Home » Seminar nikmat » Seminar nikmat
Seminar nikmat
Aku ditugaskan kantor untuk mengikuti seminar 2 hari yang diselenggarakan diluar kota. Tempat trainingnya disuatu resort yang nyaman. Aku mendapat kamar sendiri dan letaknya persis disebelah ruang untuk nonton TV. Aku berangkat pagi2 dengan kendaraan dari kantor karena training dimulai jam 9, kebetulan resort itu gak jauh dari jakarta. Aku terkejut ketika ketemu Ines di seminar itu. "Apa kabar Nes, kamu ikut seminar ini juga, makin cantik aja kamu?", tanyaku. "Enggak om, kantor Ines kan jadi salah satu sponsor seminar, makanya Ines mewakili kantor untuk hadir juga. Om sendiri ikut seminarnya", jawabnya. "enggak, berdua", kataku sambil tersenyum. "Sama siapa om", tanyanya lagi, wajahnya menampakkan kekecewaannya. "Sekarang kan lagi berdua sama Ines", kataku sambil tertawa. "Ih, om iseng ih. Om, gak ada order buat Ines lagi nih. Om nginepkan, Ines temenin mau gak", katanya merayu. "Ditemenin Ines, siapa yang nolak. Ada sih Nes, ordernya tapi gak sebesar yang lalu. Dokumennya sedang dipersiapkan", jawabku. "Gak apa kok om, yang penting Ines kan dapet order. Ntar malem ya om, kamar om nomer berapa. Atau mau dikamar Ines aja", katanya lagi. "Ines dapet kamar juga", kataku lagi. "Iya lah om, kan sponsor, jadi dapet fasilitas nginep dari penyelenggara. Dikamar Ines aja ya om. Ines tinggal dulu ya om. Nanti kita ngobrol lagi waktu break", katanya sambil meninggalkanku.
Selama seminar berlangsung, pikiranku gak pada pembicaranya tetapi membayangkan betapa nikmatnya nanti malem ngen totin Ines lagi. kon tolku jadi meronta2 gak karuan didalam celanaku. Aku jadi teringat lagi bagaimana liarnya Ines ketika dien tot, dan aku menikmatinya. Ngebayangin itu, napsuku jadi naik. Kayaknya ada kesempatan nih untuk mengulang nikmat yang aku reguk bersama Ines lagi.
Ketika break, aku duduk menyendiri terpisah dari yang lain. Dia duduk disebelahku sambil membawa kopi dan makan kecil. "Kok masih gini2 aja Nes?" tanyanya. "Sekarang cowoknya siapa?" "Ya masih gini2 aja om , abis keadaannya belum berubah. Ines gak punya cowok kok om ", jawabnya. "Ah masak, kamu kan napsunya gede, pasti kan perlu kepuasan juga kan", kataku berbisik. Dia hanya tersenyum saja. "Kamarmu nomor berapa Nes", tanyaku. Dia menyebutkan nomor kamarnya. "Ah kebetulan kamarku persis disebelah kamarmu, di kamarku ada pintu tembus ke kamarmu sehingga keluar masuk gak akan ada yang liat. Jadi nanti malem ya Nes", kataku lagi. Ketika waktu makan siang, dia tidak ngobrol denganku, supaya gak menyolok, katanya.
