakai daster. Kemudian terlintas di pikiranku seandainya aku tidak memakai bra, pasti akan terlihat dengan jelas lekuk-lekuk payudaraku.
Kemudian kutaruh kembali BH yang tadi kuambil. Lalu aku mulai memakai celana dalamku saat tiba-tiba angin bertiup kencang hingga menyingkap kain penutup kamarku sehingga terlihat dengan jelas posisiku yang sedang memasukkan kaki kananku ke dalam segitiga pengaman wanita itu. Dan tanpa sengaja mataku bertatapan dengan mata Ivan yang sedang tercengang melihat pemandangan indah itu. Tapi aku cuek saja dan tetap meneruskan kegiatanku memakai celana dalam. Aku tersenyum mengingat raut wajah Ivan saat melihatku bugil tadi. Setelah lengkap berpakaian, aku keluar dan kulihat Ivan tidak ada ditempatnya semula. Lalu kudengar bunyi pintu kamar mandi yang barusan ditutup. Oh, mungkin ia sedang buang air kecil, pikirku.
Tak lama kemudian Ivan keluar dari WC dan menuju kearahku. Kulihat wajahnya memerah, tapi aku tak tahu karena apa. Sambil nonton TV, aku dan Ivan berbincang-bincang sambil sesekali aku tertawa dibuatnya dengan cerita-cerita lucunya. Saat aku tertawa itu ku rasakan payudaraku yang tanpa BH itu berguncang-guncang. Aku lihat Ivan sesekali melirik ke arah gunung kembarku itu, dan aku yakin ia pasti tahu kalau aku tidak memakai BH. Tanpa kusadari ternyata tonjolan putingku itu nampak jelas tercetak dari balik dasterku.
"Ah, udahan ah 'Van. Cerita lo' bikin aku sakit perut nahan pipis. Dari tadi ketawa melulu". Ucapku.
"Lha pipis di tahan-tahan, ntar jadi penyakit baru tahu." Jawab Ivan.
"Ya udah aku pipis dulu nih.."
Lalu aku beranjak menuju ke kamar mandi untuk pipis. Setelah buang air kecil, saat aku akan keluar kulihat pakaian dalamku sebelum aku mandi tadi masih menggantung di belakang pintu. Lalu aku mengambilnya dengan maksud akan kurendam di ember, tanpa sengaja saat aku memegang celana dalamku kurasakan ada banyak lendir tepat dibagian penutup vaginaku. Saat aku perhatikan, ada banyak lendir berwarna putih kental disitu. Aku bertanya-tanya apakah ini cairanku, tapi setahuku tadi saat aku mo' mandi, aku ingat kalau celana dalamku tadi masih kering karena saat ini aku masih dalam masa subur. Pun aku yakin kalau itu bukan cairan keputihan, karena cairan yang ini banyak sekali seperti lendir. Saat kusentuh cairan itu terasa hangat dan melekat, baunya pun persis dengan bau pemutih pakaian.
Kulihat di BHku juga ada cairan lendir itu walaupun tidak banyak. Aku berpikir, apakah ini cairan milik Ivan, karena aku pernah membaca suatu artikel kalau cowok itu senang sekali onani bahkan aku juga pernah membaca di *******.com kalau ada sifat cowok yang suka mengoleksi pakaian dalam cewek bekas pake', kalo ngga salah namanya Fetish.
Kini aku yakin ini pasti sperma milik Ivan, mungkin ia tidak bisa menahan nafsunya sehingga dilampiaskan melalui pakaian dalamku ini. Aku tidak menyangka ternyata Ivan yang kuanggap "alim" itu bisa melakukan onani, dan pakaian dalamku yang menjadi korbannya. Tapi aku tidak marah, malah aku ingin merasakan bagaimana rasanya air mani Ivan ini. Kemudian aku keluar dari kamar mandi, dan masuk ke kamarku. Saat aku melewati ruang tamu, kulihat tidak ada siapa-siapa. Mungkin Ivan ada dikamarnya di lantai dua.
Begitu sampai ke kamarku, kukunci pintu kamarku dan kembali ku buka lipatan celana dalamku yang terdapat sisa-sisa air mani Ivan tadi. Dengan perlahan, kuhirup aroma sperma milik Ivan itu. Mungkin kalau ada orang yang melihatku pasti akan jijik dan mengatakan aku jorok. Tapi aku tak perduli dan tetap ku hirup aroma nikmat itu. Kurasakan panas yang keluar dari tubuhku walaupun di kamarku telah terpasang AC. Kubuka daster yang kukenakan dan juga celana dalamku hingga aku telanjang bulat. Kemudian aku berbaring di atas tempat tidurku, sambil tetap mencium bau khas lendir milik laki-laki yang bernama Ivan itu.
