Pengalaman pertamaku menjadi waria - 3

Bookmark and Share
Setelah kukunci pintu, aku pun mandi dan keramas dengan peralatan mandi yang kubawa sendiri. Setelah selesai aku menyisir dan mengeblow rambutku dengan hair dryer yang kubawa. Ku semprotkan lagi parfum Issei-ku. Dan kukenakan lagi make up yang barusan kuhapus sebelum mandi. Make up malam ini sengaja kubuat agak tebal biar dalam suasana remang pun aku masih terlihat cantik. Baru kemudian kupakai celana dalam model g-string warna hitam dan BH dengan warna yang sama. Di bagian luar kukenakan lingerie dari sutra warna putih yang menerawang. Hmm, seksi juga kulihat diriku sendiri di kaca. Aku memutar badanku untuk memantas apakah semuanya sudah rapi. Kemudian kukenakan piyama mandi dari hotel. Pelan-pelan kubuka pintu kamar mandi dan berjalan ke ruang tidur.

Di tempat tidur sudah kulihat Arman tengah duduk menanti diriku sambil mengenggam gelas berisi wine.
"Hai, cowok.. Aku sudah wangi nih.." kataku menggoda.
"Terus kalau wangi minta diapain.." Balas Arman sambil menawarkan gelas wine padaku. Kuterima gelas winenya dan segera duduk manja di pangkuan Arman. Dibukanya pijama mandi hotelku dan Arman mulai menciumi bahuku. Kuteguk sedikit wine dan langsung kucium mulut Arman. Lidahku langsung menyelinap masuk ke dalam mulutnya dan mengajaknya bergelut. Tangan Arman segera meraba selangkanganku dan memegang bagian belakang leherku. Tanganku yang satunya meremas-remas rambut Arman. Hangatnya wine segera terasa mengalir di tubuhku seiring rangsangan Arman pada selangkanganku.

Kubuka kancing kemeja Arman satu persatu dan bibirku kuarahkan ke lehernya. Kujilati semua bagian lehernya, turun ke ketiaknya, dan semua bagian dadanya. Pada bagian putingnya kugigit-gigit kecil. Sambil tanganku membalas rabaannya di bagian penis Arman. Tiba-tiba Arman memutar tubuhku dan posisinya sekarang ada di belakangku sehingga dia bebas meraba semua bagian tubuhku. Sambil mencium leherku tangannya masuk ke dalam celana dalamku. Dan mulai memegang penisku yang sudah mulai menegang sejak tadi. Dan tangan satunya meraba dan memainkan puting susuku.

"Ehhff.. Man aku sudah nggak sabar nih.." desahku sambil mataku merem melek. Dia tak menjawab. Dibaringkannya tubuhku di ranjang dan diambilnya syal sutra yang tadi kubawa. Aku bingung mau apa dia dengan syalku itu. Ternyata dia mengikat kedua tanganku ke bagian kepala ranjang. Sehingga kedua tanganku tak bisa kugerakkan dan aku terbujur pasrah pada apa yang akan dilakukan Arman. Dalam posisi demikian aku malah bertambah horny saja.

"Sayang.. aku mau diapain.." tanyaku.
"Sudah kamu diem aja.. nanti juga tahu sendiri.." jawab Arman. Kemudian Arman menyibakkan rambutku ke satu sisi dan mulai mencumbu leherku. Sensasi yang luar biasa akku merasakan diriku diikat dan Membayangkan diriku akan diperkosa oleh seorang pria gagah seperti Arman. Sambil terus mencumbuku dia membuka lingerieku perlahan dan kini aku cuman memakai BH dan celana dalam saja. Dituangkannya sisa wine yang tak kuhabiskan di sekujur tubuhku.
"Arman.. Nakal banget sih..," teriakku manja. Dia tak menjawab dan mulai menjilatku dari leher sampai ujung jari-jari kakiku. Nikmat sekali rasanya seakan semua pori-pori kulitku terangsang dengan hebatnya. Tubuhku tak bisa diam dan terus melenggak-lenggok menahan geli luar biasa yang sedang kurasakan.

"Acchh.. Sss.. Mff..," desahan demi desahan terus keluar dari mulutku. Tubuhku sudah melayang tinggi ketika tangan Arman menarik tali pengikat g-stringku. Setelah terlepas mulailah Arman menjilati semua bagian penisku. Mulai dari ujung dan berlama-lama di daerah buah zakarku. Dikulumnya dan digigit-gigitnya. Seakan membalas perbuatanku di mobil tadi. Aku makin tak tahan dibuatnya. Tangan yang satunya mengusap-usap lubang pantatku. Rasanya semua kenikmatan sekarang tumpah semua di tubuhku.

