Dunia gemerlap - 3

Bookmark and Share
Martin membalas ciumanku sambil memegang buah dadaku. Telapak tangannya sedingin es. Rupanya dia mulai on. Aku merasa putingku geli sekali. Kubiarkan dia menjilati putingku sambil meremas-remas buah dadaku. Martin sungguh berpengalaman! Entah apa ini karena pengaruh inex ataukah memang Martin yang hebat. Dia bisa menimbulkan sensasi yang luar biasa hanya dengan merangsang buah dadaku. Apalagi ketika tangannya turun melewati perutku dan mengelus bulu kemaluanku. Rasanya tubuhku bergetar hebat. Aku jadi lupa diri. Kurasakan jemarinya yang besar itu mulai meraba daerah klitorisku dan membelah bibir vaginaku.

Tanpa terduga, Martin membisiki aku, "Kata Ling kamu masih perawan ya?"
Aku terkejut mendengar perkataannya dan secara reflex menjauhinya. Lalu Martin tertawa dan menggoda agar aku tidak kuatir. Martin menceritakan kalau Ling sudah memperingati semua cowoq di kelompok ini agar jangan sampai ada yang berani menodai diriku. Bila sampai terjadi, Ling akan mengajakku meninggalkan kelompok ini. Martin mengatakan padaku bahwa dirinya juga tidak tega untuk memperdaya seorang ceweq semuda aku. Dia mengaku hanya ML pada ceweq yang memang benar-benar ingin. Bukan pada ceweq yang terbawa suasana gembira seperti aku.

Aku jadi agak lega mendengar perkataan Martin yang terkesan 'bijaksana' itu. Memang aku masih sangat muda dibandingkan dirinya. Tiba-tiba aku sadar kalau aku telanjang bulat dihadapan Martin yang masih 'berpakaian'. Aku membalikkan tubuhku seraya menutupi buah dadaku. Mendadak aku merasa malu. Apa memang aku terbawa suasana sehingga melakukan tindakan seperti ini tanpa merasa malu sedikit pun? Bahkan aku mungkin akan membiarkan Martin menyetubuhi aku bila keadaan tadi dibiarkan. Wah, akal sehatku mulai terganggu nih!

Kemudian Martin memelukku dari belakang dan menciumi leher dan belakang telingaku. Aku jadi mulai terangsang lagi. Habis ciumannya benar-benar luar biasa! Begitu lembut dan menggairahkan. Dia menjilati punggungku dari atas sampai bawah. Bahkan kedua pantatkupun dijilati olehnya. Aku makin terangsang ketika tangannya menyusup kebalik tanganku dan memegang kedua payudaraku. Aku merasakan kenikmatan yang menghanyutkan. Ciuman dan remasan pada buah dadaku membuat diriku melayang-layang.

Martin ingin membuatku orgasme rupanya! Dia meraba-raba dan menggelitik vaginaku dengan pola gerakan yang aneh namun menghanyutkan. Aku merasa geli sampai tubuhku mengejang-ngejang. Dibanding Martin, Andrew kalah jauh. Martin bisa menggelitik vaginaku sambil mulutnya menciumi puting susuku bergantian. Benar-benar luar biasa!

Lalu Martin minta ijin mencium vaginaku. Tentu saja aku mengijinkan dengan senang hati. Aku duduk di atas wastafel dan kubuka kakiku lebar-lebar. Martin tampak kagum melihat posisiku saat ini. Matanya bersinar-sinar nakal. Dia melihati aku terus menerus dari atas ke bawah sampai aku merasa risih. Aku berpura-pura mengatupkan kakiku dan menutupi kemaluanku dengan telapak tanganku. Dengan cepat Martin mencegah dan mulai mendekatkan mulutnya pada vaginaku. Hatiku berdebar-debar menantikan serangannya. Sedetik kemudian aku melenguh panjang sekali. Martin benar-benar hebat! Sangat hebat! Andrew tidak ada apa-apanya! Lidahnya menari-nari menjelajahi seluruh permukaan kemaluanku disertai kombinasi sedotan mulutnya yang kuat. Berbagai cara oral seks yang pernah kulihat di film BF dipraktekan pada kemaluanku. Membuat diriku tak berdaya menghadapi serangannya.

