Cerita Si Angela Ini Benar Benar Membuatku Terbang

Bookmark and Share
Cerita Seks Dewasa - Aku punya seorang teman baik. Dia punya 2 orang adik perempuan. Yang paling kecil berumur 22 tahun. Namanya Angela, tingginya sekitar 170 cm, dengan badan yang langsing, sepasang kaki yang panjang, dan dada yang tidak terlalu besar. Wajahnya bagaikan bidadari dalam mimpi semua pria. Aku tidak menyangka dia akan menjadi secantik ini.

Suatu hari aku ke rumah temanku utk berangkat ke kantor bersama. Ketika itu aku melihat Angela sedang sarapan di ruang makan sendirian.

“Hi..” sapaku.
“Ko Adi sedang mandi, mungkin sebentar lagi selesai.” Katanya.

Kemudian dia bangkit dan merapikan piring dan sendoknya dan langsung pamit untuk pergi ke kampus. Ketika Angella berdiri, aku bisa melihat seluruh tubuhnya. Dia memakai baju kemeja putih lengan pendek, rok coklat selutut, kemudian penis ku rasanya ingin meletus saat itu juga. Tidak kusangka dia memakai pantyhose berbahan transparan (ultra sheer) ditambah lagi sepatu talinya yang berwarna hitam membuat kakinya lebih indah dan seksi sekali. Terjadi peperangan batin yang sangat hebat di dalam diriku. Di satu pihak, hasrat penisku yang sangat berkobar-kobar untuk bercinta dengan kakinya kemudian menyetubuhinya berkali-kali. Di pihak lain, otakku mengatakan itu tidak baik, dan tidak mungkin aku melakukannya di saat ini. Sayang dia sudah punya pacar kalau tidak, pasti akan kujadikan miliku.

Ketika Angella sudah menghilang dari belakang pintu, dengan cepat aku naik ke lantai 2 dan mencoba untuk memasuki kamarnya. Beruntung sekali karena tidak dikunci. Aku segera menghampiri lemari pakaiannya dan mencari harta karun fantasi sex-ku. Tetapi aku mengalami kekecewaan karena dia hanya punya 3 pasang pantyhose, sehingga aku tidak mungkin mengambilnya. Untuk mengobati kekecewaanku, aku mencari keranjang cucian yang ada di kamar mandinya. Aku cari celana dalamnya. Aku menemukannya di antara pakaian tidurnya. Dengan cepat aku mengambil celana dalamnya yang terbuat dari bahan satin yang halus dan menempelkannya di hidung dan menarik nafas dalam-dalam. Pikiranku langsung melayang dan penisku semakin mengeras dan panjang.

Celana dalamnya masih menyimpan aroma yang khas dari vagina seorang wanita. Tapi aku buru-buru menyimpannya ke dalam kantong celanaku dan meninggalkan kamarnya. Aku kembali ke lantai 1 dan masuk ke kamar mandi. Aku buka resleting celanaku dan membebaskan penisku dari kurungan celana dalamku dan segera aku balutkan celana dalam Angela ke batang penisku dan langsung masturbasi sambil membayangkan bercinta dengan seorang bidadari perawan yang cantik yang mengenakan pantyhose dengan sepatu tali yang seksi.

Kubayangkan penisku masuk dan keluar, memompa vaginanya dengan cepat dan keras. Hanya dalam hitungan beberapa detik kemudian, aku mengalami ejakulasi yang hebat. Dengan sisa-sisa tenaga aku arahkan penisku ke jambannya, dan 3 semprotan panjang mengawali puncak orgasme ku dan diakhiri dengan beberapa tetes spermaku. Nafasku memburu dan berkeringat.

“Indra! Kamu lagi di WC ya?” terdengar teriakan dari Adi.
“Iya, bentar, gue lagi kencing nih.” Dengan cepat aku keluarkan tissueku dan membersihkan kepala penisku yang tersayang, kemudian ku tarik flush yang ada di jamban dan hilanglah bukti dari hasrat ku yang membara. Ku simpan kembali harta karun ku dan keluar dari WC dan bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Sepanjang hari aku selalu teringat akan Angela, setiap kali aku ke WC aku selalu mengeluarkan celana dalam Angela dan menghirupnya dalam-dalam. Ternyata aroma wangi dari vagina Angela sangat memikat dan merangsang. Malamnya aku kembali bermasturbasi sambil membayangkan Angela, adik dari teman baikku yang sekarang menjadi objek fantasi sexual-ku.

Tidak kusangka keberuntungan berpihak kepadaku. Tidak lama kemudian Adi keluar dari kantor karena mendapatkan tawaran yang lebih bagus. Angela, bidadariku, yang mengambil alih pekerjaannya. Indahnya lagi, Adi memintaku untuk mengantarnya pulang karena tidak ada yang menjemput.

Hari pertama Angela masuk kerja merupakan surga dan neraka bagiku. Angela mengenakan terusan dengan model smart suit setinggi lutut yang berwarna coklat pastel muda dan ultra sheer pantyhose dan sepatu tali putih dengan hak sedang. Aku selalu mencari cara dan alasan untuk selalu berdekatan dengannya dan melahap kakinya yang menggiurkan dengan mataku.

Memang aku mempunyai fetish terhadap pantyhose sejak masih kecil. Semua ini karena adik terkecil dari ibu ku. Secara tidak sengaja aku menyentuh kakinya yang sedang dibalut oleh stocking dan aku telah jatuh cinta terhadap perasaan itu sampai sekarang. Sekarang umurku 26 tahun. Aku mengoleksi berbagai macam pantyhose dan stocking, namun sayang sedikit sekali yang berkualitas bagus di Indonesia.

Siang itu, aku bermasturbasi di WC kantor. Sorenya, aku dan Angela sedang dalam perjalanan pulang. Kami ngobrol tentang pekerjaan. Jalanan lumayan padat sehingga tidak bisa cepat-cepat dan sering berhenti. Aku memberanikan diri untuk bertanya.

“Angela, boleh aku bertanya sesuatu?”
“Apa?” jawabnya dengan ringan sambil melihatku.
“Tapi jangan marah atau tersinggung ya.” Angela mengangguk kecil.
“Apakah kamu suka pakai pantyhose?”
“Koq kamu tahu aku pake pantyhose?”
“Cuma nebak-nebak aja.”
“Aku baru mulai pake sih, belum lama.”
“Apa kamu suka?”
“Iya, rasanya gimana gitu.”
“Keliatannya halus.”
“Iya, rasanya halus juga.”

Aku menelan ludah dan mengumpulkan segenap keberanian untuk bertanya, “Apakah aku boleh megang? Maksudku aku cuma ingin tahu gimana rasanya.” padahal aku sudah punya beberapa koleksi dan sudah tahu.
Tanpa ragu-ragu Angela menjawab, “Boleh.”

Dengan perlahan-lahan kutaruh jar-jari tangan kiri ku di atas lutut kanannya. Ku elus-elus lututnya pelan-pelan. Seluruh badanku dipenuhi oleh sensasi erotis yang ditimbulkan oleh kelembutan pantyhose dan kaki Angela.

“Gimana rasanya?” tanya angela.
“Benar-benar halus.” aku senyum kecil sambil memandang wajahnya yang cantik.

Penisku sudah dalam keadaan siaga satu dan dari luar terlihat sedikit menonjol. Untung mobilku mempunyai transmisi automatis sehingga aku tidak perlu mengganti-ganti gigi dan melepaskan tangan kiriku dari lututnya. Karena jalanan sangat macet, tidak lama kemudian Angela tertidur. Kuberanikan diriku untuk menjelajah lebih dalam lagi ke pahanya.