Sorenya, sesudah kelas selesai aku balik ke kamar, mau istirahat dulu karena sehabis makan malem ada kelas lagi. Kunci pintu tembusannya aku buka supaya aku bisa masuk ke kakamarnya. Ketika aku masuk, Ines sudah menanti di ranjang, cuma pake CD minim yang tipis dan bra saja. Aku tersenyum melihat posenya yang menantang di ranjang. Aku duduk disebelahnya dan langsung mencium bibirnya dengan penuh napsu. Dia membalas lumatannya juga. "Nes aku kangen sama badanmu yang montok", kataku sambil menciumi lehernya. "Sama, Ines juga kangen om ", jawabnya sambil mengusap2 punggungku. Aku mulai meremas2 toketnya. Gak lama kemudian aku melepaskan branya. Ciumanku menjalar menyusuri lehernya dan belakang kupingnya. Dia menggelinjang kegelian, "Geli om ". Dia makin menggeliat ketika lidahku menyelusuri toketnya dan turun di belahannya. Aku terus memainkan lidahku di toketnya tapi tidak sampai ke pentilnya. "om diisep pentilnya dong, nanti Ines isep kon tol om juga", dia mendesah2. Aku terus saja menjilati daerah sekitar pentilnya, tapi pentilnya tidak kusentuh. Kemudian ciumanku turun ke arah perutnya sambil tanganku mengusap2 daerah no noknya, CDnya sudah basah karena napsunya sudah berkobar2. "Nes, kamu udah napsu banget ya, sampe CD kamu basah begini", kataku sambil meneruskan usapan. Dia gak tahan lagi, kepalaku ditariknya dan didekatkan ke pentilnya. "Diisep dong om ", rengeknya. Aku segera mengisap pentilnya dan tanganku meremas toketnya. "Terus om , diisep yang keras om, enak om akh", erangnya. Aku mengemut pentilnya bergantian, demikian pula toketnya kuremas bergantian. Sesekali kuelus2 i tilnya dari luar CDnya.
Aku bangkit, kulepas semua yang menempel dibadanku. kon tolku yang besar dan panjang sudah ngaceng dengan kerasnya. "kon tol om masih besar dan panjang ya om , keras banget lagi", katanya sambil menciumi kon tolku dan mengenyot kepalanya. Kepalanya kemudian dijilati dan jilatannya turun ke arah bijiku. Seluruh kon tolku dijilatinya. "Enak Nes terusin dong emutannya", kataku. Kemudian aku memutar tubuhnya sehingga posisinya menjadi 69. CDnya langsung kulepas, "Ni jembut lebat banget", kataku sambil mengelus2 jembutnya yang sudah basah karena lendir no noknya. Aku mulai menjilati no noknya. "Enak om, terus", dia mengerang keenakan, dan makin menggelinjang ketika lidahku menyentuh i tilnya. kon tolku diemutnya dengan keras, kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolku dimulutnya. akhirnya Ines gak bisa bertahan lebih lama lagi, dia nyampe kerana i tilnya kukenyot2, "om , Ines nyampe om , aakh". kon tolku terus dikocoknya dengan cepat keras. "Nes, aku mau ngecret juga Nes", kataku terengah. Segera kepala kon tol diemut lagi dan dikenyot dengan keras, tangannya terus mengocok kon tolku sampai akhirnya aku ngecret dimulutnya. Banyak banget pejuku nyembur sampe meleleh keluar dari bibirnya. kon tolku terus dikenyotnya sampe denyutan ngecretnya hilang baru kulepas. Pejuku ditelannya tanpa rasa jijik, "Nes nikmat banget ya emutanmu, pastinya emutan no nokmu lebih nikmat lagi ya", kataku terengah. Aku berbaring disebelahnya, kupeluk badannya. Belum dien tot saja dia sudah ngasih aku ke kenikmatan.
Setelah itu kami membersihkan diri di kamar mandi. Didalam kamar mandi pun kami saling membersihkan badan. kon tolku mengeras lagi ketika dikocok2nya pelan2, dia jongkok didepanku dan mengemut kon tolku lagi, langsung saja kon tolku ngaceng dengan kerasnya. Kepalanya bergerak maju mundur memasuk keluarkan kon tolku dimulutnya. Aku gak bisa menahan diri lagi, langsung aku duduk di toilet, dia kupangku berhadapan, sambil mengarahkan kon tolku ke no noknya. Segera kon tolku nancep dino noknya, terasa sekali no noknya melebar untuk menampung kon tolku yang kuenjotkan pelan2 sehingga makin nancep di no noknya, "Enak om, ssh". Dia mengenjotkan badannya maju mundur supaya kon tolku bisa nancep dalem di no noknya, akupun mengenjotkan kon tolku juga sehingga terasalah gesekan kon tolku dino noknya. Nikmat banget rasanya. Sedang nikmat2nya, aku berhenti mengenjotkan kon tolku. aku menyuruhnya memutar badannya tanpa mencabut kon tolku dari no noknya.
