Cerita Dewasa Vagina Orang Kaya itu Emang Harum dan Nikmat

Bookmark and Share
Perkenalkan namaku adalah Rudi, umur 30 tahun, tubuhku kekar dan besar serta atletis dan juga hitam, maklum bekas kuli bangunan.

etapi beberapa saat lalu temanku menawariku kerja di sebuah diskotik “A” sebagai sekuriti, diskotik “A” sangatlah terkenal dengan cewek-cewek cantik dan tajir di karenakan diskotik “A” tempatnya sangat bonafit dan high class jadi pengunjungnya juga ikut-ikut bonafit, harga minumannya pun g ku sanggup untuk membelinya dengan gaji sebulanku, tapi aku sangat menikmati kerja di diskotik ini karena kerjanya nyantai, malam hari dan aku juga bisa jelalatan pada cewek-cewek.


Banyak cewek-cewek cantik yang berkeliaran (rasanya ingin menyetubuhi semua cewek-cewek disini).

Diskotik ini terdapat 2 pintu masuk, pintu masuk atas dan pintu masuk bawah. Bila pengunjung lewat pintu atas berarti mobil mereka di vallet dan bila pengunjung lewat bawah, mobil mereka diparkir sendiri di basement.
Kita mulai ceritanya...berawal di hari Rabu (Ladies Free)
Banyak cewek-cewek pastinya, aku kebetulan bertugas di pintu bawah bersama temanku Rendy. Saat pintu dibuka aku dan Rendy harus memeriksa satu-satu tamu yang masuk, tidak kusia-siakan mataku untuk mencari mangsa, cewek-cewek yang datang sangat cantik-cantik dan berpakaian sexy dan wangi sehingga membangunkan adikku si “Ujang” (ga’ kuat lagi rasanya).

Dan acara pun dimulai, tamu-tamu berangsur-angsur habis yang datang. Kami berdua pun bisa bersantai sejenak.

Rendy pun membuka perbincangan.

“Sob...ghini nich enaknya ngapaian ya?”.

