Catatan 12 mei 1998

Bookmark and Share
Pada tanggal 11 Mei 1998 pukul 5 sore, saya mendarat di Jakarta setelah 4 jam lamanya saya berada di pesawat untuk perjalanan antara Australia dan Jakarta. Saya dijemput oleh orang tua karena saya sudah lama tidak mengenal Jakarta. Setelah sampai di rumah, saya menelepon teman-teman saya terutama teman SMA saya. Tetapi di antara 10 orang yang saya telepon, hanya seorang yang kebetulan sedang ada di tempat sewaktu saya menelepon mereka. Namanya adalah Venny *********.

Sewaktu saya meneleponnya, dia sempat kaget karena saya masih ingat dengannya. Venny adalah anak tunggal. Ia menceritakan bahwa dirinya sekarang berada di rumah sendirian dan dia sangat takut dengan keadaan di Indonesia yang semakin memanas. Saya hanya memintanya untuk berdoa. Saya bercerita banyak kepadanya mengenai suasana di Australia, pelajaran saya di Australia dan juga mengenai kekasih saya yang masih berada di Australia. Dia juga menceritakan semua masalah yang dihadapi di perkuliahannya termasuk menceritakan saat kekasihnya mencampakkan dia setelah cowoknya mengenal seorang gadis dari IRC.

Kami bercakap cakap selama sejam lamanya hingga kami mesti mengakhiri percakapan kami karena orang tua saya melarang saya telepon terlalu lama dan sebelum menutup telepon, saya memberitahu bahwa saya akan ke rumahnya besok karena saya sangat bosan dengan liburan selama sebulan tanpa kegiatan apapun. Akhirnya saya membuat janji bertemu dengannya besok siangnya.

12 Mei 1998, seperti biasanya, saya mandi, makan pagi dan makan siang dan ketika saya sudah selesai makan, telepon berdering. Karena pembantu saya ada di dalam kamarnya, maka sayalah yang mengangkat telepon dan ternyata Venny yang menelepon saya. Akhirnya saya memberitahukan bahwa saya akan kerumahnya sekarang juga karena saya sudah berbenah diri. Venny nampaknya sangat senang mendengar rencana kedatangan saya karena dia sebenarnya juga sendirian di rumah karena orang tuanya kebetulan sedang ada urusan di luar negeri sementara pembantunya semuanya sedang mudik. Selama dalam perjalanan ke rumah Venny, saya sempat melihat iring-iringan demonstrasi di sekitar salah sebuah Universitas di Jakarta. Saya meminta sopir taksi untuk sedikit mempercepat taksinya karena saya merasa bakal ada yang tidak beres jika saya berlama-lama di arena demonstrasi ini.

Akhirnya saya tiba di rumah Venny. Rumah Venny cukup besar karena dia termasuk orang strata atas. Setelah saya masuk ke ruang tengah rumah Venny, kami mengobrol mengenai segala hal dan Venny menyuguhkan saya air jeruk. Sambil mengobrol mengenai keadaan pendidikan di Australia karena sebenarnya Venny ingin melanjutkan ke Australia juga sama seperti saya setelah dia menyelesaikan S1 di Universitas *******, kami menonton televisi bersama dan pada saat itu sedang ada acara Sekilas Info di RCTI yang memberitahukan bahwa ada penembakan misterius di Trisakti yang membuat Venny ketakutan setengah mati. Karena dia merasa takut, saya memberitahu dia bahwa sebenarnya saya juga merasa khawatir jika saya pulang sekarang. Saya memberitahu Venny bahwa saya akan pulang agak malam agar saya tidak menemui hal-hal yang tidak diinginkan di tengah jalan.

Tetapi sungguh nasib jelek, ketika saya baru saja menyelesaikan perkataan saya, tiba tiba masuklah 5 pemuda ke rumah Venny secara mendadak. Dua orang di antaranya mendekati saya. Saya berusaha menerapkan ilmu karate yang saya miliki terhadap mereka tetapi tentu saja kekuatan seseorang akan sangat sulit melawan 5 orang pemuda yang memiliki senjata tajam apalagi sekarang berat badan saya telah bertambah sehingga gerakan perlawanan saya menjadi kurang efektif. Akhirnya saya tidak sadarkan diri setelah mendapat pukulan dan tendangan dari mereka. Di saat saya sadar, saya mendapatkan diri saya telah berada di kamar Venny dan melihat Venny yang dalam keadaan telentang tidak berdaya di atas ranjangnya dengan tubuh tanpa busana sementara seorang pemuda berambut gondrong tengah menyetubuhinya.