Dia kusuruh nungging sambil berpegangan di wastafel. Mulailah aku mengenjotkan kon tolku dari belakang. Sambil mengenjot, toketnya yang mengayun2 seirama enjotanku kuiremas2. "Akh om , nikmat banget om . kon tol om nancepnya dalem banget om , Sesek no nok Ines rasanya, gesekan kon tol om kerasa banget, enjot terus yang cepet om , Ines udah mau nyampe lagi", erangnya. "Cepet banget Nes", kataku. "Abis nikmat banget sih kon tol om, jadi Ines gak bisa nahan lagi", erangnya. Akua makin cepat mengenjotkan kon tolku keluar masuk sampe akhirnya dia menggelinjang dengan hebat, "Akh om , Ines nyampe lagi, Ines lemes om ", erangnya terengah2. Karena dia mengeluh lemes, aku mencabut kon tolku yang masih perkasa dan minta diemut lagi.
Aku kembali duduk di toilet dan Ines berlutut didepanku. Kembali kon tolku diemut2 sambil dikocok2 dengan cepat dan keras, sampe akhirnya, "Nes, aku ngecret lagi Nes". Aku mengecretkan pejuku lagi didalem mulutnya. Walaupun ini yang kedua, pejuku tetep saja banyak ngecretnya. Seperti tadi pejuku ditelennya sambil terus mengemut kon tolku. "Nes, udah waktunya makan malem nih, nanti kita lanjutin lagi", kataku. Kami segera membersihkan diri sekali lagi, kemudian aku kembali kekamarku dan segera berpakaian untuk makan malem. Sesi malem terasa lama sekali buatku, yang sudah kepingin untuk ngen tot lagi.
Akhirnya selesailah sesi malem, aku gak bisa langsung ke kamar karena kelompok diskusiku ngumpul untuk membahas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk besok. Cukup lama diskusi berlangsung. Aku sudah tidak bisa berkonsentrasi tetapi tidak dapat meninggalkan diskusi. Setelah diskusi selesai, teman2 yang lain masih ngumpul2 untuk ngobrol dan menikmati snack malem, aku beralasan sakit perut segera kembali ke kamar. Ketika masuk kamar, tiba2 dia memelukku dari belakang erat2, rupanya dia bersembunyi dibelakang pintu kamarku ketika mendengar kunci pintu dibuka. "Lama bener om, Ines sampe kedinginan nungguinnya". Aku membalikkan badan dan memeluk dia erat2 juga. Ines sudah telanjang bulat. Bibirnya langsung kuicium dengan penuh napsu, lidahnya yang dijulurkan ke mulutku kuisep kuat2 juga. Dia melingkarkan tangannya di leherku. Aku langsung meremas2 toketnya. Terasa kon tolku sudah ngaceng menekan ke perutku. Pakaianku segera dipretelinya sehingga hanya tinggal CDku saja. Aku terus saja meremas2 toketnya, pentilnya yang sudah mengeras langsung kujilati. Dia jadi menggelinjang kegelian. Jilatanku turun terus ke bawah, ke pusernyau dan terus menciumi daerah no noknya yang sudah basah. "Nes kamu sudah siap dien tot ya, udah basah begini", kataku sambil melepas CDku. Aku membopongnya sambil terus menciumi bibirnya. Aku baringkan dia di ranjang, sambil terus menciumi seluruh tubuhnya, napsunya makin berkobar2, berkali2 dia menggelinjang. Sambil mengulum bibirnya, aku mengelus2 pinggulnya, kemudian jariku mulai mengilik no noknya dan akhirnya i tilnya yang menjadi sasaran. Dia mengangkangkan pahanya supaya aku mudah mengakses no nok dan i tilnya. Dia menggeliat2 saking napsunya. Jariku makin cepet menggesek i tilnya, dia mengangkat2 pantatnya karena sudah pengen banget dienjot, "Ayo dong om , Ines dien tot, udah pengen banget kemasukan kon tol om lagi", rengekku.
Aku kemudian menelungkup diatasnya, kon tol kuarahkan ke no noknya dan kepalanya mulai nancep di no noknya, "Akh, enak om , masukin semuanya om ", lenguhnya. Aku mulai mengenjotkan kon tolku keluar masuk, makin lama makin cepat dan akhirnya dengan satu enjotan keras seluruh kon tolku nancep semuanya di no noknya, "Akh, enak om , masuk semuanya ya om , no nok Ines sampe sesek banget rasanya kesumpel kon tol om ". Aku terus mengenjotkan kon tolku keluar masuk makin cepat dan keras. "Enak om , terus om , enjot yang cepet dong", rengeknya terus.
