Ini sebenarnya pengalaman pribadi, tapi malu kalo itu kejadian sendiri, makanya dirubah namanya biar nggak ada tanggung jawab moral di sana. ceritanya belum begitu lama, namun karena kejadian itu sangat disukai, jadi menghayal untuk merenungkan ke dalam tulisan juga agak susah dan makan waktu. Ceritanya gini, waktu itu ingat betul hari sabtu tanggal 12 Februari 2005, ketika sedang duduk di tempat piket di salah satu kantor perusahaan advertising kosmetik di Jakarta, Tibor yang bekerja sebagai staff marketing (boleh dibilang petugas piket yang bergiliran diantara karyawan) kebetulan mendapat tugas jaga malam dan ditemani oleh salah seorang calon SPG (model) bernama Cia. Paras Cia cukup manis dan berbibir sexy. Badannya agak berisi dengan tinggi kira-kira 165 cm berkulit kuning langsat dan mempunyai ukuran dada yang wow 40 cup BB (setelah di cek). Dada Cia begitu besar sehingga sangat indah dipandang jika memakai kaos ketat dan dengan bh ukuran itu pun bagian samping dan atas tetek Cia masih nyempul keluar bh. Pakaian Cia waktu itu tidak terlihat merangsang, hanya memakai celana jeans dan kemeja berkancing depan. Ketika Cia mengantarkan teh manis untuk Tibor yang kebetulan hanya sendiri di ruang jaga, Cia menyapa Tibor seperti ingin ada teman ngobrol. Terjadilah percakapan antara Tibor dan Cia hingga menjurus ke arah yang agak mengundang birahi. Dari pembicaraan perkawinan hingga ujung-ujungnya ngelantur ke pembicaraan seputar hubungan seksual. Setelah Cia ingin menyudahi obrolan, dan ia hendak pamit untuk kembali ke tempatnya, Tibor seraya menarik tangannya dan merangkul Cia ketempat sudut kamar yang berukuran 2,5m x3,5m yang kebetulan bagian kanan kamar tertutup tirai, jadi tidak terlihat dari luar. Tibor mencium bibirnya yang ranum dan sexy itu. Cia agak terkejut atas perlakuan Tibor yang tiba-tiba, namun ia tetap membalas ciuman Tibor dengan mesra. Ciuman Cia kian lama kian menghangat setelah Tibor meremas buah dada sebelah kiri yang besar itu. Kemudian Tibor meremas agak keras payudara Cia karena Tibor sangat bernafsu untuk melumat seluruh tubuhnya. Ciuman Cia tidak terlepas, malah semakin bernafsu setelah Tibor meremas ke kedua buah dadanya dengan kedua tangannya agak keras sambil berciuman penuh birahi. Nikmat sekali perasaan Tibor ketika meremas-remas buah dada yang kencang karena nafsu. Tibor rasakan puting susu Cia yang juga mulai mengeras, kemudian Tibor mengusap-usap dan sesekali memencetnya agar dia lebih terangsang. Ketika sedang asik mereka berciuman dan saling meraba, terdengarlah suara pintu terbuka dari jauh, Tibor dan Cia pun cepat-cepat mengatur jarak antara mereka berdua agar tidak adak ada kecurigaan di tempat itu. Kemudian Cia pun pamit untuk kembali ke tempatnya sambil membawa nampan tempat minum dan membalik badan sambil tersenyum. Derup jantung Tibor kian kencang, antara takut ketahuan dan senang, sehingga berharap kejadian itu terulang lagi lain kali.
Hari berganti hari terasa lama menunggu kesempatan itu terjadi kembali. Tiga hari kemudian, kebetulan Tibor mendapatkan tugas jaga malam untuk mengantikan rekannya yang sakit. Senang rasa hati Tibor mendapatkan tugas lebih cepat dari perkiraanya. Pada hari itu, di siang hari, Tibor langsung memberikan pesan kepada teman Cia bernama Dewi bahwa Tibor mendapatkan tugas malam hari ini, dan agar disampaikan kepada cia. Dewi sebagai sahabat akrab cia, langsung memberikan kabar tersebut. ketika Tibor jaga malam, lama rasanya menunggu kehadiran teh manis hangat bikinan cia. Tepat jam sebelas malam, Cia pun akhirnya keluar membawa teh manis dan bebepapa kue dalam piring. Senang hati Tibor melihat Cia muncul, dan Tibor langsung menyapa: hai apa kabar, kemudian Cia jawab: baik bang. apakah yang lainnya sudah pada tidur? Kata tibor, Cia menjawab: jangan takut bang, ada Dewi di situ untuk menjaga jika ada orang yang akan keluar atau masuk dari pintu itu. Lega rasa Tibor mendengar ucapan itu, berarti amanlah mereka dari gangguan orang. tanpa basa basi Tibor langsung menarik tangan Cia dan merangkulnya seraya melumat bibir Cia yang sexy itu. Tak ada hambatan dalam melakukan hal tersebut karena sudah dilakukan Tibor beberapa hari lalu. seperti biasa tangan Tibor langsung