Para undangan memberi komentar pada acara perkawinan Danny & Lia (D & L) yang mewah itu. D & L sungguh merupakan pasangan ideal. Yang satu nampak sebagai pria tampan, penuh percaya diri serta menunjukkan masa depannya yang cerah sebagai seorang profesional yang mandiri. Yang satunya adalah wanita yang sangat cantik dan sensual, ramah dan luwes disamping cerdas dan sangat berbakat dalam pergaulan sosial yang luas. Pasangan itu dapat diibaratkan 'tumbu bertemu tutupnya'.
Mereka akan dapat saling mendukung, membantu dan mengisi kekurangan yang ada satu sama lain. Begitu acara selesai dan tamu-tamu telah selesai memberikan ucapan selamat, dengan mobil pengantinnya yang tak lupa ditempeli tulisan 'Just Married' serta diramaikan dengan kaleng-kaleng bekas yang diikatkan pada bagian belakangnya, D & L meninggalkan tempat acara langsung memulai bulan madunya sesuai dengan rencana yang telah jauh hari dipersiapkan.
Mereka akan tinggal di Villa Forest Garden, Mega Mendung, Bogor. Villa itu milik rekanan Danny yang dipinjamkan pada pasangan itu selama 3 hari 3 malam, sebelum mereka akan meneruskan bulan madunya ke Eropa pada pertengahan bulan depan nanti.
setelah menempuh sekitar 2 jam perjalanan, tampak mobil berhenti di depan gerbang besar. Dari jauh nampak seorang petugas berlarian membuka gerbang tersebut. Petugas tersebut ternyata seorang berkulit gelap yang cukup tegap dan berotot. Usianya sekitar 35 atau 38 tahunan. Dengan segala keramahannya dia menyambut kedatangan Danny dan Lia.
Sebelum masuk lebih jauh Danny membuka kaca mobilnya.
'Pagi, pak. Apa kabar? Bapak siapa? Pak Pedro ya, sudah lama bekerja disini?', dan beberapa tanya jawab kecil untuk menunjukkan adanya perhatian dari pasangan Danny & Lia pada Pedro petugas villa tersebut.
Rupanya Danny sudah diberi tahu oleh rekanan pemilik tempat itu mengenai seluk beluk villa serta para personil yang menjaganya.
Pedro, yang ternyata berasal dari Ambon menunjukkan hormatnya pada sepasang tamunya. Dia menoleh sesaat ke dalam mobil untuk memberikan salam hormatnya pada Lia yang duduk di dalam disamping Danny. D & L langsung berhadapan dengan gambaran hutan tropis di halaman yang luas dan indah itu. Dari jalanan masuk yang asri dan berliku belum tampak rumah villa yang bakal jadi tempat bulan madu mereka. Rupanya rumah villa itu jauh tersembunyi dalam hutan buatan yang luas tersebut. Suasana romantis segera hadir dalam relung-relung hati D & L. Mereka memasuki halaman villa luas itu dengan tangan-tangannya yang saling berpegangan serta saling meremas apabila di depan mereka ada pemandangan yang menarik.
Di depan sebuah villa yang mungil, yang dibangun dengan bahan-bahan batang kayu dan papan yang tersedia di hutan itu, kembali D & L dijemput seorang petugas lainnya, Tory namanya, usianya sudah 55 tahun. Dia teman Pedro, yang juga menunjukkan keramahan yang sama dengan Pedro. Dia bukakan pintu mobil untuk Lia dan kemudian untuk Danny.
Walaupun usianya cukup tua Pak Tory tetap nampak sehat dan kuat. Otot lengannya nampak menonjol dari T-shirt birunya. Demikian pula bukit-bukit dadanya tampak gempal. Sekilas putingnya membayang dari balik T-shirtnya itu.
Pak Tory ini juga punya banyak keterampilan. Termasuk masak memasak, disamping tugas pokoknya mengurus rumah tangga villa tersebut.
Pak Tory mengajak tamunya memasuki bangunan villa dan menunjukkan kamar tidurnya yang akan ditempati D & L selama tinggal di villa tersebut. Sungguh indah dan luas. Dengan perabot dan interior yang serba kayu, ruang untuk D & L tersebut terdiri dari ruang tidur utama dengan king size bednya yang mewah, kamar tamu yang lengkap dengan sofanya serta kamar mandi yang luas dengan sentuhan alami. Dari kamar mandi itu dapat menikmati sauasana hutan tropis tanpa kelihatan dari luar karena kaca pantul searah yang dipasang di jendelanya. Tak ketinggalan pula almari es yang penuh isinya, flat TV 21 inch, DVD player dan sambungan telepon serta internet yang siap pasang.
