Aku ingin memperkenalkan diriku kepada para pembaca Rumah Seks tentang  pengalamanku. Namaku Nadya. Aku adalah gadis keturunan chinese yang  berkulit kuning langsat. Badanku tidak terlalu tinggi hanya sekitar 155  cm dan berat 45 cm. Payudaraku berukuran sedang, sekitar 34B. Usiaku  sekarang 22 tahun dan aku tinggal di pinggiran kota Jakarta 
Aku  sebenarnya bukanlah wanita penggoda. Cuman aku sering mendengar dari  teman-teman kuliahku bahwa aku termasuk cewek yang berpenampilan sexy  dan sering membuat para cowok turun naik jakunnya. Terlebih aku suka  memakai kaos longgar, sehingga jika aku menunduk sering terlihat  gundukan payudaraku yang terbungkus bra hitam kesukaanku. 
Di  rumahku sendiri, setiap habis mandi, aku selalu hanya membungkus tubuhku  menggunakan kimono mandi warna biru muda berbahan handuk. Seringkali  karena habis tersiram air yang dingin, membuat puting susuku tercetak di  balik kimono. Kamar mandiku sendiri terletak di ruang tamu, dan sering  pada saat aku mandi, pacar ciciku datang sedang ngapelin ciciku. Walau  aku tidak pernah berpikiran ngeres, tapi sering aku melihat pacar ciciku  menelan ludah jika melihat aku habis mandi hanya berbalut kimono itu. 
Ayahku  adalah seorang penyalur TKI yang akan diberangkatkan ke luar negeri.  Sering kali ada TKI baik pria maupun wanita menginap di rumah sebelum  diberangkatkan ke luar negeri. Hari Minggu kemarin papa baru saja  membawa pulang 3 orang TKI pria berusia sekitar 20 tahunan yang  kuketahui bernama Maman, Yadi, dan Mulyo. Mereka bertiga orang desa yang  bertubuh kekar dan berkulit gelap. Mereka sedang menunggu akan  berangkat ke Malaysia. 
Pagi itu hari Senin, aku sendirian di  rumah bersama ke 3 orang calon TKI itu. Mamaku sedang pergi ke Jakarta  bersama papaku ada keperluan mendadak. Sementara ciciku pergi bersama  pacarnya entah kemana. 
Aku waktu itu habis beraerobik ria di  rumah, dan kemudian ingin mandi. Seperti biasa kubawa saja kimono biruku  ke kamar mandi. Dan setelah aku beberapa saat aku selesai mandi, maka  kubalut tubuh telanjangku itu dengan kimonoku tanpa apa-apa lagi di  baliknya. 
Kemudian aku berjalan ke halaman belakang hendak  menjemur pakaian dalam yang baru kupakai semalam untuk tidur. Kulihat  para TKI itu sedang menikmati sarapan pagi. Mereka menyapaku ramah. 
Kulihat  mereka memandangiku saat aku memeras BH hitam dan celana dalam kuningku  yang sexy itu. Sebenarnya aku risih juga dilihatin begitu, tapi aku  pikir tanggung, sebentar lagi aku akan kekamar untuk ganti pakaian. Maka  aku kemudian menjemur pakaian dalamku itu. Pada saat aku berjinjit  untuk menaruh pakaian dalamku di jemuran, tak terasa kimonoku sedikit  tertarik ke atas, padahal kimono itu hanya sepaha. Maka, tak elak lagi,  bulu bulu vaginaku yang tidak tertutup itu sedikit kelihatan membuat  mereka melotot. 
Tapi aku tak menyadari hal itu, kemudian aku  berbalik dan masuk ke kamar. Kamarku sendiri ada jendela besar ke  halaman belakang. Aku ingat ada para TKI itu, maka korden aku tutup,  namun rupanya tidak tertutup rapat dan masih bisa kelihatan dari halaman  belakang. 
Aku melepas kimonoku, dan mulai melotioni tubuh  telanjangku ini. Aku tak sadar ada 3 pasang mata yang melotot memandangi  tubuh telanjangku ini. Beberapa saat kemudian aku baru sadar saat  melihat bayangan di cermin. Maka aku berteriak dan segera menutup  payudara dan kemaluanku dengan tangan. 
Ketiga TKI itu segera  lari dan masuk ke kamarku yang memang tak pernah kukunci. Aku kaget  melihat mereka bertiga masuk ke kamarku. 
"Non, kami sudah  melihat tubuh non yang mulus itu. Sebaiknya non tidak usah melawan  karena di sini tidak ada siapa-siapa lagi " kata Mulyo cengengesan. Aku  masih berusaha galak dan menyuruh mereka keluar. 
Namun Maman  dan Yadi segera maju dan memegangi tanganku. Kemudian aku mereka banting  di ranjang. Aku kemudian berpikir daripada aku melawan malah mendapat  celaka, maka lebih baik aku pasrah saja dan tidak melawan. 
"Sabar-sabar, jangan pada main kasar gitu donk. Saya kan belum pernah gituan.. pelan2 kek" tegurku. 