meraba payudara cia, sehingga Cia agak menggeliat ke-enakkan. Pelukakan Cia semakin erat, karena Tibor sudah mulai melumat leher dan belakang telinga cia. Suara Cia semakin mendesah sehingga membuat Tibor ingin melakukan hal yang lain dari biasanya. Tangan Tibor mulai menelusup lewat bawah kemeja Cia untuk menggapai payudara yang terbungkus bh warna coklat muda. Tanpa terasa, tangan Tibor sudah berada di permukaan bh Cia dan mengusap-usap payudara sebelah atas yang tidak tertutup bh. Lumatan bibir Tibor membuat Cia tidak mengetahui gerilya tangan tibor. Secara perlahan tangan Tibor mulai menyusup lewat bawah bh Cia untuk menggapai seluruh payudara cia. Diangkatnya bh Cia perlahan-lahan agar tidak terasa. Makin terangkat sedikit-demi sedikit hingga puting Cia sudah berada dalam genggaman tangan tibor. Tangan Tibor sebelah kanan telah mendapatkan seluruh payudara Cia yang besar yang tidak dapat terpegang keseluruhan karena saking besarnya. Diremas-remas payudara Cia berikut putingnya. Makin menggeliat Cia merasakan remasan tangan Tibor yang begitu nikmat. Cia belum mengetahui bahwa bh sebelah kiri Cia telah terangkat, sehingga payudara Cia telah terbuka, walaupun masih dalam baju. Tibor mulai melumat leher Cia lagi, dan kini dengan cepat mulut Tibor turun ke bawah seraya mengangkat baju Cia ke atas, sehingga mulut Tibor dapat melumat puting Cia yang berwarna merah muda. Cia agak terkejut, tiba-tiba kok bh Cia sebelah kiri telah terangkat dan mulut Tibor telah berada di ujung payudara sebelah kirinya sambil melumat puting itu dengan bernafsu serta tangannya meremas pangkal payudara cia. Walaupun kaget, Cia tetap membiarkan tindakan tibor, karena memang terasa sangat nikmat. Kemudian Tibor memainkan lidahnya untuk memutar-mutar puting cia. Semakin menggeliatlah Cia dibuatnya. Cia tidak dapat menahan nikmat atas perlakuan tibor, sehingga tangan Cia masuk kebalik baju Tibor dan mengusap-usap pungung Tibor dan sesekali mencakarnya jika kenikmatan itu memuncak. Muka Cia menengadah ke atas sambil merasakan nikmatnya lumatan bibir Tibor di payudaranya. Sambil melirik ke arah muka Cia yang sedang menengadah ke atas, Tibor menggunakan kesempatan itu dengan menggerakan tanagan kirinya secara perlahan-lahan menelusup masuk ke bagian dalam baju cia. Tibor mulai meraba perut cia, kemudian perlahan naik ke bh kanan cia. tangan kiri Tibor berusaha naik ke bagian bawah bh cia. Tak segan segan tangan kiri Tibor langsung menelusup masuk ke dalam bh cia, dan terpeganglah payudara kanan cia. Sedikit semi-sedikit tangan kiri Tibor diangkat keatas agar bh Cia naik dan terbuka. Dengan keuletan tibor, akhirnya terbukalah kedua payudara cia. Lumatan bibir Tibor di payudara kiri Cia dilepaskan dan berpindah ke bibir cia. Kemudian tangan kanar Tibor kembali meremas kembali patudara kiri Cia sehingga kedua tangan Tibor sudah menguasai kedua payudara cia. Tanpa terasa Cia telah terpojok di tembok, sehingga Cia dapat merasakan tegangnya penis Tibor di sekitar selangkangannya. Tibor mempunyai pikiran untuk membuka baju cia, namun belum menemukan caranya. Akhirnya Tibor menyudahi remasan kedua tangannya pada kedua payudara Cia kemudian memeluk sambil melumat kembali bibir cia. Dalam pelukan tibor, Cia seakan pasrah. Secara perlahan Tibor merenggangkan pelukannya sambil membuka kancing baju Cia mulai dari bawah dengan memakai tangan kanannya. Setelah kancing teratas kebuka maka terbukalah semua kancing baju cia. Lumatan bibir tiborpun pindah ke payudara Cia sebelah kanan yang belum pernah terlumat oleh tibor. Payudara kanan Cia memang agak sensitf dibanding yang kiri, sehingga ketika dilumat, desahan Cia semakin kencang. Tiborpun lebih mengencangkan lumatannya, dengan sedotan yang dalam dan kunyahannya yang begitu keras. Tak tahan lah Cia dibuatnya, sampai-sampai Cia hampir terkulai karena lemas dan nikmat. Cia meminta Tibor untuk menghentikan perbuatannya seraya mendorong badan Tibor sambil menutup kedua payudaranya dengan baju tanpa terkancing. Cia duduk berkata sambil terengah-engah: perbuatan kita terlalu jauh bang, aku takut, katanya. Sudahlah kata tibor, toh kamu juga merasakan kenikmatannya sama dengan aku. Terdiam Cia dibuatnya, sambil mengancing baju dan membetulkan bh nya, Cia berkata: kok abang ngomong begitu. Sudah lah cia, toh kita sama sama menikmatinya dan senang pula, ya nggak, jawab tibor. Setelah baju Cia terkancing keseluruhan, Cia pun pergi tanpa menoleh, karena jawaban Tibor tidak enak didengar di telinga cia. Dan Tibor pun berkata: kok jadi begitu. Namun Cia tetap terus pergi meninggalkan Tibor tanpa berkata-kata.