Saya mendengar isak tangis Venny dan tak lama kemudian, seorang pemuda yang berambut gaya tentara mendekati Venny dan memaksa Venny untuk mengulum penisnya. Tentu saja dengan terpaksa dan penuh rasa ketakutan, Venny melakukan hal itu dan saya melihat beberapa kali Venny merasa mual dan ingin muntah. Tetapi setiap kali dia ingin muntah karena bau dari penis cowok itu, pemuda itu langsung menampar pipi Venny sehingga membuat venny menangis dan mengulum penisnya kembali. Hal ini membuat saya geram dan meronta dari ikatan tali di tubuh saya, seorang pemuda yang berdiri di sebelah saya melihat aksi saya untuk melepaskan diri sehingga ia memukul dada dan kepala saya yang membuat saya pingsan kembali.

Ketika saya sadarkan diri, tiba tiba cowok yang memukul saya melepaskan seluruh ikatan saya dan memerintahkan saya menyetubuhi Venny. Saya tidak mengerti maksud dari permainan mereka dan saya menolak. Tetapi tolakan saya ini berakibat saya mendapatkan tendangan dan pukulan di tubuh saya sehingga mau tidak mau saya menuruti kemauan mereka. Saya mendekati tubuh Venny yang telanjang dan saya meminta maaf kepada Venny karena saya tidak dapat berbuat apa apa. Venny meminta saya melakukan apa saja yang mereka minta agar kami berdua tidak lagi disiksa oleh mereka.

Saya mulai melepaskan baju dan celana saya dan pemuda-pemuda itu mulai tertawa dan mulai mengocok- ngocok penis mereka sendiri-sendiri yang baru saja mereka pergunakan untuk memperkosa Venny. Saya mencium leher dan bibir Venny dengan penuh rasa takut dan di saat saya mencium leher Venny, tangisan Venny berubah menjadi desahan panjang sehingga membuat penis saya yang masih lemas menjadi mengeras dan seakan-akan meminta segera dimasukkan ke dalam liang kewanitaannya. Saya kemudian mendekati vagina Venny, saya dapat melihat bahwa ada darah yang bercampur dengan sperma dari pemuda-pemuda tadi.

Saya berpikir bahwa kelima pemuda tadi pastilah memperkosa Venny di saat saya sedang tidak sadarkan diri. Saya sempat bengong untuk beberapa saat dan seorang pemuda memukul kepala belakang saya dan memerintahkan saya untuk menjilati vagina Venny. Terus terang saya terangsang melihat tubuh Venny yang seksi dan montok tetapi bagaimanapun dia adalah teman SMA sekaligus adik angkat saya.

Saya merasa tidak tega jika saya harus bersetubuh dengan Venny karena dia sudah saya anggap seperti adik angkat saya sendiri. Tetapi pukulan di kepala belakang yang saya terima berulang kali di saat saya bengong melihat vagina Venny yang penuh darah dan sperma membuat saya mau tidak mau menjilat vagina Venny. Saat saya menjilat vagina Venny, para pemuda itu saling memandang sambil tertawa-tawa sementara tangan mereka masih aktif mengocok penis mereka masing-masing. Jilatan saya yang berulang ulang membuat Venny terangsang, ditandai dengan desahannya yang panjang. Hal ini membuat seorang pemuda tersebut berkata "Neng, elu tuh ye, tadi nangis sekarang enjoy, dasar perempuan pelacur", sambil terus mengocok penisnya.

Tiba tiba salah seorang pemuda memukul kepalaku lagi dan menyuruhku untuk memasukkan penisku ke dalam vagina Venny. Venny kembali menangis karena dia tahu bahwa aku adalah kakak angkatnya dan aku juga mengerti perasaannya sehingga aku menjadi terdiam tetapi saya terus mendapat pukulan dan tendangan. Saya menjadi geram sekali dan berusaha melawan mereka, tetapi sungguh malang, saya mendapatkan sabetan golok di tangan sehingga saya mau tidak mau harus menuruti kemauan mereka.

Saya mulai mengarahkan penis saya ke dalam kewanitaan Venny dan mulai memasukkannya dengan perlahan-lahan tetapi salah seorang pemuda mendorong tubuh saya dengan kakinya sehingga penis saya menjadi masuk seluruhnya secara paksa. Masuknya keseluruhan penisku ke dalam vagina Venny karena dorongan dari salah seorang pemuda itu membuat kenikmatan sendiri di batinku tetapi sekaligus bercampur dengan rasa bersalah. Venny meringis kesakitan dan melihat hal ini, saya mendiamkan penis saya di dalam vagina Venny agar Venny menjadi terbiasa dengan penis saya. Setelah itu, saya mulai menggosok gosokkan penis saya di dalam vaginanya.

