Sudah sepuluh tahun saya tinggal di sebuah kota yang indah bernama San Francisco di Amerika Serikat. Dalam kurun waktu itu, saya telah berhasil meraih gelar S1 dan S2 serta bekerja di perusahaan pialang saham selama 4 tahun. Sekarang tiba saatnya untuk pulang ke Indonesia. Nama saya Arthur, usia 32 tahun dan inilah pengalamanku. Saat cerita ini terjadi, saya berusia 28 tahun.
Sabtu,15 Juli 2000.
Cuaca sangat cerah dan panas. Hari ini saya mengundang seluruh teman-teman saya baik dari kampus, kantor, Konsulat Indonesia dan tetangga-tetangga. Farewell party berupa barbecue-an yang diadakan di taman di aparteman saya. Jam 2 siang satu per satu teman-teman saya mulai berdatangan. Ada yang membantu memanggang daging, ada yang ngobrol, atau foto-foto. Saya melihat tetangga saya Lily (bukan nama asli) yang tinggal dilantai 17 datang. Ia berusia 25 tahun, tinggi, cantik dan putih. Ia mengenakan celana ketat dengan kaos lengan buntung yang ketat. Payudaranya yang montok dan sekal terlihat begitu indah dibalik baju yang ketat. Rambutnya yang panjang ia gulung dan ikat ke atas. Teman-temanku yang horny sibuk mengamatinya. Saya memanggilnya.
“Hai Lily, sendiri aja?”
“Iya Arthur, si Doni (pacarnya dan bukan nama sebenarnya) sedang ke Jakarta dari bulan lalu dan kembali bulan depan”
“Waduh sendiri dong sekarang”
“Iya, bete banget” katanya sambil tersenyum dengan manis.
“Arthur,” lanjut Lily, “Boleh nggak minta tolong, saya perlu titip beberapa dokumen ke Doni karena ia memerlukannya minggu depan”
“Boleh aja nitip ke saya. Besok dan senin saya akan sibuk mengurus aparteman saya, bagaimana kalau saya mampir ke tempat kamu hari selasa sore?”
“Sip deh. Thanks banget ya”
“Iya Arthur, si Doni (pacarnya dan bukan nama sebenarnya) sedang ke Jakarta dari bulan lalu dan kembali bulan depan”
“Waduh sendiri dong sekarang”
“Iya, bete banget” katanya sambil tersenyum dengan manis.
“Arthur,” lanjut Lily, “Boleh nggak minta tolong, saya perlu titip beberapa dokumen ke Doni karena ia memerlukannya minggu depan”
“Boleh aja nitip ke saya. Besok dan senin saya akan sibuk mengurus aparteman saya, bagaimana kalau saya mampir ke tempat kamu hari selasa sore?”
“Sip deh. Thanks banget ya”
Setelah itu Lily ngobrol dengan Ibu-Ibu dari Konsulat. Tak lama datang Vita dan geng-nya cewek-cewek. Vita adalah sex partner saya. Vita yang berbadan sintal dan bermuka ayu memang sangat menggairahkan. Vita dan teman-temannya menyalami saya dan ia memperkenalkan seorang cewek yang belum saya kenal.
“Arthur, kenalin nih saudara saya, Bella. Dia lagi main-main ke Amerika”
Sebagai tuan rumah, saya ajak Bella ngobrol dan ternyata ia sangat ramah dan lucu. Bella jauh lebih cantik dari Vita. Bella berhidung mancung, buah dadanya terlihat cukup besar dibalik kaos ketat Guess yang ia pakai. Pantatnya yang padat terlihat indah dibalik rok mininya. Ternyata Bella akan pulang ke Indonesia di hari yang sama dengan pesawat yang sama dengan saya.
Jam 6 sore, acara farewell saya selesai. Jam 10 malam, saya dan teman-teman (yang laki saja) melanjutkan pesta ke tempat striptis dan baru pulang jam 3 pagi hari Minggu.
Selasa 18 Juli 2000.
Hari Minggu dan Senin saya dibantu beberapa teman membersihkan aparteman saya dan hari senin sore saya serah terima aparteman yang bersih mengkilat itu ke manajer aparteman. Karena saya berangkatnya hari Rabu, maka saya akan nginap ditempat teman saya yang kebetulan satu gedung. Hari Selasa sore, setelah mandi saya bergegas ketempat si Lily karena sudah janjian. Begitu pintu lift terbuka, ternyata ada Lily dilift.