Angela tidak memberikan reaksi penolakan atau keberatan atas tindakanku, atau mungkin dia tidak merasakannya karena sedang tertidur. Aku tidak perduli, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Pelan-pelan tangan kiriku makin ke atas dan telah sampai di tengah-tengah pahanya. Ku belai pahanya yang lembut dan halus. Kulihat wajahnya, Angela tertidur dengan sangat tenang. Saat ini, roknya sudah tersingkap setengah paha. Untung roknya tidak terlalu ketat, jika tidak, aku akan mengalami kesulitan untuk menjelajah lebih dalam. Kuteruskan aksiku sampai pada paha bagian atas. Akhirnya aku sampai pada pusat segala kenikmatan sexual.

Jari tengahku menelusuri celah yang terbentuk dari ke dua pangkal pahanya. Jari tengah ku merasakan kehangatan dan kelembaban. Dengan perlahan kutelusuri garis cekungan yang terbentuk dari celah vaginanya. Tiba-tiba terasa basah dan licin. Penis ku bertambah keras dan kencang, ternyata Angela secara sadar atau pun tidak, terangsang dengan belaian tanganku yang nakal. Aku tidak tahu apakah dia sadar ataukah masih tertidur. Saat ini arus lalu lintas mulai lancar, aku langsung masuk ke pintu tol. Dengan cepat aku mengeluarkan uang pas dari asbak mobil dan dengan cepat pula memberikannya kepada petugas tol dan aku langsung tancap gas.

Setelah beberapa puluh meter, aku pelankan laju mobilku dan jari tengahku mulai memberikan tekanan-tekanan ringan pada selangkangannya. Bahan pantyhose yang halus bercampur dengan cairan manis yang di hasilkan oleh Angela membuat darahku makin mendidih dan sangat horny. Ku alihkan pandanganku dari jalan dan dengan cepat mengamati Angela. Rok nya sudah tersingkap sampai atas. Pahanya yang mulus terbungkus oleh pantyhose yang sexy. Wajahnya masih tidak menunjukan reaksi penolakan ataupun reaksi lainnya. Ku percepat gerakan jariku dengan tujuan membuatnya semakin terangsang dan orgasme. Kemudian kuselipkan jari manisku dan bersama-sama dengan jari tengahku, dan kumainkan vaginanya.

Setelah beberapa saat, ku putuskan untuk fokus pada klitorisnya. Gerakan jariku kupercepat namun tetap lembut dan tidak kasar. Samar-samar aku mendengar desahan halus yang berasal dari nafas Angela. Expresinya sedikit berubah. Kelihatannya Angela sangat menikmatinya. Cairan halus dan licin itu semakin membasahi celana dalam dan pantyhose Angela. Demikian pula dengan penisku, sudah membasahi celana dalamku.

Setelah beberapa menit pikiranku melayangkan imaginasi nikmatnya bersetubuh dengan adik teman baikku yang masih perawan ini, tiba-tiba aku dikagetkan dengan sebuah mobil truck besar yang langsung memotong tepat di depanku. Dengan reflek kuinjak rem untuk menghindari tabrakan, dan tangan kiriku sempat terhenti sejenak karena kekagetan itu. Aku dikejutkan lagi oleh tangan Angela yang menekan tangan kiri ku dengan kencang ke selangkangannya.

Aku langsung melanjutkkan memberikan rangsangan kepada klitorisnya dengan cepat dan sedikit lebih kuat. Pinggangnya mulai bergerak, aku bisa merasakan kontraksi otot pada selangkangannya. Kemudian terdengar desahan kenikmatan yang tertahan di dalam vaginanya. Angelaku yang manis mengalami orgasme pertamanya.

Setelah orgasmenya reda, ia membuka matanya dan menatapku dengan senyuman yang malu dan manis.

“Ko Indra nakal..” itulah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya yang sexy.
“Bagaimana rasanya?” tanyaku.

Tangan kirinya tetap menahan tangan kiriku di vaginanya, tangan kanannya membelai sayang pipiku. Tangannya yang halus dan lembut membuatku semakin terangsang.

“Enak sekali.. Aku tidak tahu akan begitu enak.. Apa itu orgasme?”
“Itu belum seberapa, apa mau yang lebih enak lagi?” dengan berani aku menanyakan.
“Sex langsung?”
“Iya” jawabku.
“Apakah benar akan lebih enak dari ini?”
“Tentu saja.”

Angela melihat jam pada dashboard.

“Apakah masih sempat? Sudah terlalu malam nanti aku di cariin sama orang-orang rumah.”
“Bilang aja lagi ada acara ulang tahun teman.”
“Ide yang bagus.”
“Terus pacarnya gimana?”
“Biarin aja, aku juga tidak begitu suka.”

Kesempatan emas yang tidak boleh kulewatkan. Tetap saja aku tidak menyangka akan semudah ini, dan Angela yang begitu berani. Apakah dia sudah pernah melakukannya?

Kuparkir mobilku disebuah hotel yang terletak di tengah keramaian kota. Langsung saja aku memesan sebuah kamar yang VIP dengan ranjang yang besar.

Segera setelah pintu kamar ditutup, aku duduk di atas kasur yang empuk dan menarik tangan Angela dan menyuruhnya duduk di atas pangkuanku. Posisi badannya menghadap ke kanan.

“Apa Angela yakin mau melakukan ini denganku?”
“Kalau memang orgasme terasa seindah dan senikmat itu, aku rela melakukannya.”
“Apa setelah ini Angela akan melakukannya dengan orang lain juga?”
“Ya tidak lah Ko Indra ku sayang. Aku bukan pelacur seperti itu. Aku hanya ingin melakukannya dengan Ko Indra.”
“Benarkah?”

Dia merangkul leherku dan kusambut dengan ciuman yang basah di bibirnya. Angela memejamkan matanya, ku julurkan lidahku ke dalam mulutnya. Dengan sedikit kaku dan kikuk bidadariku menyambut tarian lidahku. Tidak lama kemudian Irama cumbuan kami semakin meningkat dan cepat dan panas penuh dengan nafsu. Tangan kiriku menelusuri semua bagian dari punggungnya dan tangan kananku menelusuri paha dan betisnya yang terbalut oleh pantyhose.

Cumbuan kami bertambah liar, kutelusuri lehernya sambil menarikan lidahku. Terdengar desahan nikmat bercampur geli dari bibirnya. Angela membelai rambut dan punggungku.

“Oh.. Ko Indra..”

Saat ini tangan kiriku berhasil meraih payudara kirinya dari belakang. Ku pijat-pijat dengan lembut dan ku remas-remas. Tangan kananku dengan cepat melepaskan kancing-kancing bajunya. Angela pun mengikuti tindakanku dan melepaskan kancing bajuku, dan celanaku. Kusuruh Angela berdiri. Aku pun ikut berdiri dan langsung saja celana panjangku jatuh ke bawah. Ku tarik tangan kiri Angela dan meletakannya di penisku yang masih terbungkus celana dalam.

“Keras sekali dan basah.. Ngompol ya?” ejek Angela.
“Angela juga basah.” Ku elus-elus selangkangannya. Kemudian dia tersipu malu.

Kubuka BH nya dan di depan mataku adalah sepasang payudara yang berukuran sedang dan ranum. Bajunya sengaja tidak kulepaskan, karena dia terlihat sangat cocok dan cantik dengan baju itu. Ku lihat celana dalamnya yang berwarna kulit menutupi vaginanya. Kuturunkan pantyhosenya sedikit dan kurobek celana dalamnya dan menariknya keluar. Kubetulkan kembali pantyhosenya, dan ku hirup aroma dari cairan vaginanya dan kujilat. Angela melihat dengan tatapan sedikit terkejut. Kutempelkan celana dalamnya ke hidung Angela.

“Bagaimana aromanya?”

