Meski terkurung dalam kerangkeng kecil ini, tapi aku dapat melihat sekitarnya di depanku. Tiba2 pintu2 terbuka, masuklah tiga orang wanita. Yang satu aku tahu bahwa itu Liza yang sudah berganti kostum.
Gemi muncul dengan gaun longdress tanktop dari bahan cotton hitam dengan membawa sesuatu ditangannya seperti collar. Ketiganya menghampiriku dan membukakan konci kerangkeng dan mengeluarkanku. Aku disuruh kneeldown menghadap mereka semua yang berjarak kira-kira 2 meter duduk disofa..
Gemi memperkenalkan teman2nya, yang bergaun hitam dari kulit bernama Valerie. Dialah wanita yang ia janjikan akan membantu mendominasi saya dan saya harus memberi pelayanan kepadanya. Seperti yang dikatakan Gemi, Valerie memang mempunyai tubuh yang indah meski baru 19 tahun dan mempunyai wajah yang sexy. Valerie memperkenalkan diri dengan tersenyum memberikan sebelah kakinya untuk dicium. Saya memegang kakinya dan mulai mencium. Setelah itu dia dengan menggunakan kakinya menginspeksi wajah saya sambil tersenyum manis.
"Wah Gem, boleh juga pilihan kamu, bodynya bagus dan ganteng lagi. Saya yakin bahwa dia pasti dapat memuaskan nafsu aneh saya. Sekali lagi trims ya di beritahu ada tangkapan seperti ini".
"Tenang saja Vel, jatah kamu pasti ada dan mau seperti apa, pasti dia akan lakukan demi memenuhi hasrat kamu yang aneh itu, ok?
"Ok deh"
Gemi memperkenal temannya yang satu lagi bernama Tiara, dengan busana sexynya bewarna merah, tapi gaun panjang tersebut mempunyai belahan sampai ke pinggul dan cantik pula. Kalau dia lain lagi cara memperkenalkan diri, dia menyuruh aku menghampirinya, kemudian dia mencambak rambutku dan menekan mukaku ke pussy sambil berkata:"Hallo, saya Tiara, kamu harus kenal saya dengan harumnya pussy saya, ok? Mukaku digosok gosokkan ke pussynya diikuti dengan gelak tawa Gemi dan Valerie. "Dan kita akan menjadi slave bersama, terikat bersama, tersiksa bersama, tentu kamu suka, kan?"
"Ya saya suka", jawabku sementara mukaku masih menempel di pussynya, dan tercium wangi parfum bercampur bau khas pussy. Hal ini membuat saya tegang kembali. Kemudian Tiara mendorong saya lagi agar kembali ke tempat.
Gemi berkata lagi: "Nah semua sudah berkenalan, jadi bagaimana kalau kita mulai saja slave game ini? Jangan buang waktu, sebaiknya banyak bekerja dari pada bicara, ok?
"Ok.. Ok.. Ok"
"Tiara.. tugas kamu sekarang cumbui dia seperti kamu sedang pacaran, cium dia dengan buas dan apapun yang terjadi jangan berhenti sampai ada perintah". Bawa dia ke sebelah sana tepat dibawah rantai yang tergantung".
"Ok Gem"
Tiara menarik tanganku untuk berdiri dan mengajakku sambil berpegangan pinggang menuju tempat yang dituju. Sementara sambil berjalan Tiara mulai menciumiku dengan buas. Mungkin pemandangan yang kontras sekali karena saya bugil dan dia lengkap dengan busana.
Sampai di tempat yang dituju, Tiara mulai memelukku dengan ketat dan menciumiku dengan buas dan aku membalas meciumnya dan memelukknya dengan ketat pula. Kami bermain lidah dibarengi suara2 desah sexy dari Tiara dan bukan dibuat buat, ini suara yang sebenarnya bahwa dia memang mulai terangsang. Saling bertukar ludah, berhimpitan, kadang dia memeras penisku yang sedang menegang. Terasa himpitan bdnya ke dadaku karena aku memeluknya dengan kencang.
Kejadian ini berjalan cukup lama dan tanpa terasa ada orang lain disekitar sini, dan tidak terasa bahwa kami sedang diperhatikan oleh Gemi dan Valerie yang sudah mendekat disebelah kami. Tapi saya tidak memperdulikannya karena sedang asik berciuman dengan Tiara yang belum pernah saya lakukan seperti ini buasanya terhadap wanita manapun.
