Cerita Rina

Bookmark and Share
Si Mas, weekend awal bulan mengajak Rina ke luar kota untuk refreshing, sementara rumah dititipkan ke adiknya Mas. Hati si Mas senang sekali, karena perut Rina sudah berisi 1 bulan. Akhirnya kita pergi ke sebuah kota peristirahatan dekat Surabaya, nggak jauh hanya 1.5 jam saja, tapi tempatnya dingin sekali. Sengaja pilih yang dingin biar tambah hot saja. Singkat perjalanan, kamar yang kami pesan mendadak sudah terisi, kontan saja si Mas marah, soalnya kamar itu pemandangannya paling bagus. Pihak hotel minta maaf, soalnya si peminta ternyata anak pejabat, jadi ya tahu sendirilah. Sebagai penggantinya kita dapat kamar yang lebih besar dengan harga kamar yang kita pesan, tapi ada connecting door-nya, no problem.

Malam pertama.. "mm it's a wild night", Mas benar-benar berhasil membuat Rina kecapaian luar biasa. Ada saja idenya untuk membuat Rina orgasme. You're perfect. Minggu pagi kita berenang, segar deh rasanya, habis semalam suntuk 'bertempur' lalu mencebur ke kolam paginya. So good pokoknya. Habis berenang kita duduk-duduk di tepian sambil pesan minuman. Nah, waktu itu mata si Mas sempat menangkap ada sepasang mata lain yang mengawasi daerah dada Rina. Oh iya, ukuran bra Rina 36B. Kontan saja si Mas bilang, "Rin, ada yang ngeliatin kamu tuh.."
"Biar saja.." Rina cuek menjawab.
"Iya.. tapi pandangannya lain, kiri kamu dua payung setelah kita. Dianya pakai kacamata."
Rina menoleh, eh.. dianya langsung menunduk, malu kali. Siangnya waktu kita makan di coffee shop ketemu lagi. Kali ini Rina yang sempat berbicara. Soalnya dia pas berdiri di depan Rina antri prasmanan.
"Mbak namanya Rina ya..?"
"Kenapa..?"
"Nggak, cuman sama dengan yang pernah saya baca di.. mana ya.. oh ya HPnya Yuri"
Dalam hati Rina ketawa luar biasa.
"Terus kenapa..?" Rina tanya lagi.
"Nggak.. Oh nama saya Tri.."

Rina pesan room service, mandi, and makan. Karena bosan Rina iseng-iseng buka kamar sebelah, eh.. bisa. Serunya ada bunyi, "Ahh.. uuhh.. uuhh.." jelas Rina tahu itu suara apa. Karena di dekat pintu ada cermin, Rina bisa tahu pasangan yang asyik "ngesex" itu. Yang cewek lagi duduk di penis cowok yang lagi tiduran. Ceweknya dengan semangat naik turun sambil teriak-teriak. "enakk.. enakk.. aahh.. ahh.. terus.." dan seterusnya. Sementara tangan cowoknya memegang pinggul cewek itu dan sesekali meremas-remas payudaranya. Duhh, Rina melihat itu sambil panas dingin. Sambil nggak sadar tangan Rina meremas-remas payudaranya sendiri, sambil membayangkan kenikmatan cewek itu diremas-remas cowoknya. Rina tutup mata untuk membayangkan itu. Biar seru jemari Rina juga main-main di dalam CD-nya. "Hmm.. so good.. so.." menggairahkan mendengar suara-suara itu, membayangkan dan memuasi diri sendiri. "Mas I miss u so much."

Rina bahkan nggak dengar waktu pintu dibuka betul. Tahu-tahu sudah ada orang yang berdiri di belakang Rina. Pasti si Mas pikir Rina waktu itu. Lalu Rina biarkan saja waktu dia melingkarkan tangannya ke depan, masuk ke daster, masuk ke BH, dan langsung "Did their job". Apalagi kalau bukan mengusap-usap and remas-remas. Rina nggak bisa teriak, habis nanti yang di sana kedengaran. Seru lho, mengintip orang "ngeseks" sambil membayangi plus dikerjain juga. Tangan-tangan itu semakin berani. BH Rina pertama lepas, habis itu daster Rina diplorotkan. "Ahh.. Mas ini pinter saja", pikir Rina. Ia juga menciumi tengkuk Rina, terus turun.. turun.. hingga ke CD. Digigitnya CD itu hingga lepas di lantai.
"Waduh.. teknik baru nih pikir Rina lagi."
"Aahh.. mass.." Rina terpaksa mendesah lirih saat ia mencium bokong Rina dan tangannya memainkan clit-nya. Takut ketahuan, Rina tutup saja pintu itu. Toh masih bisa dengar suara-suara mereka.