Mereka  kemudian tidak lagi beringas, dan mendekatiku. Maman segera memelukku  dan menciumi bibirku dengan ganas. Mula-mula aku berusaha menolak  bibirnya yang bau itu, namun saat Yadi mulai menjilati payudaraku, dan  Mulyo mulai mengelus-elus bibir vaginaku dengan tangannya yang kasar  itu, aku mulai terangsang dan bibirku mulai membuka untuk membalas  serbuan bibir Maman yang tangannya sibuk meremasi pantatku yang bulat  itu. 
Tanganku mulai meraba-raba celana mereka. Dan Yadi  berinisiatif membuka celananya dan menyodorkan kontolnya yang lumayan  besar itu ke tanganku. Aku agak kaget melihat kontol pria sebesar itu.  Aku sudah sering melihat kontol milik pacar-pacarku namun tidak ada yang  sebesar itu. Apalagi Maman dan Mulyo menyusul bugil. Ternyata kontol  mereka begitu besar. 
Aku sempat ketakutan, namun dengan halus,  Mulyo memegang tanganku dan menaruhnya di batang penisnya. Akupun  perlahan mulai mengelus penisnya. Maman melanjutkan menyusu di  payudaraku yang montok itu. 
Aku yang sudah makin terangsang,  mulai bergantian menjilati batang penis Mulyo dan Yadi secara  bergantian, sementara Maman kini mulai menjilati klitorisku yang  memerah. 
Tiba-tiba aku merasa ingin pipis dan akhirnya keluar  cairan banyak dari vaginaku. Ketiga cowok itu segera saja berebut  menjilati vaginaku sampai aku kegelian. 
Yadi kemudian  menelentangkan aku di ranjang. Aku merasa inilah saatnya aku akan  kehilangan keperawananku. Saat Yadi menempelkan kepala kontolnya yang  besar itu di bibir vaginaku aku sempat berusaha menolaknya. Namun dari  belakang Mulyo mendorong Yadi sehingga kontolnya langsung amblas ke  memekku. Aku menjerit kesakitan. 
Namun Mulyo segera  berinisiatif menjilati puting payudaraku sehingga aku kegelian. Yadi  sendiri perlahan mulai menarik majukan kontolnya sehingga aku merasakan  kegelian yang amat sangat di lubang vaginaku. Terasa kontolnya memenuhi  lubang vaginaku. 
Tiba-tiba sambil memelukku, Yadi menggulingkan  aku sehingga aku berada di atasnya. Mulutnya segera menyerbu ke puting  payudaraku yang menggantung bebas. Belum sempat aku berpikir tiba-tiba  dari belakang Mulyo menyodokkan kontolnya yang besar itu ke dalam lubang  anusku. Aku yang berteriak kesakitan, segera disumpal mulutku dengan  kontol Maman samai aku nyaris muntah. 
Kini dalam keadaan  menelungkup, ketiga lubangku sudah dimasuki kontol yang berbeda. Namun  aku merasakan sensasi yang luar biasa. Seluruh tubuhku serasa dilolosi.  Aku mengalami orgasme sampai 3 kali. 
Akhirnya aku merasa ingin  orgasme lagi, dan bersamaan dengan orgasmeku, kurasakan Yadi  menyemprotkan banyak sekali spermanya di dalam memekku. Kemudian aku  jatuh lunglai di pelukan Yadi. 
Mulyo kemudian segera menarikku  duduk di pangkuannya sambil kontolnya masih menancap di lubang anusku.  Dari belakang ia meremas-remas payudaraku yang berguncang-guncang. Maman  yang belum klimaks, segera menyodokkan kontolnya ke dalam vaginaku yang  nganggur itu. 
Aku benar-benar sudah merasa kepayahan, hingga  akhirnya aku merasa ingin keluar lagi. Tak lama kemudian aku benar-benar  tak tahan lagi dan akhirnya aku menyemprotkan cairan orgasmeku yang  kelima. Maman tak lama kemudian menyusul menyemprotkan maninya di dalam  memekku. 
Mulyo rupanya memang yang terkuat di antara mereka.  Dia belum keluar, sehingga dia kemudian menunggingkan aku dan kontolnya  pindah ke vaginaku. Dari belakang aku disodoknya sambil tangannya  memeras-meras payudaraku. 
15 menit kemudian dia akhirnya  mencapai klimaks dan aku pun juga mencapai orgasmeku lagi. Kami berempat  akhirnya lunglai di atas ranjang. 
Kulihat jam, ternyata sudah  hampir 2 jam kami melakukan pesta sex. Aku kemudian mengajak mereka  untuk mandi bersama karena aku khawatir sebentar lagi papa mamaku  pulang. Kemudian kami berempat mandi bersama. Di kamar mandi ketiga  laki-laki itu selalu berebutan untuk menjamah tubuhku yang mulus ini. 
Sungguh  pengalaman ini tak terlupakan bagiku dan aku mulai mengerti nikmatnya  sex sejak itu. Lain kali akan kuceritakan pengalamanku bersama  tetanggaku. 
Tamat
