selvi my fantasy

Bookmark and Share
jika ada kesamaan nama maupun tempat mohon dimaafkan
langsung saja saya mulai ceritanya supaya para semproters tidak penasaran lagi.

perkenalkan namaku Rony, baru beberapa bulan yang lalu aku mengetahui adanya forum semprot ini. forum khusus dewasa yang menjadi tempatku refreshing setelah seharian bekerja. berbeda dengan hari biasa, kalau hari minggu atau hari libur aku bisa berada di depan laptop hampir seharian melihat lihat isi dari forum ini, dan tidak jarang juga aku dapat kenalan baru.

ditemani secangkir teh manis hangat kesukaanku, aku duduk sambil mengetik kisah ini. sebenarnya aku termasuk orang yang jarang sekali bercerita mengenai diriku tapi entah kenapa aku tertarik menceritakan pengalamanku di forum ini, ya.. , sebenarnya ini bukan cerita baru karena sudah terjadi sekitar 8 tahun yang lalu, tapi kurasa bisa menjadi hiburan bagi semproters semua. dan inilah kisahku bersama teman baikku yang bernama selvi semasa kami kelas 3 SMP.

selvi avrita santoso itulah nama lengkapnya, dia adalah teman baikku sejak kami pertama masuk SMP. entah memang cocok atau karena kami sering duduk bersama ketika pelajaran dikelas sehingga akupun jadi akrab dengannya. selvi memiliki rambut hitam panjang menjuntai sepanjang punggungnya, kulitnya putih bersih, badan yang proporsional dan yang paling cantik dari dirinya adalah kedua bola matanya, dua bola mata hitam yang berbinar jika aku melihatnya.

dia gadis yang sangat terkenal di sekolah, pertama jelas karena dia cantik, dan yang kedua karena dia juga kapten dari tim dance sekolah kami. seperti yang kita ketahui bahwa gadis yang mengikuti dance pasti mempunyai penampilan yang aduhai sehingga dapat memanjakan mata pria yang melihatnya. tiap selvi maju berlomba aku tak pernah absen melihat penampilannya, dan akupun tahu tanggapan murid pria lain terhadap selvi, banyak sekali tanggapan yang kalau didengar benar-benar membuatku kesal, memang mereka hanya bercanda, tapi itu membuatku tidak nyaman namun itu semua tidak kutarakan pada selvi karena takut membuatnya tersinggung.

tapi di dalam hatiku, aku tidak memungkiri bahwa akupun kadang tertarik dengan penampilannya, walaupun saat itu aku masih SMP tapi aku sudah cukup paham tentang hubungan lawan jenis, walaupun pada waktu dulu itu jadi hal yang sangat tabu untuk dibicarakan. aku sendiri waktu itu belum mengalami akil balik atau disebut juga mimpi basah, dan tentunya aku juga belum pernah onani karena memang belum tahu, sebatas memasukkan penis ke vagina saja yang kutahu.

seperti biasa pagi itu kami masuk sekolah dan selvi duduk di sebelahku, rambutnya dikuncir ekor kuda. sambil meletakkan tas dan mengeluarkan kaca, dia bertanya padaku
"ada PR apa hari ini Ron?"
"um.. seingetku sih gak ada"
"ooo.. gimana?" sambil menghadapkan mukanya kearahku
"ha? gimana apanya?" tanyaku setengah kaget
"ya.. make up ku lah.. apa lagi" selvi mencibirkan bibirnya yang berlapis lipgloss pink merona
"biasa aja.. kan biasnya juga begitu" jawabku sambil merenggangkan badan
"hmm.. sekali-kali dipuji kek"
"haha.. iya iya.. cantik dan manis kok"
"nah gitu doong, itu baru namanya my brother" sambil tertawa dia duduk dan bel pun berbunyi, tanda penderitaan hari ini akan dimulai.

kebiasaannya tidak berubah sejak pertama kali kami bertemu, selalu tanya make up dan ada ulangan atau pelajaran gak? sampai terkadang sebelum dia bertanya aku sudah menjawabnya, dan kami tertawa bersama, menertawai diri kami sendiri. seperti itulah kami paham antara satu dengan yang lain, benar-benar seperti sodara sendiri.

.....