Rudi : “G tau nich, BT jg lama-lama”.
Rendy : “aaaa....Aku ada ide, gimana klu aku minta minuman ke Anto’?”.
(Anto’ adalah temanku yang menawari pekerjaan kepadaku sebagai sekuriti, dia bekerja sebagai bartender, terkadang aku mendapatkan minuman gratis dari dia).
Rudi : “Ide bagus tuh”.
Akhirnya Rendy naik ke atas untuk mengambil minuman.
Ga’ lama kemudian Rendy pun datang.
Rendy : “Nich sob... kita adakan pesta kecil-kecilan, kebetulan Anto’ ngasih kita camilan”.
Rudi : “Tuch anak baik banget”.
Akhirnya kita menikmati pesta kecil kita sambil ketawa-ketawa.
Rudi : “Kurang ceweknya nich”
Rendy : “Terus...”
Rudi : “Y ga’ terus-terus... kurang lengkap aja”
Kamipun tertawa terbahak-bahak.
Tiba-tiba telpon kantor berdering dan Rendy mengangkatnya, kulihat dia serius menjawab telponnya dan dari situ bisa kutebak pasti telpon dari bos.
“Aku ke atas dulu ya, dipanggil sama bos nich” ucap Rendy.
Rudi : “OK”
Lama juga Rendy pergi, ga’ heran sih...biasanya juga ghitu.
Lama-lama pun aku merasa bosan di dalam kantor sekuriti, aku keluar dan celingukan kearah parkiran mobil, sepi dan gelap.
Merinding juga rasanya kalau sendirian, akhirnya aku masuk lagi dan duduk sambil meminum bir ku tadi. Tiba-tiba aku di kagetkan dengan suara lift tamu, keluarlah seorang cewek yang cantik berambut hitam panjang tergerai, kulit berwarna putih memakai baju putih sexy terusan hingga ke paha dan belahan dada yang rendah dan agak sempit di karenakan toket si perempuan sangatlah besar serta pantat dan celana dalam yang tercetak, dapat kulihat kalau daleman wanita itu berwarna hitam karena baju putihnya sangatlah sedikit menerawang, potur tubuhnya proporsional kaya’ model kelas atas.
Jalannya agak sempoyongan, kelihatannya habis dugem nich cewek dan sedikit mabuk dan aku pun berinisiatif untuk membantunya.
“Malam mba’, bisa saya bantu?” tanyaku dengan sopan.
“Biar saya bantu” tambahku lagi, akupun menolongnya berjalan (wangi banget tubuhnya,seger rasanya)
Akupun menuntunnya dan bertanya lagi.
“Mobilnya dmn”
Dia hanya menunjukkan jari telunjuk ke suatu arah dan aku pun bertanya kembali.
“Bisa pinjam kunci mobilnya?”
Dia pun mencari dan memberikannya kepadaku (maksudku daripada jalan ga’ jelas kan mending menyalakan remote mobilnya), dan akupun melihat lampu mobilnya.
Ditengah jalan akupun sedikit kemasukkan setan (ini disebabkan aku dari tadi dapat melihat toketnya). Dan akhirnya akupun mengubah arah menuju gudang penyimpanan barang yang sudah ga’ pernah di pakai lagi, aku membuka pintunya... terdapat sebuah matras besar, sofa besar, meja dll. Barang-barang disini sangat masih bisa dipakai hanya karena bentuknya sudah kurang up to date makanya diskotik ini membuangnya dan menggantinya dengan yang model baru. Aku menggiring cewek menuju sofa, setelah dia duduk ku pandangi sekali lagi...(cantik banget, sexy, putih mulus lagi,makin ga’ kuat nich si “Ujang”), aku menggeledah isi tasnya, ada B****B****, IP****, dompet dan alat-alat kecantikan. Akupun membuka isi dompetnya, terdapat banyak uang 100rb di dalamnya, kartu ATM dll, akupun melihat KTP-nya, tinggal di daerah elite memang...pantes tajir, kunci mobilnya aja kunci mobil Eropa dan akhirnya aku mengetahui namanya adalah Devi. Setelah itu kumasukkan semua barang-barangnya kembali. Aku kembali ke kantor sekuriti untuk mengambil minuman dan kembali ke gudang lagi.
Aku duduk di sebelah cewek itu dan menyodorkan minuman ke dia, awalnya dia si ga’ mau tapi terus ku paksa akhirnya dia terpaksa meminumnya, sambil dia minum langsung dari botol, ku coba untuk mencium lehernya dari samping aku duduk...lehernya wangi banget, wanginya tuch dapat merangsang gairah cowok, sambil ku cium-cium lehernya aku berusaha untuk mulai meraba-raba toketnya, ternyata lebih besar dari perkiraanku, tanganku sampai ga’ cukup untuk menampung toketnya...aku raba-raba dan kuremas-remas hingga Devi meringis kesakitan, akupun mencoba mencari puting toketnya, yang bikin ga’ nahan nich belahan baju bagian dadanya yang rendah sehingga toketnya rasanya mau menyembul keluar...kucium-cium belahannya dan ku jilat-jilat (empuk rasanya).
