Kado pernikahan - 3

Bookmark and Share
Lalu mulai juga Carla meraba-raba kepunyaannya yang mulai terasa basah. Carla melirik kearah Daissy yang sedang mengamati dirinya sedang melakukan masturbasi. Terus-terang saja memang Carla lebih ahli. Tehnik-tehnik masturbasi yang ia lakukan langsung ditiru Daissy, hingga memberinya pengalaman baru, dan sensasi yang luar biasa. Apalagi dia melakukan itu semua sambil memperhatikan adegan-adegan seks di layar TV.

"Daissy," Carla mengejutkannya dengan panggilannya. Lalu Carla mengajaknya tanpa ragu-ragu,
"Kita buka baju yuk, nanti lebih terangsang lagi deh."
Melihat Daissy agak ragu-ragu, Carla terus mendesak dia.
"Alah, biasanya kalau habis olah-raga kita mandi dan ganti baju sama-sama."
Akhirnya Daissy mengikuti anjuran Carla juga. Nampaknya dia sudah tidak mampu lagi untuk berpikir dengan jelas. Sambil terus mengusap-usap kemaluannya Carla mulai menyampaikan kuliahnya.
"Daissy, untuk yang umurnya seperti kita sebetulnya udah boleh lho berhubungan seks."
Lalu lanjutnya,
"Tapi kalau belum siap, lakukan aja yang mendekati hubungan intim. Kata cowok gue rasanya juga enak sih."
Dengan rasa penasaran Daissy bertanya,
"Apa itu La? Gimana caranya?"
Langsung Carla menunjuk ke layar TV, di mana adegan oral seks sedang berlangsung,
"Seperti gitu tuh!"
Rupanya langsung Daissy mengerti. Tapi katanya,
"Nggak berani ah La. Jijik kan!"
Dengan gaya seorang wanita yang bijak dan berpengalaman Carla menjelaskan padanya,
"Kalau belum coba nggak bakal tahu enaknya."
Lalu diperjelasnya lagi,
"Betul-betul sensasi yang luar biasa lho masturbasi sambil ngemutin punya cowok."
Penasaran dia kepingin tahu,
"Kamu pernah La?"
Carla hanya tersenyum,
"Ya pernah dong, malah sampai keluar di mulut gue."
"Ih Carla, nekad amat sih," tanpa sadar Daissy berteriak.
Tapi Carla yakin sebenarnya dia juga kepingin tahu rasanya.
"Caranya gimana La? Masa lagi sayang-sayangan tiba-tiba punya dia langsung kita masukin ke mulut?"
Dengan sabar Carla terus memperluas cakrawala pengetahuan seks Daissy.
"Nggak gitu dong, ya pake pemanasan dulu.. Pertama-tama kan dia kita rangsang dulu.. Ya caranya ciumin sama jilatin aja seluruh badannya, lama-kelamaan kan sampai ke.. ITU-nya." Rasanya Daissy mulai mengerti. Lain soal apakah dia punya cukup keberanian untuk melakukannya atau tidak. Selanjutnya Carla mengajak Daissy terus menonton film video seks itu, sambil terus mengelus-elus bibir kemaluannya. Carla sudah merasa panas dan bergairah, tentunya demikian pula Daissy.

Kenalan Baru
"Hallo.. Wah kok ada bidadari kayangan nih?"
Tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki. Terlihat Daissy kaget setengah mati. Kalaupun mau lari entah bisa kemana. Karena bingung sekali paling-paling yang bisa ia lakukan hanya merapatkan lengan, menutup dada, dan merapatkan pahanya. Carla sendiri hanya tersenyum geli, karena memang semua ini sudah diaturnya dari awal.

Bambang, lelaki gagah dan berbadan bagus yang menjadi cowok Carla, terlihat santai memasuki kamar dan menghampiri dirinya. Sempat Carla melirik ke arah Daissy dengan tatapan yang semakin membuat Daissy kebingungan. Selanjutnya Bambang memeluk tubuh Carla yang sudah telanjang, seperti keadaan Daissy juga saat itu, lalu mencium bibirnya lama. Barangkali karena sudah sangat bergairah dengan bernafsu tanpa malu-malu Carla melepas baju kaos cowoknya.

Melihatnya dalam keadaan telanjang membuat Carla cukup terangsang. Tapi ditahannya hasrat birahinya, karena ia ingin supaya Daissy bisa praktek langsung dengan Bambang.
"Eh sayang," kata Carla padanya, "kenalin dong, ini sahabat Lala!"
Daissy makin menciut ketakutan, terutama ketika laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Bambang," katanya memperkenalkan diri.
Daissy sendiri tidak mampu berkata apa-apa. Melihat seorang laki-laki tanpa baju dalam keadaan diri yang penuh gairah, membuat lututnya terasa lemas sekali. Pasti dia sudah betul-betul kehilangan akal. Dengan gamblang Carla menyampaikan kepada cowoknya,
"Bang, kamu tahu kan yang kamu paling seneng dari saya."
"Iya dong, making love kan"
"Nggak, maksud Lala yang sebelum itu apa?"
Carla melihat mata Daissy mendelik marah sekali kepadanya.
"Oh oralnya, Iya memang kamu hebat," kata Bambang tanggap.