Setengah permainan aku mencabut kon tolku dari no noknya, "kenapa dicabut om , belum nyampe", protesmya. "Variasi dong", jawabku sambil menjepitkan kon tolku yang keras banget di toketnya. Dia menjepit kon tolku dengan toketnya, aku bergerak maju mundur, menggesekkan kon tolku di toketnya. Ketika aku memajukan kon tolku, kepalanya diemutnya sebentar dan kemudian terlepas karena aku memundurkan lagi, terus seperti itu. "Enak Nes", erangku. Setelah puas menggesek kon tolku ditoketnya, aku berubah posisi lagi.
"Kamu sekarang diatas ya Nes", katakusambil berbaring. Segera dia menaiki badanku dan menempatkan kon tolku yang ngaceng tegak di no noknya. Dia menurunkan no noknya pelan2 dan bles, kon tolku mulai ambles di no noknya, "Akh, enak banget om ", lenguhnya. Dia menaik turunkan pantatnya dengan cepat sehingga kon tolkupun makin cepat terkocok2 didalem no noknya, nikmat banget rasanya. Aku melenguh, "Enak Nes, terus yang cepet". Dia merunduk dan mencium bibirkua, aku memeluk punggungnya sambil gantian mengulum bibirnya sambil meremes2 toketnya yang berguncang2 seiring dengan naik turunnya badannya mengocok kon tolku. Pentilnya ku plintir2. Dia makin bernapsu mengocok kon tolku dengan no noknya. Aku memegang pinggulnya sementara dia terus mengocok kon tolku. Kocokannya makin kencang, "om , Ines sudah mau nyampe nih", katanya terengah. Aku meraba i tilnya dan kukilik2, ini mempercepat proses dia nyampe, "Akh, om , Ines nyampe, akh nikmatnya", lenguhnya dan dia ambruk menelungkup dibadanku.
Aku mengeluarkan kon tolku dari no noknya, masih perkasa kon tolku. Kemudian kon tolku diciumi dan kepalanya diemutnya, kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolku dalam mulutnya. "Nes, kamu makin lihai urusan ranjang nih, latihan sama siapa saja?" tanyaku. Dia tak menjawab, kon tolku terus diemut sambil dikeluar masukkan di mulutnya, batangnya dikocok2 dengan cepat. "Akh enak banget Nes" erangku. Cukup lama dia mengemut kon tolku, rupanya karena sudah ngecret 2 kali, aku bisa bertahan lama sekali. kon tol kukeluarkan dari mulutnya dan dia kusuruh nungging dipinggir ranjang.
Dari belakang sambil berdiri aku mencolokkan kon tolku lagi kedalam no noknya, sekali enjot kon tolku sudah amblas semua ke no noknya, "Akh, enak banget om", erangnya. Aku mengenjotkan kon tolku keluar masuk no noknya, karena aku berdiri enjotanku menjadi lebih keras dan lebih
cepat, nikmatnya gak terlukiskan dengan kata2. Aku meraba2 lubang pantatnya, kemudian jari kutusuk2kan kepantatnya. "om sakit", protesnya. Aku berhenti menusuk2 pantatnya, pinggulnya kupegangi sambil mengenjotkan terus kon tolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Aku membungkuk dipunggungnya supaya bisa meremes2 toketnya yang berguncang2 seirama dengan sodokanku. Pentilnya kembali kuplintir2. "Enak om , terus enjotannya, Ines udah mau nyampe lagi om ", erangnya. "Cepet kok Nes, aku belum ngerasa apa2", kataku sambil terus mengenjot no noknya. Akhirnya Ines tak bisa nahan lebih lama lagi, "om , Ines nyampe om , akh", dia tersungkur diranjang karena lemes, kon tolku tercabut dari no noknya, masih keras dan berlumuran lendirnya.