Aku merasa ada tangan yang memegang kedua tanganku, ternyata itu adalah Gemi dan Valerie sementara Tiara makin mempererat pelukannya padaku dan terus berciuman. Kedua tanganku ditarik agar melepas pelukanku ke Tiara dan direntangkan. Terasa ada sesuatu yang membelengu kedua tanganku hingga tidak bisa lagi memeluk Tiara. Sementara Tiara terus memelukku dan aku terus berciuman karena tangan Tiara memegangi kepalaku. Ludah sudah membasahi semua mukaku tanpa terasa, begitu pula dia yang selalu dibarengi desahan Tiara tiada henti.
Terasa kedua tanganku mulai merentang, ternyata Valerie mulai memutar gulungan yang ada di tembok dan rantai mulai menarik kesamping samping atas kira-kira 120 derajat keatas, sementara aku tidak pernah dikasih kesempatan oleh Tiara untuk menengok dan terus berciuman.
Kemudian terasa ada tangan yang memegang kedua kakiku dan terasa ada belengu yang mulai menempel dikedua belah kakiku dengan ketat. Kemudian terdengar suara rantai berderit, ternyata Valerie mulai memutar stir yang ada di depanku dan kakiku mulai melebar tertarik hingga satu meter lebarnya tarikan tersebut berhenti. Akibat tarikan rantai di kakiku, tinggiku mulai menurun sampai mendekati bdnya Tiara. Dan Tiara mulai sedikit demi sedikit membuka penutup bdnya dan memaksa aku untuk menghisapnya. Aku mulai menghisap dengan kuat diiringi desahan Tiara yang tiada henti2nya. Tiara terus memegangi kepalaku agar aku tidak pernah berhenti melakukannya.
Tiba2 Tiarapun tingginya mulai menurun dan kami kembali bertemu muka, ternyata kaki tiarapun sudah dibelengu dan terentang sama denganku. Mereka mulai mengikat kakiku dan kedua kaki Tiara jadi satu sehingga aku dan Tiara tidak bisa lagi menggerakan kaki untuk menutup rentangan tersebut, tapi kami terus berciuman.
Mereka mulai melepaskan gaun Tiara satu persatu mulai dari tali dipundaknya dan gaun diturunkan ke bawah. Semua ikatan yang menahan gaun tersebut dilepas, maka terbuka semua membuat Tiara hanya memakai celana dalam saja dan sepertinya Tiara tidak perduli dengan semua itu, kami terus berciuman sampai ludah mulai menetes kebadan masing2.
Terasa ada yang melepas celana dalam Tiara hingga ia benar bugil seperti aku. Setelah itu mereka mulai memasangkan belengu dikedua tangan Tiara seperti dan disangkutkan dikedua pergelanganku maka sekarang lengkap lah bahwa aku terikat bersama Tiara dengan bentuk yang sama dengan badan yang menempel tapi sepertinya Tiara tidak perduli semua itu, kami terus berciuman.
Kemudian terasa tangan2 yang melumurkan minyak pelicin di dada, perut kami berdua, mungkin kalau bergesekkan agar tidak lecet.
Mereka mulai memasangkan collar di leher kami masing2 dan antara collar tersebut disangkutkan pengonci dengan rantai pendek, mungkin dengan maksud agar kami tidak bisa memundurkan kepala dan terus menempel mulut kami berdua agar terus berciuman.
Aku benar2 merasakan suasana ini dengan tegang dan nikmat, karena belum pernah mengalami hal seperti ini. Ternyata Gemi sudah lihai dengan cara2 seperti ini.
Akhirnya kami berhenti juga berciuman dan saling menikmati pemandangan atas perlakuan mereka terhadap kami berdua yang dilakukan oleh Valerie dan Gemini. Mereka mulai memasangkan belt kulit tipis agak lebar kira 2" yang dilingkarkan dengan ketat ke kedua sikut kami, pangkal lengan dekat pundak setelah itu dikonci dengan gesper yang membuat badan atas mulai tidak bisa bergerak.
Kemudiaan mereka melingkarkan pula dada kami sehingga terasa BDnya Tiara menempel ketat ke dadaku, terasa kenyalan daging yang menghimpit dadaku.
Selanjutnya kedua dengkul kami dengan ketat. Gemi memegang penisku diarahkan ke lubang vagina Tiara. Mereka berusaha memasukkan penisku kelubang Vagina Tiara. Setelah masuk yang diiringi desahan Tiara, mereka mulai mengikatkan belt lagi dikedua paha kami, kemudian pengikatan beralih ke kedua pinggang kami. Maka lengkaplah ikatan tersebut membuat kami tidak bisa bergerak, sedangkan penisku bergerak gerak dalam vaginanya Tiara. Aku memandang muka Tiara, dia memejamkan mata dan berdesas seperti kenikmatan karena juga terasa kontraksi vagina Tiara yang memeras meras penisku. Hal ini cukup membuat aku mendekati klimax karena aku juga mulai memejamkan mata.