Kata-kata Carla selanjutnya pasti membuat Daissy terkejut seperti disambar petir.
"Bang, Lala tadi baru ngajarin Daissy caranya melakukan oral. Kayaknya perlu dipraktekkin langsung deh. Kamu mau nggak bantu?"
Bambang menatap Daissy ramah, sambil mengatakan, dengan senang hati. Ia beranjak semakin mendekati Daissy. Sebetulnya Carla merasa agak cemburu juga, tapi direlakannya Bambang untuk Daissy, supaya dia bisa mempraktekkan apa yang tadi baru diajarkannya pada temannya itu.

Tanpa ragu sedikitpun Bambang mengusap bahu Daissy. Lalu diajaknya Daissy yang terlihat ketakutan itu duduk di atas sofa. Daissy semakin gugup.
"Bukan.. eh.. jangan.. saya belum pernah."
Tiba-tiba bibir Bambang hangat mencium Daissy. Rupanya dia yang dari tadi sudah terlanda gairah tidak mampu menahan diri. Tidak berapa lama kemudian ia mulai membalas ciuman Bambang itu dengan sepenuh hati.
"Jangan takut, kamu nikmatin aja," kata Bambang menenangkan Daissy.
Lalu Bambang mulai menciumi leher Daissy dan akhirnya mengemut-emut puting dadanya. Daissy merasa seperti dibawa terbang melayang. Entah berapa lama ia terbawa hanyut.

Waktu dibuka matanya, ternyata Bambang sudah duduk di sampingnya. Kepala Daissy sudah tersandar di lengan Bambang yang kokoh. Karena cukup dekat dengan ketiaknya, tercium bau keringat bercampur cologne yang katanya kemudian membuatnya semakin terangsang. Semua yang tadi kuajarkan padanya mulai dilakukannya. Dia tidak lagi merasa malu. Diciumnya lagi bibir Bambang, malah agak sedikit agak digigit, sampai Bambang mengeluh nikmat. Setelah itu mulai diciuminya leher, bahu dan dadanya. Wangi cologne-nya Bambang membuat Daissy semakin lupa diri. Walaupun sadar bahwa Carla sedang memperhatikannya, dia tidak terlalu mampu untuk memikirkannya.

Pada waktu sedang menciumi dadanya, tangan Bambang dengan lembut menekan kepalanya ke bawah. Akibatnya sekarang wajahnya berada dalam keadaan sejajar dengan perutnya. Sempat ia sejenak mengagumi tubuh lelaki ini. Katanya, pada waktu itu dinilainya tubuh Bambang betul-betul terpelihara baik, berotot, dan menggairahkan. Akhirnya karena posisi duduknya sudah semakin tidak karuan, Daissy mulai berganti posisi. Sekarang ia berlutut di depan Bambang sambil mengecup-ecup perutnya. Untung lantainya ada karpetnya, jadi lututnya tidak terasa terlalu sakit.

Oral Pertama
"Daissy," sapa Bambang lembut, "bukain dong celananya."
Sekarang sudah tidak ada lagi rasa canggung dan malu di hatinya. Apapun yang akan terjadi biarlah terjadi sekarang, demikian katanya ia memutuskan pada saat itu. Dibukanya ikat pinggang celana Bambang, lalu kancing atas dan ruitslijtingnya. Begitu terbuka Bambang mendorongnya turun hingga terlepas semua. Daissy sendiri hanya sekedar membantunya supaya lebih mudah.

Di depannya kini terlihat jelas sesuatu yang terpeta pada lapisan celana dalamnya. Diusap-usapnya sejenak. Ketika ditatap Daissy, wajah Bambang tampak tersenyum. Katanya setengah berbisik menyuruh Daissy, "Buka semua deh." Pelan-pelan ditarik celana dalam Bambang turun. Tonggak kejantanan Bambang yang terlihat keras dan besar mencuat gagah. Terkejut Daissy menjerit,
"Aduh La besarnya!"
Mendengarnya Carla tertawa kecil, lalu katanya, "Jangan panggil gue dong, panggil aja dia."
Bambang menarik tangan Daissy dan menaruhnya di atas barang kepunyaannya. Mulai diusap-usapnya daging keras Bambang dengan telapak tangannya. Katanya rasanya geli sekali dan membuatnya semakin terangsang.