Aku tidak memberi kesempatan dia istirahat, dia kuitelentangkan dan kon tol kumasukkan lagi ke no noknya, terus mulai kuenjot lagi keluar masuk dengan cepat dan keras. "om , kuat amat sih kon tolnya, Ines udah lemes om , abis udah 2 kali nyampe", lenguhnya, Aku tidak memperdulikan lenguhannya, terus saja kon tol kuienjotkan keluar masuk. Makin lama enjotanku makin cepet dan keras, dia sudah pasrah saja telentang keenakan. Toketnya kuremes2 sambil memlintir2 pentilnya, akhirnya "Nes aku ngecret", dan pejuku menyembur dino noknya. Dia memeluk dan mengelus2 punggungku. "om, nikmat banget ngen tot dengan om , istirahat dulu ya om , Ines udah lemes banget", aku mencabut kon tolku dan rebah disebelahnya. Tak lama kemudian kami tertidur kelelahan.
Subuh aku terbangun. Ines masih terlelap, mungkin cape sekali dia kuen tot semalem. Memandangi tubuh montoknya yang telentang telanjang bulat, napsuku bangun lagi. kon tolku mulai mengeras. Toketnya kuelus2 sampe dia terbangun, "udah pagi ya om ", katanya setengah ngantuk. "Belum baru jam 5, masih bisa seronde lagi ya Nes", jawabku. Ines kupeluk dan bibirnya kuicium, dia membalas memelukku. kon tolku mulai diremes2nya sehingga terasa keras sekali. Aku sudah siap nyodok no noknya lagi. Dia bangun dan mulai mengisap kon tolku, aku merubah posisi menjadi 69. no noknya kujilati, dia mengangkangkan pahanya sehingga aku bisa menjilati i tilnya. Isepan nya menjadi melemah karena serangan ku di no noknya, "om , subuh2 gini sudah ngasi kenikmatan lagi buat Ines", katanya sambil mengocok2 kon tolku. "om , Ines sudah napsu banget, dimasukin lagi dong om ", pintanya.
Aku sudah napsu juga, segera Ines kuitelentangkan, kunaiki dan kon tol kutancapkan lagi ke no noknya kemudian mulai kuienjotkan keluar masuk. Sebentar saja seluruh kon tolku sudah nancap kembali di no noknyau, enjotanku tambah cepat dan keras, "Enak banget om", erangnya. Aku terus saja mengenjot no noknya dengan kon tolku. Akhirnya kembali dia mengejang keenakan, "om , Ines nyampe om . om pinter amat sih nyodok no nok Ines, sebentar saja Ines sudah nyampe", lenguhnya. Aku terus saja mengenjotkan kon tolku keluar masuk. Cukup lama aku mengenjot no noknya dengan kon tolku sampe akhirnya dia nyampe lagi, "om Ines nyampe lagi om , om lama banget sih ngecretnya, Ines udah lemes banget om ", erangnya. Aku terus saja mengenjot no noknya sampe akhirnya "Nes, aku ngecret", aku menancapkan kon tolku dalem2 di no noknya dan terasa menyembukran pejuku di no noknya. "Nikmat banget no nok kamu Nes, bisa kedutan, kerasa kaya diemut sama mulut", kataku. Kemudian kucabut kon tolku dari no noknya dan berbaring disebelahnya. "Nes, nanti sore kita lanjut lagi yuk, kita ngen tot semalem lagi", kataku. "Dimana om?" "Ya ditempatku lah. Kalo nginep semalem lagi kan menyolok". Dia hanya tersenyum dan akhirnya tertidur lagi dipelukanku.
