Merasakan apa yang baru saja dilakukan tantenya terhadap penisnya, Randy  menjadi berani. Dibukanya ritsluiting atas daster tantenya. Tampak di  depan matanya buah dada yang lebih besar dari kepunyaan Susan. Tampak  pula tonjolan mungil puting Tante Betty yang berwarna merah  kecoklat-coklatan. Randy sudah tidak sabar. Ia langsung mengulum puting  susu tantenya yang sudah mulai menegang itu. Buah dada tantenya pun  mulai terasa mengeras.
Tante Betty kebingungan dengan apa yang dilakukan ponakannya itu.  Sekilas hampir saja ia beranjak bangun. Seharusnya ia menegur yang  dilakukan ponakannya itu. Tapi jangan-jangan ia tahu apa yang tadi  kulakukan, pikir Tante Betty. Ia menjadi takut sendiri kalau hal itu  benar-benar terjadi. Pasti bisa memalukan dirinya jika ponakannya  melapor pada mamanya.
Akhirnya dengan pasrah, Tante Betty tetap berpura-pura tidur. Apalagi  sentuhan lidah Randy pada putingnya membawa kenikmatan yang luas biasa.  Bahkan ia mulai menikmati sepenuhnya ketika kuluman Randy disertai  gigitan kecil. Tante Betty pun mengigit bibir karena cumbuan ponakannya.
Ssshh, tanpa sadar Tante Betty mendesah penuh kenikmatan saat Randy  mengulum puting buah dadanya. Ia pun memegangi kepala ponakannya dengan  penuh kelembutan seperti tidak boleh membiarkan aktivitas itu berhenti.  Kesadarannya mulai kabur dan seluruh sendi tubuhnya menjadi sangat  lemas.
Randy tahu bahwa tantenya berpura-pura tidur. Ia juga tahu kalau  tantenya benar-benar menikmati semua yang dia lakukan pada tubuh  tantenya itu. Hal ini semakin membangkitkan keberaniannya. Ia segera  membuka daster Tante Betty sambil terus mengulum puting serta  meremas-remas tubuh Tante Betty. Dijilatinya seluruh tubuh tantenya.
Enghh, ahhng, ahh, ngggssssh, Tante Betty mendesah tanpa mampu menahan  apa yang dilakukan ponakannya tersebut. Tubuhnya seperti tidak mau  berhenti dijilati. Saat ini dia hanya ingin terus disentuh dengan penuh  kemesraan.
Napas Randy mulai ngos-ngosan. Kebutuhannya untuk memuaskan dorongan  kebutuhannya membuat ia segera membuka celana dalam Tante Betty.  Pemandangan bulu-bulu halus di sekitar kemaluan tantenya membuat Randy  semakin bernafsu. Diarahkan batang penisnya ke dalam selangkangan tante  Betty.
Sleep!, Batang Penisnya pun telah masuk ke dalam lubang kemaluan  tantenya. Tante Betty merasakan tubuhnya dimasuki sesuatu yang terasa  luar biasa enaknya. Matanya terpejam sangat dalam. Tubuhnya mulai  merespon gerakan naik turun Randy. Nafasnya tidak teratur dipenuhi  dengan dorongan nafsu yang mulai tinggi.
Aahh, essshh, ahh, Tante Betty mulai mengerang kenikmatan. Ia pun  memegangi pantat Randy untuk membantu gerakan naik turun. Mendengar  suara desahan-desahan Susan pun terbangun. Ia sedikit terhenyak melihat  tubuh tantenya dalam keadaan telanjang ditindih oleh Randy. Dilihatnya  Randy dengan penuh nafsu menyetubuhi Tante Betty. Susan pun agak bingung  bahwa Tantenya itu justru merepon dengan desahan-desahan. Tangan Randy  memegangi paha Tante Betty dan pinggangnya terus bergerak di sela-sela  selangkangan tantenya itu. Melihat adegan sepupu serta desahan tantenya  dalam ruangan yang remang-remang ini membuat Susan mulai terangsang.
Tanpa sadar Susan mendekati wajah tantenya itu. Diciumnya bibir Tante  Betty. Tante Betty pun dalam keadaan yang sudah di awang-awang segera  merespon ciuman itu dengan lumatan yang penuh birahi. Randy sudah asyik  dengan aktivitas maju-mundur untuk meningkatkan kenikmatannya.
Eng, sssh, nikmat, Ran, desah Susan sambil disela-sela ciumannya dengan  Tante Betty. Penis Randy terasa semakin tersedot-sedot. Suara kecepak  kecepok menjadi semakin keras dan berirama sering dengan gerakan Penis  Randy memasuki liang vagina Tante Betty.
Susan semakin larut dengan permainan tante dan sepupunya itu. Vaginanya  pun telah menjadi basah karena terangsang melihat adegan sepupu dan  tantenya itu. Kepala Susan kemudian bergerak turun. Bibirnya mengulum  puting dan tangannya meremas-remas buah dada tantenya.