Seakan-akan tidak percaya, ia menghirupnya beberapa kali.

“Aromanya seakan-akan menggetarkan seluruh tubuhku..” jawabnya.

Tiba-tiba saja aku merasakan tangan kirinya dengan penuh nafsu meremas-remas penisku. Kuturunkan celana dalam ku dan penisku berdiri dengan keras dan panjang. Mulutnya sedikit terbuka melihat penisku yang berukuran sedang namun keras seperti batu. Jarinya yang mungil menyentuh ujung kepala penisku. Tidak terbayangkan nikmatnya sentuhan Angela pada penis ku. Perlahan-lahan ia mulai memegang dan mengelus-elus seluruh batang penisku, akibatnya penisku benar-benar basah.

Aku suruh Angela tidur di atas ranjang. Ku jelajahi seluruh bagian dari kakinya yang panjang dan seksi. Aku habiskan lebih dari 30 menit hanya mengelus-elus dan memijat-mijat kecil seluruh bagian kakinya. Setiap kali aku melihat kaki dan sepatu talinya, rasanya ingin ku kulum. Akhirnya ku angkat kaki kanannya dan kuserbu dengan kuluman dan ciuman pada jari-jari kakinya tanpa melepas sepatunya. Setelah puas ku lanjutkan dengan mengulum vaginanya. Tanpa melepas pantyhosenya, aku mainkan tarian erotis dengan lidahku. Angela terus mendesah nikmat tanpa henti. Setelah beberapa saat, aku merasakan otot-otot pinggulnya mulai menegang.

Angela mengalami orgasme kecil. Kubuat sebuah lubang kecil dengan bantuan gigi dan jari ku. Lidah ku langsung menerobos masuk dan menyerbu klitoris Angela. Nafas Angela semakin memburu dan dari bibirnya terus mengalir alunan desahan kenikmtan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

“Ko.. Indra.. Enak banget..”

Ku arahkan pandanganku sedikit ke atas, bidadariku terlihat sangat menikmati oral yang ku berikan. Ku dorong lidahku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya. Cairan cinta Angela terus mengalir tanpa henti. Aku ingin angela merasakan nikmatnya bercinta, dan betapa mengagumkannya multi orgasme. Ku masukan jari tengah ku ke dalam vaginanya. Jariku masuk dengan mulus tanpa menemui hambatan apa pun. Ku coba untuk mencari titik G spot yang menjadi puncak kenikmatan sexual Angela.

Desahan yang keluar dari mulutnya semakin kencang. Ada beberapa tempat yang mencurigakan, akhirnya aku berexperimen satu per satu. Memang makan waktu, tetapi setelah beberapa kali mencoba, akhirnya kutemukan. Aku tidak begitu yakin, tetapi semakin lama aku memberikan rangsangan pada titik tersebut, semakin kuat Angela menggeliat dan akhirnya orgasme. Kurasakan otot-otot vaginanya menjepit jariku dengan kuat. Setelah orgasmenya reda, aku memposisikan diriku di atas badan Angela. Kukulum bibir dan lidahnya.

“Sayang.. Aku akan memberikan kenikmatan yang tiada bandingannya, apa kamu sudah siap?”

Angela melihatku dengan nafsu yang membara dan menganggukan kepalanya. Kuberikan senyum manisku dan memposisikan penis ku di depan pantyhose yang sudah ku robek sedikit. Pelan-pelan ku masukan penis ku. Dinding vaginanya yang ketat dan kencang menyambut kedatangan penisku dengan hangat. Ketika kepala penisku tenggelam di dalam vaginanya, Angela memejamkan matanya dan mulutnya terbuka.

Kudorong lagi perlahan-lahan sampai seluruh batang penisku berada di dalam vaginanya. Hangat, basah dan kencang, itulah yang kurasakan ketika meluncur masuk. Pelan-pelan ku tarik sedikit dan masuk lagi. Setelah beberapa tarikan Angela membuka matanya dan menatapku dengan penuh kepatuhan. Dia sudah mulai terbiasa dengan penisku, kupercepat gerakan memompa ku dalam posisi misionaris. Angela mendesah nikmat. Makin lama makin cepat, kembali Angela hilang dalam orgasmenya yang kuat dan panjang. Titik G spot yang kutemukan berada disebelah bawah dinding vaginanya. Sulit untuk merangsangnya dalam posisi misionaris.

Kusuruh Angela membalikan badannya. Darah keperawanannya membekas di atas ranjang hotel. Begitu pula dengan penis ku, tertempel darah segar dari Angela. Kuarahkan Angela membentuk posisi doggy style. Aku sendiri juga sudah tidak dapat bertahan lama lagi. Aku ingin menyelesaikannya dengan memberikan multiple orgasme. Ku posisikan penisku ke daerah G spot Angela. Saat itu pula angela mendesah dengan kencang, karena vaginanya sudah terlalu sensitif. Kupompa Angela dari belakang, pertama-tama pelan kemudian semakin cepat dan cepat. Tidak sampai 5 menit, badan Angela kembali berkontraksi. Kontraksinya jauh lebih kuat dari sebelumnya. Kurasakan otot-otot vaginanya meremas-remas penisku. Benar-benar sensasi yang tidak ada bandingannya.

Aku dapat merasakan cairan madu Angela terus mengalir keluar membasahi paha kami. Badan Angela berkontraksi dan menggeliat dengan hebat bagaikan gempa bumi. Orgasme yang ia rasakan tak kunjung habis. Ku pelankan gerakanku, dan membiarkan Angela menikmati keseluruhan orgasmenya. Kucabut penisku dari vaginanya dan menyuruhnya tidur dengan terlentang. Kuposisikan penisku di depan bibirnya.

“Angela, buka mulutnya.. Anggap aja lolipop.”

Angela menuruti kata-kataku dan menyambut ‘lolipop’ yang basah dengan ejakulasinya. Angela dengan kaku mengulum penisku. Namun rupanya dia mempunyai bakat alami dalam memberikan oral pada penis ku. Tidak lama kemudian, orgasme ku datang bagaikan petir. Seluruh badanku bergetar. Angela kaget ketika sperma ku meluncur dengan cepat dan kuat. Tidak terhitung berapa banyak spermaku yang keluar. Angela hampir tersedak, namun dengan cepat ia telan spermaku dan membersihkan sisa-sisanya.

Angela sudah kehabisan tenaga, aku berbaring disebelahnya. Ia menatapku dengan tatapan puas dan sayang. Bidadariku.. Akhirnya aku berhasil bercinta dengannya.

Setelah berbaring selama beberapa saat, aku mengajak Angela untuk mandi bersama. Terpaksa Angela harus melepaskan pantyhosenya. Kami saling membersihkan satu sama lain, tidak lama kemudian aku kembali memasukan penisku yang masih keras dan horny ke dalam vagina Angela. Dibawah pancuran shower yang hangat aku kembali bercinta dengan Angela. Ku angkat dan kutahan kaki kirinya dengan tangan kananku dan kusandarkan dia pada dinding kamar mandi. Ku pompa vaginanya dengan penisku, lembut namun mantap. Angela menarikan tarian lidahnya pada leherku. Tanpa disengaja dia menemukan tempat yang sensitif pada leher bagian kiriku.

“Iya.. Di sini.. Terus..”

Angela memfokuskan tariannya pada titik tersebut. Tak pernah kuduga betapa sensitifnya tempat itu, aliran-aliran listrik kecil seolah-olah berjalan di seluruh tubuhku, menambah sensasi yang luar biasa pada penisku. Aku terus mendesah dan sedikit mempercepat gerakan penisku, kadang-kadang aku mendorongnya sedalam mungkin dan mempertahankannya dalam posisi seperti itu dan kugoyangkan pinggangku dengan gerakan melingkar. Angela mendesah dan menghentikan tariannya.