Mungkin Gemi dan Valerie menyadari keadaan ini seraya berkata "
"Gem, lihat mereka berdua enak saja menuju klimax, cepat kita cambuk dia agar tidak jadi klimax"
"Ok Val, kamu sebelah sana ya, dan saya lebih senang memakai single tail ini, rasanya lebih perih"
Sambil mengeluarkan kata2 kotor mereka mulai mencabuk kami berdua dalam keadaan terikat seperti. Aku mengelinjang menerima cambukan keras itu, begitu pula Tiara karena terasa oleh gerakan gerakan tertahan oleh ikatan. Aku merasakan sakit atas cambukan2 tersebut sampai mengeluarkan suara begitu pula Tiara.
"Ouuch".. Akhh.. Ouw"
Tiara menangis menahan rasa sakit tapi mulutnya terus menempel di mulutku dan menciumi lagi dengan buas, tapi ketika cambukan mampir dibadannya dia teriak juga tapi mulutnya tetap menempel bahkan ludahnya meleleh kemulutku.
Aku benar2 merasakan sesuatu yang aneh dan nikmat, sementara cambukan berlangsung, terasa bdnya Tiara mengeras, kontraksi vagina semakin terasa, usaha2 gerak pantat Tiara juga terasa.
Tiba2 cambukan berhenti, kami berdua menoleh kearah mereka, terlihat mereka berjalan menjauhi kami, Valerie ketembok, Gemi ke strir. Mereka mulai memutar, kami teriak2 kesakitan karena tangan mengencang naik keatas, kaki semakin melebar. Tapi herannya Tiara terus saja menciumiku meskipun ia teriak di mulutku.
Mungkin setelah mereka pikir sudah sampai limit dan kami benar2 tidak bisa membuat gerakan lagi meski sedikit, barulah mereka berhenti.
Mereka menghampiri kami lagi, masing2 membawa strap dildo. Bentuknya aneh, ada tiga buah dildo yang menempel distrap on itu, seperti gambar ini:
..Mereka mulai membuka baju semua sampai keduanya benar2 bugil. Ternyata keduanya memang masih mempunyai tubuh yang indah. Kemudian mereka mengambil botol yang berisi minyak pelicin, setelah memakai sarung tangan kedua mulai memeletkan minyak di semua dildo tersebut sampai sedikit tumpah karena kebanyakan. Kami berdua memperhatikan keduanya dengan tegang, terkadang kami berpandangan dengan tersenyum melihat kelakuan mereka berdua.
Mereka mulai memakai strap on tersebut diiringi dengan desah2 mereka cukup keras tapi membuat suasana ruang ini menjadi ramai. Pertama mereka memasukkan dildo berbarengan ke lubang pantat dan lubang vagina, setelah itu mereka mengikatkan gesper di pinggang dan dikunci dengan gesper. Setelah selesai terlihat seperti tidak ada apa2nya atas hasil yang mereka kerjakan hanya terlihat mancung kedepan dildo yang bentuknya persis penis yang siap digunakan. Aku berpikir karena mereka memang bisex, mereka akan bercumbu. Ternyata TIDAK.
"Dod, Tiara.. kamu berdua siap klimax kan? Nah kita kita ini mau membantu agar klimax kamu terindah selama ini, terbuas, terenak dan selalu yang ter.. yaitu kami akan memfuck asshole kamu berdua"
Aku terperanjat: "HAH", jadi mereka akan memfuck kedua pantat kami?
Mereka mulai membasahi lubang pantat kami dengan minyak yang telah diolehkan di jari2 mereka dan mulai menusuk nusukkan jarinya. Terasa olehku kebelet mau buang air, tapi hanya perasaan.
Berbarengan mereka mulai melakukan blowjob di kedua asshole kami diiringi teriakan desahan dsb hingga ruang ini jadi ramai.
Aku merasa sesuatu yang sangat lain, akibat blow job yang dilakukan mereka, terasa berahi mulai memuncak dan aku mulai berdesah keras. Ada perasaan nikmat dibarengi rasa sakit dari duburku karena dildo tersebut cukup besar dan cukup membuat regangan dubur. Darah mengalir semakin cepat dan tubuhku mulai bergetar, demikian pula yang aku rasakan atas tubuh Tiara yang menempel denganku.