Tibor agak menyesal atas perkataan yang diucapkannya ke pada cia. Keesokan harinya Tibor menghampiri dewi dan kerkata: dew, bilang sama Cia jangan ngambek dong, nanti aku nggak dapat teh manis lagi dari Cia. Sambil tertawa Dewi menjawab: iya nanti disampein. Beberapa kali Tibor jaga malam tanpa diantarkan minuman oleh Cia, namun oleh yang lainnya. kangen rasanya Tibor kepada Cia, namun Cia terlanjur marah. Ketika hendak hari raya Nyepi, kantor akan diliburkan sehari dan Tibor kedapatan jaga malam. Sedih hati Tibor karena Cia tidak lagi mau mengantarkan minuman ke ruang jaga malam. Di kantor advertising kosmetik yang biasanya ramai, menjadi sunyi senyap karena banyak dari para pegawainya yang keluar kota memanfaatkan liburannya, sehingga tinggal empat orang calon SPG termasuk Cia yang tidak dapat libur karena harus menata seluruh ruangan kantor dan peralatannya. Ketika malam hari raya Nyepi, kantor pun sepi, karena besok dan lusa libur. Di belakangpun tidak berisik karena tinggal empat orang saja yang biasanya belasan orang berkongko sambil makan atau minum yang merupakan fasilitas kantor. ketika jam sebelas seperempat malam, Tibor meminta dibuatkan minuman hangat kepada salah seorang dibelakang dan meminta agar Cia yang mengantarkan. Berharap-harap cemas Tibor menunggu kedatangan minuman itu. Tak lama kemudian muncul Cia dengan membawa minuman untuk tibor. Senang rasanya Tibor bertemu dangan Cia lagi. Masih marah ya, sapa tibor. Ah engga, jawab cia. Kalo gitu masih mau di cium dong, kata tibor. Cia diam, sambil memindahkan minuman dari nampan ke meja. Diusapnya pinggang Cia sambil berkata: jangan marah dong, aku kan kangen banget sama kamu cia. Lalu Cia melirik ke arah Tibor sambil tersenyum. Tanpa pikir panjang, Tibor langsung menarik badan Cia dan langsung melumat bibir Cia dengan ganas. Cia pun langsung menerima ciuman itu dengan hangat. Perlakuan Tibor kali ini lebih membara, lebih buas dari perlakuan sebelumnya, sehingga Cia lebih kepayahan menghadapinya. Payudara Cia diputar putar dengan keras bagian kanan dan kiri dan sesekali menggenggam dan meremas pantat Cia dengan gemas. Setelah tangan Tibor telah menggapai bagian pantat, kemudian digesernya tangan tersebut perlahan-lahan kebagian depan. Dielusnya vagina Cia yang tertutup celana dalam dan celana panjang secara lembut agar Cia lebih bisa menikmatinya. Cia belum sadar bahwa tangan Tibor telah meraba bagian depan resleting celana cia. Sambil berciuman dan meremas remas payudara cia, Tibor mulai membuka kancing dan resleting celana Cia secara perlahan lahan. Akhirnya tangan Tibor telah sampai pada celana dalam Cia yang berwarna coklat muda. Tibor mulai memutar-mutar jari tangannya disekitar depan celana dalam cia, namun Cia tetap asik menerima ciuman tibor. Saking keenakan, tanpa terasa oleh cia, tangan Tibor susah bergerilya masuk kedalam celana dalam cia. Tibor merasakan bulu halus di sekitar vagina cia, kemudian tangan Tibor berusaha mengapai masuk ke vagina cia. Cia makin merasakan kenikmatan atas sentuhan tangan tibor. Makin menggeliat-geliat tubuh Cia setelah jari tengah Tibor masuk ke dalam vagina cia. Tibor memasukkan jari tengahnya lebih dalam ke vagina Cia dan mengeluarkannya dengan irama yang lembut. Makin enak Cia dibuatnya, sehingga pantat Cia bergerak maju mundur tanpa terasa. Kemudian Tibor menyesuaikan irama maju mundur itu yang disesuaikan dengan keluar masuknya jari tengah tibor. Cia tak tahan menerima nikmatnya gerakan tangan tibor, sehingga gerakan pantat Cia semakin keras. Saking tak tahannya, tangan Cia menghampiri tangan tibor. Dipegangnya tangan Tibor agar lebih memasukkan jarinya ke vagina cia. Kemudian Cia mempercepat gerakan tangan dan gerakan pantat yang maju mundur itu. Menggeliat-geliatlah Cia dibarengi dengan desahan dan rintihan yang sendu dan panjang. Mendengar