"Man.. Ohh.. Sss," desahku sambil terus mengelinjang. Ternyata sensasi puncaknya ketika Arman mulai mengulum penisku dan tangannya memainkan puting susuku. Dan tangannya yang satu lagi terus menusuk-nusuk lubang anusku dengan ibu jarinya. Tak pernah kubayangkan rasanya sebelum ini kalau dioral oleh orang lain seperti ini rasanya. Apalagi ketika sesekali Arman menjilati lubang anusku dan memainkan lidahnya. Aku menikmatinya selama hampir 20 menit. Aku terus-terusan mendesah dan mengelinjang hebat.

"Man.. aku sudah nggak kuat nih.. Man.. Eeecchh," jeritku.
"Acchhff.. Man aku mau keluar nih.." Badanku mengejang dan tak lama kemudian aku langsung terasa lemas ketika cairan yang kutahan-tahan sejak seminggu lalu akhirnya keluar juga dan habis ditelan Arman. Kemudiaan Arman mendekatiku dengan tanganku yang masih terikat dia menindihku. Dan aku pun membalas ciuman Arman dengan mulutnya yang penuh cairan maniku.

Tapi bukannya jatuh lemas aku, libidoku malah makin bertambah tinggi. Aku belum merasa puas dan tak mau kalah maka kulucuti semua baju Arman dan kusapu setiap jengkal kulitnya dengan lidahku. Sekarang posisiku dan Arman saling terbalik membuat posisi 69. Kudekatkan tubuhnya dan kudekatkan penisku ke arah mulutnya. Aku merasa ketagihan pada sepongan dari Arman.
"Man.. Isep lagi dong sayang.., Natasha ketagihan nih sayang..!" aku merengek, dan Arman memenuhi keinginanku.

Kami pun berposisi 69, aku tidak merasa canggung dan jijik dengan yang kami lakukan ini. Entah kenapa aku semakin menjadi liar dengan kenakalan dan makin horny dengan tingkahku. Dengan buas kuhisap dan kumainkan buah zakarnya sedangkan penisku kumaju mundurkan di dalam mulut Arman.

Tak berapa lama Arman memutar tubuhku dan mengajakku berciuman lagi. Setelah itu dia menatapku sambil bertanya apakah dia boleh memasukkan penisnya ke anusku. Aku yang masih virgin soal urusan itu sempat berpikir sejenak. Namun tangan Arman yang terus mencoliku dan cumbuannya di leher membuatku menganggukkan kepalaku tanda setuju.

"Pelan-pelan ya sayang.. Aku belum pernah soalnya.. Sss," pintaku sambil terus mendesah karena tangan Arman yang bermain nakal di penisku. Aku membalikkan badanku dan kakiku di angkatnya. Setelah kubasahi dengan ludahku penis Arman kubimbing menuju ke lubang anusku. Rasanya aneh banget seperti ada sesuatu yang kenyal-kenyal berusaha masuk pelan-pelan. Agak perih dan terasa mengganjal. Pelan-pelan Arman mulai menggerakkan penisnya maju mundur. Tak berapa lama tangan Arman kembali mengocok penisku. Terasa perih-perih tapi terus terang aku suka merasakan sensasi yang luar biasa itu.

"Acchhff.. Man.. Enak banget nih.." desahku sambil tanpa sadar kugigit bibir bawahku menahan geli yang luar biasa. Rasanya ada dua rasa geli-geli tapi nikmat yang saat itu menyerangku. Aku rupanya tak bisa bertahan lama karena pengalaman baruku itu dan aku pun sudah hampir mau orgasme lagi.
"Man.. aku sudah mau keluar lagi nih..Aduh..man.." kataku.
"Sebentar lagi sayang.. Mmmff.. Kita barengan yah.." Sahut Arman menahan geli. Tak berapa lama aku sudah tidak bisa menahan lagi dan tak lama keluar sudah maniku disusul punya Arman yang terasa hangat memgalir di dalam anusku. Aku segera membalik badanku dan memeluk Arman erat-erat. Memeluk pria yang sudah memerawani lubangku yang masih virgin ini. Dan Arman membalasnya dengan menciumi keningku.

Kami berpelukan agak lama dan aku pun menikmati menyandar di dada Arman. Aku minum wine lagi sambil bercanda mesra dengan Arman. Kemudian kami ke kamar mandi bareng dan setelah Arman membersihkan badannya. Dia memandikanku seolah-olah aku ini boneka teman bermainnya. Oh, entah apa lagi yang bisa terjadi aku merasakan banyak sekali pengalaman baru malam ini bersama Arman. Setelah itu kami balik lagi ke tempat tidur. Dan malam itu sepertinya libidoku dan Arman benar-benar tak ada habisnya. Kami pun bermain lagi.

