Suasana di ruang makan ini terasa hangat dan penuh dengan keakraban keluarga. Derai canda tawa keluarganya membuat hati Fitri terasa gembira. Wanita cantik yang baru berumur 22 tahun itu tersenyum saat melihat wajah ayahnya, Suparno, bersinar ceria. Sejak kematian ibunya dua tahun yang lalu, Fitri merasa ayahnya selalu terlihat kesepian dan murung. Fitri dan suaminya, Farrel, memang tinggal di Jakarta setelah mereka menikah tiga tahun yang lalu. Begitu juga dengan kakaknya, Sarah, yang mengikuti suaminya, Joko, tinggal di Surabaya.
Walaupun masih ada adik laki-lakinya, Bimo, yang menemani ayahnya di Bandung sini, tapi Fitri merasa ayahnya masih merasa kesepian. Dan sekarang kesepian di hati ayahnya seakan sirna dengan kehadiran semua anak dan mantunya di rumah ini. Apalagi dengan kehadiran si kecil, Indi, anak dari kak Sarah. Ayahnya seakan tak pernah bosan menimang balita yang masih berumur satu tahun itu.
“Say, makan dulu dong. Entar kamu sakit lho.” kata Farrel sambil menyodorkan sepiring nasi dengan lauknya ke hadapan Fitri.
Fitri tersenyum manis melihat suaminya itu. Farrel memang selalu romantis dan perhatian, yang membuat Fitri selalu mencintai suaminya itu. Bahkan dia rela melepaskan cita-citanya untuk menjadi model atau pemain film ketika Farrel meminangnya ketika Fitri baru lulus SMU. Padahal berbekal wajah cantik, tubuh tinggi semampai bak model-model catwalk, serta bakat aktingnya yang terasah lewat sanggar teater yang diikutinya, jalan Fitri untuk meraih cita-citanya itu sudah terbuka. Dulu juga ada modeling agency profesional di Jakarta yang sudah bersedia mengontraknya menjadi model profesional. Tapi semua itu dia lepaskan, karena Farrel, lelaki yang sangat dicintainya meminangnya dan ingin dia menjadi ibu rumah tangga biasa saja.
“Aduh! Kalian benar-benar pasangan serasi ya. Sudah tiga tahun menikah tapi mesranya kayak masih pengantin baru aja, hehehe…” goda Sarah.
“Ih, kak Sarah, apaan sih…” kata Fitri malu. Wajah Fitri merah mendengar godaan kakak perempuannya itu. Sarah tertawa melihat adiknya salah tingkah.
“Mmm… kamu nggak usah godain Fitri terus. Kalo kamu mau kita bisa bulan madu lagi kok. Papi juga pasti senang kalau punya cucu lagi selain Indi.” kata Joko sambil merangkul istrinya dengan mesra. Kini ganti wanita cantik itu yang tersenyum malu.
“Sudah, jangan bercanda terus, makan dulu. Farrel, adik kamu Cindy disuruh makan juga dong.” kata Suparno.
“Iya, Pi.” jawab Farrel yang segera menyuruh Cindy, adik perempuannya, untuk mengambil makanan.
Cindy, adik perempuan Farrel yang baru berumur 17 belas tahun sebaya dengan Bimo, ikut berkunjung kesini karena kebetulan sekarang sedang libur sekolah. ABG cantik yang masih SMU itu senang bisa ikut liburan kesini, apalagi disini ada Bimo yang sebaya dengannya dan bisa mengantarnya keliling kota Bandung. Keluarga itu kemudian makan malam dengan gembira.
Setelah makan malam, mereka bercengkrama dan bercanda dalam kehangatan suasana kekeluargaan. Hingga tiba-tiba…
BRAAAAKKK!!
“JANGAN BERGERAK!!! SEMUANYA DIAM DAN JANGAN MELAWAN! Pistol ini bukan pistol mainan, kalau ada yang melawan, gue nggak akan segan-segan ngebunuh kalian semua.” teriak seorang lelaki tak dikenal yang tiba-tiba saja mendobrak masuk ke ruang makan itu. Laki-laki itu mengancam sambil menodongkan sepucuk pistol. Laki-laki itu masuk bersama dengan dua orang temannya yang juga bersenjata pistol.
