Tania memandang pria muda bernama Dandy yang sedang duduk di sofa  panjang apartemennya. Pertemuan kembali mereka setelah berpisah cukup  lama membangkitkan kenangan lama yang telah mereka buat semasa kuliah  dulu. Waktu itu Dandy pernah mengajaknya bercinta, tetapi Tania  menolaknya dengan halus. Dan kini dalam keadaan yang sama sekali  berbeda, Tania tidak mampu menolak ketika Dandy mulai menciuminya.  Wanita itu mencoba untuk bergerak ketika jemari Dandy meremas  payudaranya, tetapi lilitan lidah lelaki itu membuatnya mulai menikmati  ciuman mereka. Dengan lembut lidah itu menelusuri bibir Tania dari ujung  ke ujung sehingga nafasnya mulai dilanda desah kenikmatan. Ciuman Dandy  lama, sensual dan panas. Dengan mantap lelaki itu memiringkan bibirnya  di atas bibir Tania, sementara lidahnya menyelusup ke dalam mulut wanita  cantik tersebut. Tania menikmati sensasi yang ditimbulkan gigitan bibir  Dandy ketika menjepit bibirnya, dan sensasi yang ditimbukan ketika  jemari lelaki itu menjepit ujung payudaranya.
"I like it.."
Sentuhan  yang membuat Tania tersentak, bibir Dandy melumat bibirnya dengan penuh  gairah. Tania juga merasakan gairah yang sama di dalam dirinya. Tania  memeluk leher Dandy. Saat payudaranya menyentuh dada Dandy, mereka  sama-sama mendesah puas. Tania menelusupkan jemarinya balik kemeja  Dandy. Telapak tangannya merasakan permukaan tubuh yang kasar, liat  berotot. Begitu pula Dandy, tangannya mulai menjarah pantat Tania dan  meremasnya dengan penuh nafsu. Mereka tidak dapat meneruskan permainan  ini tanpa diselimuti nafsu yang membara. Tania memandang Dandy yang juga  menatapnya dengan mata sayu.
"Aku ingin melihatmu, tolong buka kemejamu.."
Tanpa  banyak komentar, Dandy melepas kemejanya dan menjatuhkannya ke lantai.  Ia berdiri diam, menuruti keingintahuan Tania. Dan kini Tania memandang  tubuh pria muda di hadapannya tanpa berkedip, jantan dan menggairahkan.  Dibelainya dada Dandy, sentuhannya lembut dan ingin tahu. Jemarinya  menyusuri bulu di dada itu. Bentuknya melebar seperti kipas, halus dan  lebat hampir menutupi tubuh atas Dandy, bagian yang tersisa hanyalah  puting susu kemerahan.
"Badan kamu sekarang bagus Dand.."
Tania memandang Dandy yang memejamkan matanya menikmati sentuhan jemari yang mulai meletupkan gairah lelaki itu.
"Ssshh.."  Dandy mendesah senang ketika ujung lidah Tania yang basah menyentuh  puting susunya, wanita itu terus menjilati tanpa terburu-buru seperti  anak kecil yang sedang menjilati es krim kesukaannya. Kenikmatan yang  sama dirasakan Dandy ketika Tania menghisap puting itu dengan lembut.  Tanpa sadar Dandy menggerakkan tubuhnya ke depan secara berirama,  membiarkan Tania menelusuri seluruh tubuhnya dengan bibir dan lidahnya  yang bagaikan mempunyai mata.
Dandy tidak dapat berdiri lebih  lama lagi, diangkatnya tubuh Tania ke atas sofa lebar dan  membaringkannya di sana. Wanita itu diam saja sambil memandang Dandy  yang sedang membuka celana jeans-nya. Tania baru menyadari kalau lelaki  itu begitu menggairahkan jika dalam keadaan terangsang. Detik  selanjutnya wanita itu cuma merasakan tubuh Dandy yang keras mulai  mendesaknya. Lelaki itu mendesah pelan ketika Tania mencekal puncak  pahanya, kepalanya terayun ke belakang. Dan ketika Tania membelai  dirinya, Dandy mengerang keras. Serta merta lelaki itu menjatuhkan  dirinya.
"O my God.." Tania menjerit di saat tubuh Dandy memasuki  tubuhnya, sesuatu yang panas menerobos masuk hampir menyentuh ujung  kewanitaannya. Saat Dandy mulai mengayunkan diri, Tania mengimbangi  dengan mengangkat pinggulnya. "Kamu hebat Tania, hh.. hh.." Lelaki muda  itu menciumi Tania, seluruh tubuhnya kini basah berkeringat. Sementara  pinggulnya terus bergerak mengikuti tubuh wanita itu. Tetapi  pengendalian dirinya tidak dapat bertahan selama-lamanya, beberapa saat  kemudian Dandy meningkatkan tempo permainan. Tania kembali kehilangan  kendali, Dandy terpengaruh. Keduanya berpusar pada tarian erotis yang  paling bergelora hingga mereka kehabisan tenaga.
Tania memandang  Dandy yang sedang telentang di atas karpet, tubuhnya yang telanjang  tertutup selimut sebagian sehingga tetap memperlihatkan tubuh atasnya.  Sejak dahulu Tania memang mengagumi tubuh Dandy, sangat khas India, dan  sekarang pun wanita cantik itu tetap menyukai bagian tersebut. Dan kini  dengan seksama Tania memperhatikan bagian atas tubuh Dandy, terutama  sekali bagian dada lelaki muda itu. Jantan dan maskulin, setiap  detailnya begitu merangsang Tania. Otot yang berbentuk dua buah bukit  yang membulat indah.
