Saat ini saya berusia 26 thn, tinggal di Jakarta-Indonesia, berasal dari keluarga yang hidup sederhana. Saya sudah mulai menyukai sesama pria sejak umur 11 thn, pada waktu itu saya sedang naksir dengan satu teman yang memiliki tampang cute, cakep, lucu dan menggemaskan. Sayangnya, cintaku padanya tidak terbalas, pasalnya dia straight. Bahkan sampai sekarang dia juga tidak tahu bahwa saya pernah menyukainya, walaupun sekarang saya sudah tidak ada perasaan apa-apa lagi terhadapnya. Ohya, ada 1 hal yang harus kuakui, dulu waktu masih kecil saya pernah bertingkah laku sissy, itu karena saya masih polos dan tidak mengerti apa-apa.
Setelah menjadi remaja, akhirnya saya sadar tingkah laku tersebut, malah saya ngeri dengan sikap itu, maka dengan segera saya menghilangkannya sehingga bisa berubah menjadi orang seperti pada umumnya. Bahkan saya tidak suka dan tidak akan pernah mau menjadi orang sissy atau waria! Saya harus akui ini berkat dorongan yang berasal dari keluargaku dan juga diriku sendiri serta bantuan doa-doa yang telah kupanjatkan tiap hari.
Semenjak mulai menjadi remaja, perasaanku semakin lama semakin tertekan. Saya tidak habis mengerti dan sering bertanya pada diriku sendiri, "Mengapa saya harus dan bisa menyukai sesama jenis? Bukankah tidak pantas cowok menyukai cowok juga? Seharusnya cowok menyukai cewek".
Saya sudah mencoba segala cara untuk menyukai lawan jenis (cewek), tetapi kemungkinannya masih kecil. Semakin dewasa semakin saya tertarik dengan perfomance maupun appearance seorang lelaki yang jaman sekarang ini sudah berubah. Saya akui, jaman sekarang cowok-cowok sudah semakin cakep daripada dulu, sehingga tiap berpapasan, perasaanku selalu tidak tahan, ingin sekali saya memiliki orang itu, tapi itu sangat mustahil, akhirnya hatiku ini harus menjadi sedih dan menangis. Saya benar-benar bodoh sekali.. Mengapa perfomance maupun appearance seorang lelaki harus begitu selalu menarik daripada seorang perempuan?
Di mana-mana jika saya melihat ada cowok (khusus chinese) yang ganteng atau cakep atau cute, saya hanya bisa menggerutu sendiri dan melihat saja dari jauh dengan perasaan ngilu. Mengapa? Karena saya telah berkaca diri sendiri dan sadar bahwa saya tidak cakep, kurus, pendek (bukan cebol loh, yang penting fisikku normal secara umum), bahkan bisa dikatakan benar-benar buruk. Saya sadar bahwa appearance saya sangat tidak sempurna. Tidak pernah ada cowok yang melirik ke saya, bahkan cewek sekalipun. Saya selalu bertanya pada diriku sendiri, "Mengapa mereka bisa memiliki tampang cute, cakep, ganteng dan sempurna yang bisa menjadi modal bagi segala hal?"
Orang yang memiliki tampang demikian, saya selalu beranggapan bahwa mereka sangat beruntung karena bisa menjadi modal terhadap suatu hal tertentu, juga sangat mudah untuk menarik perhatian orang, memiliki daya tarik yang sempurna, tidak pernah kesulitan untuk mendapatkan seorang pacar. Sementara saya sendiri tidak pernah mengalami yang namanya pacaran. Saya sungguh sangat sedih sekali!
Apakah appearance saya yang tidak menarik harus membuat orang lain tidak menyukaiku, bahkan juga tidak mau mengenal atau berbagi perasaan dengan saya? Saya juga selalu mengeluh pada diri sendiri, mengapa tiap cowok chinese yang kusukai semuanya selalu harus normal (straight). Saya tidak berani mengungkapkan isi hatiku kepada mereka. Maka saya selalu merasa kesepian di dalam hatiku, tidak pernah ada seseorang cowok yang mau berbagi perasaan, kasih sayang, perhatian denganku. Tidak ada seorang pun tahu isi hatiku! Dari luar, saya kelihatan tampak seperti tegar seolah-olah tidak ada masalah apa-apa, bisa ngobrol atau bercanda dengan teman-teman, tetapi di dalam hatiku yang paling dalam sungguh tertekan dan sangat sedih sekali.
Saya sadar bahwa saya juga sangat membutuhkan kasih sayang dan penuh perhatian dari seorang cowok seperti yang dibutuhkan oleh setiap orang. Entahlah, apakah impianku itu akan tercapai atau tidak, saya pun tidak tahu. Tidak pernah ada seseorang yang mengetahui isi hatiku, bahkan mungkin juga tidak akan mau mengenal lebih dekat dengan saya, karena saya rasa mereka cenderung memilih untuk melihat seseorang dari figur, kecuali teman-teman straight (baik cowok maupun cewek).
Setiap jika saya menonton TV, ada muncul iklan-iklan yang bertabur cowok yang cute dan cakep (seperti iklan odol close up hitam, gatsby wax, master gel, dan lain-lain) atau bintang selebriti (film/sinetron) atau model, saya selalu berkata pada diriku sendiri, "Enak ya memiliki tampang yang sempurna, seandainya saja orang itu adalah pacarku, alangkah senangnya hatiku".