“Halo, saya baru mau ketempat kamu” seru saya.
“Oh kebetulan banget, saya baru pulang kantor”
“Oh kebetulan banget, saya baru pulang kantor”
Lily terlihat cantik sekali. Ia mengenakan rok mini warna biru cerah dengan blus putih tanpa lengan yang tipis sehingga bisa terlihat BH-nya yang warna putih. Ia juga mengenakan stoking hitam serta sepatu hak tinggi.
“Sudah siap berangkat pulang?” tanya Lily.
“Sudah, aparteman sudah beres dan sekarang saya akan nginap di tempat Reinhard”.
“Sudah, aparteman sudah beres dan sekarang saya akan nginap di tempat Reinhard”.
Kami tiba di aparteman Lily. Tempatnya sangat rapih dan bersih, berbeda dengan tempat saya yang kotor dan berantakan.
“Make yourself at home, di kulkas ada coca cola. Sebentar ya saya ambil amplop dokumennya”
“Take your time” balas saya.
“Take your time” balas saya.
Saya melihat-lihat foto-foto yang dipajang diruang tamu Lily. Ada Lily dengan Doni, Lily dengan orang tuanya, Lily difoto saat wisudaan, dsb. 2 menit kemudian Lily keluar membawa amplop coklat yang cukup besar. Lily mengenakan kimono warna merah tua. Lily kelihatannya hanya membuka baju dan rok tetapi ia tidak membuka stoking hitam dan sepatu hak.
“Foto itu saya ambil di Boston waktu ada festival malam kesenian,” kata Lily sambil menuangkan coca cola didua gelas. Saya mengamat-amati foto yang ia maksud. Bagus juga hasil karya foto dia.
“Silakan diminum” kata Lily.
“Thanks” jawab saya.
“Thanks” jawab saya.
Sambil duduk di sofa, Lily melanjutkan obrolan sambil duduk di sofa. Ia bercerita tentang pekerjaannya, Doni, bisnis Doni di Jakarta dan rencananya untuk pulang ke Indonesia tahun depan. Entah sengaja atau tidak, kimono Lily sedikit tersingkap dan terlihat pahanya yang dibalut stoking hitam. Lily masih terus bercerita dan sedikit demi sedikit kimononya tersingkap sehingga terbuka sampai ke pangkal paha. Saya mencuri pandang ke arah pahanya dan ternyata stokingnya itu ditahan oleh gartar sehingga terlihat semakin seksi dan menggairahkan.
“Gila ya panas banget hari ini, saya dengar sampai 39 derajat celcius” ujar Lily sambil menghabiskan minumannya dan menyandarkan kepalanya di sofa.
Kontol saya sudah tegang dan nafsu saya sudah naik keujung kepala.
“Terang aja gerah, panas-panas begini kamu pakai stoking hitam,” kata saya sambil menunjuk pahanya.
Lily tertawa dan membetulkan kimononya, “Sok tahu loe, stoking ini tipis lagian nggak gerah pakai ini”.
Saya menghampiri Lily dan berkata, “Mau saya bikin kamu lebih panas lagi?”
“Caranya?” Tanya Lily dengan tatapan tajam dengan senyum yang menggoda.
Lily tertawa dan membetulkan kimononya, “Sok tahu loe, stoking ini tipis lagian nggak gerah pakai ini”.
Saya menghampiri Lily dan berkata, “Mau saya bikin kamu lebih panas lagi?”
“Caranya?” Tanya Lily dengan tatapan tajam dengan senyum yang menggoda.
Saya menghampiri Lily dan mencium pipi dan bibirnya, Lily membalas ciuman dan kami saling berpagutan selama beberapa menit. Saya meraba dadanya dari balik kimono, ternyata ia masih pakai BH. Lily terlihat cukup agresif, ia melepaskan ikat pinggang dan membuka celana pendek saya lalu menarik kebawah celana dalam saya. Saya lalu membuka kaos saya sehingga praktis saya telanjang depan Lily. Mata Lily terlihat penuh nafsu melihat kontol saya yang sudah terancung 30 cm depan muka Lily.