Kulanjutkan lagi proses percintaanku. Dia merangkulku dengan kuat. Desahannya semakin cepat dan kuat.

“Ko.. Indra..”

Di bawah pancuran shower yang hangat, Angela mengalami orgasme yang kesekian kalinya. Badannya bergetar kuat. Otot-otot dinding vaginanya meremas-remas batang penisku dan membawaku ke ujung kenikmatan yang tak terbayangkan. Aku berusaha untuk menahannya selama mungkin, paling tidak sampai orgasme Angella mereda. Setelah reda, langsung ku keluarkan penisku, dengan tanggap Angela berlutut di depanku dan melahap penisku dengan mulutnya. Separuh penisku hilang didalam mulutnya. Lidahnya dengan cekatan menari-nari di penisku. Benar-benar tidak terlukiskan rasanya. Kupegang kepala Angela dengan kedua tanganku, pelan-pelan ku dorong masuk penisku sampai habis. Angela hampir tersedak dan dengan cepat menyesuaikan rongga kerongkongannya untuk menyambut penisku.

Kutarik lagi dan kumasukan lagi. Lidahnya tak pernah berhenti sedikitpun menarikan tarian erotis pada penisku. Rangsangan ini benar-benar membuat penisku meledak dengan orgasme yang kuat dan menggetarkan. Karena aku terus menarik dan mendorong penisku akibatnya spermaku ada yang mengalir keluar dari mulutnya. Spermaku yang mengalir keluar dari sudut bibirnya membuat Angela semakin cantik dan menggairahkan. Angela terus menjilat dan menelan sperma dari penisku sampai bersih.

“Suka ya?” Kutanya dengan lembut.

Tanpa melepaskan kulumannya, ia tersenyum dan mengangguk. Bidadariku ternyata sungguh luar biasa, ini benar-benar mimpi menjadi kenyataan. Seorang gadis cantik memberikan oral dan menelan sperma dari penisku.

Kami terpaksa menyudahi percintaan kami, karena sudah larut malam. Ku antar Angela pulang ke rumahnya. Sebelum keluar dari pintu mobil, kami bercumbu dengan penuh nafsu..

Malamnya kutelepon Angela. Kami setuju untuk pergi ke mall untuk berjalan-jalan. Angela mengenakan terusan model babydoll dengan panjang sampai 10 cm di atas lutut. Bahannya halus dan lembut. Pantyhose berwarna putih, ultra sheer, ditambah dengan sepatu tali berwarna putih yang melingkar sampai ke pertengahan betisnya, membangunkan penisku yang sedang tidur. Rambutnya terurai rapi, make up berwarna natural dan tipis, lipstick merah muda yang paling muda dengan wet look. Ketika masuk ke dalam mobil, dia menyapaku dengan manis dan manja.

“Sabar ya Ko Indra sayang..”

Angela mengatakan hal itu seolah-olah ia mengetahui apa yang sedang kupikirkan saat ini, yaitu berhubungan sex dengannya saat ini juga. Dengan tampang kecewa yang kubuat komikal aku mengeluh. Namun hal ini mengundang tawa bahak dari Angela.

“Apa tidak ada yang tahu kalau kita pergi bersama?” tanyaku.
“Tidak ada, aku cuma bilang mau bantu-bantu temanku yang mau married, jadi aku punya alasan untuk pulang sampai malam.” jawab Angela sambil tersenyum manis.
“Angela, kamu benar-benar cantik, manis dan seksi sekali.”
“Ko Indra bisa aja, kan aku dandan seperti ini cuma untuk Ko Indra.”
“Memangnya kamu tidak pernah dandan untuk cowok kamu?”
“Cowok yang mana ya?”
“Kemarin katanya sudah punya?”
“Oh yang itu.. Sudah putus tuh..”
“Kapan?”
“Tadi malam.” Angela menjawab dengan tenang.
“Boleh tahu kenapa?”
“Ko Indra lucu deh, pake acara nanya segala.”

Aku menduga bahwa akulah yang menjadi alasan dari putusnya hubungan antara Angela dengan pacarnya.

“Gara-gara aku ya?”

Tiba-tiba saja Angela mencium pipi kiriku.

“Cuma Ko Indra yang bisa membahagiakanku.”

Rasanya jantungku hendak meloncat keluar mendengar pernyataannya. Kuelus-elus pahanya yang dengan manis terbungkus oleh ultra sheer pantyhose berwarna putih sambil tersenyum manis.

Setelah beberapa saat, kami tiba di Plaza Senayan. Sambil bergandengan tangan kami memasuki pintu samping Plaza. Kami masuk ke Metro dan langsung menuju ke bagian pakaian dalam. Angela melihatku dengan senyumnya yang nakal. Kami mulai dari lantai dasar yang banyak menjual sepatu-sepatu wanita. Aku menyodorkan beberapa pasang sepatu tali yang sexy dan bagus. Ternyata Angela juga menyukainya dan aku membeli 2 pasang sepatu tali yang ber-hak tinggi dan sedang untuk Angela. Kemudian kami naik ke lantai atas untuk melihat-lihat stocking dan pantyhose yang dipajang pada counternya dan sibuk membahasnya. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli semua merk yang ada dalam beberapa warna. Namun kali ini Angela yang memaksa untuk membayar. Setelah itu kami makan siang di sebuah cafe di lantai atas.

Aku sengaja memilih tempat yang terletak disudut ruangan. Kami duduk di sofa yang menempel pada kedua sisi ruangan. Kami memesan dua piring spagheti, dan jus untuk makan siang kami. Setelah pelayan yang mencatat pesanan kami pergi, aku sibuk memeriksa sekeliling kami. Suasana masih sepi dan tidak ada yang memperhatikan kami, yang terpenting adalah taplak meja yang panjangnya sampai ke lantai. Benar-benar cocok untuk melaksanakan rencanaku. Dengan sekejap aku masuk ke bawah meja.

“Ko Indra..” Angela berusaha menyingkap kain yang menutupiku.
“Ssst.. Jangan keras-keras, nanti ketahuan..” Bisikku.
“Mau ngapain sih?”
“Ada deh..” Jawabku dengan senyum nakal.

Kurapikan kain penutup meja itu sehingga menutupi seluruh bagian pinggang Angela. Kemudian kubuka kedua kaki Angela yang menutupi selangkangannya. Lalu aku belai-belai vaginanya yang terbalut oleh pantyhose putih yang seksi.

“Ko Indra.. Jangan di sini nanti ada yang melihat..” Bisiknya.

Aku mengacuhkan bisikannya, karena aku merasakan bahwa Angela tidak memakai celana dalam dan pantyhose yang dikenakannya adalah yang ’sheer to waist’. Langsung saja kukulum vaginanya sambil membelai-belai kakinya yang panjang dan lembut.

“Ko Indra..”

Aku dapat merasakan sensasi nikmat yang menghanyutkan bersamaan dengan perasaan takut begitu pula dengan Angela. Kujilati seluruh bagian dari selangkangan Angela. Tidak lama kemudian aku dapat merasakan cairan manis yang khas mengalir dari vaginanya dan bercampur dengan kulumanku yang basah. Aku menjadi semakin bersemangat dan horny. Kupercepat kuluman dan tarian erotis lidahku. Sensasi yang menggelitik dan eksotis membuat tubuh Angela bergetar-getar. Aku yakin Angela pasti sedang berusaha keras untuk menahan ekspresinya dan menahan desahannya. Penisku meronta-ronta untuk keluar dari dekapan celana dalamku. Aku terus melahap Angela dengan penuh nafsu, dan tanganku tidak henti-hentinya membelai dan mengelus-elus kakinya.

