Cerita ini adalah cerita sebenarnya, hanya nama saya yang saya ubah  supaya tidak terlalu jelas jati diriku. Walaupun begitu, mungkin ada  pembaca (teman kost atau teman kantor saya) yang tahu siapa sebenarnya  saya. Nama saya, sebut saja Vina, saat ini kost di bilangan Setia Budi  dan baru satu tahun bekerja salah satu bank di Jakarta. Tempat kost saya  dihuni oleh 12 orang, 9 lelaki dan 3 perempuan. Saya sengaja untuk  mencari tempat kost yang banyak laki-lakinya. Hampir semua sudah bekerja  kecuali 2 orang yang masih kuliah. Sebagai gambaran, tinggi saya 166 cm  dengan berat 49 kg. Wajah saya tergolong cantik dengan kulit yang putih  mulus (orang tua saya berasal dari Sulawesi Utara) dan ukuran buah dada  yang cukup besar. Dibandingkan dengan tubuh saya yang langsing, apabila  saya memakai baju kaos yang sedikit ketat, maka mata laki-laki  dipastikan akan jelalatan ke arah dada saya. Saya harus mengakui kalau  saya sedikit tidak normal karena saya tergolong eksibisionis.
Sejak  SMA saya sepertinya senang apabila tubuh saya dilihat oleh orang.  Mengetahui bahwa ada lelaki yang terangsang melihat tubuh saya  seringkali membuatku terangsang juga dan apabila saya sedang  bermasturbasi kadang-kadang saya membayangkan banyak lelaki yang  memandangi tubuh telanjang saya. Salah satu tujuan saya menulis cerita  ini juga untuk kepuasan saya sendiri (saya harapkan ada pembaca yang  juga terangsang dengan tulisan saya). Sebagai tambahan informasi untuk  pembaca, rambut kemaluan saya sangat lebat dan ini juga sering saya  gunakan untuk menggoda pria. Saya sengaja tidak pernah mencukurnya  walaupun celana dalam saya tidak cukup lagi untuk menutupi rambut  kemaluanku (ada saja yang terlihat di kiri dan kanannya). Kalau saya  sedang berenang dan kira-kira ada yang ingin saya goda, saya akan  sengaja keluarkan sedikit rambut kemaluan saya supaya terlihat. Saya  akan berenang perlahan-lahan di depan laki-laki itu (saya akan pilih  yang memakai kacamata renang) dan sengaja membuka pahaku lebar-lebar  supaya dia dapat melihat selangkanganku dan rambut kemaluanku dengan  jelas. Di luar air, saya akan jalan bolak-balik di depan pria dan  pura-pura tidak tahu bahwa rambut kemaluan saya terlihat.
Waktu  saya masih kuliah di Australia, saya sering pergi ke pantai bersama  teman-teman dan mungkin saya satu-satunya wanita Indonesia yang berani  berjemur topless di pantai yang ramai. Saya akan tiduran dan menutupi  wajahku dengan topi atau handuk. Dengan begitu teman-teman priaku dan  orang-orang yang lewat dapat dengan leluasa memandangi tubuh saya yang  hampir telanjang. Kebanyakan dari bikini yang saya miliki sangat mini  ukurannya dan bermodel G-string sehingga walaupun saya masih memakainya  dengan lengkap, saya sudah hampir-hampir telanjang. Walaupun banyak  wanita bule yang berjemur topless di pantai-pantai di Australia, saya  masih sering menjadi perhatian pria. Mungkin selain tidak ada lagi orang  Asia yang mengenakan G-string atau topless, rambut kemaluan saya yang  muncul di sisi G-string saya menjadi daya tarik tersendiri. Kalau lagi  nekat, saya akan kenakan bikini kuning yang lapisan dalamnya sengaja  saya buang sehingga begitu terkena air, maka akan terlihat jelas  kemaluan saya dan rambutnya yang sangat lebat itu. Puting saya juga akan  terlihat jelas di balik bahan yang tipis itu. Kalau saya kenakan itu,  tidak ada mata pria yang tidak memandang ke arah saya dan itu memberikan  kesenangan tersendiri bagi saya.
Oke, balik ke tempat kost-ku.  Di tempat kost, kamar saya ada di lantai atas dan saya satu-satunya  penghuni lantai atas yang wanita. Di depan kamarku ada jendela yang  menghadap ke ruang tengah dan ditutupi dengan gorden. Kadang-kadang bila  ada orang yang duduk-duduk di ruang tengah, saya buka gordennya sedikit  (kira-kira 5 cm) dan berganti baju dengan melepaskan seluruh pakaianku  satu persatu di tempat yang terlihat dari luar melalui celah kecil di  gorden yang sengaja saya buka. Saya mengharapkan ada yang melihat dan  kalau ada yang benar-benar melihat, saya akan berpura-pura tidak tahu  kalau gorden kamar saya terbuka sedikit.