Aku berinisiatif memulainya dengan mengoral lagi penis Arman sementara Arman dalam posisi tertidur menikmatinya sambil mengerang-erang lirih. Sambil melumat penis Arman penisku kukocok dengan tanganku yang satunya lagi. Ketika sedang menikmati permainanku sendiri tiba-tiba aku jadi pengen merasakan apa yang dirasakan Arman ketika menyodomi anusku.

"Man.. Aku pengen nyobain kaya kamu tadi.. Boleh nggak.." pintaku. Arman tidak menjawab tapi langsung menyerongkan tubuhnya. Aku pun seperti anak kecil yang dikasih mainan baru langsung tersenyum dan membelai rambut Arman. Posisiku sekarang sudah di belakang Arman. Kujilati lubang anusnya dan lidahku kuputar-putarkan masuk ke dalam. Tanganku terus mengocok penis Arman. Kemudian pelan-pelan kumasukkan penisku setelah kubasahi ujung penisku dengan ludahku. Setelah masuk semua kumaju mundurkan penisku. Pertama-tama terasa janggal dan seperti terjepit penisku. Lama-kelamaan aku merasakan penisku seperti dipuntir dengan halus dan dipijat-pijat. Aku merasakan kenikmatan yang baru lagi. Desahku tak pernah berhenti mengiringi kenikmatan itu.

"Sayang.. Enak banget nih.. Aduh.. Aduh.. Mff.." kataku.
Bukannya menyahutku Arman malah memutar-mutarkan pantatnya dan rasanya makin nikmat saja bagiku. Tanpa kusadari aku mulai menyakar punggung Arman dan mulai menjerit-jerit sendiri kegelian.
"Man.. Acchh.. Sss.. Sayang.. Enak banget..cchh.." Tak lama kemudian aku sudah memuntahkan cairanku ke dalam anus Arman. Kemudian diangkatnya aku ke atas perut Arman dengan penisku yang mulai mengecil.

"Gimana sayang.. Suka nggak.. hehehe" kata Arman sambil cekikikan.
"Eeehhmm.. kamu nakal banget yah sayang.. Suka banget.. Eh punya kamu belum keluar yah sayang.." sahutku.
"Belum dong..," jawab Arman.

Tanpa basa-basi lagi kuoral lagi punya Arman sambil tanganku memainkan putingnya. Setelah penis Arman menjadi keras dan berurat lagi kubimbing penisnya masuk ke lubang anusku. Posisiku sekarang berjongkok di atas Arman sambil berpegangan pada tangan Arman. Mulai kunaikturunkan pantatku sambil sesekali kuputar-putarkan. Arman tampaknya menikmati apa yang kulakukan. Matanya merem melek sambil mengerang lirih. Aku makin bersemangat memompa penis Arman sambil kukibas-kibaskan rambutku. Aku merasa sexy dan liar banget malam itu. Hampir setengah jam aku melakukan ini. Dan lama kelamaan bukan rasa perih lagi yang kurasakan tapi aku malah mulai merasakan nikmat yang beda di lubang anusku dan penisku pun menegang lagi.

"Sayang.. aku mau orgasme nih.. Acchh.. Sss.." desah Arman.
Aku langsung mengeluarkan penisnya dari anusku. Dan membalik badanku sehingga sekarang kami berposisi 69 lagi dengan tubuhku di atas Arman. Kumasukkan penis Arman yang tegang berurat itu. Dan kumajumundurkan penisnya dalam mulutku sambil kumainkan dengan lidahku. Kusedot-sedot habis penis Arman. Ternyata Arman juga melakukan hal yang sama pada penisku. Tubuhku terus melenggak-lenggok tak karuan merasakan semua ini. Sampai tak lama kemudian akhirnya kami orgasme berbarengan. Dengan mulut masing-masing yang masih penuh dengan air mani kami berciuman agak lama. Setelah itu kami tertidur pulas dengan kepalaku kusenderkan di dada Arman dan memeluk pinggangnya. Esoknya paginya kami belum puas dan bermain lagi sampai siang.

Malam itu benar-benar malam yang sangat indah dan istimewa buat Natasha. Beruntung aku bisa bertemu dengan Arman yang seakan-akan tahu benar apa yang kuinginkan. Aku dan Arman masih terus berhubungan. Kami berjanji untuk saling bertemu setiap dua bulan sekali. Sekarang aku sedang melanjutkan program profesi untuk kuliah psikologiku. Rambutku yang merah sudah makin panjang dan wajahku makin cantik berkat salon langgananku. Sampai sekarang aku masih rajin chatting buat mencari temen-temen baru yang mau kenalan sama Natasha.

Aku ucapkan terima kasih buat Arman atas malam indah yang kamu kasih ke Natasha..

TAMAT