“Silahkan Minumnya.” Terdengar suara dari seorang pelayan wanita yang mengantarkan minuman.
“Terima kasih..” jawab Angela dengan suara yang sedikit bergetar.

Aku dapat merasakan Angela sedang menyedot jus yang baru saja di antar. Tangan kanannya menyelinap masuk ke dalam taplak meja dan mengelus-ngelus kepalaku. Tidak lama kemudian terdengar lagi suara dari pelayan wanita yang sama, membawakan pesanan kami. Setelah meletakan pesanan kami, pelayan itu meninggalkan Angela.

“Sayang ayo dimakan dulu.” Bisikku dari bawah.

Angela dengan kikuk mencoba memakan spagheti yang telah kami pesan. Dia berusaha untuk tenang dan mencoba menikmati makanannya. Aku tahu dengan pasti sensasi yang dihasilkan oleh vaginanya (dengan pertolongan lidahku yang nakal) telah mengambil alih kesadarannya. Tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki yang mendekat, bersamaan dengan itu pula kedua kaki Angela menjepit kepalaku dengan kencang. Akhirnya aku merasakan otot-otot pinggul dan kakinya berkontraksi dengan keras. Cairan orgasmenya mengalir makin banyak, kulahap semua sampai tak tersisa. Badan Angela sedikit berguncang dan mengeluarkan suara seperti tersedak.

“Apa Ibu tidak apa-apa?”
“Oh.. Tidak.. Cuma sedikit tersedak..” Jawabnya dengan gugup.

Tidak kusangka Angela masih dapat berbicara menutupi keadaannya yang sedang orgasme. Setelah beberapa saat, Angela mulai mengendorkan jepitan kakinya, otot-otot pinggulnyapun mulai rileks. Aku mengintip dari belakang kain untuk melihat keadaan dan langsung aku keluar dari kolong meja dan duduk di sebelahnya.

“Batuk ya?” tanyaku.
“Ko Indra! Hampir saja tadi ketahuan!” Serunya sambil mencubit kecil pahaku.
“Tapi seru kan?” jawabku sambil tertawa kecil.
“Iya.. Tapi sekarang waktunya pembalasan!”

Dengan cepat Angela memeriksa keadaan dan langsung turun ke bawah meja. Dengan cekatan Angela membuka resleting celanaku dan membebaskan penisku dari kurungan celana dalamku. Langsung saja penisku berdiri dengan tegak. Tanpa mengulur waktu Angela mulai menjilati ujungkepala penisku, menikmati cairan pra orgasme yang telah membasahi kepala penisku. Lidahnya yang lembut dan hangat menari-nari indah, diselingi dengan kuluman yang dalam. Gerakan Angela sangat agresif seakan-akan ingin membuatk meledak saat itu juga. Aku tentu saja tenggelam dalam kenikmatan eksotis dan erotis yang diberikan oleh Angela.

Seperti halnya Angela, aku tidak dapat berkonsentrasi menikmati makananku. Untung saja porsinya sedikit. Seluruh badanku dipenuhi oleh listrik-listrik kecil yang semuanya menyerbu pusat saraf sensorikku. Tinggal suapan terakhir, oral yang diberikan oleh Angela membawaku ke puncak kenikmatan duniawi, yaitu orgasme. Badanku ikut bergetar dan menimbulkan suara. Aku berhasil menahan desahan nikmatku dalam-dalam. Seorang pelayan wanita datang untuk menawarkan tambahan minuman atau makanan.

“Tidak.. Sudah cukup..” dengan seluruh kesadaran yang tersisa aku menjawab.

Gelombang demi gelombang orgasme melanda penisku. Dengan setia Angela menampung semua itu di dalam mulutnya dan kemudian menelan madu murni yang keluar dari penisku. Setelah reda, dia masih saja menjilati dan menghisap penisku sampai kering, sampai semua madu yang melekat di penisku dihabiskannya, baru penisku yang masih setengah berdiri disimpan kembali ke dalam celanaku.

Aku memberinya isyarat untuk keluar. Dengan Senyum nakal yang manis, Angela berkata:

“Benar nih nggak mau tambah lagi?”

Kami tertawa terbahak-bahak sambil berpelukan. Setelah menghabiskan minuman kami, aku memanggil pelayan dan meminta bon.
Setelah membayar, kami berdiri, menenteng belanjaan kami, pada saat itu juga manajer cafe datang menghampiri kami.

“Terima kasih atas kedatangannya. Apakah rasa makanannya cocok?”
Dengan spontan kujawab, “Dessertnya enak sekali.”
“Appetizernya juga enak.” sambung Angela.

Dengan senyum nakal kami meninggalkan manajer yang sedang kebingungan karena jelas-jelas kami tidak memesan makanan pembuka maupun pencuci mulut.

Petualangan yang menegangkan di cafe tersebut ternyata makin membangkitkan nafsu horny kami. Akhirnya kami memutuskan untuk nonton film di bioskop. Ternyata cara ini tidak banyak membantu. Film tidak kami gubris sama sekali selama hampir satu setengah jam kami bercumbu dengan liar. Leher dan kuping tidak luput dari kuluman kami. Jari-jari mungil Angela berkelana ke selangkanganku dan masuk ke dalam celanaku dan bermain-main dengan penisku. Jarinya yang halus dan lembut membelai-belai kejantananku, kadang-kadang membuat lingkaran-lingkaran kecil pada ujung kepala penisku. Benar-benar kenikmatan tiada tara. Tanganku tidak dapat menjangkau selangkangannya karena posisi duduk yang tidak memungkinkan.

Setelah film selesai, kami masuk ke kamar kecil untuk merapikan diri. Aku tidak mengalami orgasme, meskipun demikian itu merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Aku juga yakin pasangan yang duduk tidak jauh dari kami juga melakukan hal yang sama karena kami.

Setelah itu kami langsung menuju ke sebuah hotel yang telah kubooking pada waktu pagi tadi. Ketika pintu kamar ditutup dan dikunci, aku langsung menarik lengan Angela dan memeluknya dengan erat. Barang-barang belanjaan kami jatuh berceceran di lantai. Ku kulum bibir dan lidahnya yang lembut dan hangat. Aku tidak tahu Darimana asalnya french kiss, namun aku yakin orang pertama yang menemukannya akan langsung horny melihat adegan french kiss kami yang dipenuhi dengan hasrat dan nafsu.

Di sebelah pintu masuk terdapat sebuah lemari baju dengan kaca yang panjang. Posisi kami tepat di depan kaca tersebut. Aku melihat bayangan kami yang sedang bercumbu. Benar-benar pemandangan yang sangat erotis dan indah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidahku dengan lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan dagu Angela. Lidah bidadariku pun tidak kalah lincah dan agresifnya. Semua dagu dan mulutku, bahkan sampai ke pipi ku basah semua. Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. Lidah kami akhirnya bertemu. Angela makin bertambah semangat dan terus mendesah nikmat. Tangannya menelusuri seluruh bagian dari punggungku. Kubelai kepalanya sambil meremas-remas rambutnya yang lembut, tangan kiriku meremas-remas pantatnya yang bulat dan kenyal.

“Kohh.. In.. Dra..”

Tiba-tiba saja Angela menghentikan cumbuannya.

“Aku punya sesuatu untuk Ko Indra.”
“Apa itu?” jawabku dengan tergesa-gesa, karena akuingin secepat mungkin bersetubuh dengannya.
“Lepas semua pakaian dan duduk di ranjang.”