Oh ya pembaca, mungkin  ini cukup lucu, tapi setiap kali saya keluar kamar mandi, biasanya lebih  banyak orang yang duduk-duduk di ruang tengah daripada sebelum saya  mandi. Saya yakin penyebabnya adalah mereka mau menunggu saya keluar  kamar mandi. Setiap selesai mandi, saya hanya mengenakan baju kaos dan  celana pendek (tanpa bra dan celana dalam). Kadang-kadang bila baju  kaosnya cukup panjang (walaupun masih 15-20 cm di atas lutut) saya tidak  memakai celana pendek dan celana dalam lagi. Tentunya mereka tahu hal  ini karena putingku jelas menonjol di balik baju kaosku dan tidak  terlihat garis celana dalamku. Pernah ada yang menanyakan langsung,  "Vin, lu di rumah gak pernah pakai CD dan bra yah, pada tahu tuh satu  kost.." Saya hanya menjawab, "Ah, di rumah ini, lagian juga gak  kelihatan-kelihatan amat kan?" Apabila saya mengenakan baju kaos tipe  you can see dengan potongan dada rendah, saya suka sengaja membungkukan  badan (pura-pura mengambil koran, majalah atau apa) dan membiarkan teman  kost-ku untuk melihat buah dadaku dari depan atau samping. Tentunya hal  ini saya lakukan dengan seolah-olah tidak sadar (saya sudah sangat ahli  untuk melakukan ini).
Pembaca, untuk membuat mereka terangsang,  saya cukup memperlihatkan buah dada saya sepintas dan dapat saya melihat  reaksinya langsung dari depan celana pendek mereka yang menonjol.  Kadang-kadang kehadiran saya saja di depan mereka dengan mengenakan baju  tanpa bra saja sudah membuat mereka terangsang. Beberapa dari mereka  sepertinya anak baik-baik tapi ternyata mereka juga sering mencuri-curi  pandang ke buah dadaku. Sampai saat ini, tidak ada satu orang lelaki pun  di kost saya yang belum pernah saya goda atau saya perlihatkan buah  dada saya walaupun hanya sepintas. Sepertinya kalau saya tidak mampu  membuat teman-teman kost-ku terangsang adalah suatu kegagalan. Aneh kan  pembaca?
Dari semua lelaki di kost, ada satu yang kusuka, sebut  saja namanya Martin. Dia bekerja di perusahaan Telekomunikasi dan  menurutku anaknya lumayan ganteng. Martin tergolong pemalu dan walaupun  sepertinya dia juga naksir aku, dia tidak berani untuk mengajakku pergi  keluar. Satu malam (aku ingat tanggalnya adalah 20 November 2000) saya  meminjam beberapa VCD dan saya tanya Martin apakah dia mau ikutan nonton  di kamarku. Salah satu film yang aku pinjam adalah, "There's Something  About Mary." Martin bilang kalau dia akan ke kamarku 15 menit lagi  karena dia mau mandi dulu. "Wah, ini suatu kesempatan," pikir saya. Saya  pun segera ke kamar dan berganti pakaian dengan baju tidur putih tanpa  lengan yang tipis dan celana putih yang sangat pendek dan bawahnya  lebar. Tentunya saya tidak mengenakan bra dan CD lagi seperti biasanya.  Dengan baju itu, buah dada dan putingku yang berwarna coklat kemerahan  terlihat jelas sekali. Terus terang saya menunggu-nunggu kesempatan  untuk memakai baju itu di depan Martin. Saya tahu kalau pria akan lebih  terangsang melihat saya dengan baju itu daripada saya telanjang sama  sekali. Berselang beberapa saat, Martin mengetuk pintu kamar dan saya  persilakan masuk. Dia sangat kaget melihat baju yang saya kenakan dan  menanyakan apakah saya mau ganti baju dulu. Saya jawab, "Malas ah,  habisnya gerah dan kan juga cuma kamu aja di sini. Pintunya juga ditutup  kok."
