Rudi kemudian menarik punggung Dewi sehingga punggung Dewi tegak. Saya  menjilat dan menghisap seluruh payudara Dewi. Tapi itu tidak bertahan  lama karena tangan Rudi menjalar keseluruh tubuh Dewi. Akhirnya saya  mengambil bir di mini bar lalu duduk dikursi menikmati adegan seksual  yang liar itu. Beberapa kali Dewi melenguh pertanda ia mengalami orgasme  tapi Rudi tidak berhenti sedikit pun. 
Dewi kemudian melepaskan  dirinya dan mendorong Rudi untuk duduk ditempat tidur. Dewi duduk  dipangkuan Rudi dan mulai menggoyang pinggulnya. Pinggul dan pantat Dewi  terlihat merah karena ditampar Rudi. Tak henti-hentinya Dewi berceracau  disetubuhi Rudi. Akhirnya tidak lama kemudian Rudi ejakulasi. Rudi  memegang pinggul Dewi dan meremasnya dengan keras. Dewi pun kembali  orgasme lalu mereka berdua berebahan ditempat tidur dengan lemas. 
Tiba-tiba telepon berbunyi.. 
"Halo, ini Henri, sudah tidur kalian?" tanya Henri. 
"Belum, kita lagi bersenang-senang. Ada Dewi disini" jawab saya. 
"Wah, habis seks ya?" tanya Henri dengan semangat. 
"Hehehe, begitulah. Kamu tidur ya? Atau jangan-jangan habis seks dengan Carol" tanya saya menduga-duga. 
"Saya ditempat Carol. Saya ketempat kalian deh" kata Henri. 
Waduh,  ternyata Henri baru selesai menyetubuhi Carol. Saya menceritakan ke  Dewi percakapan tadi. Dewi tertawa lalu pergi ke kamar mandi. Tak lama  kemudian, pintu bel kamar berbunyi dan saya bukakan. Tampak Henri  mengenakan celana pendek dan kaos sedangkan Carol mengenakan kaos tidur  yang panjang hingga ke dengkul. Dari balik bajunya terlihat ia tidak  memakai BH. 
"Wah, kalian abis pesta pora nih" kata Henri sambil  tertawa melihat saya yang telanjang dan Rudi yang juga telanjang tapi  tidak sadarkan diri. 
"Kamu juga nih abis pesta dengan Carol" kata  saya. Carol pun ikut tertawa. Mata Carol terus tertuju pada kontolku  yang sudah berdiri. 
"Mana Dewi?" tanya Henri. 
"Di kamar mandi" jawabku. 
Henri mengetuk pintu kamar mandi lalu masuk kedalam. Terdengar suara Dewi dan Henri tertawa-tawa kemudian hening. 
"Kelihatannya mereka sudah mulai" kata saya kepada Carol. 
Carol  menghampiri diriku lalu mencium bibirku. Saya langsung membalasnya dan  kita saling berpagutan. Tanganku mulai mengangkat kaos yang dipakai  Carol dan membukanya. Kemudian saya melihat tubuh Carol yang telanjang  bulat. Payudaranya besar sekali, ukuran 36C. Tubuhnya yang ramping  terlihat indah dan bulu kemaluannya hanya disisakan sedikit didaerah  vaginanya. 
Dengan gemas, saya menghisap payudaranya sambil  jongkok didepan Carol. Carol meremas kepalaku menahan gairah. Lalu  ciumanku turun ke perut Carol dan ke vaginanya. Carol mengangkat satu  kakinya sehingga dengan mudah saya menjilat vaginanya. Tercium bau sabun  di daerah vagina Carol. Syukurlah Carol masih sempat membersihkan  dirinya setelah bersetubuh dengan Henri. Saya membuka bibir vagina Carol  dan menyedot vaginanya. Carol mengerang dengan penuh nikmat. 
Puas  melahap vaginanya, saya mengangkat tubuh Carol. Kaki Carol melingkar  dipinggangku dan saya memasukkan kontolku ke vaginanya. Dalam posisi  menggendong, saya menyandarkan punggung Carol ke dinding lalu saya mulai  menggenjot Carol. Payudara Carol yang besar meliuk ke kiri dan kanan  mengikuti irama goyangan. Tak henti-hentinya saya mencium bibirnya yang  merah dan mungil. Benar-benar gemas aku dibuatnya. 
Dari dalam  kamar mandi, terdengar suara Dewi yang melenguh. Carol pun ikut melenguh  tiap kali kontol saya menghunjam ke vaginanya. Posisi ini hanya  bertahan beberapa menit karena cukup berat menggendong Carol sambil  menyetubuhinya. Saya duduk di kursi dan Carol duduk dipangkuanku  menghadap saya. Vagina Carol terasa mendenyut-denyut di ujung kepala  kontolku. 