Teriakan ketakutan segera terlontar dari para kaum hawa yang ada di ruangan itu. Farrel dan Bimo berdiri kelihatan seperti mau melawan tapi...
DOORR! PRANGG…
Suara letusan pistol terdengar keras. Farrel dan Bimo segera mengurungkan niat mereka melakukan perlawanan. Untung saja peluru pistol itu tak terarah ke mereka tapi ke televisi kecil yang ada di pojok ruangan ini, membuat tivi itu hancur berantakan. Para wanita yang tadi berteriak-teriak menjadi terdiam ketika mendengar suara tembakan itu, mereka hanya menangis ketakutan.
“Apa mau kalian? Kalian boleh ambil apa saja yang kalian mau, tapi tolong jangan usik keluarga kami.” kata Farrel.
“Hahaha… tenang. Selama kalian tidak melawan dan mau menuruti perkataan kami maka tidak ada satu orang pun yang akan terluka. Choki. Barong. Kalian ikat mereka semua dengan tali agar tidak bisa melawan.” kata si Brewok kepada dua orang temannya.
Dua orang itu segera mengikat Fitri dan keluarganya dengan tali yang sepertinya sudah mereka siapkan. Tak lama kemudian seluruh anggota keluarga yang naas itu sudah terikat erat di masing-masing kursi mereka. Mulut mereka juga disumpal dengan saputangan sehingga tak bisa bersuara. Meja makan besar itu mereka singkirkan hingga keluarga itu kini duduk terikat dengan posisi mengelilingi ruang kosong di tengahnya.
“Hahaha… kayaknya kali ini kita nggak salah pilih. Rumah ini ternyata sarang bidadari, hahaha…” kata si Brewok yang kelihatannya merupakan pemimpin gerombolan itu.
“Bener banget, Juk. Loe emang jago ngincer target. Sekarang cepet loe ambil pilihan loe siang tadi, gue sudah nggak tahan nih.” kata laki-laki botak yang bertubuh agak gendut.
“Oke, Rong. Loe tahan dulu nafsu loe.” kata si Brewok sambil menghampiri Fitri. Dia melepaskan ikatan Fitri sambil terlebih dulu mengancamnya agar tidak melawan. Wanita muda itu terlihat ketakutan.
“Rong, loe jaga dulu disini. Biar gue sama Choki yang ngasih briefing buat si cantik ini.” kata si Brewok sambil menarik Fitri menuju ruangan lain.
Laki-laki yang satunya lagi yang berbadan tinggi besar dan berkulit hitam memakai kaos bola Chelsea mengikuti mereka ke ruangan itu yang ternyata adalah ruangan tamu.
“Apa mau kalian? Tolong jangan apa-apakan kami. Kalian boleh ambil semua uang atau perhiasan yang kami punya, tapi tolong lepaskan kami.” kata Fitri.
Fitri bukanlah wanita bodoh. Dia bisa menerka dari percakapan mereka tadi kalau yang diinginkan gerombolan ini bukan hanya uang dan harta. Pandangan mereka yang bagai serigala lapar terlihat selalu melihat ke arahnya, kak Sarah, ataupun Cindy. Fitri seakan tahu bahwa nasib yang akan menerpa dirinya dan para wanita disini merupakan hal yang paling tragis bagi para kaum hawa.
PERKOSAAN..!!!
Tapi Fitri berharap kalau perkiraannya itu salah, dan bajingan-bajingan itu hanya menginginkan harta dan tidak mengganggu mereka.
“Hehehe… Kami sama sekali tak butuh uang, cantik. Hehehe…” kata si Brewok.
“La-lalu apa yang kalian inginkan? To-tolong jangan ganggu kami.” kata Fitri memohon. Airmata mulai menetes lagi dipipinya ketika dia menyadari kalau apa yang menjadi perkiraannya ternyata benar.
“Apalagi yang diinginkan laki-laki seperti kami dari wanita cantik seperti kamu dan dua bidadari lagi yang ada di ruang sebelah, hehehe…” kata si Brewok sambil tertawa.
Fitri pun menangis karena dia sangat paham apa yang mereka inginkan. Si Brewok dan temannya hanya membiarkan wanita itu menangis. Sekitar lima menit Fitri menangis sebelum akhirnya dia menenangkan dirinya.