Pada saat nonton, saya duduk di ranjang dan dia duduk di  lantai kamar. Saya bersender ke tembok dan memalingkan kepala ke arah  TV. Dengan begitu Martin bisa dengan bebas memandang ke arah buah dada  saya. Memang semua ini sengaja saya atur. Saya juga duduk dengan posisi  kaki lurus dengan paha sedikit terbuka. Karena posisi dia duduk di  bawah, maka matanya sejajar dengan celana saya. Tentunya karena celana  pendek saya bawahnya lebar, kemaluan saya dapat terlihat olehnya. Dari  sudut mata saya, saya tahu kalau Martin terus memandangi saya dari atas  sampai ke bawah, jadi bukan film yang dia tonton. Terus terang, hal ini  membuat saya terangsang dan tanpa saya sadari kemaluan saya mulai basah.  Untuk memberikan tontonan lebih heboh lagi pada Martin, saya pura-pura  ingin turun dari ranjang untuk mengambil sesuatu tapi sebelum turun saya  berdiri dulu beberapa saat dan melihat ke TV seolah-olah saya sedang  seru nonton film. Dengan berdiri di ranjang dan posisi dia duduk di  lantai, Martin akan dengan mudah melihat kemaluan saya dari bawah secara  jelas. Mungkin bila rambut kemaluan saya tidak terlalu lebat, dia bisa  melihat bibir kemaluanku juga. Hal ini saya lakukan beberapa kali sampai  akhirnya dia tidak tahan lagi dan bilang, "Vin, gua dari tadi perhatiin  lu dan gua terangsang banget nih, apalagi kalau lu berdiri-diri kaya  begitu."
Pembaca, akhirnya kata-kata yang saya tunggu-tunggu itu  keluar juga dari mulut Martin. Saya jawab, "Gua tahu kok kalau lu dari  tadi juga lihatin gua dan terus terang aja gua sengaja untuk bikin lu  terangsang. Berhasil juga kan gua, he.. he.. he.." Dengan jawaban saya  itu, Martin sepertinya mendapat angin dan dia langsung berdiri dan  berjalan ke arah tempat tidur dan mulai menciumi saya dengan penuh  nafsu. Ketika tangannya mulai menggerayangi buah dada saya, saya coba  hentikan dia dan memintanya untuk mundur beberapa langkah.
Dia  pun mundur dan saya memintanya mengamati apa yang akan saya lakukan.  Saya berdiri dan dengan perlahan-lahan melepaskan baju tidur yang saya  kenakan. Saya turunkan kedua talinya dari samping dan perlahan-lahan  baju itu saya jatuhkan dengan posisi tangan yang masih menutupi buah  dada saya. Saya lihat Martin menelan ludahnya dan dengan perlahan saya  turunkan kedua tanganku sehingga Martin dapat melihat dada saya yang  telanjang. Saya lihat Martin mengamati puting susu saya yang  lingkarannya cukup besar dan berwarna coklat kemerahan, sangat kontras  dengan tubuh saya yang putih mulus. Dia mencoba melangkah maju. "Stop,  saya belum selesai," kataku. Kemudian saya membalikan badan dan  membungkuk.
Perlahan-lahan saya turunkan celana pendek saya  sehingga dia dapat melihat kemaluan saya yang ditumbuhi rambut lebat  dari belakang. Setelah celana saya lepas, saya berbalik dan memamerkan  tubuh saya yang tidak ditutupi selembar benang pun ke Martin. Martin  kaget melihat rambut kemaluan saya dan bilang kalau seumur hidupnya,  belum pernah dia melihat rambut kemaluan selebat punya saya. Menurut dia  saya sangat sexy dan dengan pujian seperti itu, saya jadi semakin  terangsang dan ingin memperlihatkan yang lebih lagi. Saya pun tiduran di  ranjang dengan kaki saya buka lebar-lebar sehingga Martin yang masih  berdiri dan berpakaian lengkap dapat melihat kemaluanku dengan jelas.  Saya sibakkan rambut kemaluan saya dan perlahan-lahan membuka bibir  kemaluan saya sehingga terlihat olehnya vagina saya yang berwarna merah  muda. Saya sudah sangat terangsang dan vagina saya sudah basah. Saya  masukan satu jari ke dalamnya dan setelah itu mulai bermasturbasi di  depan Martin. Martin ingin mendekati saya, sepertinya dia juga sudah  tidak tahan, tapi saya larang dia sampai saya selesai. Martin menurut  dan hanya berdiri menonton saya bermasturbasi. Saya tahu betapa  tersiksanya dia karena begitu menginginkan saya saat itu juga, tapi saya  larang. Dengan pantat sedikit terangkat, saya terus bermasturbasi dan  membuka kaki saya lebar-lebar.
Setelah kurang lebih 3 menit, saya  pun orgasme dan ini adalah salah satu orgasme yang paling hebat yang  pernah saya rasakan. Memang selama ini saya sering membayangkan  bermasturbasi dengan ditonton oleh orang lain. Kalau selama ini saya  bermasturbasi sendiri di kamar, sekarang ada yang menonton dan  sensasinya sangat luar biasa (mungkin hal ini aneh bagi pembaca, tapi  saya benar-benar menikmati hal ini).