rintihan itu, Tibor secara perlahan-lahan membuka kancing dan menurunkan resleting celananya. Kemudian tangan Tibor menghampiri tangan Cia untuk diarahkan ke bawah menuju celana Tibor yang telah terbuka kancing dan reslingnya. Diarahkan tangan Cia masuk kedalam celana dalam Tibor agar di remas-remas penis tibor. Tanpa terucap kata-kata, tangan Cia secara otomatis menggenggam penis Tibor dengan gerakan turun naik seolah-olah sebuah naluri kewanitaan yang keluar dari lubuknya. Derup jantung kedua insan yang sedang dilanda asmara itu semakin kencang, tanpa terasa, akibat gerakan gerakan yang terus-menerus, maka celana Cia maupun Tibor melorot ke bawah. Alhasil, Tibor hanya memakai kaos dan celana dalam, dan Cia hanya memakai baju berkancing depan dan celana dalam. Dalam kondisi itu Tibor kangen ingin menlumat payudara cia, kemudian diangkatnya baju Cia ke atas dan diangkatnya pula bh Cia dari bawah sehingga muncullah dua buah dada besar bergoyang goyang akibat tangan Tibor mengangkat bh itu ke atas dengan cepat. Dilumatlah tetek Cia bergantian kanan dan kiri, di dusel-dusel dengan pipi, mulut dan hidung tibor, sehingga ujung putingnya menyentuh bulu kumis Tibor yang membuat bulu kuduk Cia merinding dan badan Cia menggeliat keenakan. Sambil melumat tetek cia, Tibor membaringkan tubuh tia di atas meja, sehingga badan Cia tergeletak di atas meja, namun hanya sebatas pantat, kaki Cia tetap berada di bawah. Tibor pun menindih tubuh Cia dengan terus melumat tetek Cia dan memainkan vagian Cia dengan jari tangannya. Vagian Cia telah basah dibuatnya dan Cia terus menggerakan pinggulnya keatas kebawah seperti orang sedang bersenggama. Cia pasrah dalam kondisi tersebut, karena sudah lelah merasakan kenikmatan yang bertubi-tubi. Saking geramnya, tangan Cia mencari penis Tibor yang berada diselangkangan. Agak susah menggapai penis itu karena posisi tetentang dan sedang di geryangi oleh tibor. Setelah berhasil mendapatkan penis tibor, walupun posisinya agak miring, digenggamnya barang berukuran sedang itu dan dirasakan oleh tangan Cia dengan penuh kenikmatan. Kemudian barang itu diremas-remas dan genggam sambil turun naikkan agar Tibor merasa lebih nikmat. Tak tahan Cia merasakan kenikmatan itu, hingga dia duduk diatas meja seakan-akan ingin menyudahi pergumulan itu. Tibor pun kaget, ada apa gerangan pikirnya, lalu Cia turun dari duduknya di meja dan langsung meraih penis tibor. Dipegangnya penis Tibor dengan dua tangan, kemudian dikulum dan dihisap hingga Tibor kaget dibuatnya. Tibor masih terbingung-bingung dengan tindakan Cia yang begitu berani, namun dibiarkannya karena memang nikmat sekali dikulum dan dilumat oleh mulut Cia. Tibor tak tahan menahan nikmatnya isapan mulut cia, lalu dicarinya tetek Cia untuk diremas-remas agar lebih merangsang penisnya. Disuruhnya Cia agak keatas sedikit, yaitu bersimpu dengan dengkulnya agar posisinya enak. Diteruskan isapan penis Tibor oleh Cia, sambil diremas-remasnya tetek Cia dengan kedua tangan Tibor. Muka Tibor menengadah ke atas, merasakan nikmatnya suasana itu. Setelah itu, pikiran Tibor sudah tidak karuan lagi, diangkatnya badan Cia dengan kedua tangan Tibor, kemudian dibaringkanlah Cia di atas meja. Cia diam tak bersuara, pasrah atas apa yang akan dilakukan Tibor terhadapnya. Vagian Cia pas berhadapan dengan penis Tibor, karena badan Cia tergeletak di meja hanya sebatas pantat, maka diarahkannya penis Tibor ke vagina Cia perlahan-lahan. Ketika kepala penis Tibor menyentuh kemaluan Cia, mendesahlah Cia seperti kepedasan. Dimasukannya penis Tibor sedikit demi sedikit, makin menggeliatlah Cia dibuatnya. Ketika seluruh penis Tibor masuk kedalam kemaluan Cia, terasa hagat dirasakan Cia. Dipeluknya Tibor erat-erat agar tidak melepaskan penisnya dari dalam vagina itu. Ditekannya pantat Tibor erat-erat oleh kedua tangan Cia agar penisnya lebih masuk ke dalam. Tibor mulai menarik dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Cia, makin merontalah Cia dengan gerakan itu. Desahan Cia semakin membuat nafsu Tibor terbakar, sehingga dipercepatlah gerakan keluar masuk itu. Cia makin meronta keenakan, dengan menggoyang pingulnya agar Tibor lebih bersemangat. Goyangan naik turun pinggul Cia