Hari itu aku mengikuti seminar dengan lesu, maklum aja semaleman ngen tot sampe nyampe berkali2, pastinya ngantuk dan lemes. Presentasi kelompok diskusiku, aku hanya terdiam saja menjadi pendengar. Selesai seminar, Ines ikut mobilku. Di perjalanan kami mengisi perut dulu karena memang sudah waktunya, setelah itu baru keapartment kantor. Dia duduk disofa. Aku masuk kamar mandi, ketika keluar aku hanya mengenakan celana pendek dan t shirt. Aku mengambilkan can soft drink dingin, kubukakan untuknya. Dia meminumnya. "Mau mandi Nes?' tanyaku sambil memeluknya. Dia kucium, aku segera meremas2 toketnya kembali. Segera dia kutelanjangi, toketnya kuciumi dan pentilnya kuemut2, segera saja pentilnya mengeras. Aku segera saja mengiliki2 i tilnya."om , kok napsu banget sih sama Ines", tanyanya. "Abis ngen tot sama kamu nikmat banget sih", jawabku. "Ines kan juga dapet nikmatnya dipatil lagi sama kon tol om ", katanya. Kemudian aku melepas celana dan t shirtku, aku tidak mengenakan CD. kon tolku sudah ngaceng dengan keras. Aku duduk di ubin di depannya, kakinya kukangkangkan. Badannya kuseret sehingga dia setengah rebah di dipinggir sofa. Lidahku mulai menggesek no noknya dari atas kebawah. i tilnya menjadi sasaran berikutnya, kujilat, kuhisap, kadang kugigit pelan, kujilati lagi, "om , enak banget om , terus om ", erangnya. Aku terus menjilati i tilnya sampe dia nyampe. "Akh om , belum dien tot Ines sudah nyampe, om lihai banget deh makan no nok Ines", katanya.
Aku berdiri, Ines kutarik supaya duduk. kon tolku tepat ada dimukanya, segera saja digenggam dan diemut kepalanya. mulutnya mulai mengeluar masukkan kon tolku sambil batangnya dikocok2 dengan cepat dan keras. Aku mengejotkan kon tolku pelan dimulutnya seperti sedang mengen toti mulutnya. Beberapa saat kemudian, aku berbaring disofa, dia segera menaiki badanku dan menancapkan kon tolku di no noknya, disentakkannya badannya kebawah dengan keras sehingga sebentar saja kon tolku udah nancep semua di no noknya. Dia menaik turunkan pantatnya dengan cepat sehingga kon tolku terkocok oleh no noknya dengan cepat juga, "Akh nikmat banget Nes", erangku. aku menahan badannya sehingga dia berhenti mengenjot. kon tol kukeluarkan dari no noknya, dia kusuruh telungkup menungging di sofa dan kembali kon tol kutancapkan ke no noknya dari belakang. Bles, kon tolku langsung saja nancep semuanya ke no noknya, "Akh, nikmatnya,", kali ini dia yang menggerang. Aku langsung mengenjot no noknya dengan cepat dan keras. Terasa sekali kon tolku menggesek no noknya, kalo dienjotkan dengan keras terasa kon tolku nancep dalem sekali di no noknya. Makin cepat dienjot makin nikmat rasanya. Tiba2, "akh om , Ines nyampe, om " , dia meledak juga akhirnya. Aku terus saja mengenjotkan kon tolku keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya kembali aku ngecret "Nes, aku ngecret, nikmat banget rasanya Nes", terasa kembali pejuku membanjiri no noknya. "om, Ines lemes banget om , baru sampe apartment udah dien tot lagi. om gak ada matinya ya", katanya sambil tersenyum. "Ya udah kita mandi dan terus tidur, besok pagi kita main lagi ya", jawabku sambil masuk ke kamar mandi. Dia berbaring saja di sofa sambil istirahat. Selesai mandi, aku keluar masih bertelanjang bulat. Gilirannya mandi. Selesai mandi, aku sudah berbaring diranjang, dia berbaring disebelahku dan tak lama kemudian aku tertidur.