Saya lalu jongkok depan Lily dan membuka ikatan kimononya. Lily membantu saya dan ia menyibakkan kimononya kebelakang sehingga saya bisa melihat dengan jelas tubuh Lily yang terbalut BH putih menahan payudaranya yang padat berukuran 34C. Celana dalam yang ia pakai adalah g-string berwarna putih berenda. Dua buah gartar dikaitkan di celana dalamnya ke stoking hitamnya. Sungguh-sungguh seksi dan menggairahkan.
Saya mulai mencium leher Lily, Lily membalas dengan meremas-remas kontolku. Lalu saya turun ke dadanya dan meremas-remas kedua bukit indah itu, saya turunkan BHnya dan terlihat payudara Lily berwarna putih dengan puting berwarna pink. Saya sedot putting sebelah kiri dan kanan secara bergantian, Lily menahan nafsu sambil mencengkeram kepalaku. Lalu saya cium perutnya hingga ke renda celana dalamnya. Saya cium celana dalamnya yang harum, saya singkap celana dalamnya dibagian selangkangan sehingga terlihat vaginanya yang tidak tertutup bulu kemaluan sedikitpun.
“Bersih sekali,” pujiku.
“Saya senang kalau tidak ada bulu,” jawab Lily dengan tersenyum.
“Saya senang kalau tidak ada bulu,” jawab Lily dengan tersenyum.
Saya mulai menjilat vaginanya dan menghisap klitorisnya. Lily menggeliat dengan penuh nafsu dan rambut saya dicengkeram dengan kuat. Setelah menjilat vaginanya beberapa menit, Lily pun orgasme.
“Sekarang saya ingin kontol besarmu” kata Lily.
Ia mendorong saya ke karpet dan Lily berlutut depan saya dan mulai menghisap kontol saya. Hisapannya sungguh dahsyat. Dengan gemas, saya menarik pantat Lily kemuka saya sehingga kita berposisi 69. Saya menyingkap celana dalam g-stringnya dan mulai menjilat vaginanya. Saya gigit klitorisnya dan naik hingga ke anusnya, sambil menghisap kontol saya Lily berseru keenakan.
Kemudian saya merubah posisi menjadi doggy style. Payudara Lily terlihat begitu indah menggelantung dalam posisi itu. Disamping sofa itu ada sebuah kaca besar sehingga kami bisa melihat aksi ini. Saya sengaja tidak mau membuka celana dalam atau BH karena terlihat sangat indah dan sensual. Saya kembali menjilat anusnya, Lily berteriak dengan gemas.
“Masukin Arthur, sudah nggak tahan nih”.
Saya mulai memasukkan kontol saya ke dalam vagina Lily.
“Aarrghh.. Gede banget” seru Lily sambil memejamkan matanya.
Saya menggenjot Lily maju mundur dan Lily mengikuti irama saya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. Saya meremas-remas pantatnya dan payudaranya dengan gemas. Setelah Lily orgasme sekali, saya merubah posisi, saya duduk di sofa dan Lily duduk dipangkuan saya. Posisi ini membuat Lily Lebih agresif. Dengan enerjik ia naik turun menghujamkan vaginanya di atas kontolku. Saya meremas dan menjilat putingnya.10 menit kemudian pertahanan saya roboh dan saya ejakulasi. Lily kembali mengalami orgasme dan mencengkeram tanganku dengan kuat sambil menjerit kenikmatan.
Dengan lemas saya selonjoran di sofa dan Lily berbaring diatasku, kontolku yang penuh peju tidak dicabut dari vaginanya. Saya mengecup dahi Lily dan melihat ke arah kaca. Lily ikut menoleh ke kaca dan terlihat pemandangan yang sangat sensual, Lily tidur di atas dadaku dengan BH yang tersingkap kebawah, celana dalam g-string yang tersingkap bagian selangkangan dan mengenakan stoking hitam. Rambutnya yang acak-acakan dengan pandangan matanya yang sayu membuat Lily semakin cantik.
Kami masih bersetubuh 5 kali malam itu; di bathtub,2 kali di kamar tidur, di dapur dan kembali diruang tamu. Malam itu saya nginap di tempat Lily.