membuat Tibor tak tahan membendung spermanya, dipercepat gerakan maju mundur penis Tibor agar ejakulasinya terasa lebih nikmat. Cia merasakan penis Tibor lebih membesar dan mengeras disertai percepatan gerakan maju mundur penis Tibor. Berdesahlah Cia merasakan kenikmatan itu dan dipeluknya Tibor erat-erat agar tidak menghentikan gerakan itu dan berharap ketika muncratnya sperma, seluruh penis Tibor berada di dalam vagina Cia. Berteriaklah Tibor dengan mendesah aaaaaaaaccchhhh…aach…aaaach…aaach…aaach…, yang bertanda bahwa sperma Tibor keluar muncrat beberapa kali di dalam vagina cia. Tetap dipeluknya Tibor erat-erat oleh Cia, agar badan Tibor tetap melekat pada permukaan tubuh bagian atas badan Cia. Bahagia Cia menerima semprotan sperma Tibor yang begitu dasyat, sambil tersenyum dan memejamkan mata akan nikmatnya suasana tersebut. diciumnya Tibor berulang kali untuk menandakan kebahagiaan Cia atas perbuatan itu. Cia sangat bahagia walaupun penis Tibor hanya sekitar 15 menit keluar masuk di vagina Cia, namun 15 menit bagi Cia sudah terlalu cukup, karena pada waktu pemanasan Cia telah berada di puncak birahi berkali kali. Cia merenggangkan pelukannya dan berkata, terima kasih ya bang, aku bahagia sekali dan kemudian mencium Tibor dengan penuh kasih sayang. Sama-sama cia, abang juga bahagia kok, kamu enak dan bergairah jawab Tibor sambil tersenyum. Gila, kaya nggak ada apa-apa…., takutnya Cia minta tanggung jawab tau apa gitu…., enak juga si Tibor
Hari berganti hari terasa lama menunggu kesempatan itu terjadi kembali. Tiga hari kemudian, kebetulan Tibor mendapatkan tugas jaga malam untuk mengantikan rekannya yang sakit. Senang rasa hati Tibor mendapatkan tugas lebih cepat dari perkiraanya. Pada hari itu, di siang hari, Tibor langsung memberikan pesan kepada teman Cia bernama Dewi bahwa Tibor mendapatkan tugas malam hari ini, dan agar disampaikan kepada cia. Dewi sebagai sahabat akrab cia, langsung memberikan kabar tersebut. ketika Tibor jaga malam, lama rasanya menunggu kehadiran teh manis hangat bikinan cia. Tepat jam sebelas malam, Cia pun akhirnya keluar membawa teh manis dan bebepapa kue dalam piring. Senang hati Tibor melihat Cia muncul, dan Tibor langsung menyapa: hai apa kabar, kemudian Cia jawab: baik bang. apakah yang lainnya sudah pada tidur? Kata tibor, Cia menjawab: jangan takut bang, ada Dewi di situ untuk menjaga jika ada orang yang akan keluar atau masuk dari pintu itu. Lega rasa Tibor mendengar ucapan itu, berarti amanlah mereka dari gangguan orang. tanpa basa basi Tibor langsung menarik tangan Cia dan merangkulnya seraya melumat bibir Cia yang sexy itu. Tak ada hambatan dalam melakukan hal tersebut karena sudah dilakukan Tibor beberapa hari lalu. seperti biasa tangan Tibor langsung meraba payudara cia, sehingga Cia agak menggeliat ke-enakkan. Pelukakan Cia semakin erat, karena Tibor sudah mulai melumat leher dan belakang telinga cia. Suara Cia semakin mendesah sehingga membuat Tibor ingin melakukan hal yang lain dari biasanya. Tangan Tibor mulai menelusup lewat bawah kemeja Cia untuk menggapai payudara yang terbungkus bh warna coklat muda. Tanpa terasa, tangan Tibor sudah berada di permukaan bh Cia dan mengusap-usap payudara sebelah atas yang tidak tertutup bh. Lumatan bibir Tibor membuat Cia tidak mengetahui gerilya tangan tibor. Secara perlahan tangan Tibor mulai menyusup lewat bawah bh Cia untuk menggapai seluruh payudara cia. Diangkatnya bh Cia perlahan-lahan agar tidak terasa. Makin terangkat sedikit-demi sedikit hingga puting Cia sudah berada dalam genggaman tangan tibor. Tangan Tibor sebelah kanan telah mendapatkan seluruh payudara Cia yang besar yang tidak dapat terpegang keseluruhan karena saking besarnya. Diremas-remas payudara Cia berikut putingnya. Makin menggeliat Cia merasakan remasan tangan Tibor yang begitu nikmat. Cia belum mengetahui bahwa bh sebelah kiri Cia telah terangkat, sehingga payudara Cia telah terbuka, walaupun masih dalam baju. Tibor mulai melumat leher Cia lagi, dan kini dengan cepat mulut Tibor turun ke bawah seraya mengangkat baju Cia ke atas, sehingga mulut Tibor dapat melumat puting Cia yang berwarna merah muda. Cia agak terkejut, tiba-tiba kok bh Cia sebelah kiri telah terangkat