Akupun mempunyai ide, kuambil botol bir dan menuangnya kebelahan dadanya hingga basah semua toketnya dan kujilat-jilat lagi. Kucium kembali lehernya dan aku mulai meraba-raba daerah memeknya, kuraba-raba dan kugesek-gesekan memakai jari tengah, sedikit kutekan kedalam sehingga Devi bergerak ga’ karuan, akhirnya aku ga’ kuat lagi...aku membuka celana dan celana dalamku si “Ujang” sudah berdiri tegak, akupun menindihi tubuh Devi dan melebarkan kedua kakinya, aku mencium kembali leher dan mulutnya dan ku gesek-gesekan si “Ujang” ke celana dalamnya (baru celan dalamnya aja sudah cenut-cenut apalagi klu nanti sudah ke dalamnya), kamipun akhirnya perang lidah dan ga’ ketinggalan akupun meremas-remas toketnya...Devi pun akhirnya malah bergerak tambah ga’ karuan, aku merasakan daerah celana dalamnya sudah basah, kelihatannya nich cewek sudah horny.
Akupun berdiri dari sofa dan memegang kepala Devi, aku memajukan si “Ujang” untuk dikulumnya...Devi sempat ga’ mau dan lagi-lagi aku memaksanya, penisku berukuran sangat besar (bisa dikatakan di atas ukuran normal orang Asia), Devi pun mencoba untuk memasukkan penisku kedalam mulutnya, hanya masuk bagian kepalanya saja, mulut Devi terlalu mungil, kucoba memaju mundurkan kepalanya (enak sekali rasanya) tidak lupa bagian buahnya penisku. Tanganku pun tidak tinggal diam, tangan kiriku tetap memegangi kepala Devi dan tangan kananku mencoba menerobos kedalam belahan bajunya, halus dan besar toketnya...kuremas-remas kuat-kuat hingga dia kesakitan lagi, aku coba mencari putingnya...kuputar-putar sambil kutarik-tarik.
30 menitpun berlalu di posisi mengulum, akhirnya kutarik penisku. Aku akhirnya membuka baju Devi hingga hanya tersisa BH dan celana dalam berwarna hitam, kulihat perutnya yang putih mulus dan rata. Aku pun memindahkan Devi ke matras, dia berbaring diatasnya...aku membuka BH-nya (toketnya memang benar-benar besar sekali), kuremas-remas kembali (memang gemas sekali melihatnya), akupun berada di atas perut Devi dan mendudukinya, aku menaruh penisku diantara toketnya sambil kutarik kepalanya kedepan dan aku menyuruh menjilati ujung penisku, tangan kanan ku mencoba meraba-raba belakang ke celana dalamnya. Devi pun mengeluarkan suara-suara aneh dan bergerak ga’ karuan kembali. Setelah puas aku berganti posisi ke posisi 69, kumasukkan penisku kembali ke mulutnya dan aku membuka celana dalamnya dan mulai menjilati memeknya serta menyedotnya (harun banget memeknya orang tajir), aku mencoba menggelitiki memeknya dan itu berhasil membuat memeknya banjir kembali.
Sudah ga’ tahan lagi nich...
Aku pun mulai menyerang memeknya menggunakan penis ku, perlahan kumasukkan...terasa susah banget, memeknya kecil dan masih seret banget walau sudah ga’ perawan. Baru kumasukkan sedikit Devi sudah menjerit “Aaaaaaaaargggggggggggggh...sakit”.
Akupun tidak menghiraukan dan tetap berusaha dan akhirnya barangku masuk semua kedalam liang kenikmatannya dengan susah payah dan agak sedikit lama, aku pun memulai memompanya perlahan dan meraih kedua toketnya dan kuremas-remas, aku mendekatkan mukaku kelehernya dan menciumi serta menciumi bibirnya, aku berpindah ke toket...menjilat-jilati putingnya yang berwarna pink dan menggigitnya serta menariknya “Aaaaaaaaawwwww...” jerit Devi.
Aku pun mencepatkan tempo pompaanku, Devi pun mengimbanginya (dasar pertamanya ga’ mau tapi keenakkan juga), pompaan yang cepat membuat toketnya bergoyang-goyang kemana-mana membuat tambah gemas saja, akupun meremas-remas kedua toketnya. Tiba-tiba aku merasakan cairan hangat, ternyata Devi sudah mencapai puncak, “Koq sudah keluar?” tanyaku...akupun mempercepat pompaanku dan menyebabkan Devi tambah berteriak ga’ karuan.
Bosen dengan Man on Top akupun berpindah posisi sekarang Woman on Top, toket Devi terlihat besar bergelantungan dan bergoyang-goyang saat aku memompanya dengan cepat, aku pun merasa gemas lagi dan aku manarik Devi kebawah sehingga mukaku sekarang berada diantara kedua toket Devi, kuciumi,kujilati, kuremas, kupilin-pilin putingnya...toketnya jadi bulan-bulananku (tambah beasr nich toket nantinya), dan aku merasakan cairan kembali setelah 20 menit berlalu setelah Devi ejakulasi pertamanya tadi, “Koq sudah keluar lagi,sayank?” tanyaku...Devi pun tidak berekspresi, raut mukanya hanya diam menikmati pertempuran kita.