“Baik. Kalian boleh lakukan apa saja kepadaku, tapi tolong jangan ganggu kak Sarah ataupun Cindy.” kata Fitri. Wanita cantik itu akhirnya mengambil keputusan bahwa cukup dia saja yang harus mengalami musibah ini. Kak Sarah dan, terutama Cindy yang masih perawan tak usah mengalami nasib mengenaskan seperti dia.
Si Brewok tertawa mendengar perkataan Fitri. “Wanita pintar. Tapi sebelum itu, lebih baik kamu lihat ini dulu. Choki, kemariin kameranya.” kata si Brewok sambil mengambil sebuah kamera digital dari temannya. Dia lalu menunjukkan pada Fitri sebuah rekaman yang tersimpan di memori kamera itu.
“AAKKKHHH…” Fitri menjerit. Wanita itu sangat shock ketika melihat rekaman itu.
Rekaman itu menunjukkan rekaman si Brewok yang sedang memperkosa seorang wanita di hadapan keluarganya. Wanita itu kelihatan menderita dan menangis. Kemudian dia melihat si Brewok mulai marah-marah lalu terlihat adegan yang membuatnya shock sampai ingin muntah. Si Brewok dengan kejamnya membunuh semua anggota keluarga itu dengan pistolnya. Pria, wanita, bahkan anak kecil pun tak luput dari tangan kejam si Brewok.
Fitri menangis, wajahnya pucat pasi, tubuhnya lemas sampai dia terjatuh dari kursi dan meringkuk di lantai.
“Itu adalah contoh apa yang akan terjadi bila kamu tidak mau menuruti perintahku. Kamu dan wanita yang lainnya tetap akan aku perkosa, kemudian aku bunuh. Lalu aku juga akan membunuh semua keluargamu, termasuk bayi yang tadi siang aku lihat. Dimana dia? Dikamar atas??? Jangan kuatir, kami pasti akan menemukan dia. Mmm… aku minta kamu menuruti semua perintahku tanpa ragu, kalau tidak hal yang seperti kamu lihat barusan akan menimpa keluargamu. Aku beri kamu waktu sepuluh menit untuk berpikir. Jangan kecewakan aku, hehehe…” bisik si Brewok dengan suara dingin di telinga Fitri yang masih menangis dan shock.
Selama sepuluh menit itu, Fitri dilanda dilema atas tragedi yang menimpa dirinya itu. Dia sangat mencintai keluarganya, terutama Farrel suaminya. Bahkan dia rela melakukan apa saja untuk kebaikan keluarganya. Tapi masalahnya dia tak tahu apa yang diminta si Brewok agar dia mau melepaskan keluarganya. Perasaannya mengatakan, apapun itu tentulah sesuatu yang mengerikan.
“Waktu sudah habis. Sekarang cepat kamu katakan apa keputusan kamu?” kata si Brewok.
“Ngg… ka-kalau aku lakukan semua yang kamu minta, apa kamu akan melepaskan aku dan keluargaku?” kata Fitri setelah dia berhasil menenangkan dirinya.
“Jangan kuatir. Aku memang bajingan, tapi aku tak pernah ingkar janji.” kata si Brewok.
“Mmm… baik. Aku akan menuruti semua perkataanmu, tapi lebih baik jangan ingkari janjimu. Trus apa maumu?” kata Fitri. Wanita itu sudah mengambil keputusan, dia akan melakukan apa saja demi keselamatan keluarganya karena dia sangat mencintai keluarganya.
“Keputusan yang bagus, hahaha… Pertama-tama, kenalkan namaku Juki. Yang hitam itu, orang ambon, namanya Choki. Dan si Gendut yang bersama keluargamu itu namanya Barong. Sekarang kamu sebutkan siapa nama kamu dan semua orang yang ada di ruang makan, dan juga jelaskan apa hubungan kalian, suami, kakak, adik, atau yang lainnya.” kata Juki.
Fitri pun segera menuruti perintah Juki. Wanita cantik itu menceritakan nama dan hubungan keluarga diantara dia dan keluarganya yang lain, meskipun dia masih bingung apa mau Juki sebenarnya.
