Pengalaman pribadi Lucy

Bookmark and Share
Cerita di bawah ini merupakan cerita yang saya ceritakan kembali dari apa yang saya dengar dari Lucy, jadi semua yang diungkapkan dalam cerita di bawah ini adalah pengalaman pribadi Lucy yang dituliskan dengan kata "aku" berarti Lucy, bukan saya (Venny).

Namaku sebenarnya I*** Lucy F*** (edited), Aku mulai mengenal seks sejak SMU, keluargaku adalah keluarga yang bisa dibilang tajir (kaya), namun orang tuaku tidak terlalu mempedulikanku, jadi walaupun aku tidak pulang ke rumah tidak akan dicari. Sedangkan kakakku sudah kuliah di Singapore, jadi tinggal aku seorang diri di rumah (Aku 2 bersaudara, anak bungsu).

Pertama kali aku masuk SMU, aku belum mengenal tentang onani maupun hubungan seks. Aku masuk sekolah di Jakarta, waktu itu aku berumur 17 tahun. Aku masuk SMU khusus cewek, di mana semua muridnya adalah wanita. Aku mempunyai sahabat karib bernama Maria. Setiap hari aku sering main ke kost-nya yang letaknya dekat sekolah. Hingga suatu saat, ketika kami sedang berdua di kamarnya. Maria mengajakku nonton sebuah VCD, walaupun film tersebut hanyalah sebuah Anime Hentai di mana ada adegan seorang cewek sedang onani, gambar tersebut sangat jelas merangsangku. Saat itu posisiku sedang tengkurap di kasur dan Maria di pinggirku.

Tiba-tiba tangan Maria mulai menggerayangi punggungku dan mulai melepaskan tali BH-ku. Saat itu aku kaget sekali, di satu pihak aku tidak ingin hal ini diteruskan tetapi di lain pihak aku sudah terangsang hebat. Segera saja aku membalikkan badan dan dengan liarnya Maria menjilati buah dadaku. Ia mulai menjilat dan menyedotnya. "Ah.. gila rasanya tak terbayangkan, belum pernah selama ini aku merasakan kenikmatan seperti itu", sambil ia menjilat puting susuku, tangannya pun mulai meraba ke balik rok pendekku, jarinya yang kecil menarik lepas celana dalamku dan mulai memainkan klitorisku. Saat itu aku hanya bisa menutup mata, sambil merasakan kenikmatan itu.

Tiba-tiba Maria berkata, "Lucy, kamu layani aku dong.." Aku pun terkejut, ternyata aku sejak tadi diam saja. Sewaktu digerayangi langsung saja aku dan Maria membentuk posisi 69 dan kami pun saling menjilati liang kewanitaan dan klitoris. Ketika sedang asyik-asyiknya, aku merasakan ada sesuatu yang keras memasuki lubang kemaluanku. "Ahh.. apa itu Mar..?" kataku kesakitan. "Tenang.. ini hanyalah sebuah dildo!", katanya sambil tersenyum. Tapi aku sudah tidak peduli, kuteruskan saja menjilat klitorisnya sampai akhirnya kami berdua kelelahan, dan akhirnya tertidur. Esok harinya aku bangun dan Maria menindih tubuhku. Aku pun membangunkannya dan akhirnya kami pergi ke sekolah bersama-sama, ia memberikan dildo miliknya sebagai kenang-kenangan dan dildo itu sering kugunakan untuk beronani.

Saat aku berumur 18 tahun (kelas 2 SMU) aku menjadi seorang hiperseks, tiap hari aku melakukan onani dengan dildo tapi tidak pernah merasakan kepuasaan hingga suatu saat ada rekan bisnis ayahku yang datang dan menginap di rumahku. Namanya Ronald. Saat itu aku berpikir untuk mencoba melakukan hubungan seks dengannya, maka pada suatu sore ketika pulang sekolah, aku langsung mengetuk pintu kamarnya sambil berkata, "Om Ronald.. ini Lucy nih, kangen sama Om", dan tak lama kemudian ia keluar dan berkata, "Iya Lucy, ada apa.." karena waktu itu aku bingung mau berkata apa, langsung saja aku membuka baju seragamku dan memeluk Om Ronald. Om Ronald pun agak kaget tapi rupanya dia mengerti, langsung saja ia menyuruhku berbaring di kasurnya dan Om Ronald pun langsung membuka semua pakaiannya. Aku melihat batang kejantanannya yang sudah ereksi. "Ya ampun, besar sekali.. sekitar 23 cm dengan diameter 6 cm" (maklum Om Ronald adalah blasteran Indo).