Tapi saya tetap tahu bahwa itu sangat tidak mungkin. Saya menganggap mereka (orang-orang yang cute di iklan/film/model) itu hanya fiksi atau tidak nyata dan saya juga tidak pernah memuja mereka. Meskipun mereka selebriti terkenal yang cakep, saya tidak pernah menganggap mereka itu hebat atau sempurna, di pandanganku mereka itu tetap orang biasa, sesama manusia dan mereka itu juga bukan suatu barang yang bisa dipamerkan.
Jika saya berhadapan dengan cowok yang cakep, saya tidak pernah mengirimkan sinyal khusus padanya bahwa saya suka dia, karena saya tahu bahwa diriku sangat tidak menarik, mana mungkin orang bisa menyukai sama saya. Saya tidak percaya jika benar-benar ada cowok yang cakep dan sempurna pun bisa menyukai (atau bahkan mencintai) cowok yang memiliki buruk rupa. Makanya itu saya tidak pernah mengungkapkan isi hatiku pada siapapun yang kusukai, tidak peduli mereka itu gay atau straight atau bisexual.
Saya juga paling tahu bahwa pada umumnya semua cowok gay selalu cenderung lebih suka melihat dari penampilan figur seorang laki-laki yang mesti sempurna dan enak dilihat sehingga dapat membanggakan pacarnya pada orang lain. Saya benci dengan cowok cakep yang sombong dan sudah merasa hebat dengan memamerkan tampangnya. Saya tidak pernah berharap dapat cowok sesempurna, karena di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. Setidaknya ada seseorang yang mau berbagi perasaan, perhatian, kasih sayang pun itu sudah cukup bagiku, asalkan bersungguh-sungguh dan tidak main-main, juga saya akan memperlakukan hal yang sama padanya.
Saya pernah diceritakan oleh salah satu teman baik yang memiliki pacar yang cakep, dia bilang kepadaku, "Punya pacar cakep juga benar-benar reseh dan selalu ada resiko".
Aku bertanya padanya, "Resiko apa?".
Dia menjawab, "Misalnya kalau lagi tidak jalan berdua, masing-masing punya kegiatan sendiri, saya sibuk, dia berada di tempat lain, saya tidak tahu dia ngapain di sana, bisa-bisanya dia selingkuh sama orang lain, walaupun saya percaya sama dia, tetap saja merasa was-was dan masih ada perasaan cemburu, pasalnya pacarku orangnya menarik dan selalu mampu menarik perhatian orang lain, jadi kalau misal ada orang tertarik sama pacarku, kemudian orang itu mau kenalan sama pacarku, pasti pacarku terima, jadi mungkin pacarku tidak bakal ceritain soal itu kepadaku!"
Akhirnya saya mengerti maksudnya dan kuakui mungkin itu benar juga, walaupun saya tidak pernah mengalami pacaran.
Karena saya tidak pernah mengalami yang namanya pacaran dan saya sangat membutuhkan rasa kasih sayang dan perhatian dari seorang cowok, jadi kadang saya suka berkhayal tentang orang-orang (baik nyata maupun fiksi) yang jadi pacarku, berkencan, makan berdua, jalan-jalan berdua, berpelukan, berbagi rasa kasih sayang, dll. Sehingga ada timbulnya rasa romantis di dalam diriku.
Teman saya pernah meminjamkan Blue Film gay ke saya dan saya membandingkannya dengan Blue Film straight dan lesbian, kuakui Blue Film gay lebih menarik dan juga benar-benar menggasyikkan. Nonton Blue Film gay saja saya sudah merasa cukup puas sebagai pelampiasan nafsu sendiri dan membuang rasa kesepianku, walaupun kedengarannya memang tidak terlalu seru, terkadang saya pernah berkhayal tentang main seperti di Blue Film. Jika seandainya saya benar-benar punya pacar, alangkah senangnya hatiku karena dapat saling berbagi kasih sayang, perhatian, juga saling memberi dorongan sebagai pemacu semangat, memberi dan menerima masukan dari segala hal. Saya memiliki satu kelebihan utama yang ada di dalam diriku yaitu bisa menjaga kepercayaan serta menyimpan segala rahasia.
Keluargaku juga masih tidak tahu isi hatiku, walaupun pernah sempat curiga, tetapi saya tetap selalu menyangkal, karena saya tidak ingin membuat keluargaku sedih dan kecewa, saya paling mengerti bahwa keluargaku tidak suka gay. Itulah membuat hatiku semakin tertekan dan tidak bisa dengan bebas untuk mengutarakan isi hatiku. Kalau dipikir-pikir kembali soal ini, rasanya saya ingin menangis, menjerit dan berteriak. Tapi apa boleh buat, saya terpaksa memendam sendiri di hatiku sebisa-bisanya sampai sekarang masih tetap bisa kutahan.
Ada rasa suka dan duka pun juga selalu kujalani sendiri dengan tegar tanpa berbagi dengan seseorang spesial. Ungkapan isi hatiku ini adalah nyata, bukan berarti saya tidak PD, tetapi saya merasa bahwa saya harus menceritakan ini untuk melepaskan tekanan isi hatiku yang sudah kupendam sendiri selama ini tanpa berbagi dengan seseorang dan saya tidak tahu harus berbagi kepada siapa, selain melalui situs ini. Saya tak bermaksud tertutup bagi orang lain, tapi secara umum hal ini tidak lazim, jadi saya memendam isi hatiku ini secara pribadi.
Saya sudah tidak sanggup untuk menulis lebih panjang lagi, hanya akan membuat hatiku tambah sedih. Cukup sekian cerita ini yang dapat kuungkapkan dari isi hatiku yang paling dalam. Bye.
Tamat