Ketika terbangun, hari sudah terang, aku males ke kantor hari ini, mendingan juga sama dia mereguk kenikmatan. Aku sms ke bos ku memberi tau bahwa aku masuknya siang karena ada urusan pribadi. Aku bangun ke kamar mandi, pipis dan sikat gigi. Aku pake saja sikat gigi yang ada, muka ku basuh dengan air dingin. Seger sekali rasanya. Ketika keluar dari kamar mandi dia sudah bengun. Dia ada di pantri sedang menyeduh kopi dan menghangatkan roti di microwave. Aku duduk di meja makan. "Nes, kamu harus kekantor pagi ini", tanyaku. "Gak kok om , kan kita masih mau satu ronde lagi. Ines masuk siang", jawabnya sambil mengunyah hidangan. Sehabis mengisi perut, aku langsung menarik tangannya kembali ke ranjang. Dia kupeluk, aku segera saja meremas2 toketnya sambil mencium bibirnya dengan gemasnya. Pentilnya kuplintir2nya pelan, napsunya segera saja berkobar, pentilnya segera mengeras. Dia tidak tinggal diam, kon tolku yang sudah ngaceng keras sekali dikocok2nya. "Ines isep ya om ", katanyau sambil mengubah posisi mendekati kon tolku. Kepala kon tolku dijilati kemudian pelan2 dimasukkan ke mulutnya. kon tolku dikulum2, dikeluar masukkan di mulutnya. "Enak Nes", erangku. Kemudian aku menarik dia kembali kepelukanku. Bibirnya kembali kulumat, dia membalas lumatanku, sementara aku terus saja meremas2 toketnya. Tanganku kemudian mengarah kebawah, i tilnya menjadi sasaran berikutnya. "Akh om, enak", erangnya. Aku menciumi lehernya, terus kebawah mengemut pentilnya bergantian, dia terus mengerang keenakan. Ciumanku terus mengarah kebawah, berhenti di pusernya sehingga dia menggelinjang kegelian, "Geli om , nakal ih pagi2", katanya manja. Akhirnya sampailah ciumanku pada sasaran sesungguhnya, no nok dan i tilnya. Jilatanku segera menyerbu i tilnya. Dia sudah mengangkang selebar2nya supaya aku mudah menjilati i tilnya. Aku meletakkan bantal dibawah pinggulnya. "buat apa om , kan kon tol om panjang. Gak usah diganjel masuknya juga dalem banget", tanyanya. Aku tidak menjawab, terus saja menjilati i tilnya yang makin terexpose karena ganjelan bantal itu. Dia jadi tau kenapa aku mengganjal pantatnya dengan bantal, supaya aku mudah menjilati i tilnya. Jilatanku berubah menjadi emutan, i tilnya kuemut2nya pelan. Dia menjadi makin blingsatan. "Akh om , Ines udah pengen dien tot, om . masukin dong kon tol om ", erangnya.
Aku menghentikan emutanku, Ines kunaiki dan mengarahkan kon tolku ke no noknya. Aku menggosok2kan kepala kon tolku di no noknya yang sudah basah banget, "Ayo dong om , tancepin aja semuanya", erangnya gak sabar. Dia makin menggelinjang karena gosokan kon tolku itu. Pelan2 kumasukkan kon tolku ke no noknya. Aku menekan kon tolku masuk sedikit2 demi sedikit. Karena ganjalan bantal, kon tolku jadi lebih mudah nancep. "Akh, ssh, enak banget om , tancepin aja semuanya sekaligus sampe mentok", katanya. Aku mulai mengenjotkan kon tolku keluar masuk pelan sehingga sedikit demi sedikit kon tolku nacep makin dalem aja. Enjotanku makin cepat dan dengan sekali hentak kon tol kutancepkan semuanya ke no noknya, "akh enak banget om ", erangnya. Aku terus saja mengenjotkan kon tolku dengan keras dan cepat, "enak om, terus om, yang cepet, Ines udah mau nyampe om ", erangnya terengah2. Tau dia udah mau nyampe, aku mempercepat enjotan kon tolku, setiap enjotan lengsung menancapkan kon tolku dalam2 di no noknya. Pantatnya menggeliat2 tidak teratur saking nikmatnya. Akhirnya Ines sampe juga. Kakinya segera membelit kakiku, dia memeluk punggungku, "om, Ines nyampe, akh, ssh, enak banget om ", jeritnya keenakan.