Dia langsung naik ke atas kasur dan menyuruhku membuka mulut. "Sini biar Om kasih kamu yang enak." Saat itu aku belum pernah merasakan oral seks, jadi aku menurut saja ketika batang kemaluan Om Ronald masuk ke mulutku, saking panjangnya aku sampai merasa mual. Kemudian dengan cepatnya dia menggenjot batang kemaluannya di dalam mulutku. Saat itu aku hanya bisa diam saja dan merasa mual sampai akhirnya dia berkata, "Ah.. keluar.. keluar.." dan mulutku dipenuhi cairan hangat yang rasanya agak anyir. Kemudian dia mengeluarkan batang kemaluannya dan mulai memasukannya ke dalam liang kewanitaanku. Saat itu aku sama sekali tidak merasakan kenikmatan. Om Ronald hanya melampiaskan nafsunya kepadaku tanpa memberiku kesempatan. Pada saat ujung kemaluan Om Ronald masuk, "Ah.. gila.. nih batang kemaluannya besar sekali.. gue nggak tahan sakitnya", pikirku, sambil terengah-engah aku berkata, "Om Ronald.. pelan-pelan dong", tapi tampaknya dia tidak mempedulikannya, ia menggenjotnya makin keras dan cepat. Saat itu aku hanya bisa menahan sakit dan terengah-engah sambil mengeluarkan air mata menahan sakit.

Sekitar 15 menit dia melakukannya sampai akhirnya air maninya keluar kembali dan membasahi semua selangkanganku. Kemudian Om Ronald berkata, "Masih mau lagi nggak.. kamu mau sekarang gue anal.." Mendengar itu aku berkata, "Udah deh Om.. Lucy sudah enggak kuat.." sambil memelas. Kemudian ia berkata, "Ya sudah.. memang cewek sini mah payah.. nggak tahan lama", sembari dia turun dari kasur dan masuk ke kamar mandi, aku pun dengan perasaan kecewa keluar dari kamarnya dan langsung masuk ke kamarku lalu tidur lelap sekali.

Ternyata berhubungan seks dengan Om Ronald sama sekali tidak memberikan kepuasan, rasanya lebih nikmat ketika bersama Maria sehingga aku ini menjadi cewek yang haus seks dan bisexual. Pada saat aku selesai sekolah (lulus), aku dibelikan mobil oleh orang tuaku, jadi aku setiap hari bisa pergi jalan-jalan bersama Maria dan kemudian melakukan hubungan seks di dalam mobil. Tapi lama-kelamaan aku bosan, sebelum aku pindah untuk kuliah di Bandung, suatu malam dengan perasaan nekad aku mencoba pergi ke TL (Taman Lawang). Waktu itu pukul 8 malam, aku sendirian dalam mobil. Ketika melewati jalan itu terlihat seorang 'cewek' dengan pakaian yang minim. Ia mengenakan rok pendek ketat warna putih dan kaos putih ketat tanpa Bra, terlihat jelas buah dadanya yang besar menonjol. Aku pun mendekatkan mobilku ke dekatnya dan membuka jendela lalu berkata, "Mbak.. mau nemenin saya nggak?" ia pun menoleh dan dengan agak heran dia mengangguk.

Kemudian dia masuk ke mobilku sambil berkata bagaimana jika kita ke kost-nya, lalu aku pun menyetujuinya. Di dalam mobil ia berkata, "Nama saya Ranny, saya berumur 19 tahun", bisiknya padaku. "Gile, 19 tahun udah jadi bencong.. mana seksi lagi.." pikirku. Kemudian kami pun mengobrol, dia menceritakan pengalamannya mengapa ia kerja menjadi pelacur waria, sampai akhirnya kami sampai di kost-nya. Ternyata di kost-nya tersebut ditinggali oleh teman-teman sejenisnya. Kami pun masuk ke dalam kamarnya dan ia menyarankan bagaimana jika mencoba "having sex" di Bath Tub. Aku pun menyetujuinya. Di luar dugaan tenyata bercinta dengan Ranny sangatlah nikmat, ia tahu persis cara-cara melayaniku dan ia pun memberikan kesempatan padaku, tidak seperti Om Ronald yang dengan egois melampiaskan nafsunya kepadaku. Dia juga tahu titik-titik di mana bisa membuat seorang cewek mencapai orgasme. Saat itulah aku merasakan orgasme pertama kali ketika berhubungan badan dengan Ranny walaupun batang kemaluan Ranny tidak terlalu besar hanya 10 cm dan diameter 3 cm tapi rasanya sungguh nikmat.

Begitulah pengalaman pribadiku dalam mengenal seks dan hal ini mungkin yang menyebabkan aku menjadi seorang bisex dan menyukai Venny (Ronny).

TAMAT