dan mulut Tibor telah berada di ujung payudara sebelah kirinya sambil melumat puting itu dengan bernafsu serta tangannya meremas pangkal payudara cia. Walaupun kaget, Cia tetap membiarkan tindakan tibor, karena memang terasa sangat nikmat. Kemudian Tibor memainkan lidahnya untuk memutar-mutar puting cia. Semakin menggeliatlah Cia dibuatnya. Cia tidak dapat menahan nikmat atas perlakuan tibor, sehingga tangan Cia masuk kebalik baju Tibor dan mengusap-usap pungung Tibor dan sesekali mencakarnya jika kenikmatan itu memuncak. Muka Cia menengadah ke atas sambil merasakan nikmatnya lumatan bibir Tibor di payudaranya. Sambil melirik ke arah muka Cia yang sedang menengadah ke atas, Tibor menggunakan kesempatan itu dengan menggerakan tanagan kirinya secara perlahan-lahan menelusup masuk ke bagian dalam baju cia. Tibor mulai meraba perut cia, kemudian perlahan naik ke bh kanan cia. tangan kiri Tibor berusaha naik ke bagian bawah bh cia. Tak segan segan tangan kiri Tibor langsung menelusup masuk ke dalam bh cia, dan terpeganglah payudara kanan cia. Sedikit semi-sedikit tangan kiri Tibor diangkat keatas agar bh Cia naik dan terbuka. Dengan keuletan tibor, akhirnya terbukalah kedua payudara cia. Lumatan bibir Tibor di payudara kiri Cia dilepaskan dan berpindah ke bibir cia. Kemudian tangan kanar Tibor kembali meremas kembali patudara kiri Cia sehingga kedua tangan Tibor sudah menguasai kedua payudara cia. Tanpa terasa Cia telah terpojok di tembok, sehingga Cia dapat merasakan tegangnya penis Tibor di sekitar selangkangannya. Tibor mempunyai pikiran untuk membuka baju cia, namun belum menemukan caranya. Akhirnya Tibor menyudahi remasan kedua tangannya pada kedua payudara Cia kemudian memeluk sambil melumat kembali bibir cia. Dalam pelukan tibor, Cia seakan pasrah. Secara perlahan Tibor merenggangkan pelukannya sambil membuka kancing baju Cia mulai dari bawah dengan memakai tangan kanannya. Setelah kancing teratas kebuka maka terbukalah semua kancing baju cia. Lumatan bibir tiborpun pindah ke payudara Cia sebelah kanan yang belum pernah terlumat oleh tibor. Payudara kanan Cia memang agak sensitf dibanding yang kiri, sehingga ketika dilumat, desahan Cia semakin kencang. Tiborpun lebih mengencangkan lumatannya, dengan sedotan yang dalam dan kunyahannya yang begitu keras. Tak tahan lah Cia dibuatnya, sampai-sampai Cia hampir terkulai karena lemas dan nikmat. Cia meminta Tibor untuk menghentikan perbuatannya seraya mendorong badan Tibor sambil menutup kedua payudaranya dengan baju tanpa terkancing. Cia duduk berkata sambil terengah-engah: perbuatan kita terlalu jauh bang, aku takut, katanya. Sudahlah kata tibor, toh kamu juga merasakan kenikmatannya sama dengan aku. Terdiam Cia dibuatnya, sambil mengancing baju dan membetulkan bh nya, Cia berkata: kok abang ngomong begitu. Sudah lah cia, toh kita sama sama menikmatinya dan senang pula, ya nggak, jawab tibor. Setelah baju Cia terkancing keseluruhan, Cia pun pergi tanpa menoleh, karena jawaban Tibor tidak enak didengar di telinga cia. Dan Tibor pun berkata: kok jadi begitu. Namun Cia tetap terus pergi meninggalkan Tibor tanpa berkata-kata.
Tibor agak menyesal atas perkataan yang diucapkannya ke pada cia. Keesokan harinya Tibor menghampiri dewi dan kerkata: dew, bilang sama Cia jangan ngambek dong, nanti aku nggak dapat teh manis lagi dari Cia. Sambil tertawa Dewi menjawab: iya nanti disampein. Beberapa kali Tibor jaga malam tanpa diantarkan minuman oleh Cia, namun oleh yang lainnya. kangen rasanya Tibor kepada Cia, namun Cia terlanjur marah. Ketika hendak hari raya Nyepi, kantor akan diliburkan sehari dan Tibor kedapatan jaga malam. Sedih hati Tibor karena Cia tidak lagi mau mengantarkan minuman ke ruang jaga malam. Di kantor advertising kosmetik yang biasanya ramai, menjadi sunyi senyap karena banyak dari para pegawainya yang keluar kota memanfaatkan liburannya, sehingga tinggal empat orang calon SPG termasuk Cia yang tidak dapat libur karena harus menata seluruh ruangan kantor dan peralatannya. Ketika malam hari raya Nyepi, kantor pun sepi, karena besok dan lusa libur. Di belakangpun tidak berisik karena tinggal empat orang saja yang biasanya belasan orang berkongko sambil makan atau minum