Dengan enerjik, Carol menggoyang pinggulnya naik  turun sambil merangkul kepalaku. Saya menghisap payudaranya yang besar  sambil menggigit putingnya. Tangan kananku meraih ke anusnya dan saya  memasukkan jari telunjukku ke anusnya. Tampaknya ini membuat Carol  semakin liar. Carol terus menerus menghujamkan kontolku sampai ia  mencapai orgasme. Di saat yang sama saya pun ejakulasi. Carol duduk  terkulai lemas dipangkuanku. Saya menggendong Carol ketempat tidur lalu  kita berdua tertidur sambil berpelukan. 
Sabtu 
Telepon  berbunyi jam 6:30. Saya memang meminta ke operator untuk dibangunkan  jam 6:30 karena hari ini akan ada tur. Saya melihat Carol masih tidur  telanjang bulat dalam pelukan saya. Dewi dan Henri tidur dikarpet  beralaskan comforter tempat tidur. Mereka pun masih telanjang bulat.  Rudi masih tidur dalam posisi sama. Saya membangunkan mereka semua untuk  siap-siap pergi tur. Berhubung Dewi, Carol dan Henri belum pernah ke  Bali, maka mereka dengan semangat langsung kembali ke kamar  masing-masing untuk bersiap. Jam 8:00, kami berempat sudah di restaurant  untuk sarapan. Rudi tidak ikut karena kepalanya masih sakit. 
Tur  menggunakan 2 buah bis. Tujuan pertama adalah ke Tanah Lot, lalu ke  Ubud, Kintamani lalu menonton pertujukkan Kecak. Saat sedang menonton  tari Kecak, saya menerima SMS dari Rudi 
"Gue lagi di Kuta nih.  Kenalan sama cewek bule. Cuantik banget. Sekarang lagi di kamar hotel si  cewek di Kuta. Have fun ya di tur karena gue juga sedang having fun" 
Saya  tertawa melihatnya. Tur berjalan dengan menyenangkan. Saya memfoto  banyak obyek yang menarik. Tak lupa saya memfoto Dewi dan Carol sebagai  modelku. Jam 18:00, tur akhirnya tiba kembali di hotel. Semua peserta  terlihat senang dan puas. 
Di lobby hotel, Henri buru-buru naik  taksi karena ia mau ke Legian untuk beli beberapa cinderamata yang tidak  sempat dia beli. Dia menawarkan ke kita untuk ikut tapi kita semua  capek. Akhirnya Henri pergi sendiri naik taksi ke Legian. 
"Mau ngapain nih malam ini? Malam terakhir" tanya saya. 
"Saya capek banget, pengen bubble bath" kata Carol. 
"Saya juga, enak nih kalau berendam air hangat" kata Dewi. 
"Kita bertiga berendam aja yuk" saya menawarkan dengan semangat. Dewi dan Carol tertawa lalu kita menuju ke kamar Carol. 
Kamar  Carol walaupun single bed tetapi kamarnya sedikit lebih besar karena  terletak di ujung gang. Bath tub diisi air hangat oleh Carol dan dituang  sabun bubble. Kita bertiga lalu membuka baju dan berendam ke bath tub.  Ukuran bath tubnya terlalu pas untuk kita bertiga apalagi tubuh saya  yang tinggi. Carol duduk dipangkuan saya sementara saya berselonjor di  bath tub sedangkan Dewi duduk diujung bath tub. 
Kontol saya  yang berdiri sekali-sekali terlihat menyembul dari balik air. Payudara  Carol pun terlihat setengah menyembul dari balik air. Dewi terlihat  sedang menikmati air hangat. Ia mengikat rambutnya keatas. Kaki kanan  saya menyelip ketengah kaki Dewi dan sekali-sekali saya menggelitik  selangkangan Dewi dengan jempol kaki. Dewi kegelian lalu meremas biji  saya. Carol tertawa-tawa melihat tingkah kita berdua. 
Tangan  kiri saya pun mulai meremas payudara Carol dengan gemas. Carol mulai  memejamkan matanya menikmati remasan tanganku sementara tangan kanannya  dengan perlahan mengocok kontolku. Gairah saya kembali bangkit, saya  menarik Carol keatas dan medudukkannya diujung bath tub. Saya membuka  kakinya dan mulai menjilat vaginanya. Saya dalam posisi nungging didepan  Dewi. 
Dewi kemudian menyelinapkan tangannya dari antara kakiku  dan meremas kontolku. Wah nikmat sekali rasanya merasakan tangan Dewi  yang mengocok kontolku sambil menjilat vagina Carol. Tiba-tiba  kenikmatan saya semakin bertambah saat Dewi membuka lipatan pantatku  danmenjilat anusku, gairahku terasa meningkat dengan pesat dan saya  serasa seperti terbang di awang-awang. Masih dalam posisi menungging,  saya terus menjilat vagina dan anus Carol, Carol menikmati itu semua  sambil meremas payudaranya. 