Rina kini berdiri mengangkang, dengan tangan bertumpu pada pintu, sementara si 'Mas' di belakang, jilatannya mulai naik lagi.
"hh.. hhgg.. ahhk.." nafas Rina yang semakin cepat serasa berhenti, soalnya tangan nakal si 'Mas' meremas pentil Rina.

Namun ada yang Rina sedikit curigai, kok bau si Mas lain ya. Waktu berangkat pakai minyak wangi A kok ini B? lagian mana suaranya? Semua itu nggak Rina anggap serius, nikmatnya itu yang Rina rasakan. "Mas.. nggak tahan nih.." Rina benar-benarnggak tahan, remasan dan permainan tangannya di payudara dan vagina Rina.
Rina dengar suara-suara melepas celana di belakang, terus buk.. bunyi celana berat jatuh di lantai.
Nah saat itu Rina baru dengar bisikannya, "Buka lagi kakinya.."
"Tidakk.. tidakk.. ini bukan Mas.. ohh.. ohh.." Rina berteriak dalam hati saat penisnya masuk ke vagina Rina.
"Ini.. ini.. lebih tebal.. hh.." Mata Rina terpejam tetap, namun dalam hati Rina menjerit-jerit. Kenapa begitu mudahnya Rina menyerah, kenapa Rina membiarkan 'rape' ini terjadi, kenapa?
"Hhgg.. gg.. aahh.." Rina secara nggak sengaja mengeluarkan erangan dan desahan. Habis jujur saja rasanya nikmat banget. Penis yang lebih tebal masuk ke vagina Rina yang sempit. Oh, rasanya.. rasanya.. Rina akhirnya memutuskan untuk diam saja menikmati kejadian itu. Cowok yang di belakang akhirnya bilang, "Mbak, mungkin rasanya Bu guru itu kayak gini ya?"
"Jangkrik.. ternyata si Tri! tebel banget penisnya", dalam hati Rina.
"mm.. mm.. oohh.. Hh.. Tri.." gerakan Tri semakin cepat saja, mungkin stamina dia nggak sekuat si Mas. Tangannya mencengkeram erat pinggang Rina. Tiba-tiba rambut Rina dijambak, ditarik ke belakang hingga Rina bisa melihat wajahnya. Tapi nggak lama dia langsung nyosor mulut Rina.

Dengan sekali sodok penisnya amblas lagi ke liang vagina Rina, kali ini dengan disertai muncratnya maninya di dalam. Deres banget lho, Rina bisa rasakan di dalam vagina.
Rina pikir habis ini pasti dia selesai. Eh nggak juga. Dia balikan Rina ke posisi semula dan mulai lagi gerakannya. Kali ini Rina nggak lagi ada perasaan melawan. Ia tarik pinggang Rina hingga menungging, doggy style.
"Ahh.. ahh.. Tri.. penis kamu gemuk.. aajhh.." Rina berbicara nggak karuan, habis nikmatnya nggak ketulungan lagi. Kebiasaan Rina memang kalau sudah mau orgasme pasti berbicara macam-macam. Kata si Mas bahwa Rina memang vokal. Tri terus menyerang Rina di posisi ini sampai akhirnya dia keluar untuk kedua kalinya, and so did I. Kami langsung rebah di lantai, Rina tindih saja si Tri, biar kapok anak itu. Berani-beraninya masuk kamar orang terus langsung "ngesex". Tapi I felt good. Dia keluar kamar kalau nggak salah 23.00.

Situasi terberat baru Rina hadapi waktu Mas datang. Dia shock juga, tapi setelah kita berbicara ternyata akhirnya dia bisa terima. Dia memang punya ide (gila) untuk swap atau swing dengan pasangan lain, dan kita sama-sama "setuju". So, kejadian ini kita anggap tidak ada masalah, dengan asumsi kedua pihak sama-sama suka.

TAMAT