Setelah orgasme, baru saya  izinkan Martin menghampiri saya. Saya lepaskan baju kaos dan celana  pendek yang dikenakannya. Martin sudah terangsang dan kemaluannya  menonjol di balik celana dalamnya. Saya pun melepaskan celana dalamnya  dan sekarang Martin berdiri telanjang di hadapanku. Seperti saya sudah  duga, tubuh Martin sangat atletis dan dadanya juga cukup bidang karena  dia rajin ke Gym 2 kali seminggu.
Saya minta Martin untuk  menjilati tubuh saya dan tanpa disuruh dua kali dia mendorong tubuh saya  ke ranjang dan membuka paha saya lebar-lebar. Dia pun naik ke atas saya  dan mulai menjilati seluruh tubuh saya, mulai dari buah dada, puting  dan terus sampai ke selangkangan. Rambut kemaluan saya disibakkannya dan  dia mulai menjilati klitoris saya. Pembaca, kenikmatannya tidak dapat  saya gambarkan di sini dan saya hanya dapat memejamkan mata dan  mengangkat kedua tangan saya ke atas kepala. Selang beberapa saat, saya  pun mengalami orgasme lagi dan pada saat orgasme saya tekan kepalanya ke  kemaluanku keras-keras.
Kemudian Martin berdiri di sisi ranjang  dan menarik tubuh saya sehingga pantat saya berada di pinggir ranjang.  Perlahan-lahan Martin memasukan penisnya ke kemaluanku dan menompangkan  kaki saya di pundaknya. Dia mencoba untuk merapatkan paha saya dan mulai  menggoyangkan pantatnya maju mundur dan makin lama makin cepat. Saya  merasakan kenikmatan luar biasa dan mengalami orgasme lagi yang tidak  kalah hebatnya dengan yang sebelumnya. Kita mengganti posisi beberapa  kali dan Martin sepertinya tidak mau keluar juga. Hampir setengah jam  kami bercinta dan akhirnya Martin mencabut penisnya cepat-cepat dan  menyemprotkan spermanya di badanku. Setelah membersihkan badan saya  dengan tissue, kami berpelukan dengan perasaan yang puas dan Martin  tidur di kamarku sampai pagi. Walaupun sebelumnya saya sudah sering  berhubungan dengan bekas pacar-pacar saya sepertinya itu adalah seks  terhebat yang pernah saya rasakan.
Setelah kejadian malam itu,  kami jadi sering tidur bersama dan Martin mulai berani melarang saya  untuk menggoda teman kost lain atau mengenakan baju sexy di luar kamar.  Hal ini seringkali menyebabkan pertengkaran karena saya tidak suka  dilarang dan bahwa saya adalah seorang yang cenderung eksibisionis  adalah kenyataan yang harus dia terima. Saya pernah mengancam akan  pindah kost bila dia masih mempermasalahkan masalah ini. Saya tekankan  pada Martin walaupun saya menggoda pria lain untuk membuat mereka  terangsang, saya tidak pernah ada niat untuk tidur dengan mereka. Martin  akhirnya bisa memaklumi kelainan saya dan dengan mendapat restu  darinya, belakangan ini saya jadi semakin gila. Tidak hanya di kost,  saya juga mulai menggoda teman-teman pria di kantor. Bila mengenakan rok  pendek (yang hampir setiap hari), saya sering sengaja memperlihatkan  celana dalam saya, tentunya dengan berpura-pura tidak tahu. Hampir semua  celana dalam saya cukup transparan sehingga teman-teman kantor saya  dapat melihat rambut kemaluan saya di balik celana dalam yang saya  kenakan. Sering juga saya mengenakan G-string yang sangat minim sehingga  mereka dapat melihat kemaluan saya dengan sangat jelas. Mungkin saya  sudah jadi bahan omongan satu kantor, ini terbukti dari salah satu teman  wanita yang menasehati saya untuk lebih berhati-hati bila duduk karena  banyak laki-laki yang sering melihat celana dalam saya dan berkomentar  kalau rambut kemaluan saya sangat lebat. Ada juga yang menggoda saya dan  bilang kalau saya ulang tahun akan dihadiahi pisau cukur. Terus terang  saya tidak peduli dan malah menikmati komentar-komentar itu karena  berarti usaha saya berhasil.
Pembaca, kadang-kadang saya sadar  kalau yang kebiasaan saya ini tidak normal. Saya pernah ingin berusaha  untuk menghentikan kebiasaan buruk ini tapi setiap kali saya mau  mencoba, saya selalu gagal karena saya benar-benar menikmati sensasi  yang ditimbulkan dari kegiatan-kegiatan eksibisionisme saya ini.
TAMAT