“Sekarang buka semua pakaianmu!” perintah Juki.
Fitri pun melakukannya walaupun dalam hatinya dia merasa sangat malu dan terhina. Satu-persatu, pakaian yang melekat ditubuhnya, dia lepaskan. Fitri sadar kalau dia adalah wanita yang cantik. Semua kenalannya berkomentar kalau wajah dan bentuk tubuhnya seperti Luna Maya, artis terkenal itu. Bahkan tak sedikit yang menyangka mereka masih ada hubungan saudara.
Fitri bisa melihat kekaguman dan nafsu yang terpancar dari mata Juki dan Choki saat mereka melihat tubuh telanjangnya. Wajah cantik dengan hidung mancung dan bibir yang merekah indah, bermahkotakan rambut hitam panjang.Tubuh tinggi semampai dengan lekuk yang menggairahkan, buah dada yang walaupun tak terlalu besar tapi proporsional dengan tinggi tubuhnya, bulat menantang dengan putting yang mencuat, pantat membulat penuh, perut rata tanpa lemak, serta kaki jenjang. Semua lekuk indah tubuhnya itu terbalut kulit putih mulus bak pualam. Vaginanya yang bulunya dicukur habis, dengan belahan memek yang masih rapat dan tak bergelambir. Semua pemandangan itu membuat dua bajingan itu terpana.
“Hehehe… kali ini kita tak salah pilih. Kamu benar-benar cantik, Fit. Iya nggak Chok?” kata Juki.
“Bener, Juk. Gue jadi inget Luna Maya kalau lihat nih cewek. Tapi gue kayaknya pengen kakaknya. Siapa namanya?? Oh iya Sarah. Gue lihat toketnya gede banget. Apalagi dia masih punya bayi, pasti tetek yang montok itu penuh ASI. Hmmm… baik tuh buat kesehatan, hahaha…” jawab Choki.
“JANGAN. Tolong jangan ganggu yang lain. Kalian bisa lakukan apa yang kalian mau sama aku saja. Tolong jangan ganggu kak Sarah atau yang lain… AAUUHHK…” pinta Fitri.
PLAAAKKK!!! tiba tiba Juki menampar Fitri.
“Kamu sudah janji akan menurut semua perkataan kami. Lagian si Choki paling cuman pingin ngentot kakak loe doang. Atau loe pingin Sarah kami bunuh?” kata Juki marah.
Fitri tak bisa menjawab. Akhirnya dia mengambil keputusan, lebih baik membiarkan bajingan-bajingan itu memuaskan nafsu mereka, asalkan nyawa keluarganya bisa selamat.
“Nah, gitu dong. Sekarang dengarkan baik-baik perintahku. Kamu harus berlagak bagaikan seorang wanita lacur yang suka sekali dengan seks dan melakukan apa saja untuk mendapatkan kenikmatan birahi. Kamu akan menuruti semua perintah kami dengan senang hati. Kalau aku melihat kamu ragu-ragu dan sedikit saja terlihat bahwa kamu terpaksa bertingkah seperti itu, maka aku akan membunuh semua keluargamu. Jika aku entot kamu di depan keluargamu, kamu akan menikmatinya. Ingat tingkahmu harus benar-benar seperti wanita lacur. Jika aku meminta kamu ngentot dengan siapa saja, maka kamu akan melakukannya dengan antusias dan terlihat benar-benar menginginkannya. Bila sampai kamu terlihat seperti terpaksa maka aku akan membunuh kalian semua. Bagaimana, kamu sanggup?” kata Juki.
Perintah Juki ini sangat mengagetkan Fitri. Dia harus berhubungan badan dengan bajingan-bajingan ini di depan keluarganya? Di depan suaminya? Apalagi dia harus berlagak seperti pelacur yang menikmatinya.
“Nnngg… I-ini… bagaimana mungkin a-aku..?!!” kata Fitri shock.
“Jangan membantah perintah. Kalau kamu ragu-ragu seperti ini sekali lagi maka aku akan bunuh kalian semua.” kata Juki.
Fitri pun hanya bisa mengangguk. Dia harus melakukannya demi keselamatan keluarganya.
