Kenangan terakhir dalam bayangan

Bookmark and Share
"Tony.., ada surat dari temanmu di Solo..!" kata Aris sambil menyerahkan sepucuk surat beramplop airmail.
Segera Tony mengambil surat dari Aris, "Mmm.., dari Ajis, boy friend-ku.." guman Tony saat dia membaca nama pengirimnya.
"Ada apa dengannya ya.., tumben dia nggak telpon..?" pertanyaan menyelimuti pikiran Tony.
Tidak sabar segera Tony buka dan baca isi surat tersebut.

Mas.., Ajis kangen dan Ajis pengen Mas ke Solo, kan Jum'at tanggal 13 April 2000 ini libur, sedang Mas kalo Sabtu libur juga, ke sini ya Mas.., Ajis kangen. Telphon Ajis setelah Mas terima surat Ajis.

I miss you,
Yours,
Ajis

Begitu singkat tetapi penuh arti. Dan Tony memang harus segera ke Solo untuk bertemu dengan cintanya. Biasanya sebulan sekali atau kadang sebulan lebih, Tony selalu ke Solo untuk bertemu dengan Ajis. Ya, sekedar melepas kangen, bercengkrama dan lain sebagainya, yang tentunya tak dipungkiri juga mereka selalu bercinta.

Tony adalah tipe orang yang romantis, penuh kasih sayang, permainan seksnya pun sangat bagus. Ajis masih mahasiswa di salah satu Universitas di kota Solo, usianya 23 tahun, dengan tubuh cukup ideal, tinggi 174 cm dengan berat 62 kg, dengan wajah yang menarik dan menyenangkan untuk dipandang. Sedang Tony sendiri usianya 26 tahun dan sudah bekerja di salah satu perusahaan di Surabaya. Perbedaan fisik mereka tidak terlalu jauh, Tony sekitar 170 cm dengan berat 57 kg, wajah Tony begitu ganteng dan kulitnya bersih.

"Ya biasa.., kereta ekonomi selau terlambat datang.." gerutu Tony saat terdengar dari microphone di stasiun, kalau kereta yang Tony tunggu sudah datang walau terlambat 30 menit.
Bukan kereta executive sih, Tony selalu naik kereta ekonomi kalau ke Solo. Syukurlah, kereta tidak terlalu penuh dan Tony bisa mendapatkan tempat duduk dengan posisi yang bagus. Kereta pun mulai berjalan meninggalkan kota Surabaya. Tony sudah tidak sabar ingin segera sampai di Solo dan bertemu dengan Ajis.

Suara orang-orang yang berjualan, pengamen, bisingnya suara kereta dan lainnya membuat Tony terhibur dan suatu nilai plus naik kereta ekonomi (bagi Tony sih). Tony begitu menikmati indahnya pemandangan dari dalam kereta selama perjalanan. Kurang lebih 5 jam, akhirnya sampai juga Tony di stasiun Solo Balapan, segera Tony turun dan mencari-cari dimana Ajis jemput dia.

"Hei.., udah lama nunggu Jis..?" sapa Tony saat bertemu dan bersalaman dengan Ajis.
"Lumayan Mas.., cepet juga lho kereta Logawa ini.." kata Ajis sambil basa basi.
"Ayo Mas.., makan dulu, setelah itu ke rumah Ajis, ibu dan bapak udah aku beritahu tentang kedatangan Mas Tony.." kata Ajis dengan semangat.
Memang hubungan Tony dengan keluarga Ajis sudah begitu dekat, yang tentunya keluarga Ajis tetap tidak tahu kalau mereka berdua adalah sepasang kekasih gay.

Setelah makan, dengan mengendarai sepeda motor, mereka putar-putar kota Solo sebentar sambil melepas kangen. Setelah agak capek, mereka pun segera pulang ke rumah Ajis.