Semakin lama Daissy semakin berani juga. Mulai digenggamnya batang keras Bambang di tangannya lalu dikocok-kocoknya lembut.
"Dicium dong," kata Bambang meminta.
Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya Daissy mulai mengecup-ngecup kemaluan Bambang. Ketika bibirnya menyentuh bonggol kepala kemaluan Bambang, Daissy menjadi semakin berani. Maka dengan lancar Daissy mulai melakukan semua yang dirasanya pasti akan memuaskan Bambang. Seluruh petunjuk Carla yang telah diberikan, dan pasti film video yang tadi ditonton, berikut daya imajinasinya sendiri menyatu dalam pelayanan oral Daissy kepada Bambang. Dilakukannya semua yang diminta Bambang, malahan juga apa yang tidak terucapkan olehnya. Barang kepunyaan Bambang itu ia jilati, lalu ia kulum dengan keras, dan akhirnya diemut-emutnya dengan penuh semangat. Kadang-kadang karena belum berpengalaman sempat ia tampak terselak. Tapi kelihatannya tidak apa-apa, malah ia tersenyum senang saja. Apalagi mendengar pujian bercampur erangan yang keluar dari mulut Bambang sebagai tanda puas.

Ia menjelaskan kemudian, bahwa mengingat cerita pengalaman Carla tadi, ia sendiri mulai melakukan masturbasi. Karena sudah dirangsang sejak tadi Daissy mencapai orgasmenya jauh sebelum Bambang. Rupanya akibatnya kepuasan yang dicapainya, semakin keras juga Daissy mengemut dan mengisap-isap alat kejantanan Bambang di mulutnya. Sampai akhirnya Bambang mengerang panjang. Tangannya yang satu meremas bahu Daissy, sedangkan yang satunya mengusap-usap kepalanya. Untuk pertama kali dalam hidupnya Daissy mengalami air mani laki-laki menyembur dalam mulutnya. Di luar dugaan Carla, Daissy membiarkan cairan kelelakian Bambang di mulutnya tertelan. Tapi karena terlalu banyak ada juga yang mengalir keluar dari celah-celah bibirnya. Pipi, dagu dan lehernya sampai basah karenanya.

Tapi setelah sejenak berlalu dan gairahnyapun surut, rasa malu Daissy rupanya mulai timbul lagi. Bambang masih mengusap-usap kepalanya. Ia memandangi Daissy dengan senyuman mesra. Segera Daissy berlari ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Barangkali karena malu, lama sekali ia di kamar mandi. Baru setelah dipanggil-panggil Carla ia mau memberanikan diri untuk bertemu dengan Bambang dan Carla. Bambang menyapanya dan bertanya meminta,
"Daissy, boleh dong kapan-kapan ketemu lagi!"
Langsung Carla memelototinya dengan pura-pura marah,
"Enak aja, hanya sekali ini aja bolehnya. Dia itu udah punya pacar lho Bang!"
Tadinya Daissy ingin langsung pulang tapi berhasil dicegah Carla. Kalau dia pulang, nanti Carla yang disalahkan orang-tuanya, karena rencana Daissy menginap itu yang menjadi alasan sehingga ia tidak ikut ke Puncak.

Rupanya sebagai akibatnya, terpaksa sekali lagi Daissy didera rangsangan gairahnya sendiri. Karena sementara ia tidur di sofa di atas ranjang giliran Carla yang beraksi menimba kejantanan Bambang. Dengan Carla tentunya Bambang tidak mendapat hanya secara oral, tapi semuanya. Pengalamannya dengan Daissy tadi membuatnya berterima kasih pada Carla, dan juga membuatnya semakin perkasa. Bambang puas sekali. Begitu juga Carla ketika dilanda kejantanannya yang hebat. Menurut Bambang, Carla adalah wanita yang betul-betul berpengalaman dan pandai memuaskan laki-laki. Bambangpun hebat sekali. Setelah tadi dengan Daissy, sekarang dia masih mampu membawa Carla ke langit yang ketujuh.

Bekal Pacaran
Berbekal pengalamannya dengan Bambang di rumah Carla, sekarang Daissy tahu apa yang bisa dilakukannya untuk menyenangkan Erick. Menurut ceritanya, ketika Erick sekali lagi memintanya untuk berhubungan intim, Daissy berhasil memberinya sebuah kejutan. Sangat puas Erick menerima pelayanan oral Daissy, sehingga sering memintanya untuk melakukannya lagi.

Rupanya foto-foto yang akhirnya telah menjerumuskan Daissy untuk memenuhi keinginan Erick itu diambil pada salah satu peristiwa asmaranya di masa silam. Carla sendiri merasa secara tidak langsung ia juga ikut bertanggung-jawab atas terjadinya peristiwa itu.

Tamat