“Sebentar lagi kita akan bergabung bersama dengan keluargamu yang lain. Sesampai disana, tidak akan ada peringatan lagi. Kalau kamu terlihat ragu-ragu dan tidak dengan suka rela melaksanakan perintah kami maka aku akan langsung membunuh kalian semua. Jadi lebih baik kamu siapkan dirimu.” kata Juki lagi.
Fitri segera berusaha menenangkan perasaannya. Wanita itu mengambil nafas dalam-dalam, lalu mencoba fokus. Fitri bertekad bahwa dia harus bisa menyelamatkan nyawa seluruh keluarganya. Untung saja Fitri memang sedikit banyak memiliki bakat akting yang pernah diasahnya di klub theater. Wanita cantik itu hanya perlu waktu sekitar lima menitan untuk kosentrasi dengan memejamkan matanya, dan ketika dia membuka matanya, ekspresinya pun berubah. Sorot matanya mengerling nakal, senyuman manis menggoda tersungging di bibir merahnya, dan Fitri pun menghampiri Juki dengan gerak lenggak-lenggok tubuh yang menantang.
Perubahan dratis pada tingkah laku Fitri membuat Juki dan Choki pun terkagum. “Wuahaha… bagus sekali. Perfect. Seperti inilah yang aku mau. Ternyata bukan hanya wajah kamu saja yang mirip Luna Maya, kamu pun punya bakat akting yang luar biasa. Atau jangan-jangan ini memang jati diri kamu yang sebenarnya, seorang wanita binal! Hahaha…” kata Juki puas.
Hati Fitri sakit mendengar ocehan Juki, tapi dia harus menabahkan hatinya demi keselamatan keluarganya. Bahkan ketika pemimpin bajingan itu memeluknya lalu mencium bibirnya, Fitri berusaha membalasnya dengan panas. Wanita itu membayangkan kalau orang yang sedang diciumnya adalah Farrel suaminya.
Juki tak membuang-buang kesempatan, tubuh indah Fitri yang memang sudah menjadi incarannya segera dieksploitasi dengan tangannya. Sambil berpelukan Juki meremas payudara Fitri yang bulat menantang. Pantat sexy Fitri pun menjadi sasaran tangan Juki yang satunya lagi.
Farrel selalu memperlakukannya dengan lembut, sedangkan Juki menyerangnya dengan penuh nafsu dan sedikit kasar. Tapi Fitri malah merasakan sensasi lain dari perlakuan kasar Juki.
“Tidak, aahh… aku melakukan ini karena terpaksa. Aku hanya berakting, tak boleh menikmatinya.” pikir Fitri dalam hati.
Juki terus mencumbu Fitri sambil berdiri, lalu perlahan sambil tetap berpelukan dan bercumbu, Juki menyeret tubuh Fitri menuju ruang makan tempat keluarganya disekap. Fitri yang berkosentrasi untuk menahan rangsangan yang diberikan Juki, tapi sambil berakting menikmatinya, tak sadar bahwa dirinya kini sudah dibawa dihadapan keluarganya.
“Hahaha… loe emang bener-bener lihai menaklukan wanita, Juk.” kata seseorang.
Fitri tersentak ketika mendengar nada suara itu. “Itu suara si Gendut, berarti aku ada di... aahhh!!!” pikir Fitri dalam hati.
Fitri membuka matanya, dia melepaskan ciumannya dari Juki, sambil tetap tersenyum agar Juki tak curiga. Sekilas dia melihat ke sekeliling ruangan. Terlihat wajah-wajah yang dikenalnya menatapnya dengan pandangan kaget tak percaya. Wanita cantik itu melihat ke arah Farrel, suaminya. Hatinya perih ketika melihat pancaran kemarahan dari laki-laki yang dicintainya itu.
“Aahh… maafkan aku, sayang. Aku harus melakukan ini demi keselamatan kita semua.” jerit Fitri dalam hati.
Juki memeluk tubuh Fitri dari belakang, tangannya meremas payudara wanita cantik itu, sedangkan tangan satunya bermain nakal di sela-sela belahan vaginanya. Choki dan Barong melihat aksi temannya sambil tertawa, sedangkan Fitri bisa melihat tatapan heran bercampur marah dari seluruh keluarganya.