Ternyata Tiarapun demikian. Mereka berduapun mulai berteriak teriak keenakan. Ternyata disamping mereka melakukan blowjob, mereka juga merasakan gerakan di dalam vagina dan dubur mereka atas dildo yang mereka masukkan kedalamnya dan dildo yang masuk ke vagina mempunyai vibra setelah mereka menyalakan tombolnya.
Oleh karena itu, suasana teriakkan teriakkan sexy memenuhi ruangan ini. Empat orang sedang merasakan kenikmatan menuju klimax. Sampai saatnya aku tidak tahan lagi maka muncratlah air maniku di dalam vagina Tiara dengan klimax yang tiada tara, dan Tiara merasakan itu dan merasakan kekerasana penis di dalam Vaginanya yang membuat ia teriak pula karena klimax tiada tara. Begitu pula Valerie dan Gemi, mereka berdua juga menggunakan vibra pada dildo tersebut yang membuat mereka klimax karena ketika klimax mereka memeluk kami berdua dengan kencangnya dibarengi dengan teriakkan yang tidak ada arti tapi itu teriak kenikmatan.
Setelah semua mencapai klimax kami berdua terus berciuman sedangkan mereka berdua mulai mengendurkan tarikan rantai di kaki dan tangan hingga tangan kami mulai menurun dan kaki kami dapat agak merapat. Tapi Penisku masih tersimpan di dalam vaginanya Tiara dan mulai mengeras kembali karena nyut nyutan di dalam vagina Tiara tidak berhenti, terus bergerak.
Mereka tidak berhenti sampai disitu, dengan cepat mereka membukakan semua ikatan kami, setelah terbebas mereka mengambil borgol berantai kira-kira 25 senti dan dipakaikan pergelangan kaki kami sedangkan tangan kami diborgol kebelakang. Selanjutnya kami digiring ke kamar mandi.
Sampai di kamar mandi aku disuruh membersihkan vaginanya Tiara dengan menjilat air mani yang aku keluarkan di dalamnya. Aku kneel down dan Tiara berdiri di atasku memberikan vaginanya agar dijilat olehku.
"Ayo Dod, itu kan air mani kamu sendiri, kamu harus ambil lagi dengan kata lain ditelan kembali karena nanti kami akan meminta lagi dari kamu jadi sekarang jangan dibuang. Ayo lakukan, hisap semua yang ada di dalamnya, LAKUKAN!!"
Aku mulai menjilat jilat dan menghisap, semua keluar meleleh ke mulutku dan aku menelannya. Tiara memandangiku dengan senang sekali dan terlihat dia mulai memejamkan mata lagi. Setelah selesai Tiara disuruh kneel sepertiku di sampingku, mereka berdua mendekati dan berdiri di atasku dan Tiara.
"Sekarang giliran kami yang harus dibersihkan dan sekalian kami mau kencing di mulut kalian dan harus ditelan, ok? Ayo bersihkan, jilatin sampai bersih dan siap2 menerima kencing kami dan siap2 menelan, jangan ada yang tumpah"
Kami mulai melakukan penjilatan dan penghisapan. Terlihat Tiara melakukan dengan buas seperti sedang mencium bibirku tadi. Melihat itu aku melakukan seperti dia juga. Ternyata hal ini sangat disenangi oleh Valerie dan Gemi. Mereka mulai menekan nekan pantatnya kearahku mulut kami berdua. Aku mulai merasa ada sesuatu yang akan keluar dari pisshole, aku menghisap lubang tersebut, terasa air kencing mengalir deras kemulutku dan aku berusaha menelannya agar tidak ada yang tumpah. Demikian pula yang dilakukan Tiara. Terasa cairan panas mengalir di kerongkonganku dan terasa bau pesing. Tapi bau pesing tsb membuat penisku tegang lagi. ANEH.. Perutku terasa kenyang oleh air kencing mereka, Karena sebelumnya aku sudah menelan dari Gemi sekarang dari Valerie. Aku tidak tahu apa jadinya perutku yang penuh dengan air kencing wanita2 ini.
Setelah selesai kami mandi berempat, mereka menyabuni kami berdua karena kaki tangan kami masih terborgol, jadi tidak bisa mandi sendiri. Bahkan mereka yang mengeringkan badan kami dengan handuk. Setelah selesai kami keluar dari kamar mandi.
Rupanya mereka sudah ada rencana lain terhadap diriku yang tentunya sesuatu mengenai penyiksaan dalam sex untuk kepuasan mereka.
Tamat