Karena penasaran, kumainkan lendir itu dengan jari telunjukku. Timbul rasa penasaran ingin "mencicipi" sperma Ivan ini, tapi aku takut hamil. Tapi karena rasa penasaranku begitu kuat, kubuang jauh-jauh rasa takutku itu dan tanpa rasa jijik sedikitpun kujilat sedikit air mani Ivan itu. Kurasakan rasa asin dan entah rasa apa lagi, tak bisa kujelaskan. Karena penasaran, kujilat lagi sedikit sperma Ivan yang ada di celana dalam ku itu, hingga tanpa sadar akhirnya kujilat dan kutelan seluruh air mani Ivan itu hingga celana dalamku yang tadi belepotan dengan air mani Ivan itu menjadi basah oleh air liurku karena bekas menjilatinya tadi. Entah mengapa aku jadi ketagihan, rasa asin tadi seolah berubah menjadi suatu rasa nikmat yang memabukkanku. Akhirnya karena terangsang hebat, ku mainkan klentitku, aku pun mendesah hebat menahan getaran kenikmatan hingga akhirnya aku orgasme.
"Aahh.. Esstt.."
Sesaat aku terkulai lemas, dan tanpa sadar aku akhirnya tertidur dengan tubuh telanjang. Saat aku bangun kulihat jam ternyata aku tertidur hampir 1 jam. Cepat-cepat aku memakai bajuku kembali dan keluar untuk mencuci pakaian dalamku tadi. Setelah mencuci, tiba-tiba kurasakan kalau rumahku sepertinya sepi tidak ada orang. Lalu aku membuka kamar adikku, ternyata dia tidak ada. Akhirnya aku baru teringat akan Ivan, aku lupa menyuruhnya makan. Kulangkahkan kakiku menuju lantai dua, menuju kamar Ivan. Kulihat pintunya terbuka sedikit, pikirku apakah Ivan sedang tidur. Saat tanganku akan membuka pintu kamarnya, aku dikejutkan dengan pemandangan yang membuatku surprise. Aku lihat Ivan sedang berbaring telanjang diatas tempat tidurnya, kelihatannya ia sedang horny berat karena kulihat ia sedang mengelus-elus penisnya. Untuk pertama kalinya aku baru melihat bentuk penis laki-laki.
Lumayan besar juga milik Ivan. Yang makin membuatku surprise adalah ternyata Ivan sedang memegang celana dalam berwarna merah. Aku yakin itu pasti milik adikku karena aku tidak mempunyai celana dalam berwarna merah. Kulihat Ivan sedang mencium-cium celana dalam adikku itu tepat di bagian tengah-tengahnya. Lalu ia mulai mengocok penisnya sambil tetap mencium CD adikku itu. Aku yang melihat itu kembali menjadi terangsang. Kuremas-remas payudara sebelah kananku sambil melihat Ivan. Ah, kalau aku tidak dapat mengendalikan diriku mungkin sudah dari tadi aku masuk kekamar Ivan. Aku membayangkan seandainya penis Ivan itu menusuk-nusuk memekku, ah pasti nikmat sekali. Tak lama setelah itu aku lihat wajah Ivan tiba-tiba memerah dan tubuhnya menegang, dan kulihat ia meletakkan celana dalam adikku itu tepat di diujung penisnya dan kudengar ia mendesis pelan menyebut nama adikku.
"Achh.. Fitri.. Enak sekali sayang!!"
Oh, mungkin ia sedang membayangkan begituan dengan adikku. Sialan, makiku dalam hati kenapa ia malah memilih Fitri untuk menjadi bahan onaninya. Kenapa tidak aku, tiba-tiba saja aku menjadi cemburu. Padahal aku lebih cantik dibandingkan adikku itu.
Tak lama setelah itu, kulihat Ivan mengangkat celana dalam yang tadi ditutupkannya di atas penisnya saat onani. Kulihat celana dalam adikku itu basah dibagian tengahnya. Dan kulihat juga di ujung penis Ivan itu ada sedikit cairan putih, sama seperti yang terdapat di celana dalamku tadi. Ternyata dugaanku tidak meleset, lendir yang tadi ada di celana dalamku itu adalah kepunyaan Ivan. Ternyata ia juga ingin membaginya dengan celana dalam adikku.
Kemudian aku turun dan pura-pura sedang nonton TV, semoga saja Ivan tidak mengetahui kalau aku tadi mengintipnya sedang onani. Itulah sedikit pengalamanku yang bisa kuceritakan.