"haloo? apa ada orang? halooo?"

aku berjalan di lorong yang tak asing bagiku, ya ini adalah lorong sekolah yang tiap hari aku lewati. dinding berwarna kuning muda, dihiasi beberapa lukisan hasil karya siswa yang menurutku lebih pantas ada di ruang kelas anak 6 SD. aku berjalan terus menyusuri sepanjang lorong tersebut, langkah demi langkah, terasa sangat panjang, hampir 4 kali dari lorong yang biasanya. akhirnya aku sampai diujung, pintu besar ada di depanku, terbuat dari kayu jati. terlihat diatas pintu tergantung papan bertuliskan "3-A"

kuputuskan untuk membukanya, perlahan kuraih gagang pintu, kuputar dan kudorong sedikit, sehingga aku bisa melihat ruangan di dalamnya, sepi yang aku lihat dari celah pintu. kubuka lebih lebar, selebar badanku sehingga aku bisa masuk kedalam sambil berjingkat kulangkahkan kakiku masuk. kututup pintu itu dengan hati-hati, dan kulihat sekeliling ruangan itu, ya.. ini adalah ruang kelasku, tak ada yang aneh di sini, hanya lebih gelap karena lampu tidak dinyalakan, dan tidak ada saklar yang biasanya di samping pintu, terpaksa aku hanya mengandalkan sinar dari jendela untuk melihat sudut sudut ruangan. tak ada siapa siapa, kosong. aku semakin bingung kenapa aku disini?

aku berbalik hendak keluar, dan ketika aku meraih gagang pintu, ada tangan yang menyentuh pundakku. siapa?! bukannya tadi tidak ada siapa-siapa? sejenak aku seperti disiram air langsung dari kutub utara. bulu kudukku berdiri, keringat dingin tiba-tiba saja mengucur dari ubun-ubunku.

"si..si..siapa?" aku terbata-bata bertanya pada seseorang yang ada di belakangku, tanpa berani memalingkan mukaku ke hadapannya, terbesit di pikiranku ada sosok makhluk halus di belakangku, dengan wajah pucat dan memakai baju serba putih dan rambut acak acakan.
"jangan apa apakan aku.. maaf kalau aku lancang" badanku semakin merinding saja karena dia tidak menjawab
"hei! kamu ngapain sih ron? kok kayak orang ketakutan?" suara itu.. itu suara selvi kan? aku langsung berbalik dan benar, kudapati dia dibelakangku sambil memasang muka heran.
"gila! aku kira hantu penunggu kelas ini! lagian darimana kamu masuk?!" hatiku sedikit lega, paling tidak dibelakangku ada orang yang aku kenal baik, bukannya makhluk halus.
"dasar penakut!" ejeknya sambil menjulurkan lidah

aku memandanginya dan baru tersadar, selvi.. dia hanya memakai lingerie, warnanya krem dan sangat kontras dengan kulitnya yang putih, panjangnya hanya sekitar satu jengkal dari daerah miss v nya,akibatnya paha putih mulus terpampang di depan mataku, belum lagi bahannya transparan menampilkan lekukan tubuhnya yang benar-benar tercetak jelas dibalik lingerie itu.

yang paling menonjol dari semuanya, jelas sekali di depan mataku adalah belahan dada selvi. potongan lingerie yang rendah membuat belahannya terlihat, buah dada yang putih mulus itu terlihat montok dan berisi. aku menelan ludah, dan terus memandangi tubuh selvi. mungkin dia melihat ekspresiku dan langsung menutupi bagian dadanya.

"heh! ngapain kamu lihat-liihat!" selvi membentak sambil memelototiku
"siapa suruh pakai baju begini di kelas?"
"ya.. terserah aku dong!"
"entar.. aku perkosa baru tahu rasa kamu" balasku dengan nada bercanda
"coba aja kalo berani!" bentak selvi, sambil menyodorkan dadanya kedepan, mungkin maksudnya bercanda padaku.

namun entah setan apa yang memasukiku, aku langsung saja memeluknya. selvi meronta namun tenaganya tidak cukup kuat untuk melepas pelukanku. semakin kuat ia meronta, semakin kuat pula pelukanku padanya, aku sendiri tidak tahu kenapa melakukan ini, badanku seperti bergerak sendiri.