D & L sangat senang dengan tempat itu, khususnya ruang yang telah secara khusus disediakan untuk mereka. 'Terimakasih, terimakasih Pak Tory'.
Beberapa menit kemudian mereka telah duduk-duduk di beranda villa mewah itu. Dari tempat itu D & L dapat melihat di kejauhan, danau kecil yang romantis serta beberapa ekor kijang tutul yang sedang asyik merumput bersama anak-anaknya. Mereka, D & L sangat mengagumi tempat itu.
'Seneng ya Mas, tidak jauh dari metropolitan yang sibuk dan bising, masih dapat ditemukan tempat yang begini sejuk, tenang dan penuh kedamaian', Lia menyatakan perasaannya pada Danny sambil dengan manja merangkul kemudian menggayut di leher Danny.
Nampak Pak Tory dengan nampan di tangan menaiki tangga. Dia suguhkan air teh hangat berikut makanan tradisional lokal untuk pasangan bahagia itu. setelah menata minuman itu di mejanya serta mempersilahkan D & L menikmati minuman & hidangan sederhana itu, Pak Tory bertanya kepada D & L, untuk makan malam mereka minta dimasakkan apa. Atas perintah majikannya yang teman rekanan Danny itu, Pak Tory sudah menyiapkan berbagai bahan untuk dimasak selam 3 atau 4 hari ke depan.
setelah Lia bersama Pak Tory selesai memilih-milih menu yang cocok untuk malam itu, Pak Tory mohon diri. Langit mulai gelap, nampak secercah awan yang kuning menyala karena pantulan sinar matahari sebelum tenggelam di peraduannya. D & L dengan mantel tidur mereka menaiki tangga villa setelah berjalan-jalan di setapak sekitar villa itu. Kelelawar mulai beterbangan mencari mangsa. Sementara burung-burung bercicit-cuit berebut kembali ke sarangnya. Dari kegelapan tanaman hutan tropis itu terdengar serangga bersahut-sahutan menjemput gelapnya malam. Di kejauhan, dari danau kecil villa tersebut, kedengaran kodok mulai membunyikan 'orkestra'nya.
Begitu memasuki pintu villa, nampak meja makan yang menyatu dengan ruang family utama telah dipenuhi dengan kemeriahan hidangan makan malam. Tiang-tiang lilin yang secara khusus dinyalakan untuk memberikan nuansa romantis pada pasangan D & L telah dinyalakan. Sengaja ruang besar itu tidak ditampakkan cahaya benderang, untuk memberikan kesempatan pada lilin-lilin itu menunjukkan identitasnya. Bukan main.
Itu semua pasti hasil karya Pak Tory yang memiliki berbagai macam kedapatan itu. Lia tidak dapat menyembunyikan kekagumannya, 'Hebat Pak Tory ini. Dia ternyata sangat faham bagaimana caranya menyenangkan tamunya', yang sepenuhnya disetujui oleh Danny dengan penuh keharuan. Untuk kegembiraan dan keharuannya itu Danny meraih bahu Lia. Dipeluknya istri pengantinnya. Mereka saling mencium dan sedikit melumat bibir-bibirnya.
'Ehhmm', terdengar Pak Tory masuk ke ruangan.
'Silakan bapak ibu, hidangan ala kadarnya telah menanti. Jangan biarkan menjadi dingin. Semua yang tadi ibu Lia minta telah tersedia di meja makan ini'.
D & L mengucapkan terima kasih serta hormatnya kepada Pak Tory.
Sungguh lezat masakan makan malam itu. Tak habis-habisnya pujian D & L ditujukan kepada Pak Tory. Dan Pak Tory juga sangat senang melihat tamunya berbahagia dan khususnya menyenangi masakkannya yang dia bilang 'ala kadarnya' itu.
setelah selesai makan malamnya dan kemudian Pak Tory mengeluarkan hidangan penutup serta secangkir kopi, D & L memasuki peraduan.