Kurubah lagi posisi, sekarang Devi ku gendong, aku menopang kedua pahanya dari bawah dan Devi memelukku...enak nich posisi ini, Devi pun tambah menjerit “aaah... aaah... aaah...sakit... aaah...”, ini di karenakan penisku terasa sekali menyodok memeknya...posisi ini berlangsung 15 menit dan aku merasakan aku sudah akan keluar juga, kutaruh Devi diatas meja, kupercepat pompaanku dan tidak lupa untuk diam tanganku meremas-remas toketnya dan akhirnya aku pun sampai puncak, “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaarghhhh...” aku dan Devi pun berteriak bersama, cairanku dan cairannya menyembur liang kenikmatannya sangat banyak sekali dan aku pun mecium bibirnya dan kedua toketnya (enak sekali pertempuran ini, hingga membuatku sangat lemas), aku menggendong Devi kembali ke matras dan menyuruhnya untuk menjilati sisa spermaku yang ada di penisku hingga habis.
Tidak lupa aku mencatat nomer HP-nya dan memfoto tubuhnya yang sedang bugil bersamaku memakai foto dari HP ku dan HP-nya Devi, dengan tujuan mungkin suatu saat aku bisa memakai tubuhnya lagi dan kami pun tertidur bersama, berpelukkan dalam keadaan bugil hingga pagi.
Ta’terasa pagi pun berlalu, aku sudah bangun mendahului Devi karena aku ada apel pagi sebelum aku pulang kerumah dan Devi masih di ruangan gudang, ku kunci agar Devi tidak bisa keluar. Setelah apel pagi bubar aku dikagetkan dengan suara Rendy.
“Oi kmn aja sob kemarin, aku cari-cari koq ga’ ada?” tanya Rendy.
“Ga’ kemana-mana...keliling-keliling sekitar sini saja ” jawabku lemas gara-gara pertempuran kemarin.
Kita pun berpisah, kulihat Rendy sudah pergi pulang mengendarai motornya dan aku kembali ke gudang. Aku masuk dan melihat Devi belum bangun, aku pun memakaikan baju-bajunya kembali dan menggendongnya ke sofa...tiba-tiba dia terbangun dan berteriak “sapa km?”
Akupun menjawab dengan enteng “Cowok kamu”
Devi pun kebingungan “Tempat apa ini? Kotor banget”, “Mau apa kamu?”...”Jangan-jangan kamu mau memperkosa aku?”
Akupun memotong pertanyaannya yang super panjang itu “Ga’ usah di omongin juga kita semalam sudah jadi layaknya suami istri, kamu menikmati permainanku dan aku menikmati tubuhmu”
Devi pun kaget “huh...apa kamu bilang? Ihhh jijik amat dech sama kamu...klu ngomong tuch di atur!!!” (Devi pun agak mulai marah).
“Kalau ga’ percaya ya lihat aja foto-foto di HP mu” celetukku.
Devi pun mencari Hpnya, belum lihat dari album fotonya dia pun kaget, foto wallpaper Hpnya ku ganti foto kita berdua lagi bugil dan dia pun sibuk mencari foto-foto di album Hpnya dan dia mulai menangis.
“Sudah ga’ usah nangis, aku ga’ akan bilang siapa-siapa lagian kamu juga sudah ga’ perawan...jadi apa bedanya” aku pun berbicara seenaknya serasa sudah menang.
Devi pun berdiri dan menuju pintu keluar dan akupun mencegatnya.
“Mau kemana?” tanyaku.
“Pulang!!!” bentak Devi.
“Aku yang nyetir kamu nanti di sebelahku melayani aku lagi” akupun tertawa didepannya.
“Huh...mau apa lagi?” Devipun bingung.
“Sudah turuti aja kemauanku atau foto-fotomu yang semalam mau ku sebarin ke orang-orang” ancamku.
Akhirnya Devi menurut kepadaku karena ancaman itu, aku menyetir dan Devi duduk disebelahku, diperjalanan pulang aku dipuaskan kembali oleh Devi, aku menyuruhnya mengulum penisku kembali dan tidak lupa aku meremas-remas toketnya yang menggemaskan, cukup lama mengulumnya hingga akhirnya aku keluarin didalam mulutnya, pertama Devi sempat berontak saat cairan penisku menyembur ke mulutnya tapi aku menahan kepalanya setelah selesai aku melihat Devi sempat memuntahkan cairannya di mobilnya, bisa kulihat dia sangat jijik melihatnya.
Akhirnya aku sampai di terminal karena aku harus naik bemo menuju kos-kosanku, aku parkirkan mobil di tempat sepi dan aku pamitan sambil menciumi Devi.
“Hati-hati ya sayank kalau pulang,terima kasih atas kenikmatannya semalam,kapan-kapan lagi ya” akupun tersenyum ke Devi.
Devi pun pergi dengan cepatnya dan aku hanya bisa tersenyum puas.