"Balik dong badannya" kata Dewi. 
Saya  membalikkan tubuhku sehingga saya kembali berselonjoran di bath tub,  Dewi membungkukkan tubuhnya dan mulai menghisap kontolku. Carol  mengangkang didepan mukaku dan menyodorkan vaginanya ke mulutku.  Langsung kembali saya jilat vaginanya. Posisi ini berlangsung sekitar 5  menit. Dewi kemudian mengangkang dipinggulku lalu memasukkan kontolku ke  vaginanya. 
Air dan buih meluap keluar bath tub saat Dewi mulai  mengocok kontolku dalam vaginanya. Carol pun memerosotkan tubuhnya  sehingga ia duduk diatas perutku dan saya bisa mencium payudaranya.  Tangan Dewi meraih ke punggung Carol lalu memijit punggung Carol. Carol  tersenyum saat dipijit Dewi. Kemudian dengan nakalnya tangan Dewi  menyusuri punggung dan pantat Carol lalu menyelinapkan tangannya ke  vagina Carol. Carol buru-buru mengangkat pantatnya dan berkata 
"Aduh maaf Dewi, tapi saya belum pernah bercinta dengan wanita" kata Carol. 
"Just go with the flow, jangan dilawan" kata Dewi. 
Saya  mendudukkan kembali Carol di perutku lalu kembali mencium payudaranya.  Mata Carol terpejam dengan erat saat tangan Dewi mulai masuk ke  selangkangannya dan memainkan klitorisnya. Carol menggigit bibirnya tiap  kali jari Dewi menyentuh vaginanya. Tak lama tangan Dewi tidak lagi  berada di vagina Carol karena Dewi sendiri sudah semakin liar menggoyang  pinggulnya. Carol rebahan di sampingku lalu memeluk tubuhku sambil  menyaksikan Dewi yang bagaikan kuda liar beraksi diatas kontolku.  Beberapa menit kemudian saya ejakulasi bersamaan dengan Dewi. Setelah  seluruh peju saya keluar dalam vagina Dewi, Dewi keluar dari bath tub  lalu membersihkan vaginanya kemudian kembali masuk ke bath tub. 
Carol  belum mendapat giliran. Saya meminta Carol keluar dari bath tub lalu  nungging dengan bersandar pada wastafel. Payudara Carol yang besar  terlihat menggelantung dengan indah. Saya berdiri dibelakang Carol lalu  mulai menyetubuhinya. Carol mendesah-desah dengan penuh nikmat saat  kontoku keluar masuk vaginanya. Dewi ikut keluar dari bath tub lalu  jongkok dibawah Carol. Ia meraih payudara Carol dam mulai meremasnya.  Mulut Carol terbuka lebar menikmati kocokan dari kontol dan remasan dari  Dewi. 
Tubuh kami bertiga yang basah dan penuh sabun membuat  suasana menjadi tambah erotis. Dengan rakus, Dewi melahap kedua buah  dada Carol dan kelihatannya Carol sudah mulai terbuka dengan Dewi. Ia  membalas dengan membelai-belai kepala Dewi. Karena pegal dengan posisi  ini, saya minta mengubah posisi. Saya menarik Carol dan Dewi keluar dari  kamar mandi. Carol saya dudukkan ditepi tempat tidur. Kakinya saya buka  lebar dan kembali kontolku menghunjam ke vaginanya. Dewi tak kalah  asyik, ia berbaring di sebelah Carol dan perlahan mulai mencium bibir  Carol. Carol tidak beraksi dan membiarkan Dewi mencium bibir sambil  meremas payudaranya. 
Beberapa menit berlalu dan Carol mulai  membalas ciuman Dewi. Keduanya saling berpagutan dan french kiss. Dewi  lalu berlutut diatas muka Carol dan menyodorkan vaginanya ke Carol.  Carol meremas pantat Dewi dan mulai menjilat vagina Dewi. Nafas Dewi  terdengar memburu menahan nafsu. Pemandangan indah ini membuat saya  semakin bergairah sehingga saya ejakulasi. Carol rupanya telah orgasme  berkali-kali saat disetubuhi di kamar mandi dan ketika sedang menjilat  vagina Dewi. 
***** 
Malam itu, saya, Carol dan Dewi  kembali bersetubuh. Kami sempat beristirahat sebentar dan kembali  bersetubuh ketika Henri dan Rudi sudah kembali. Malam di Bali yang  sungguh indah. Hari Minggu, kami semuanya terpaksa berpisah dan kembali  ke tempat masing-masing. 
E N D