Malam ini merupakan malam pertama D & L sebagai suami istri. Di kamar, D & L mengganti pakaiannya dengan piyama tidur yang nyaman dan santai dipakainya. Begitu rebah ke ranjang, keduanya langsung saling berpagut. Saat itu Danny merasakan adanya hal yang aneh pada dirinya. Sepertinya jantungnya berdegup lebih cepat dan lebih keras. Semangat libidonya menjadi sangat menyala-nyala. Nafsu birahinya menjadi demikian membara. Malam itu mata Danny yang nampak menjadi merah seakan terbakar menyaksikan Lia istrinya yang teramat sangat seksi. Saat menyaksikan pengantinnya tergolek di ranjang, dia ingin secepatnya menggagahinya. Menyetubuhinya.
Kemudian dengan serta merta tanpa menunjukkan kelembutan atau sentuhan-sentuhan awal, bahkan dengan cara agak kasar, dilucutinya pakaian tidur istrinya Lia, kemudian juga pakaiannya sendiri. Perasaan yang menggebu-gebu ini ternyata juga melanda Lia sendiri. Saat Danny melucuti pakaiannya, dengan desahan yang keras Lia juga menunjukkan ketidaksabarannya. Diraihnya tonjolan besar pada selangkangan Danny yang nampak menggunung. Sebelum sempat Danny menelanjangi dirinya sendiri, di betotnya kontol Danny dari sarangnya. Langsung di kulumnya. Mereka, para pengantin ini nampak dikuasai nafsu birahi yang sudah tidak dapat mereka kendalikan sendiri. Mereka saling merangsek, saling mencengkeram dan meremas, saling menjilat dan menyedoti, saling melampiaskan dendam birahinya. Suasana riuh rendah oleh desah dan rintih pasangan ini sungguh sangat erotis bagi siapapun yang mendengarnya.
Mungkinkah hal itu disebabkan oleh suasana romantis villa mewah ini? Suasana romantis yang memilik kekuatan untuk mendongkrak libido mereka dengan tajam sehingga nafsu birahi mereka sepertinya begitu terbakar. Nampak Lia yang telah telanjang bulat menunjukkan buah dadanya yang sangat ranum mengencang. Putingnya yang memerah mencuat keras tegak di bukit ranum kencang itu, seakan menanti siapapun yang bersedia mengulum dan menyedotinya. Sementara itu kontol Danny demikian pula. Darahnya telah penuh terpompa pada urat-urat batangnya. Kontol Danny ngaceng dengan keras sekali. Urat-uratnya bertonjolan di sekeliling batang itu. Kepalanya yang cukup besar berkilatan yang disebabkan darahnya menekan keluar hingga membuat kulitnya tegang dan mengkilat. Kontol itu terus mengaduk-aduk wilayah selangkangan istrinya. Dia mencari lubang vagina Lia yang juga sudah merekah kehausan menunggu kontol Danny untuk menembusnya.
Pagutan, ciuman, gigitan yang disertai erangan, desahan dan rintihan dari Danny dan Lia saling bersambut. Keduanya benar-benar tenggelam dalam nafsu birahi yang sangat tinggi.
'Ayyoo Dannyy, masukkan kontolmuu.. ayyoo Dann..'.
'Mana memekmu sayangg.. Kontolku sudah tidak dapat tahan nihh. ingin secepatnya memasuki lubang surganmuu.. LIAA!
Tak pelak lagi, dengan penuh ketidak sabaran, mereka, Danny dan Lia ini sepertinya telah dirasuki kegilaan birahi. Mereka nyaris seperti hewan, yang melampiaskan nafsunya berdasarkan naluri hewaniahnya. Berbagai obsesi seksual yang sesungguhnya bersifat sangat pribadi dan tersimpan dalam-dalam di sanubari masing-masing, tidak dapat tersembunyikan lagi tumpah di malam pertama bulan madu mereka di Villa Forest Green yang sangat romantis ini.
Ujung kontol Danny sudah tepat di bibir lubang vagina Lia ketika tiba-tiba dengan sangat mengejutkan terdengar pintu kamar digedor-gedor dengan sangat kasar dan keras.
'Haaii, yang di dalam kamarr! Bukaa! Buka pintunyaa! Atau aku yang akan buka dengan paksa! Ayyoo bukkaa!'.
Amukan birahi seksual D & L yang sedang memuncak langsung runtuh. Dengan geragapan mereka langsung diserang kecemasan dan ketakutan hebat. Mereka sama sekali tidak pernah memperhitungkan adanya kemungkinan seperti ini. Di villa mewah yang sejuk dan penuh kesan tenang dan aman ini sama sekali tidak menyiratkan kemungkinan-kemungkinan seperti ini. Danny langsung mendekap istrinya yang nampak langsung gagap histeris penuh ketakutan.
Bersambung . . . . .