Enghsss, enghh, terusshhin, engshh, Tante Betty semakin merasa terbang  di awang-awang. Gerakan Randy membuat vaginanya terasa sangat nikmat.  Jilatan lidah Susan pada putingnya semakin membuat nafsunya  menjadi-jadi. Nafasnya menjadi semakin tidak teratur. Cumbuan kedua  ponakannya memenuhi kebutuhan seksualnya yang sudah tertahan belasan  tahun. Tubuhnya pun ikut maju-mundur seiring dengan gerakan Randy. Ia  pun semakin mempererat pelukannya pada Randy. Gerakan maju-mundur Randy  diimbangi dengan gerakan bergoyang-goyang oleh Tante Betty. Aktivitas  ini membuat ia merasa ada sesuatu yang mendesak. Tante Betty semakin  mempercepat goyangannya. Ia memeluk Randy sangat erat sambil terus  mengoyangkan pinggulnya dengan cepat. Tiba-tiba tubuh Tante Betty  menegang dan vaginanya berdenyut-denyut seperti meledakkan sesuatu. Ia  merasa tubuhnya hancur berkeping-keping dalam kenikmatan.
Ran, ganti aku aja, Tante udah lemas tuh, ucap Susan tanpa malu-malu. Ia  segera mengangkangkan kakinya. Nafsunya sudah memuncak dan harus  dipenuh. Seluruh bagian tubuhnya seperti menuntut untuk dicumbui.
Randy pun menarik penis dari kemaluan tantenya yang telah terkulai itu.  Diarahkannya batang kemaluannya itu ke arah lubang kemaluan Susan yang  telah mengangkang itu. Sleep!, Penisnya langsung terasa tersedot-sedot.  Ditindihnya tubuh sepupunya itu.
Mereka sudah dikuasai oleh birahi yang tak tertahankan. Kebutuhan itu  saling memuaskan membuat tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka.  Randy menciumi buah dada Susan sambil pinggang melakukan gerakan naik  turun. Susan melingkarkan tangannya pada punggung Randy.
Enghh terusshh, Ran, masukin terus, enggsshh, desah Susan sambil matanya  masih terus terpejam. Dengan perlahan Randy menarik tubuh Susan agar  duduk di atas pinggang Randy. Posisi ini semakin membuat penis Randy  lebih bisa masuk lebih dalam lagi. Tangan Randy memegangi pantat  sepupunya itu. Susan juga merasa vaginanya terisi lebih penuh oleh  batang kemaluan Randy.
Randy semakin merasa penisnya disedot-sedot oleh kemaluan sepupunya.  Susan yang berada di atas tubuh Randy mulai menggerakkan bandannya.  Keduanya telah larut dalam gerakan berirama. Randy semakin memperdalam  gerakannya pada selangkangan sepupunya. Susan pun mencontoh gerakan  tantenya dengan menggoyang-goyang pinggangnya.
Enghh, terus, Ran, Enghh enaahkk, mata Susan terpejam dan bibirnya  mendesah. Randy terus menggerakan pinggangnya semakin cepat. Goyangan  Susan pun menjadi samakin cepat pula. Kedua tubuh itu telah menyatu  dalam kebutuhan yang tak tertahankan. Vaginanya terasa semakin  berdenyut-denyut oleh sodokan-sodokan penis sepupunya itu.
Lebihh kerashh, enghh lagi, Susan merasakan tubuhnya akan meledak.  Gerakan keduanya menjadi semakin cepat dan keras. Tiba-tiba saja tubuh  keduanya menegang secara bersamaan tanda mereka mencapai puncak  kenimatan bersamaan. Beberapa saat kemudian ketiganya sudah tertidur  pulas dalam keadaan telanjang
Peristiwa semalam tampaknya dianggap seperti tidak pernah ada oleh Tante  Betty. Saat makan pagi, tante Betty tampak berusaha bersikap  santai.Ran, kamu mau kemana hari ini, tanya Tante Betty sambil  mengoleskan mentega pada roti tawarnya. Ia sudah mengenakan busana  kerja. Blus krem dan rok span abu-abu.Mungkin ke toko buku, ada novel  Shedney Shieldon yang baru, ucap Randy sambil berpura-pura membaca  koran. Ia masih sungkan dengan Tante Betty mengingat apa yang  dilakukannya semalam. Ia takut kalau sampai Tante Betty lapor ke  mamanya. Bisa-bisa aku dibunuh oleh Papa, pikirnya.Kalau gitu ini buat  beli novelnya, ucap Tante Betty sambil menyodorkan dua lembar uang lima  puluh ribuan. Randy pun mendongakan kepalanya sambil terheran-heran.  Dilihatnya Tante Betty mengangguk. Tanda ia harus menerima uang  itu.Makasih ya, Tante, ucap Randy sambil menyorongkan badannya memeluk  Tante Betty, Merekapun berangkulan erat.Tiba-tiba Tante Betty berbisik,  Yang tadi malem jangan kasih tau siapa-siapa ya, Ran.Iya, Tante.  Kemaluan Randy terasa mengeras.Terus kalau Randy takut tidur sendirian,  tidur di kamar Tante aja ya, ucap Tante Betty dengan nada datar. Ia  tidak mau Randy menangkap keinginannya. Namun bagi Randy kata-kata itu  seperti undangan yang sangat jelas maksudnya.