"lepasin ron! lepaasss!! cukup bercandanya!! aku gak bisa nafas!" selvi meronta dan mendorongku supaya melepaskannya
"siapa yang minta diperkosa tadi?!" aku sedikit membentak tanpa melepas pelukanku
"gila ya kamu! kan cuma bercanda! udah ah.. gak lucu nih! kalo gak kamu lepas aku marah!!" selvi mengancamku dan terus meronta
"siapa yang bercanda? ha!!" aku makin erat memeluknya
"udah cukup ron!!" selvi menangis, suaranya memenuhi ruang kelas dimana kami berada

kubawa dia dan kududukan dibangku, dia menangis sambil menundukan kepalanya. tidak terbesit rasa bersalah dibenakku. justru penisku berdiri sejak tadi karena melihat selvi. tanpa pikir panjang lagi kurobek lingerienya. dan kugunakan untuk mengikat selvi di bangku. selvi terikat di bangku itu hanya dengan menggunakan BH dan CD berwarna putih bersih, dia menangis, air matanya berlinang menambah cantik kedua bola matanya yang berbinar.

nafsuku mulai tak bisa kubendung lagi, kubuka resleting celanaku dan keluarlah senjata keramat. penisku tergolong cukup panjang dengan panjang 17cm dan diameter batangnya sekitar 3cm. melihat itu, selvi semakin meronta-ronta dan berteriak untuk lepas dari cengkramanku. namun sia-sia saja karena tidak ada siapapun di sini yang akan menolongnya.

karena sudah tidak tahan lagi, kusodorkan penisku ke hadapan selvi. kepala penisku yang kemerahan menyentuh bibir mungilnya, ini pertama kalinya aku merasakan penisku bersentuhan dengan bibir wanita. rasanya ada getaran listrik membanjiri seluruh tubuh dan mengarah ke penisku, nikmat sekali. namun selvi memalingkan wajahnya, tanda bahwa dia tidak sudi melakukan blowjob untukku. tapi aku tidak menyerah, kuikuti kemana arah wajahnya dan terus menempelkan kepala penisku di bibirnya. sampai akhirnya aku tekan paksa dan kutarik rambut selvi supaya mulutnya terbuka, dan benar segera setelah ia memekik kesakitan aku langsung memasukkan penisku ke mulutnya.

kupaksa dorong maju mundur di dalam mulutnya, selvi sempat tersedak beberapa kali mungkin karena belum terbiasa, tapi perlahan namun pasti mulutnya mulai lunak. meskipun dia hanya diam dan tetap menangis, tapi bibir dan lidahnya sudah mulai mau menerima penisku didalamnya. bahkan lidahnya mulai menggeliat kecil menyusuri kepala penisku.

setelah puas dengan blowjobnya, selvi kulepas dari ikatan, namun tanpa kuduga ia meronta-ronta dengan sekuat tenaga. segera kupeluk dengan erat supaya dia tidak kabur kemana-mana. namun ia terus mendorong berusaha lepas dariku, sampai ia kehabisan tenaga sendiri. melihat hal ini segera kulepas pelukanku dan ia tersungkur kelantai.

kutindih badannya agar tidak ada kesempatan lari lagi, dengan lembut kusibakkan rambutnya yang berantakan. kucium perlahan dari belakang telinganya.. perlahan turun ke lehernya yang jenjang dan basah oleh keringat.. dia mencoba meronta namun sia-sia saja, yang bisa ia lakukan hanya menangisi nasibnya.

"ampun..... ampun.... roon.... jangaaan.... jangaaan....." tangisnya memohon padaku supaya aku menghentikan nafsu bejatku ini
"mhh.. tenang sel.. ini enak kok.. nikmati saja ya.." bisikku ditelinganya
"jangaan.... please.... please...." air mata mengalir ke pipinya, namun aku tidak memiliki rasa iba maupun penyesalan. sudah sejauh ini, percuma dihentikan pikirku.

segera kucium bibirnya, kulumat bibir bagian atas.. kemudian bibir bagian bawahnya, rasanya benar benar legit dan nikmat, selvi tidak membalas ciumanku, namun aku terus mencumbu nya. tanpa lelah kulumat bibir, lidah, pipi, sampai air liurku hampir membasahi separuh wajahnya.
dia mulai terangsang dan membalas ciumanku, walau seskali kembali diam, sekan dia ragu untuk melakukannya.