Tak lama kemudian aku orgasme. Aku terengah-engah dan menyandarkan diriku pada dinding kamar mandi. Tubuhku lemas sekali rasanya. Martin menggodaku dengan bertanya bagaimana rasanya orgasme. Aku tertegun sejenak mendengar pertanyaannya. Kemudian aku baru sadar kalau Martin tidak tahu aku sering peting dengan Andrew sampai orgasme. Dipikirnya ini pertama kali aku orgasme. Wah, Martin tampak sudah menunggu jawaban yang memuaskan dariku. Agar tidak mengecewakan Martin yang sudah berbangga hati dan berwajah 'pongah' dihadapanku, aku memuji-muji kehebatannya dalam memuaskan aku. Hihihi.

Kemudian Martin menggendongku dari meja wastafel. Tak kusangka Martin membawaku masuk ke dalam ruangan lagi! Padahal aku masih telanjang bulat! Aku meronta-ronta minta diturunkan. Namun Martin tetap menggendongku masuk sambil tertawa-tawa. Sialan Martin! Ada Sandy dan Ling di dalam. Mereka akan melihatku telanjang! Aku memalingkan wajah dan kusembunyikan dileher Martin. Aku merasa malu sekali! Namun aku juga merasa tegang. Tegang ingin tahu bagaimana reaksi Sandy melihat tubuhku yang telanjang ini.

Martin tertawa menyadari aku menyembunyikan wajah di lehernya. Dia masih menggendongku saat berkata untuk melihat Ling dan Sandy. Aku menengok kearah tempat duduk mereka dan terkejut melihat mereka. Ya ampun, Sandy dan Ling sedang ML di sofa! Meskipun lampu diredupkan, namun aku masih dapat melihat perbuatan mereka. Sandy duduk bertelanjang dada dengan celana sedikit melorot. Sedangkan Ling, dalam keadaan bertelanjang bulat dia menduduki penis Sandy sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun. Ling memejamkan mata sambil mendesah desah dengan keras. Sandy yang pandangannya ke arah kami tersenyum sambil mengacungkan jempolnya. Ling kemudian menoleh dan tersenyum sekilas pada kami, lalu kembali meneruskan gerakan pinggulnya.

Aku masih takjub melihat mereka yang bertindak seliar itu. Aku tak dapat mencegah mataku untuk melihat mereka terus. Aku belum pernah melihat orang ML secara nyata dihadapanku. Apalagi ini temanku sendiri. Aku jadi makin penasaran bagaimana rasanya kalau penis dimasukan ke vaginaku. Seenak itukah? Ling tampak merasakan kenikmatan yang luar biasa! Ling bahkan tidak merasa malu dilihat oleh kami sedang bersenggama.

Beberapa saat kemudian kudengar Ling orgasme dan disusul oleh Sandy. Aku lihat Ling lemas dan ambruk di pangkuan Sandy. Sandy pun juga merasa lemas dan goyangannya melambat kemudian terhenti sama sekali. Mereka berpelukan dan saling menggoda. Lalu tertawa cekikikan dan berciuman panjang. Mereka terlihat bahagiaa.. sekali. Membuat aku makin penasaran.

Martin menurunkan aku di sofa kemudian memberikan T-shirtnya untuk kupakai. Aku memakai T-shirtnya tanpa menggunakan bra dan celana dalamku. Aku pikir supaya mudah bila Martin ingin peting lagi. Lalu dia memberiku segelas kratingdaeng dingin. Badanku terasa segar saat minuman dingin itu membasahi tenggorokanku. Kemudian badanku sudah kembali bersemangat. Bahkan jauh lebih bersemangat dari yang tadi. Aku rasa aku mulai on. Martin mengajakku bangkit dan mulai goyang bersama. Martin sudah mulai tampak kencang. Aku pun juga mulai kencang. Lagu-lagu house music koleksi Sandy benar-benar hebat dan lengkap. Bahkan lagu terbaru favoritku I Hide U juga dimilikinya!