yang merupakan fasilitas kantor. ketika jam sebelas seperempat malam, Tibor meminta dibuatkan minuman hangat kepada salah seorang dibelakang dan meminta agar Cia yang mengantarkan. Berharap-harap cemas Tibor menunggu kedatangan minuman itu. Tak lama kemudian muncul Cia dengan membawa minuman untuk tibor. Senang rasanya Tibor bertemu dangan Cia lagi. Masih marah ya, sapa tibor. Ah engga, jawab cia. Kalo gitu masih mau di cium dong, kata tibor. Cia diam, sambil memindahkan minuman dari nampan ke meja. Diusapnya pinggang Cia sambil berkata: jangan marah dong, aku kan kangen banget sama kamu cia. Lalu Cia melirik ke arah Tibor sambil tersenyum. Tanpa pikir panjang, Tibor langsung menarik badan Cia dan langsung melumat bibir Cia dengan ganas. Cia pun langsung menerima ciuman itu dengan hangat. Perlakuan Tibor kali ini lebih membara, lebih buas dari perlakuan sebelumnya, sehingga Cia lebih kepayahan menghadapinya. Payudara Cia diputar putar dengan keras bagian kanan dan kiri dan sesekali menggenggam dan meremas pantat Cia dengan gemas. Setelah tangan Tibor telah menggapai bagian pantat, kemudian digesernya tangan tersebut perlahan-lahan kebagian depan. Dielusnya vagina Cia yang tertutup celana dalam dan celana panjang secara lembut agar Cia lebih bisa menikmatinya. Cia belum sadar bahwa tangan Tibor telah meraba bagian depan resleting celana cia. Sambil berciuman dan meremas remas payudara cia, Tibor mulai membuka kancing dan resleting celana Cia secara perlahan lahan. Akhirnya tangan Tibor telah sampai pada celana dalam Cia yang berwarna coklat muda. Tibor mulai memutar-mutar jari tangannya disekitar depan celana dalam cia, namun Cia tetap asik menerima ciuman tibor. Saking keenakan, tanpa terasa oleh cia, tangan Tibor susah bergerilya masuk kedalam celana dalam cia. Tibor merasakan bulu halus di sekitar vagina cia, kemudian tangan Tibor berusaha mengapai masuk ke vagina cia. Cia makin merasakan kenikmatan atas sentuhan tangan tibor. Makin menggeliat-geliat tubuh Cia setelah jari tengah Tibor masuk ke dalam vagina cia. Tibor memasukkan jari tengahnya lebih dalam ke vagina Cia dan mengeluarkannya dengan irama yang lembut. Makin enak Cia dibuatnya, sehingga pantat Cia bergerak maju mundur tanpa terasa. Kemudian Tibor menyesuaikan irama maju mundur itu yang disesuaikan dengan keluar masuknya jari tengah tibor. Cia tak tahan menerima nikmatnya gerakan tangan tibor, sehingga gerakan pantat Cia semakin keras. Saking tak tahannya, tangan Cia menghampiri tangan tibor. Dipegangnya tangan Tibor agar lebih memasukkan jarinya ke vagina cia. Kemudian Cia mempercepat gerakan tangan dan gerakan pantat yang maju mundur itu. Menggeliat-geliatlah Cia dibarengi dengan desahan dan rintihan yang sendu dan panjang. Mendengar rintihan itu, Tibor secara perlahan-lahan membuka kancing dan menurunkan resleting celananya. Kemudian tangan Tibor menghampiri tangan Cia untuk diarahkan ke bawah menuju celana Tibor yang telah terbuka kancing dan reslingnya. Diarahkan tangan Cia masuk kedalam celana dalam Tibor agar di remas-remas penis tibor. Tanpa terucap kata-kata, tangan Cia secara otomatis menggenggam penis Tibor dengan gerakan turun naik seolah-olah sebuah naluri kewanitaan yang keluar dari lubuknya. Derup jantung kedua insan yang sedang dilanda asmara itu semakin kencang, tanpa terasa, akibat gerakan gerakan yang terus-menerus, maka celana Cia maupun Tibor melorot ke bawah. Alhasil, Tibor hanya memakai kaos dan celana dalam, dan Cia hanya memakai baju berkancing depan dan celana dalam. Dalam kondisi itu Tibor kangen ingin menlumat payudara cia, kemudian diangkatnya baju Cia ke atas dan diangkatnya pula bh Cia dari bawah sehingga muncullah dua buah dada besar bergoyang goyang akibat tangan Tibor mengangkat bh itu ke atas dengan cepat. Dilumatlah tetek Cia bergantian kanan dan kiri, di dusel-dusel dengan pipi, mulut dan hidung tibor, sehingga ujung putingnya menyentuh bulu kumis Tibor yang membuat bulu kuduk Cia merinding dan badan Cia menggeliat keenakan. Sambil melumat tetek cia, Tibor membaringkan tubuh tia di atas meja, sehingga badan Cia tergeletak di atas meja, namun hanya sebatas pantat, kaki Cia tetap berada di bawah. Tibor pun menindih tubuh Cia dengan