Saya masih terus memainkan penis saya di dalam vaginanya sementara seorang pemuda yang berambut gondrong mendekati payudara Venny dan menjilatinya sementara tangannya masih terus mengocok penisnya yang semakin membesar. Pemuda yang berambut cepak gaya tentara kemudian mendekati Venny dan memaksa Venny mengulum penisnya. Kuluman bibir venny yang kecil membuat pria itu menyemprotkan seluruh spermanya di dalam mulut Venny sehingga membuat Venny menjadi mual kembali, tetapi karena melihat tangan pemuda yang baru saja klimaks tadi mengepalkan tangannya ke arah pipi Venny, Venny langsung menelan semua sperma pemuda tadi sambil menangis terisak isak.

Saya masih terus memainkan penis saya hingga membuat sensasi tersendiri di dalam tubuh saya. Saya tidak dapat membohongi diri saya sendiri bahwa sebenarnya saya pun mulai terangsang dengan permainan vagina Venny yang terus menerus memijit-mijit penis saya. Saya tahu bahwa sebenarnya tubuh Venny juga menyukai permainan saya, karena saya juga telah merasakan cairan "pipis" dari dalam tubuh Venny beberapa kali yang telah membasahi penis saya. Saya ingin mengeluarkan sperma saya di luar tubuh Venny karena dia adalah adik angkat saya tetapi apa daya, akarena ada ancaman dari salah seorang pemuda yang berkata, "Elu harus keluarin sperma elu di dalam tubuh cewek elu, kalo gak, elu berdua gue bunuh sekarang juga", membuat saya menjadi takut untuk mengeluarkan penis saya keluar dari pijitan kewanitaan Venny yang nikmatnya luar biasa.

Perasaan nikmat dan rasa kasihan bercampur aduk di dalam diriku, pijitan nikmat vagina venny yang terus memijit-mijit penis saya membuat saya tidak sanggup lagi menahan rasa nikmat ini untuk seterusnya. Akhirnya saya berteriak dengan penuh rasa nikmat dan mengeluarkan seluruh air mani saya kedalam liang kewanitaan Venny yang rupanya juga telah mengeluarkan cairan kenikmatan wanita yang bercampur dengan darah. Sebenarnya saya tahu bahwa Venny juga menyukai permainan penisku tetapi tangisan yang bercampur dengan desahannya membuatku bingung kapan dia mendapatkan sensasi kenikmatan yang luar biasa itu, tetapi saya yakin bahwa sebenarnya dia sudah mendapatkan kenikmatan tersebut.

Akhirnya saya dan Venny kelelahan sehingga saya tertidur di atas tubuh Venny sampai sore hari. Ketika saya terbangun, saya mengetahui bahwa pemuda-pemuda brengsek itu telah pergi dan tinggal kami berdua di kamar Venny dan saat itu saya tengah memeluk tubuh Venny dengan penuh belas kasih. Tiba tiba Venny juga terbangun dan dia kembali menangis terisak-isak ketika mendapatkan tubuhnya dan tubuhku dalam posisi telanjang. Dia mengetahui dengan persis apa yang telah terjadi pada dirinya. Saya terus terang merasa sangat bersalah dan berkali-kali saya meminta maaf kepadanya. Venny menyadari bahwa saya bersetubuh dengan dirinya karena paksaan dari orang lain. Dia hanya dapat memandangku dengan mata yang berkaca-kaca dan dia langsung memeluk tubuhku sambil menangis sejadi-jadinya.

Saya merasa kasihan kepadanya tetapi pada saat itu saya benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa. Setelah ia agak tenang dari rasa shock dan sedihnya walaupun saya tahu bahwa sebenarnya dia masih merasa ketakutan atas peristiwa tadi siang, saya pamit pulang kepadanya karena hari sudah malam. Setelah kejadian itu, saya terus menemani Venny tiap hari sampai saya harus kembali ke Australia karena masa liburan saya sudah selesai. Hingga sekarang, peristiwa yang menimpa adik angkat saya itu tidak dapat saya lupakan dan saya benar benar benci dengan peristiwa itu.

Tanggal 12 Mei 1998 adalah hari yang tidak terlupakan untuk adik angkatku dan terutama kepada saya sendiri karena akibat peristiwa itu, Venny melahirkan seorang bayi yang dia rawat bersama sama orang tuanya. Saya pernah menjenguk Venny dan bayinya. Untungnya orang tua Venny dapat memaklumi dan tidak membenci saya serta tetap menganggap saya sebagai anak angkatnya sendiri. Saya tidak tahu apakah bayi itu adalah milik saya atau milik salah satu dari pemuda-pemuda brengsek itu. Venny, saya mohon maaf sedalam-dalamnya jika kamu membaca cerita ini.