Aku ikuti permainannya dan melakukan apa yang ia minta. Penisku mencuat bagaikan tiang bendera. Angela menghampiriku dan berlutut dihadapanku. Bibirnya langsung mengecup kebanggaanku yang telah membuatnya tenggelam dalam lembah kenikmatan duniawi yang indah. Lidahnya menjilati kepala penisku, tepatnya menjilati cairan bening yang keluar dari celah penisku, kemudian mulutnya melahap selurh kepala penisku dan disedotnya sampai kering, tidak lupa lidahnya yang lembut dan basah menari-nari dengan sensual.

Kubelai rambut dan kepalanya.

“Angela..”

Dia melihatku dan tersenyum, kemudian bangkit dan mengulum bibir dan lidahku. Aku masih dapat merasakan aroma memabukan dari cairan pra orgasmeku yang bercampur dengan ludahnya.

“Ko Indra duduk di sini dan nikmati pertunjukannya, tapi tidak boleh dalam bentuk atau cara apapun merangsang atau menyentuh penis milikku.”

Angela mengatakan itu disebelah telinga kiriku, sambil mengelus-elus kejantananku.

“Bagaimana Ko..?” angela menjulurkan lidahnya dan menjilat rahang dan kupingku.
“Ok.” jawabku.

Dia tersenyum nakal dan genit. Sepertinya aku telah membangkitkan sisi nafsunya yang terpendam. Angela mengambil barang-barang belanjaan kami dan menaruhnya di depanku. Ia mengambil sebuah pantyhose berwarna hitam transparan dan mengeluarkan isinya. Angela menarik bangku meja rias dan menaruhnya di hadapanku, kemudian ia duduk menghadap ke kanan, sehingga sisi kanan tubuhnya ada di hadapanku. Kaki kanannya diletakan sedikit lebih maju dari kaki kirinya. Dengan perlahan ia menunduk dan tangannya membelai dan mengelus-elus betisnya yang ramping dan padat.

Terdengar suara gesekan halus yang terjadi karena gesekan antara tangannya dengan pantyhose yang ia kenakan. Suara ini bagaikan musik eksotis yang luar biasa, hingga cairan beningku kembali menetes keluar. Ia melihat ke arahku dan tersenyum manis.

“Apa Ko Indra suka?”

Aku hanya dapat mengagguk. Angela kembali mengelus-elus betis, pergelangan kaki, sampai jari-jari kakinya. Benar-benar pemandangan yang tidak ada bandingannya. Dia sengaja merangsangku.

Dengan perlahan-lahan dan anggun jari-jari mungilnya menarik simpul tali sepatunya yang terletak di tengah-tengah betisnya. Tali tersebut diletakan dengan lembut olehnya. Ujung kakinya ia kuncupkan dan perlahan-lahan ditarik mundur dari sepatunya. Ujung kakinya di daratkan di lantai dan kedua tangannya membelai dan memijat-mijat kecil tumit dan telapak kakinya. Kembali ia melihatku sambil tersenyum nakal. Ia berbalik ke arah kiri dan hal yang sama ia ulangi sekali lagi untuk kaki kirinya.

Penisku makin bertambah keras dan basah melihat pertunjukan erotis angela. Ia berdiri, baju baby doll putihnya ia angkat setinggi pinggang. Pantyhose putih transparannya yang sexy membuat mataku berkunang-kunang dan penisku meronta-ronta untuk dapat masuk ke dalam vagina Angela dan bersetubuh dengannya habis-habisan. Itulah rencana balas dendam ku karena angela telah dengan sengaja menggoda dan membuatku demikian terangsang.

Angela membelakangiku dan membungkuk sehingga pantatnya tepat di depan mataku. Ia turunkan pantyhose putihnya pelan-pelan. Ketika Pantyhosenya telah melewati selangkangannya, dengan jelas dapat kulihat vaginanya yang berwarna merah muda diseliputi oleh cairan hornynya yang membuatku ketagihan, dan mekar Dengan indah. Aku yakin Angela juga merasa terangsang dengan pertunjukan solonya. Satu persatu Kakinya diangkat dan keluar dari lapisan pantyhosenya. Setelah itu Angela melemparkannya ke ranjang di sebelahku.

Ia mengambil Pantyhose berwarna hitam transparan (ultra sheer) dan memasukan tangannya ke kaki bagian kanan pantyhose tersebut, ia raih ujungnya dan ia tarik ke atas. Angela kembali duduk di ujung bangku. Ia masukan ujung kaki kanannya ke dalam pantyhose dan tanganya menarik pantyhose itu ke atas mengikuti lekuk tumit dan betisnya sampai lutut. Dengan cara yang sama ia lakukan lagi dengan kaki kirinya sambil melihat kudengan tatapan penuh dengan nafsu. Pantyhose di tarik ke atas sampai ke pinggangnya. Angela merapikan pantyhosenya mulai dari ujung kaki sampai ke pangkal pahanya.

Penisku rasanya ingin meledak saat itu juga. Setelah rapi ia mengambil sepatu tali hitam dengan tumit tinggi dan memakainya dengan sensual. Ia jilat bibirnya untuk menggoda ku. Entah sudah berapa banyak cairan kenikmatanku mengalir. Baju babydoll nya ia rapikan kemudian dengan gaya seperti seorang peragawati Angela berjalan lenggak-lenggok di hadapanku.

Angela memang pernah menjadi model dan masuk TV. Warna hitam pantyhosenya tipis sekali sehingga hanya meninggalkan aksen hitam pada kakinya yang panjang. Dua pasang, tiga pasang.. Yang ketiga adalah sebuah stocking berwarna kulit sangat transparan yang terbuat dari bahan yang halus sekali. Saat ini juga, Angela telah telanjang bulat. Penis dan selangkanganku sudah basah total. Pikiranku hanya terfokus pada Angela bidadariku. Kuperhatikan wajahnya yang cantik dan manis seperti sedang menahan sesuatu. Setiap pasang pantyhose yang telah ia pakai semuanya meninggalkan bercak basah pada selangkangannya.

Stocking yang ia kenakan tidak dapat menahan cairan manisnya sehingga dengan sinar matahari sore aku dapat melihat dengan jelas ujung stocking bagian atas berwarna lebih gelap seperti terkena air. Tidak lain dapat kusimpulkan cairan itu berasal dari vagina Angela yang sudah sangat sensitif dan horny.

“Angela..”

Ia datang menghampiriku. Langsung kudekap dan kutidurkan Angela di atas ranjang. Kucumbu dengan penuh nafsu pelampiasan dan tangan kiriku mendarat di selangkangannya yang sudah banjir. Kuelus-elus bibir-bibir vaginanya.

Angela mendesah dan bergetar. Kukonsentrasikan jari tengahku pada klitorisnya. Kutekan dengan sedikit kencang dan kugetarkan tanganku. Angela mendesah dengan kencang dan dalam hitungan detik seluruh tubuh Angela menggeliat hebat dan otot-otot pinggulnya bergetar dengan kencang.

“Ko Indra..!” Angela meneriakan namaku.

Gelombang demi gelombang orgasme klitoris Angela membuktikan betapa nikmatnya kenikmatan seksual. Setelah hampir satu menit, orgasmenya mulai mereda. Ia menatapku dengan penuh kasih. Kumasukan jariku ke dalam vaginanya dan mencari titik G spotnya. Badannya kembali menggeliat dan desahan yang keluar bagaikan musik erotis di telingaku. Dengan variasi tekanan kurangsang daerah G spotnya.

Sampai pada akhirnya meledaklah orgasmenya. Kukulum payudaranya dan kuhisap kencang-kencang. Otot-otot dinding vaginanya berkontraksi kencang sekali mendorong jariku. Kupertahankan posisiku dan Angela meronta-ronta dalam kenikmatan orgasme yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Cairan yang hangat mengalir keluar dari dalam vaginanya. Aku berpindah posisi dan mengulum vaginanya dan madu murni yang keluar dari dalam. Lidahku kujulurkan dan merangsang kembali G spotnya. Angela kembali bergetar tiada henti. Cairan hangat itu kembali keluar tiada habis. Kuhisap dan kutelan semuanya.