Ruangan yang semula sangat dingin berubah jadi panas. Meski aku berdiri tepat di bawah AC, aku tetap merasa kepanasan. Keningku mulai berpeluh. Aku rasa aku lebih kencang dari biasanya. Aku menggoyangkan kepala dan tubuhku sekeras mungkin sampai Martin takut aku salah urat. Mungkin benar mitos yang beredar bahwa triping jadi lebih enak setelah orgasme.

Kemudian Ling dan Sandy menyusul kami. Ling masih belum mengenakan pakaiannya sama sekali. Alasannya karena panas. Sandy dan Martin tertawa mengejek dan menggoda Ling. Sebab menurut mereka kalau hanya mereka bertiga biasanya Ling memang suka striptease. Aku agak salah tingkah ketika Sandy melihati tubuhku dengan pandangan nakal. Ada perasaan senang berdesir di hati saat Sandy memuji kecantikan wajahku dan keindahan tubuhku. Martin rupanya segera tanggap dan mengajak Sandy bertukar tempat.

Kini Sandy berada tepat dihadapanku. Aku agak sungkan karena belum pernah berpasangan dengan Sandy. Aku tersenyum semanis mungkin padanya untuk menghilangkan kekakuan. Lalu dia bertepuk tangan menyemangatiku agar aku menari semakin hot. Secara tak sadar aku menaikkan kedua tanganku dan memejamkan mata. Begitu mataku terbuka, aku sadar kalau Sandy sedang berjongkok dihadapanku sambil melihati kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa. Rupanya T-shirt Martin terangkat ketika aku mengangkat kedua tanganku.

Aku menjerit gemas melihat tingkahnya dan mulai mengejarnya. Sandy bangkit menghindari seranganku sambil tertawa-tawa. Suasana jadi cair seketika. Lalu Sandy memelukku agar aku tenang dan menghentikan seranganku padanya. Ternyata itu hanya akal-akalannya. Setelah aku sedikit tenang dalam pelukannya, Sandy meremas pantatku yang telanjang sampai aku menjerit lagi. Sialan benar! Sandy memang suka melecehkan aku. Habis aku digodanya malam itu. Aku memeluknya dengan sayang dan mencium kedua pipinya.

Aku masih agak sungkan pada Martin dan Ling kalau aku terlalu mesra pada Sandy. Bagaimana pun juga Sandy biasanya selalu bersama Ling, sedangkan Martin bersamaku. Namun begitu aku tahu Ling dan Martin malah sudah berciuman dan saling meremas-remas, aku jadi tidak merasa risih lagi. Aku jadi tidak berpikir apa-apa. Sambil triping, kupeluk tubuh Sandy dan kuciumi leher, pipi dan bibirnya. Sandy membalas sambil memelukku dengan mesra. Malam itu partner tripingku adalah Sandy.

Sempat kulihat Martin dan Ling masuk ke kamar mandi. Aku tahu mereka pasti melakukan 'itu' didalam. Namun aku tidak merasa cemburu. Bahkan aku sempat berpikir toh aku beruntung tidak perlu memuaskan Martin yang berarti kehilangan keperawananku. Egois juga aku ya?

Malam itu kami triping sampai jam 6 pagi. Aku habis dua setengah tablet inex plus beberapa shoot minuman. Ling teler berat di sofa. Dia minum terlalu banyak sampai badannya panas dan wajahnya merah. Sedangkan Martin masih sibuk menghabiskan minumannya sambil mengoceh tak karuan. Aku membantu Sandy mengenakan pakaian Ling yang tercecer dimana-mana. Sandy terlihat paling sadar diantara kami. Dia memang tidak terlalu suka minum. Akhirnya tinggal aku dan Sandy yang tidak bisa tidur sampai jam sepuluh pagi. Kami tidur-tiduran di kamar Sandy sambil ngobrol sampai akhirnya terlelap.