terus melumat tetek Cia dan memainkan vagian Cia dengan jari tangannya. Vagian Cia telah basah dibuatnya dan Cia terus menggerakan pinggulnya keatas kebawah seperti orang sedang bersenggama. Cia pasrah dalam kondisi tersebut, karena sudah lelah merasakan kenikmatan yang bertubi-tubi. Saking geramnya, tangan Cia mencari penis Tibor yang berada diselangkangan. Agak susah menggapai penis itu karena posisi tetentang dan sedang di geryangi oleh tibor. Setelah berhasil mendapatkan penis tibor, walupun posisinya agak miring, digenggamnya barang berukuran sedang itu dan dirasakan oleh tangan Cia dengan penuh kenikmatan. Kemudian barang itu diremas-remas dan genggam sambil turun naikkan agar Tibor merasa lebih nikmat. Tak tahan Cia merasakan kenikmatan itu, hingga dia duduk diatas meja seakan-akan ingin menyudahi pergumulan itu. Tibor pun kaget, ada apa gerangan pikirnya, lalu Cia turun dari duduknya di meja dan langsung meraih penis tibor. Dipegangnya penis Tibor dengan dua tangan, kemudian dikulum dan dihisap hingga Tibor kaget dibuatnya. Tibor masih terbingung-bingung dengan tindakan Cia yang begitu berani, namun dibiarkannya karena memang nikmat sekali dikulum dan dilumat oleh mulut Cia. Tibor tak tahan menahan nikmatnya isapan mulut cia, lalu dicarinya tetek Cia untuk diremas-remas agar lebih merangsang penisnya. Disuruhnya Cia agak keatas sedikit, yaitu bersimpu dengan dengkulnya agar posisinya enak. Diteruskan isapan penis Tibor oleh Cia, sambil diremas-remasnya tetek Cia dengan kedua tangan Tibor. Muka Tibor menengadah ke atas, merasakan nikmatnya suasana itu. Setelah itu, pikiran Tibor sudah tidak karuan lagi, diangkatnya badan Cia dengan kedua tangan Tibor, kemudian dibaringkanlah Cia di atas meja. Cia diam tak bersuara, pasrah atas apa yang akan dilakukan Tibor terhadapnya. Vagian Cia pas berhadapan dengan penis Tibor, karena badan Cia tergeletak di meja hanya sebatas pantat, maka diarahkannya penis Tibor ke vagina Cia perlahan-lahan. Ketika kepala penis Tibor menyentuh kemaluan Cia, mendesahlah Cia seperti kepedasan. Dimasukannya penis Tibor sedikit demi sedikit, makin menggeliatlah Cia dibuatnya. Ketika seluruh penis Tibor masuk kedalam kemaluan Cia, terasa hagat dirasakan Cia. Dipeluknya Tibor erat-erat agar tidak melepaskan penisnya dari dalam vagina itu. Ditekannya pantat Tibor erat-erat oleh kedua tangan Cia agar penisnya lebih masuk ke dalam. Tibor mulai menarik dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Cia, makin merontalah Cia dengan gerakan itu. Desahan Cia semakin membuat nafsu Tibor terbakar, sehingga dipercepatlah gerakan keluar masuk itu. Cia makin meronta keenakan, dengan menggoyang pingulnya agar Tibor lebih bersemangat. Goyangan naik turun pinggul Cia membuat Tibor tak tahan membendung spermanya, dipercepat gerakan maju mundur penis Tibor agar ejakulasinya terasa lebih nikmat. Cia merasakan penis Tibor lebih membesar dan mengeras disertai percepatan gerakan maju mundur penis Tibor. Berdesahlah Cia merasakan kenikmatan itu dan dipeluknya Tibor erat-erat agar tidak menghentikan gerakan itu dan berharap ketika muncratnya sperma, seluruh penis Tibor berada di dalam vagina Cia. Berteriaklah Tibor dengan mendesah aaaaaaaaccchhhh…aach…aaaach…aaach…aaach…, yang bertanda bahwa sperma Tibor keluar muncrat beberapa kali di dalam vagina cia. Tetap dipeluknya Tibor erat-erat oleh Cia, agar badan Tibor tetap melekat pada permukaan tubuh bagian atas badan Cia. Bahagia Cia menerima semprotan sperma Tibor yang begitu dasyat, sambil tersenyum dan memejamkan mata akan nikmatnya suasana tersebut. diciumnya Tibor berulang kali untuk menandakan kebahagiaan Cia atas perbuatan itu. Cia sangat bahagia walaupun penis Tibor hanya sekitar 15 menit keluar masuk di vagina Cia, namun 15 menit bagi Cia sudah terlalu cukup, karena pada waktu pemanasan Cia telah berada di puncak birahi berkali kali. Cia merenggangkan pelukannya dan berkata, terima kasih ya bang, aku bahagia sekali dan kemudian mencium Tibor dengan penuh kasih sayang. Sama-sama cia, abang juga bahagia kok, kamu enak dan bergairah jawab Tibor sambil tersenyum. Gila, kaya nggak ada apa-apa…., takutnya Cia minta tanggung jawab tau apa gitu…., enak juga si Tibor