Aku terus saja mengenjotkan kon tolku keluar masuk setelah dia meletakkan kakinya diatas ranjang lagi, rasa nikmat membuatnya terkapar, napasnya tersengal2, aku tidak peduli dengan kondisinya, tetap saja kon tol kuenjotkan dengan cepat dan keras. Sebentar kemudian napsunyau sudah bangkit lagi, dia mulai menggeliat2kan pantatnya. "Nes ganti posisi yuk", kataku sambil mencabut kon tolku dari no noknya. Ines kusuruh menungging dipinggir ranjang. Aku berdiri dibelakangnya dan menancapkan kon tolku dino noknya. Sekali sodok, kon tolku sudah nancep sampe pangkalnya. Sambil berdiri aku mengenjot no noknya. kon tolku bergerak keluar masuk no noknya dengan cepat dan keras. Enjotanku lebih terasa keras karena aku berdiri sehingga tenaga enjotanku menjadi lebih besar. "Akh om , enak banget, enjotan kon tol om terasa banget keluar masuk no nok Ines, terus om , ssh", erangnya. Aku mempercepat enjotan kon tolku, "Nes, aku udah mau ngecret Nes", kataku. "iya om , Ines udah mau nyampe lagi, barengan ya om ", jawabnya. Aku mengenjotkan kon tolku dalem2 dengan keras, "Nes, aku ngecret, akh, ssh", erangku. Diapun mengejang karena nyampe lagi, "om Ines juga nyampe om , akh nikmat banget om ," jeritnya. Aku menelungkup diatas punggungnya sehingga dia rebah keranjang. kon tolku tercabut dari no noknya. Aku berguling dan berbaring disebelahnya yang masih nelungkup. "om , nikmat banget deh enjotannya kalo om ngenjotnya sambil berdiri", katanya. Aku hanya tersenyum. Dia bangun ke kamar mandi, pipis. Kembali ke ruangan dia mengambil air dingin di lemari es, diminum habis segelas, dia mengisinya
lagi dan diberikan kepadaku yang masih terkapar kelelahan.
Ines masih pengen sekali lagi ngerasain kon tolku keluar masuk, segera saja dia mulai menjilati kon tolku. Terus diemut2 sambil dikocok2, gak lama kon tolku sudah keras lagi. "Hebat om , udah ngaceng lagi", katanya sambil terus mengocok kon tolku. "Kamu juga hebat Nes, napsu kamu cepet sekali berkobar, kayanya kamu gak puas2 ya makan kon tolkuku", kataku. "Mana bisa puas om , kan gak tiap hari no nok Ines keiisi kon tol om , mumpung ada kesempatan ya dituntasin aja", katanya sambil kembali mengemut kon tolku. Dia mengubah posisi nelungkup sambil mengangkang diatas mukaku, posisi 69. Aku tau apa yang harus kukerjakan, sambil menikmati kon tolku yang sedang diemut2, aku segera menjilati no noknya sampe ke pantatnya, i tilnya kukilik2 dengan tangan. Dia segera bangun dan menduduki kon tolku, kon tolku segera saja ambles dino noknya sekali lagi. Dia menaik turunkan pantatnya sambil mengejangkan no noknya meremas kon tolku. Enjotannya makin cepat, aku merintih2 keenakan, "Enak Nes, empotan no nok kamu kerasa banget, lihai sekarang kamu ya Nes", kataku. Setiap enjotan kebawah membuat kon tolku nancep semua di no noknya. Setiap dia menaikkan pantatnya, tampak bibir no noknya turut terarik keluar karena cengkeraman no noknya di kon tolku. Enjotannya makin lama makin cepat, 'akh om enak om , Ines udah mau nyampe lagi", erangnya, aku meremas2 toketnya yang berguncang2 mengikuti irama enjotannya, pentil kuplintir2 menambah kenikmatannya. Sampai akhirnya, "Akh om , Ines nyampe om , ssh", diaupun ambruk didadaku.
Aku segera menggulingkannya sehingga sekarang aku yang diatas, kon tolku yang masih keras tetap nancep di no noknya. Aku sekarang yang ambil peran, mengenjot no noknya dengan cepat dan keras. Cepat sekali enjotanku, dia hanya bisa ber aakh ssh saja saking enaknya, sampe akhirnya akupun gak tahan lagi, "Nes, aku ngecret Nes", erangku sambil menancapkan kon tolku sedalam2nya di no noknya. Terasa semburan pejuku di memenya sehingga diapun nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Setelah istirahat dan mandi, aku mengantarkannya pulang kerumah. "om , kapan Ines dien tot lagi", rengeknya. "Nanti kalo dokumen yang diperlukan sudah selesai, aku anter kamu ke kantor mau gak", aku menawarkan. "Mau, tapi om tunggu sebentar ya, Ines beres2 bentar", jawabnya sambil membereskan semuanya, dia ganti pakaian dan berangkat ke kantor denganku.