Itu terakhir kali aku triping sampai aku menulis cerita ini. Sungguh suatu perubahan baru dalam hidupku. Perubahan yang sangat mendadak. Rasanya sebulan yang lalu aku masih belum mengenal narkoba. Saat aku menulis ini, aku sudah triping kira-kira lima belas kali. Benar kata Ling, kita bukannya ketagihan inex seperti yang ditakutkan, namun ketagihan perasaan senang seperti itu lagi. Kesenangan saat berpesta bersama teman-teman dalam VIP room. Melihat tingkah laku teman-teman Ling yang lucu-lucu.

Perubahan yang paling menyolok adalah, aku jadi suka mengoleksi lagu-lagu house music. Beberapa kali aku ke pasar atom untuk berburu koleksi CD house music terbaru. Mamaku sempat bertanya, namun kuberi alasan untuk latihan aerobicku. Jadi mama tidak curiga lagi. Gaya berpakaianku juga berubah jadi makin modis dan seksi. Soalnya malu dong kalau ke KW diskotik menggunakan busana yang 'biasa-biasa' saja. Di sana tempat berkumpulnya anak muda Surabaya yang keren-keren. Kalau aku tidak tampil super trendy, bisa kalah pamor dong.

Saat ini aku masih senang-senangnya. Dalam seminggu aku bisa tiga sampai empat kali ke diskotik. Ada tiga tempat favoritku. Hari Sabtu pasti di KW diskotik, hari Minggu siang BO diskotik, kemudian K diskotik untuk hari-hari biasa.

Aku dan Ling tidak selalu triping bersama kelompok Sandy. Kadang kami ke KW diskotik bersama teman-teman sekolah Ling. Tapi tidak di VIP room. Melainkan di Hall berbaur bersama pengunjung lain yang rata-rata masih ABG. Ramai sekali memang. Tapi asyik. Kalau pas lagunya enak, semua akan mengangkat tangan dan berteriak bersama. Lalu goyang lagi. Wih, pokoknya seru habis! Apalagi bisa ngeceng sama cowoq-cowoq keren yang lagi triping. Mereka biasanya suka mengajak kenalan pada ceweq yang goyangnya keras. Dari KW aku jadi punya banyak kenalan baru. Sekarang aku punya banyak teman sehingga tidak kesepian lagi.

Kalau di BO diskotik, kami pergi bersama geng ceweq Ling yang tidak boleh keluar malam. Kami ke sana jam tiga sore, pulangnya jam sembilan malam. Sebenarnya aku kurang senang di sana meski pengunjungnya kebanyakan seusiaku. Soalnya tempatnya terlalu kecil dan kamar mandinya jorok.

K diskotik adalah tempat favorit kelompok Sandy. Kalau di K diskotik, aku malas berbaur dengan pengunjung lain. Sebab yang kesana rata-rata sudah dewasa. Bahkan ada yang sudah agak tua! Paling-paling aku hanya triping di dalam VIP room dan tidak ke mana-mana. Sebab aku pernah bertemu teman papaku disana waktu aku jalan-jalan ke Hallnya. Untung dia tidak melihatku. Kalau papaku tahu aku disana bisa gawat! Malah Martin dengan santainya nyeletuk, bisa-bisa papaku juga sedang bersenang-senang di sana. Waduh, itu lebih gawat lagi!

Ling berjanji akan mengajakku ke Jakarta saat liburan akhir tahun ini. Aku akan diajak ke M diskotik. Diskotik paling ngetop di Jakarta. Aku pasti kagum melihat cowoq-cowoq keren disana. Ling sudah pernah kesana sekali saat menghadiri pesta pernikahan temannya. Dan dia benar-benar tidak bisa melupakan kehebatannya. Baik kehebatan suasananya, kemegahannya, audionya maupun pengunjungnya. Jadi, bikin penasaran saja.

Yang agak kusesali, aku jadi suka membohongi orang tuaku untuk pergi ke tempat-tempat dugem. Selama ini aku selalu memberi alasan menginap dirumah Ling. Aku tak tahu apakah bisa terus berbohong seperti ini. Jujur saja aku sungguh sangaat menikmati 'hobi' baruku ini. Namun kadang kala hati kecilku berontak ingin agar aku berhenti atau paling tidak mengurangi. Entahlah kita lihat saja kelanjutannya..


Tamat