"Bu.., Mas Tony datang nih..!" teriak Ajis saat masuk rumahnya.
"E.., Tony, gimana kabarnya.., berangkat jam berapa dari Surabaya..?" sapa Ibunya Ajis.
"Masuk Ton, sudah Ibu masakkan makanan kesukaan Tony lho..!" kata beliau kemudian.
"Terima kasih Bu, nggak perlu terlalu merepotkan.." jawab Tony ramah.
"Ayo Mas.., ke kamar, tuh barang bawaannya banyak.." ajak Ajis.
"Iya, ee.. ini Bu, ada sedikit oleh-oleh.." kata Tony sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Wah, selalu merepotkan Tony kalau ke sini.." jawab Ibu Ajis sambil menerima oleh-oleh tersebut.
"Ah nggak kok Bu, biasa aja lah. Tony di sini juga disambut hangat, seperti di rumah sendiri.." jawab Tony.

Setelah agak lama mengobrol, Tony dan Ajis pun masuk kamar. Mereka berpelukan melepas kerinduan yang mendalam. Begitu mesra dan romantis.
"Ini ada oleh-oleh juga buat Ajis, semoga suka.." kata Tony sambil mengeluarkan bungkusan kertas koran.
"Wow.., indahnya, Ajis akan pake baju ini, tampak cool..!" spontan Ajis mengungkapkan isi hatinya saat dia buka bungkusan itu yang ternyata baju.
"Ntar malam dipake ya Jis..! Aku pengen liat..!" pinta Tony yang dijawab dengan anggukan dan ciuman mesra di bibir Tony.

Mereka menghabiskan waktu berdua selama 2 malam. Mereka lalui indahnya saat-saat bersama dengan kemesraan, keromantisan dan seks.
"Bu.., Tony mohon pamit. Bapak dimana Bu..? Kok Tony nggak melihat beliau..?" tanya Tony saat berpamitan kepada Ibu Ajis.
"Bapak ke pasar burung ama Sandy. Ya.., begitulah Bapak sama Sandy klop kalau soal burung." jawab Ibu Ajis.
"Mari Bu.., pamitkan kepada Bapak ya.." pamit Tony.
"Iya Ton.., hati-hati ya.. jaga kesehatan baik-baik.." pesan Ibu Ajis.
"Mari Mas.., Ajis antar ke terminal.." ajak Ajis.

Seminggu sudah berjalan saat Tony masih ingat betul kenangan indah yang dihabiskannya bersama Ajis minggu kemarin. Malam itu suasana sepi walau jam masih menunjukkan jam 10 malam.
"Tumben.., teman-teman kost kok pada keluar.." guman Tony sambil mendengarkan musik di tape reccorder-nya.
"Sepi banget sih.., rasanya jenuh deh.." guman Tony terus sambil menghisap rokok Marlboro dalam-dalam.
"Enaknya ngapain ya..? Pengen liat TV.. acaranya jelek, liat film porno.. udah bosen, aduh.., ngapain ya enaknya..?" gerutu Tony.
"Andaikan Ajis di sini bersamaku malam ini, tentu tidak sesepi malam ini, mengapa aku begitu kangen sama Ajis ya..? Apa kutelpon aja ya..? Tapi nggak lah, masih seminggu, besok aja kutelpon Ajis." pikir Tony.

Saat Tony disibukkan dengan lamunan-lamunannya yang tidak karuan, dia dikejutkan suara pintu diketuk.
"Asyik.., teman-teman udah pada pulang, abis ini pasti rame deh.." pikir Tony.
Tetapi betapa terkejutnya dan juga betapa bahagianya saat dibukanya pintu kamar, yang muncul dihadapannya adalah wajah yang selama ini dikenal dan sangat dicintainya.
"Ajis.., ya ampun.. kok nggak telpon dulu sih..! Surprise ya..?" sambut Tony sambil mempersilakan Ajis masuk.
"Sengaja kok.., biar Ajis tau tindakan Mas selama jauh dari Ajis, siapa tau.. pas Ajis datang ke kost Mas Tony, Mas Tony-nya lagi main seks dengan cowok lain.." jawab Ajis dengan manjanya.
"Baru aja Mas Tony lamunkan Ajis malam ini hadir disini, dan syukurlah Ajis datang juga.." kata Tony sambil memeluk erat tubuh Ajis.
"Iya, Ajis terasa kok Mas.., dan Ajis juga kangen ama Mas Tony." jawab Ajis.
"Ajis.., kamu kedinginan ya..? Emang naik apa Jis, kok tubuh kamu dingin..?" tanya Tony saat merasakan dinginnya temperatur tubuh Ajis.
"Iya nih, Ajis naik bis Patas dan naik taksi ke sini, semuanya pake AC, apalagi di luar dingin sekali, sampai tubuh Ajis ikutan dingin." jawab Ajis dengan senyum manisnya yang langsung dikecup mesra oleh Tony.
"Aku kangen Jis, malam ini kita habiskan kebersamaan kita.." bisik Tony lalu mengecup kening Ajis dengan lembutnya.