"enakkan?" tanyaku
"gak!! lepasin!! aku mau pergi!!" dia kembali meronta
"dasar pembohong!!" dia mengatakan tidak, padahal aku yakin dia sudah terangsang juga dengan permainanku.
"dasar kamu pejjahat!!! cuih!!" dia meludahi wajahku
"kurang ajar!! baik... akan kubuat kamu melayani aku!!"

tanpa berlama-lama ku buka kaitan BH nya, kebetulan kaitannya berada di depan sehingga tidak begitu sulit untukku bisa membukanya, lalu nampaklah dua buah gunung kembar putih bersih, dan dipuncaknya ada dua puting yang berwarna pink merona. kuciumi dengan lembut sekitar putingnya. selvi tetap diam seakan-akan dia tidak terangsang dengan perlakuanku ini.

wajahnya bisa menipuku, tapi tubuhnya tidak. terlihat dari putingnya yang mulai mengeras, itu tanda bahwa ia sudah terangsang. kujilat putingnya dengan ujung lidahku, perlaan-lahan makin lama-makin cepat. matanya memejam, nah, sudah mulai kena pikirku. setelah itu kusedot dan kugigit kecil puting susunya, dan benar saja, dia langsung menggelinjang tak tahan dengan godaanku.

"masih mau berbohong lagi?! gimana rasanya?!! enak kan?" bentakku
"gaaak..... gak... enak..." sambil mendesah

dasar, sudah seperti itu masih saja berbohong. akhirnya kukeluarkan senjata terakhirku, kubuka CD nya namun ia justru mengencangkan pahanya sehingga aku kesulitan melepasnya, aku langsung merobeknya karena tidak ada cara lain, terlihatlah vagina yang masih ditumbuhi bulu-bulu tipis, dan garis tengah yang masih rapat, belum tersentuh oleh pria.

butuh tenaga ekstra untuk membuka kaki selvi, karena dia merapatkan kakinya dengan sekuat tenaga, akhirnya berhasil juga. langsung kulumat vaginanya, kusapu dengan lidah permukaan vaginanya. kujilati klitorisnya dengan ujung lidah sambil kugigit-gigit kecil, lidahku kujadikan vibrator hidup dan menjilat seluruh dinding vaginanya, karena rangsangan yang begitu besar dan baru pertama kali ia terima, tidak lama badan selvi menggetar hebat, kepalaku didorongnya ke arah vagina, sampai aku tidak bisa bernafas.

kesempatan ini kugunakan untuk menjulurkan lidahku sepanjang panjangnya, selvi makin mendorong kepalaku dan akibatnya lidahkupun semakin masuk ke dalam dan kurasakan carian menyembur dari vaginanya, namun selvi kembali mendorong masuk kepalaku, benar benar rapat, tanpa sadar aku menggulung lidahku ke atas. dan seketika itu juga.. selvi berteriak.

"aaaaaaaaah....................... rooooon........... ah...ah................ah" badannya menggelinjang sekali lagi, cairan kental kembali keluar, aku tidak bisa bernafas dan tidak bisa berkata apa-apa.
karena aku tidak bisa berbuat apa-apa sedangkan selvi masih menekan kepalaku dengan erat, maka entah sugesti dari mana, aku menggerakan lidahku dengan cepat di dalam vaginanya.

"ah.... stooop..... ah.... ahhhh..." selvi kembali menggerak gerakkan pinggulnya, aku menggelitik dinding vaginanya dengan lidahku secepat yang aku bisa, dan akhirnya dia kembali menggelinjang.

"yeeeesss.... ah........... ah...............ah....." kembali cairan keluar dari vaginanya

dan ia terkulai lemas, aku melepas jilatanku,penuh dengan cairan di sekitar bibir, kemudian kumasukkan penisku dan kugenjot selvi.

"ah... yeah.... ah... bagaimana? enak kan?"
"hmmm.....hmmmm...."matanya terpejam
"ah..ah.....ah" kugerakkan penisku di liang vaginannya

akhirnya akupun keluar dan menggelinjang hebat, dan "kriiiiiiing...... kriiiiing......" ada suara bel sekolah berbunyi

"ron!! rony!!!" selvi menepuk pipiku
"apa?? hmmm........." tanyaku setengah tersadar
"sudah pergantian pelajaran"
"apa?.... oh iya"

jadi ternyata pengalamanku tadi adalah mimpi, mimpi yang benar benar indah, sampai aku benar benar keluar di celanaku, dan mungkin ini masa akil balikku. aku benar benar minta maaf pada selvi yang selama ini sudah menjadi fantasiku tanpa ia mengetahuinya

-tamat-