Setelah puas, aku mengangkat kedua kakinya yang sudah lemas ke pundakku. Kepalaku berada di tengah-tengah kakinya. Kumasukan penisku. Mulutnya terbuka lebar namun tidak ada suara. Penisku menemukan surga didalam vaginanya. Kutarik keluar dan masuk lagi dengan lembut dan stabil. Ku belai dan elus kedua kakinya yang terbungkus stocking yang lembut dan seksi. Angela dengan pasrah menikmati percintaan ini. Matanya terpejam dan nafasnya pendek dan cepat. Aku juga tidak akan dapat bertahan lama setelah semua rangsangan visual yang ia berikan, namun aku mencoba untuk bertahan.

Vaginanya yang sudah terlalu sensitif langsung meledak lagi. Aku sudah tidak dapat bertahan lebih lama lagi, karena dinding-dinding vaginanya meremas-remas penisku. Ku tarik penisku dan memasukannya ke dalam mulut Angela. Dengan setia ia menerima semua semburan orgasme ku dan menghabiskan madu ku. Badanku bergetar dan mendesah nikmat.

Angela membuka matanya dan menatapku dengan manis. Aku tahu dia pasti kelelahan karena mengalami orgasme kuat secara berturut-turut. Setelah bersih kukeluarkan penisku, namun Angela menolaknya. Dengan segenap tenaganya ia berbalik dan membaringkan aku di atas ranjang. Bidadariku terus memberikan oral pada kejantananku yang tetap keras. Lidahnya menelusuri seluruh bagian dari batang penisku. Makin lama Angela semakin fasih meng-oral seks penisku. Kuganjal kepalaku dengan beberapa buah bantal agar dapat melihat pemandangan yang indah ini. Bidadari cantik ku benar-benar sangat menikmati dan menyukainya.

Aku tidak ingin sensasi dan waktu ini berlalu. Aku benar-benar laki-laki yang beruntung. Menit-menitpun berlalu tanpa terasa. Orgasme kuat kembali mengambil alih tubuh dan pikiranku. Kali ini Angela sengaja mengumpulkan madu orgasmeku di dalam mulutnya, kemudian ia bermain-main dengan penisku dan spermaku. Hasilnya penisku berlumuran madu putihku. Sambil tersenyum dan memandangku ia menjilat dan menghisap habis semua madu yang berceceran. Meskipun telah berorgasme dan ejakulasi berkali-kali kejantananku masih menolak untuk istirahat dan tetap horny. Aku tidak mungkin melanjutkannya lagi karena Angela sudah lelah. Dia tertidur dengan senyum puas di dadaku.

Setelah berselang beberapa menit,

“Ko Indra..”
“Iya sayang..” jawabku sambil membelai rambut dan pipinya.
“Cerita dong..”
“Cerita apa?”
“Cerita kenapa Ko Indra suka sekali sama pantyhose.”
“Wah kalau diinget-inget sih sudah lumayan lama juga. Yang pasti pertama kali aku merasakan yang namanya stocking itu waktu aku masih SD, kira-kira kelas satu atau dua. Adik terkecil dari ibuku yang tinggal di medan sedang berkujung ke Jakarta. Dia menginap di rumahku. Suatu hari kami sedang berada di dalam mobil, aku duduk di sebelahnya. Secara tidak sengaja kakiku menyenggol betisnya. Sentuhan pertama itu bagaikan perkenalan dengan sebuah sensasi yang tidak dapat kulupakan. Tanteku memakai stocking berwarna kulit. Sepanjang perjalanan kakiku selalu menempel dengan kakinya dan sesekali mengelus-elusnya. Dia tidak mengatakan apa-apa mungkin karena aku masih kecil dan iseng. Setelah itu aku tidak pernah dapat melupakan perasaan itu.”
“Terus..”
“Ketika aku tumbuh makin besar aku mulai suka memperhatikan perempuan-perempuan yang memakai stocking dan pantyhose, dan penisku langsung berdiri dengan tegak. Rasa nafsu dan horny menguasai pikiranku. Ketika sampai di rumah dan tidak ada yang memperhatikan, aku bermain-main dengan penisku sambil membayangkan bercinta dengan perempuan yang memakai pantyhose/stocking tadi.”

Angela tersenyum dan tangannya bermain-main dengan penisku yang masih keras.

“Semakin lama aku semakin kecanduan, akhirnya dengan menahan malu aku nekat membeli sepasang pantyhose di supermarket terdekat. Kubawa pulang dan langsung kukenakan. Penisku menjulang tinggi, ketika kakiku saling bersentuhan, rasanya aku langsung mabuk kepayang. Benar-benar sensual. Kukeluarkan penisku dan aku bermasturbasi.”

Angela membuka matanya dan menatap wajahku dengan penuh rasa ingin tahu, sambil me-masturbasikan penisku.

“Seperti ini?” tanya Angela.

Kakinya digosok-gosokkan ke kakiku. Setiap gesekan menimbulkan gelombang-gelombang listrik kenikmatan ke seluruh badanku.

“Akhirnya aku mempunyai banyak koleksi pantyhose dan stocking namun yang benar-benar bagus dan enak dipakai hanya beberapa merk. Aku juga suka mencari gambar-gambar model yang memakai pantyhose maupun stocking atau lingerie di internet. Aku selalu bermasturbasi dengan koleksi-koleksiku. Kelihatannya ceritaku membuat Angela horny. Sekarang ini ia sedang menjilati putingku.

“Semua teman wanita yang kukenal tidak ada yang suka memakai pantyhose atau stocking. Aku suka sekali pergi ke pameran mobil berskala besar karena SPG nya cantik-cantik dan hampir semuanya memakai pantyhose. Sampai akhirnya aku melihat kamu memakai kemeja lengan pendek putih, rok coklat dan pantyhose. Rasanya aku ingin langsung bercinta dengan Adik teman baikku ini.”

Angela meninggalkan putingku dan mengulum mulutku, tangannya semakin agresif memainkan penisku.

“Bagaimana dengan Angela, kelihatannya kamu juga suka.”
“Sama seperti Ko Indra.. Pertamanya aku tidak begitu suka, namun karena iseng maka aku membeli sepasang. Ketika aku memakainya, rasanya aku sedang terbang dan tubuhku terbuai. Vaginaku rasanya seperti sedang bergetar. Akhirnya aku beli lagi beberapa pasang dan aku sangat menyukainya. Bekas cowoku yang tolol itu tidak suka. Aku tahu Ko Indra melihat aku dengan penuh nafsu, dan entah kenapa aku tidak merasa aneh atau takut. Ketika Ko Indra memegang pahaku, rasanya seluruh badanku menjadi lemas dan nyaman. Akhirnya aku sadar kalau aku juga menyukai pantyhose. Apa Ko Indra sudah sering melakukan ini?”
“Belum, percaya atau tidak Angela adalah yang pertama.”
“Lebih enak mana sama masturbasi?”
“Tentu saja lebih enak bercinta dengan Angela.”

Tiba-tiba Angela bangkit dan mencari sesuatu di lantai. Semua pantyhose yang ada di taruh di atas tubuhku. Tubuhku bergetar merasakan sentuhan lembut dari pantyhose yang lembut. Angela mengambil sebuah stocking berwarna putih transparan, kemudian menyarungkannya ke penisku. Getaran-getaran erotis menghujani kejantananku ketika stocking tersebut bergesekan dengan penisku. Sekarang celah kecil pada ujung kejantananku bertemu dengan garis jahitan pada ujung kaki stocking. Garis itu dengan lembut membelah celah kepala penisku.