“Ingat. Kau harus menikmatinya seperti seorang wanita lacur.” bisik Juki lirih di samping telinganya.
Fitri pun berusaha berakting bak wanita lacur yang menikmati semua ini. Gerak liar jemari Juki membuat Fitri menjadi mudah untuk berlagak menikmatinya.
“Wah-wah.. memek si cantik ini ternyata sudah basah. Fit, coba jawab. Apa kamu senang kalo memekmu digosok-gosok begini? Gimana kalau memek kamu dijilat, trus itil kamu dijilatin sambil diisep-isep? Kamu suka?” kata Juki.
“Mmm… iya, aaahh… aku suka banget.” kata Fitri manja. “Ya, Tuhan. Tabahkan hatiku. Aahh… Aku harus kosentrasi, tak boleh ragu. Bajingan ini bisa membunuh kami semua kalau aku ragu-ragu.”
“Sekarang kamu boleh memilih siapa yang beruntung buat menjilati memek kamu? Ayo.” kata Juki.
Fitri pun melepaskan diri dari pelukan Juki, dan dengan lenggang yang menantang wanita itu berjalan perlahan ke arah suaminya, Farrel. Tapi tiba-tiba Juki menarik tangannya.
“Eits, tunggu dulu. Gue rasa suami loe sudah sering ngerasain memek loe itu, jadi gue minta loe pilih orang lain. Gue dan temen-temen gue juga jangan loe pilih, karena sekarang kita cuma pingin lihat doang, hahaha…” kata Juki.
Fitri sangat kaget mendengar perkataan Juki, dia harus menyuruh salah satu keluarganya untuk menjilati memeknya. Wanita cantik itu bingung sekali, dia tak ingin melakukan seks dengan salah satu keluarganya, walaupun cuma oral.
“Aah… bagaimana ini? Aku harus melakukannya atau nyawa kami semua terancam. Tapi siapa yang harus aku pilih?” pikir Fitri.
“Ayo, cepet. Kamu pilih siapa, manis? Hahaha…” kata Juki lagi.
“Hhmm… siapa yah?” kata Fitri sambil berlagak bagai wanita genit.
“Kamu jangan macam-macam. Aku bisa bunuh kalian semua kalau aku hilang sabar.” bisik Juki lirih disamping telinga Fitri. “Ayo, cepet. Kamu harus pilih sekarang!” kata Juki.
“Cindy.” jawab Fitri cepat.
Fitri sendiri kaget ketika dia selesai mengucapkan nama Cindy. Dia sama sekali bukan lesbi, begitu juga dengan Cindy. Dia hanya tak pernah terpikir untuk melakukan hubungan seks dengan keluarganya yang sedarah. Saat ini yang bukan keluarganya sedarah hanya Cindy dan Joko, tapi Fitri sendiri tak tahu apa alasannya menyebutkan nama Cindy daripada Joko.
“Hahaha… ternyata kamu doyan sama cewek juga, Fit. Farrel, Farrel... gue iri sama loe bisa punya istri yang begitu binal. She’s a wild girl, man. Hahaha…” kata Juki.
Farrel melotot ke arah Bajingan-bajingan itu dan Fitri. Dia tak rela adik kandungnya menjadi korban permainan bejat bajingan-bajingan ini dan istrinya yang kini sangat dibencinya. Fitri bisa merasakan kemarahan yang dipancarkan suaminya.
“Maafkan aku mas. Ini jalan satu-satunya agar kita semua bisa selamat.”
Barong dan Choki segera melepaskan ikatan tali pada tangan dan kaki Cindy, mereka juga melepaskan saputangan yang menyumbat mulut gadis remaja itu. Tapi mereka memegangi gadis itu hingga Cindy tak mampu melepaskan diri. Barong dan Choki segera menyeret Cindy ke tengah ruangan, lalu memaksanya duduk di lantai.
Fitri mengerti apa yang diinginkan bajingan-bajingan itu dengan memaksa Cindy duduk di lantai. Perlahan dengan langkah yang sexy menggoda Fitri menghampiri Cindy. Setelah tiba di hadapan adik iparnya itu, Fitri sedikit melebarkan posisi kakinya hingga Cindy bisa melihat jelas liang vagina Fitri yang indah dengan jelas.