Randy pun sedikit melonggarkan pelukannya dan melihat wajah Tante Betty  tampak agak memerah. Hasrat untuk melakukan aktivitas seperti semalam  menggelegak dalam dirinya. Tanpa sadar diciumnya bibir Tante Betty.  Pertama lembut namun kemudian semakin ganas. Kebutuhannya mulai tak  tertahankan. Tante Betty sempat gelagapan dengan apa yang dilakukan oleh  Randy. Ia tidak mengira Randy sudah berani terang-terangan. Namun  sekian detik kemudian ia mulai membalas ciuman itu. Mereka saling  melumat lidah dan menghisap. Ia bahkan membiarkan tangan Randy membuka  kancing blusnya. Tangan Randy segera menyisihkan BH dan meremasi buah  dadanya. Semakin lama buah dada itu terasa mengeras.
Sudah, Ran. Tante mau ke kantor, ucap Tante Betty sambil berpura-pura  tidak mau. Namun tampaknya Randy tidak peduli. Ia mulai menciumi leher  tante Betty dengan lembut. Tangannya yang satu bahkan mulai mengangkat  span abu-abu itu hingga celana dalam tante Betty terlihat. Tangan Randy  pun mulai menggerayangi sesuatu yang ada di balik celana dalam itu.
Ash, neghh, udah, Ran, desah Tante Betty. Ia tidak ingin terlambat.  Tender proyek dua M itu bisa hilang, pikir tante Betty. Namun apa yang  dilakukan ponakannya ini benar-benar terasa nikmat. Akhirnya ia  membalikkan badan dan segera menurunkan celana dalamnya.Udah, Ran dari  belakang aja, ucap Tante Betty sunguh-sungguh. Rani, teman kantornya,  pernah mengatakan kalau pria bersetubuh lewat belakang akan cepat  ejakulasi. Paling tidak ia masih sempat merasakan persetubuhan dan tidak  terlambat ke kantor.
Kesempatan itu tidak disia-siakan Randy. Dipelorotkannya celana  pendeknya. Batang penisnya tampak sudah sangat tegang. Perlahan  diarahkannya penisnya ke vagina Tante Betty. Sleppp!, Penis Randy mulai  memasuki lubang kemaluan Tante Betty. Lututnya seperti hampir copot  ketika penis itu masuk ke dalam lubang vagina Tante Betty. Tante Betty  juga segera merasa lemas. Ia pun segera menahan badannya pada sandaran  sofa. Posisinya seperti orang yang akan naik kuda.
Eenghh, nikmat, terussshh, desah Tante Betty sambil memejamkan mata.  Randy memegangi pinggang tantenya dan terus menyodok-nyodokan penisnya  ke vagina Tante Betty. Penisnya terasa seperti dipijat-pijat dan  disedot-sedot. Ia kemudian ikut membungkukkan badan agar tangannya dapat  meremas buah dada Tante Betty yang ranum menggantung.
Gerakan mereka makin lama makin cepat. Tante Betty sudah tertelungkup di  sandaran sofa dan Randy menyetubuhinya dari belakangnya. Kenikmatan itu  semakin membuat ia lupa urusan kantornya.Terusshh, Ran, enakkk, desah  Tante Betty.
Beberapa saat kemudian Randy mempercepat gerakannya. Ia memeluk erat  tubuh Tante Betty namun pinggangya masih melakukan gerakan maju-mundur.  Tiba-tiba tubuhnya mengejang sambil penisnya disorongkan secara mendalam  ke lubang kemaluan Tante Betty. Ia telah sampai di pucak kenikmatan.  Cret.., cret.., cret, sperma Randy membasahi lubang kemaluan Tante  Betty. Ia kemudian menarik penisnya dan segera menjatuhkan badannya ke  sofa.
Tante Betty segera menaikkan celana dalamnya dan merapikan blus serta  rok mininya. Dilihatnya ponakannya memandang dengan mesra. Tampaknya  kecanggungan diantara mereka sudah luntur dan berganti hubungan dua  lawan jenis yang saling membutuhkan. Tante Betty pun mau tidak mau mulai  mengakui bahwa ia tidak lagi melihat Randy sebagai ponakannya namun tak  lain sebagai pria yang mampu memberikan kepuasan seksualnya.
Udah, ya Tante ke kantor dulu, ucap Tante Betty sambil mendekati Randy.  Mereka berciuman dengan mesra seperti seorang kekasih. Setelah melihat  jam di dinding, Tante Betty segera beranjak ke garasi. Ia sudah  terlambat sepuluh menit. Tak lama kemudian deru suara mobil pun berbunyi  dan semakin lama semakin menghilang. Randy pun segera memakai celananya  dan tertidur di sofa.
TAMAT