Di keremangan lampu kamar yang berwarna kuning, dipeluknya mesra tubuh Ajis dan digerakkannya tangan Tony di sekitar leher Ajis yang membuat Ajis mendesah, "Mmm.. Mas Tony mesti selalu bikin Ajis horny.." kata Ajis manja.
Setelah tangannya pindah dari leher Ajis, diciumnya leher Ajis dengan lembut, dan dimainkannya lidah Tony di leher Ajis sampai ke telinga sambil lidahnya bergerak-gerak di daerah leher Ajis. Tangan Tony bergerak membuka baju Ajis yang dibelikannya beberapa hari yang lalu. Dimainkannya puting Ajis dengan jemari Tony.
"Mmm.. Mas Tony.., Ajis sayang ama Mas Tony, rasanya Ajis nggak mau tigalin Mas Tony, tapi.." bisik Ajis sambil menggeliat nikmat.

Puas dengan menjilat leher Ajis, kini bibir Tony bergerak naik ke bibir Ajis, dan mereka pun saling bergumul lidah, saling gigit, saling sedot, dan saling kenyot. Nikmat sekali, sambil tangan Tony masih meremas puting Ajis. Dibalikkannya tubuh Ajis menghadap tubuh Tony dengan bibir mereka yang masih melekat. Bibir Tony turun ke bawah, melewati leher dan akhirnya mendarat ke puting Ajis. Dijilatinya puting Ajis dengan lahapnya yang membuat Ajis menggeliat.
"Terus Mass.., Ajis suka daerah itu." desah Ajis.
Secara bergantian puting Ajis kanan dan kiri dihisap oleh Tony. Sesekali diberi kejutan dengan hisapan di daerah sekitar ketiak. Lalu terus turun sampai ke pusar. Dimainkannya lidah Tony di perut Ajis yang padat. Sedang jemari Tony bergerak lincah naik, memainkan puting Ajis. Saat Tony merasakan ada benjolan keras di balik celana yang dikenakan Ajis, digigitnya lembut benjolan yang tampak dari luar celana yang dipakai Ajis.

Tetapi saat Tony mau membuka celana Ajis, "Jangan Mas.., malam ini Ajis kurang siap.. biarlah Ajis yang puaskan Mas Tony.." kata Ajis dengan senyumnya yang khas.
Dikecupnya kening Tony. Tangan Ajis mengelus rambut Tony, lalu turun ke leher Tony dan terus turun ke punggung Tony. Dielusnya punggung Tony dengan jemari Ajis sambil bibir mereka tetap berciuman. Kini bibir Ajis turun ke bawah ke arah puting Tony, dihisapnya puting Tony dengan lembut dan hangatnya, dan dijilat ketiak Tony yang membuat Tony menggeliat nikmat.
"Jis.., aku suka daerah itu sayang.. terus Jis..!" desah Tony sambil tangannya menekan kepala Ajis agar tetap di daerah ketiaknya.

Puas menjilat dan menggelitik ketiak Tony, kini bibir Ajis turun ke bawah. Diturunkannya celana pendek yang dipakai Tony. Kini tampak benjolan besar di dalam celana dalam, segera dijilatnya benjolan dalam celana itu. Dengan giginya, Ajis membuka celana dalam Tony. Saat kepala batang kemaluan Tony muncul sedikit, segera Ajis melahap dengan nikmatnya, dan tangannya menurunkan celana dalam Tony. Dikulumnya kemaluan Tony dengan lembutnya, dimainkannya lidahnya di ujung kemaluan Tony.
"Ya.., enak Jis.. aku suka itu.. mm.. akh.." desah Tony terus.
Sambil mulutnya terus mengulum kemaluan Tony, tangan Ajis meremas puting Tony dan kadang menjalar ke daerah pantat Tony.
"Malam ini kamu begitu hebat Jis, aku merasa benar-benar nikmat dan puas Jis.." bisik Tony sambil mencium kening Ajis.