“Stocking kondom.” seru Angela dengan senyumnya yang manja.

Stocking tersebut ditarik agak kencang sehingga membaluti seluruh bagian penisku seperti sebuah kondom. Lidah Angela terjulur dan menjilati kepala penisku yang terbalut dengan kondom stocking. Rasanya beda dengan biasanya. Tidak lama kemudian kepala penisku pun hilang di dalam mulutnya yang seksi. Aku benar-benar tersesat dalam jalan kenikmatan duniawi yang tak terbayangkan. Permainan mulut dan lidah angela tetap tidak berkurang nikmatnya, malah bertambah nikmat. Aku terus mengerang nikmat.

Kuarahkan Angela pada posisi doggy style. Sambil memegang ujung Stocking pada pangkal penisku, ku masukan kejantananku ke dalam liang cintanya. Vaginanya yang sudah kebanjiran menerima penisku tanpa gesekan yang berarti. Namun, tetap saja terasa berbeda. Aku tidak dapat menenggelamkan seluruh batang penisku, karena terhalang tanganku yang memegangi kondom stocking agar tidak lepas. Tidak kusangka Angela mengalami orgasme secepat ini. Badannya bergetar hebat dan otot-otot vaginanya menjepit erat kejantananku. Kutarik keluar penisku dan stocking kondomku benar-benar basah akan cairan cinta Angela.

Kuposisikan Angela sehingga dia yang berada di atas dan mulai bercumbu. Setelah beberapa saat, aku arahkan penisku ke dalam vaginanya. Angela memejamkan matanya dan merasakan kejantananku memenuhi seluruh ruangan di dalam lembah kenikmatannya. Angela mengulum telinga dan leher bagian kiriku yang sensitif. Kupegang pinggulnya dan kuangkat naik-turun. Setelah beberapa kali, Angela langsung melakukan gerakan memompa itu sendiri. Lama-lama makin cepat. Ia mengangkat pundaknya dan bertumpu pada kedua tangannya. Ia merasakan rangsangan yang luar biasa karena dalam posisi ini ia dapat dengan mudah merangsang G spotnya.

Kuputuskan untuk membantu Angela mempercepat prosesnya. Ku tarik dan kutekan pinggulku ke bawah saat pinggul Angela terangkat dan ketika pinggulnya turun, langsung ku sodok ke atas. Angela mendesah tiada hentinya. Angela benar-benar mendapatkan rangsangan ganda, karena batang penisku menggesek-gesek klitorisnya dan kepala penisku memberikan tekanan yang mantap pada daerah G spotnya.

“Oh.. Ko Indra..” kutatap wajahnya yang manis yang sedang merasakan getaran-getaran ekstasi yang hebat.

Bunyi ‘plak-plak’ terdengar nyaring setiap kali selangkangan kami bertemu. Penisku tertarik keluar sampai ke ujungnya, kemudian langsung melesat ke dalam dengan cepat.

“Ko.. Indra.. Nanti.. Keluarin.. Di dalam ya..”
“Nanti kalau hamil bagaimana?”
“Lagi masa.. tidak subur..”

Aku semakin terpacu dan bersemangat, Bidadariku menginginkan aku ejakulasi di dalam vaginanya. Saat ini penisku pun sudah benar-benar dalam keadaan yang sangat sensitif.

“Ko Indra.. Aku sudah.. nggak tahan lagi..”
“Sebentar ya.. Tahan sedikit lagi..”

Aku menginginkan kami mencapai orgasme bersama-sama. Beberapa saat kemudian,

“Ko Indra.. Argh..”
“Angela..”

Secara bersamaan kami mencapai puncak kenikmatan duniawi bersama-sama. Pinggulku terangkat ke atas dan pinggulnya menekan ke bawah dengan sepenuh tenaga, sehingga kejantananku tertanam dalam lembah cintanya dalam-dalam. Sebuah gelombang orgasme yang panjang mengawali puncak kenikmatan kami. Angela berteriak seiring dengan gelombang pasang naik orgasmenya yang dahsyat. Orgasme yang kami rasakan serasa tiada habis-habisnya. Penisku mengeluarkan madu putihku terus menerus karena diperah oleh otot-otot vaginanya yang terus berkontraksi. Angela pun merasakan hal yang sama, orgasmenya serasa tiada akhir.

Akhirnya Angela roboh kehabisan tenaga dan jatuh di dalam pelukanku. Nafasnya masih memburu dan keringat membasahi sekujur tubuhnya. Kami saling berpelukan tanpa memisahkan diri. Kubelai-belai punggung dan kepalanya.

“Angela.. Kamu benar-benar hebat.. Tidak kusangka kita bisa berorgasme sepanjang dan selama ini..” pujiku.
“Ko Indra yang hebat.. Aku benar-benar beruntung.. Ini adalah pengalaman seks ku yang paling hebat..”

Kubelai Angeladengan penuh kasih sayang. Tidak lama kemudian kami masuk kamar mandi bersama-sama. Air pancuran yang hangat membawa kesegaran yang menenangkan. Ku gosok tubuh Angela yang mungil dengan sabun. Ia pun melakukan hal yang sama. Tanganku meluncur di atas tubuhnya yang licin dan basah. Payudaranya tidak dapat kuremas karena licinnya sabun. Tubuhku kembali diselimuti dengan perasaan erotis yang sensual. Tidak dapat dihindari lagi, kejantananku langsung terpanggil dan menyahut dengan siaga.

“Ko Indra..” seru Angela dengan nada yang takjub.
“Masa Ko Indra terangsang lagi? Padahal kan tadi kita sudah ML begitu lama, dan Ko Indra pun sudah orgasme beberapa kali. Masa sekarang sudah ereksi lagi?”

Angeka membelai-belai penisku yang masih diselimuti oleh sabun.

“Angela sayang, ini semua gara-gara Angela. Siapa suruh Angela begitu cantik dan seksi, sampai Adik kecil pun tidak dapat menahan nafsu. Apa Angela suka?”
“Tentu saja aku sayang sekali dengan si kecil yang perkasa, yang sudah membuatku orgasme berkali-kali dan merasakan kenikmatan yang tidak ada bandingannya.”

Angela segera membersihkan sabun yang ada pada kejantananku. Tanganku meremas-remas vaginanya sambil membersihkan sisa-sisa sabun. Raut wajah Angela terlihat penuh dengan antisipasi atas apa yang akan berikutnya terjadi. Setelah bersih, Angela langsung mengarahkan penisku ke vaginanya. Kejantananku berada di dalam kenikmatan duniawi yang hangat dan basah. Di bawah siraman air hangat kembali kami bersetubuh dengan penuh nafsu.

Desahan manja dan kenimatan bercampur menciptakan rangsangan exotis. Irama persetubuhan kami makin lama makin cepat. Angela memeluk tubuhku erat-erat supaya tidak jatuh lemas. Dengan kaki kanannya yang kutahan dengan lenganku, penisku meluncur jauh ke dalam dan keluar sampai ke ujungnya. bagaikan koreografi pada sebuah film yang berkualitas, kami mengalami puncak kenikmatan secara bersama-sama. Suara desahan meluncur keluar, tubuhku bergetar dengan hebat. Seperti yang telah Angela antisipasi sebelumnya, kenikmatan orgasmenya menguasai semua akal sehatnya. Di dalam hatinya, ia telah menyerahkan tubuhnya, perasaannya, semuanya untuk kenikmatan yang telah kuberikan.

Saat-saatku bersama dengan Angela adalah romantika yang indah penuh dengan nafsu. Kami masih sering bertemu dan bersetubuh dengan hebat dan liar. Entah kenapa, kami tidak pernah memutuskan untuk menikah.