“Kak… kak Fitri, tolong Cindy, kak.” rengek Cindy sambil menangis.
“Kamu tenang saja, Cin. Jangan nangis. Mereka nggak akan menyakiti kita asalkan kamu nurut sama kakak.” kata Fitri. “Maafkan kak Fitri, Cin.”
Cindy hanya menganggukkan kepalanya sambil menangis sesenggukan.
“Sekarang coba kamu jilatin memek kakak.” perintah Fitri.
“A-APA?! Kak Fitri kenapa sih? Nggak! Cindy nggak mau. Itu kan kotor.” tolak Cindy.
“Ayo, donk, Cin. Kamu harus nurut sama kakak. Jilatin memek kakak.” kata Fitri lagi.
“Nggak. Nggak mau. Kak. Kak Fitri kenapa jadi gini sih? Inget, kak. Kakak itu istri kak Farrel. Tolong jangan paksa Cindy, kak. Cindy nggak mau. Nggak! Huhuhu…” kata Cindy sambil mulai menangis lagi.
Fitri bingung harus berbuat apa. Dia melirik ke arah Juki. Wanita cantik itu melihat kemarahan mulai terpancar dari mata pemimpin bajingan itu. Fitri melihat Juki mulai merogoh pistol yang tadi dia selipkan di balik jaketnya.
“Ya, Tuhan. Bajingan itu marah dan akan membunuh kami semua. Tidak! Aku harus mencegah semua ini.” Fitri menjambak rambut Cindy hingga gadis remaja itu menjerit kesakitan. Fitri menundukkan kepalanya hingga wajahnya dan Cindy sekarang berhadapan.
“Dengerin kak Fitri, Cin. Kamu harus mau menjilati memek kak Fitri. Kamu harus menuruti semua perintah kak Fitri. Kalo kamu nggak mau, kamu akan diperkosa mereka semua. Sekarang kamu pilih, nurut sama kak Fitri atau diperkosa sama mereka? Ayo, cepat jawab.” ancam Fitri.
Cindy ketakutan mendengar ancaman kakak iparnya itu. Gadis remaja itu melihat ke arah Barong dan Choki yang memegangi tubuhnya. Kedua bajingan itu tertawa senang mendengar kata-kata Fitri tadi.
Cindy tak sanggup membayangkan dirinya akan diperkosa kedua bajingan ini jika ia tak menuruti kata-kata kakak iparnya. Cindy heran melihat sikap kakak iparnya itu yang kini bertingkah bagaikan wanita murahan. Dia sebenarnya sangat jijik bila harus menjilati vagina Fitri, tapi dia tak punya pilihan lain. Ini masih lebih baik daripada diperkosa kedua bajingan ini.
“Ba-baik, kak. Cindy mau nurut kata-kata kakak. Ta-tapi tolong jangan suruh mereka perkosa Cindy, kak.” kata Cindy sambil menangis pelan.
“Nah, gitu dong. Sekarang kamu jilatin memek kakak.” kata Fitri.
Cindy pun menurut. Gadis yang berusia 17 tahun itu menjulurkan lidahnya dan mulai menjilat belahan vagina kakak iparnya. Pada awalnya Cindy merasa jijik, tapi ternyata Fitri, kakak iparnya, sangat pandai merawat vaginanya. Vagina Fitri sama sekali nggak berbau pesing. Sempat terselip kekaguman Cindy akan vagina Fitri yang indah terawat.
“Aaah… kamu pintar, Cin. Jilat terus memek kak Fitri.” kata Fitri sambil melebarkan pahanya. Fitri sama sekali bukan lesbian. Dia hanya berpura-pura menikmati percumbuan itu demi keselamatan keluarganya. “Maafkan kakak, Cindy.”
Lama-kelamaan permainan lidah Cindy di liang vagina mulai membangkitkan gairah Fitri. Wanita cantik itu tak lagi berpura-pura, tapi sekarang benar-benar menikmatinya.
“Aaah… Ssst… Terus, Cin. Mmm… ya… disitu! Jilatin itil kakak. Isepin juga… aakkhh!!!” desah Fitri. Si cantik itu bagaikan lupa dengan sandiwaranya. Fitri mulai hanyut dalam kenikmatan. Dia memberi petunjuk-petunjuk pada Cindy agar adik iparnya itu tahu titik-titik mana yang harus dirangsang.