Walau Tony dihujani jilatan-jilatan lidah Ajis, tangan Tony pun tidak tinggal diam, dielusnya puting Ajis dan dibelainya punggung Ajis yang mulus.
"Akh.. mm.." jerit Tony lirih saat Ajis menjilat buah kemaluan (testis) Tony, dan menjilat anus Tony.
Dijilatnya testis Tony sambil tangan Ajis mengocok kemaluan Tony.
"Mmm.., ya.. terus Jis.., aku mau keluar Jis.." desah Tony.
Dengan hangatnya, sperma Tony menyemprot keluar dan sebagian menetes di wajah Ajis. Dan didongakkannya wajah Ajis yang basah oleh sperma, dan dijilatnya sperma di wajah Ajis dengan lembutnya oleh Tony, lalu mereka ciuman mesra.

"Ajis dikeluarkan juga ya..?" pinta Tony.
"Nggak perlu Mas.., Ajis bahagia kok melihat Mas bahagia, dan.." kalimat itu terputus.
"Dan, apa Jis..?" desak Tony.
"Mmm.., Mas harus siap kehilangan Ajis kapan saja, dan Mas boleh kok mencintai orang lain, Ajis rela.." kata Ajis lirih.
"Ngomong apa kamu Jis..? Mas berusaha untuk menjaga hubungan kasih ini..!" jawab Tony dengan sabar.
"Ajis tau Mas.., tapi sudahlah Mas, besok Mas akan tahu dengan sendirinya, sekarang tidur Mas, dah malam, capek." kata Ajis sambil mengecup kening dan bibir Tony.
Dipeluknya tubuh atletis di sampingnya dengan mesra. Seakan mereka tidak akan terpisahkan.

Jam setengah enam pagi, Tony terjaga. Betapa terkejutnya saat terbangun, Ajis yang tidur dengannya semalam tidak ada di tempat tidur. Tony mengecek pintu, siapa tahu Ajis jalan-jalan atau pergi kemana, atau main ke kamar teman kost yang lain. Tapi, pintu terkunci dari dalam.
"Ya Tuhan, ada apa ini..?" batin Tony.
Segera dikenakannya pakaian dan keluar kamar, dia menuju wartel seberang jalan.
"Syukurlah wartel sudah buka.." guman Tony.

"Tony ya..?" kata suara di balik telpon.
"Iya Bu, Ajis ada Bu..? Sebab semalam Ajis ke kost saya, tapi pagi ini saya terkejut saat bangun, Ajis nggak ada di tempat tidur, sedang pintu terkunci dari dalam.." kata Tony tidak putusnya bicara.
"Tony, sabar ya, jangan kaget, begini.. berarti Ajis pamitan ke Tony, sebab hari-hari terakhir Ajis, dia selalu mencari Tony.." kata suara di balik sana yang ternyata Ibunya Ajis.
"Berarti..?" belum sempat Tony melanjutkan.
"Iya Tony.., Ajis sudah pulang ke Yang Maha Kuasa, saat pulang dari mengantarkan Tony ke terminal, dia mendapat kecelakaan, dia ditabrak truk, rencananya Ibu telpon Tony, tapi Ibu tidak tahu nomornya.." kata Ibunya Ajis.
"Ya Tuhan.., Ajis.. Ajis.. berarti semalam itu..?" tidak terasa cairan bening dan hangat menetes di pipi Tony.

"Selamat Tinggal Jis.., semoga kamu diterima di sisi-Nya dan bahagia di sana.." ucap Tony lirih.

Cerita ini fiktif semata, Semua nama dan tempat kejadian direkayasa. Kalaupun ada nama dan tempat kejadian yang sama, penulis mohon maaf.

Tamat