Tanpa sadar Tania menjulurkan tangannya  menelusuri permukaan tubuh Dandy, hangat berkeringat. Hembusan nafasnya  teratur, turun naik. Tania memandang wajah Dandy yang tertidur pulas,  sepasang alis mata yang tebal dan lebat dengan hidung dan rahang yang  kuat menambah kesan yang mendalam bagi Tania.
Dandy menggeliat pelan ketika ujung jemari Tania menyentuh ujung dadanya.
"Aku pikir kamu tidur Dand.."
"Enggak, kamu lagi ngapain.."
Tania  tidak menjawab, telapak tangannya terus menelusuri bagian perut Dandy  yang rata. Jemarinya mempermainkan bulu-bulu di bagian perut Dandy,  terus turun ke pusarnya. Perlahan-lahan Tania menyingkap selimut yang  menutupi tubuh Dandy. Beberapa saat lamanya Tania terpesona, tanpa bisa  menahan diri tangan wanita itu bergerak turun. Bulu-bulu di bagian itu  lebih tebal, hitam dan lebat sekali. Tania meremasnya pelan sebelum  mulai membelai kejantanan Dandy yang berwarna kemerahan. Dandy  mengeluarkan suara erangan tertahan, dicengkramnya sprei di bawah  tubuhnya. Ia menyeringai menikmati sentuhan Tania. Dipejamkannya matanya  rapat-rapat untuk menahan gairahnya yang mulai meluap.
"Tania?"
"Hmm.." Tania menegakkan tubuhnya, begitu juga Dandy yang kini bersandar di dinding.
"Kamu tak usah melakukannya kalau kamu tidak mau.."
Tania  tersenyum, tanpa diperintah lebih lanjut Tania menunduk dan mulai  mengecup lutut Dandy perlahan lalu merambat naik ke paha. Dandy menahan  nafas ketika Tania akan mencium dirinya. Berkali-kali lelaki muda itu  mendesahkan nama Tania di saat permainan bibir dan lidah Tania  berlangsung, nikmat menggairahkan. Tania nampaknya juga sangat menikmati  Dandy yang memenuhi mulut dan bibirnya. Semua permainan itu benar-benar  diluar imajinasi Dandy. Lelaki itu tidak menyangka jika Tania sangat  menggairahkan, permainan bibir dan lidahnya benar-benar membuat dirinya  merem melek. Sekujur tubuhnya terasa dialiri listrik ribuan watt.  Berkali-kali Tania menghujamkan lidahnya ke ujung pusar Dandy, rambutnya  terburai di sekeliling Dandy yang menegang, pemandangan itu indah,  erotis dan mencengangkan.
"Punya kamu besar sekali Dand.." Kali  ini Tania berganti posisi mengulum bola di bawah Dandy, membuat lelaki  itu makin menggeliat. Dandy segera menarik Tania ke atas tubuhnya. Tania  terbelalak keheranan, tapi secara naluriah tubuhnya menyambut tubuh  Dandy. Dengan cepat wanita itu menuruti permintaan Dandy, tangannya  dengan sangat ahlinya membantu Dandy masuk ke dalam tubuhnya.
"Beginikah Dand.."
"Ya, betul hh.." erang Dandy, " Betul, begitu.."
Tania  mulai memutar pinggulnya, kedua tangannya bertumpu di samping kepala  Dandy. Ketika pinggulnya menghentak ke depan seluruh tubuhnya ikut  bergetar sehingga ujung payudaranya bergesekkan dengan bulu-bulu di dada  Dandy sehingga menimbulkan rangsangan yang kuat. Lelaki itupun ikut  memutar pinggulnya mengikuti gerakkan Tania menimbulkan sensasi yang  menakjubkan. Selanjutnya tangannya memegang payudara Tania, jarinya  merangsang puting Tania, lalu bangun untuk mengulumnya. Sambil  memejamkan mata, Tania membiarkan dirinya mengikuti sensasinya sendiri.  Setiap Dandy mengisap payudaranya, ia merasakan kontraksi yang  berhubungan di dalam dirinya. Dandy sangat kuat dan tak tertahankan,  yang ada dalam benak Tania adalah menarik Dandy lebih dalam lagi. Bagi  Tania pemuda itu memang luar biasa, caranya mempermainkan tempo  permainan mambuatnya menggelinjang berkali-kali. Setiap kali ujung  tubuhnya menyentuh dasar kewanitaannya, Tania menjerit tertahan.
Lima  belas menit berlalu tanpa terasa sampai akhirnya keduanya sepakat untuk  mengakhiri permainan ini, Dandy menghentakkan tubuhnya dengan keras  sambil menaikkan pinggulnya sedikit ke atas, ditahan dan perlahan-lahan  diturunkan, begitu seterusnya. Tania mengikuti irama permainan Dandy  dengan tempo lebih lambat sampai akhirnya mereka berpelukan lebih erat  hingga pagi menjelang. Dandy bangkit perlahan sambil menepiskan  bulu-bulu dadanya yang rontok di sela-sela payudara Tania sebelum  membersihkan tubuhnya, ingin sekali Ia mengulang kembali, akan tetapi  tubuhnya benar-benar letih lelah dan lemah.
TAMAT