“Masukin jari kamu ke memek kakak. Aaaghh… ya gitu, uugh… Kocokin terus… uuff…!!” desahan Fitri pun segera memenuhi ruangan itu.
Dia benar-benar telah tenggelam dalam kenikmatan, hingga ia tak lagi mempedulikan tatapan marah dari keluarganya yang menonton perbuatan binalnya itu. Getar-getar birahi mulai menjalar keseluruh tubuhnya. Hingga Fitri pun menggeliat nikmat saat orgasme datang menerpanya. Ia menekan kepala adik iparnya ke memeknya sampai Cindy hampir kehabisan nafas.
“AAGHHHHHH… CIN. Kakak dapet! Oouugh...” Fitri pun menjerit nikmat. Dia sampai tak kuat untuk berdiri. Fitri pun jatuh terduduk, dan menikmati sisa-sisa orgasme yang baru saja melandanya.
“Bravo-bravo… benar-benar pertunjukan yang sangat HOT. Loe emang pelacur yang luar biasa, Fit. Hahaha…” kata Juki sambil bertepuk tangan.
Fitri seakan terseret lagi ke alam nyata. “Ya, Tuhan. Apa yang baru saja kulakukan?” katanya dalam hati. Dia benar-benar merasa malu dan hina karena dia menikmati pecumbuan pertamanya dengan sesama jenis.
“Bener banget, Juk. Gue paling demen nonton cewek lesbong kayak gini, hahaha...” timpal si hitam, Choki.
“Nah, sekarang loe harus ngebales perbuatan Cindy. Masa cuma loe yang enak? Cindy kan juga pengen.” kata Juki sambil menyerahkan sebilah gunting yang entah dia dapatkan darimana.
Sejenak Fitri bingung apa yang diinginkan Juki dengan memberinya sebuah gunting. Tapi setelah Choki dan Barong memaksa Cindy untuk terlentang dan memeganginya, Fitri pun paham apa yang diinginkan bajingan-bajingan itu. Fitri menghampiri Cindy yang terlentang tak berdaya, kemudian mulai menggunting kaos yang dipakai adik iparnya itu.
“Kak, jangan! Please, kak! Aauugh…” rengek Cindy ketika dengan cepat Fitri menggunakan sebilah gunting untuk melucuti pakaiannya.
Tak perlu waktu lama untuk Fitri melucuti pakaian Cindy bagian atas, dan Fitri pun meneruskan aksinya dengan melucuti celana jeans yang dikenakan Cindy. Teriak dan tangisan Cindy membuat hati Fitri terasa perih, tapi wanita itu tak memperdulikannya. Tak lama kemudian Cindy pun terlentang tak berdaya dalam keadaan telanjang bulat karena Fitri juga menggunting BH dan celana dalam yang dikenakan Cindy.
Fitri kagum melihat tubuh telanjang Cindy. Ternyata adik iparnya itu selain berwajah cantik, juga memiliki tubuh yang indah. Kulit putih mulus membalut tubuh indah yang mulai mekar itu. Payudara Cindy memang tak sebesar punyanya, karena masih dalam tahap pertumbuhan, tapi payudara Cindy terlihat begitu menantang dengan putingnya yang berwarna merah muda. Jemari lentik Fitri meraba di payudara Cindy, meremasnya lembut.
“Hentikan, kak. Jangan! Aauughh…” rengek Cindy tersendat karena Fitri tiba-tiba menyorongkan bibirnya ke arah payudara gadis remaja itu. Cindy dapat merasakan lidah kakak iparnya yang hangat dan basah menjilati putting susunya yang kian mengeras. Kadang Fitri menghisap kuat putting Cindy yang membuat gadis remaja itu mendesah makin keras. Cindy seakan lupa dengan tangisnya. Desah nikmat yang kini berganti muncul dari bibirnya.
Rangsangan dan cumbuan Fitri yang lebih berpengalaman dan mengetahui dengan jelas titik-titik kenikmatan seorang wanita membuat Cindy merasakan sensasi yang baru kali ini dia rasakan. Putting payudaranya kian mengeras dan vaginanya mulai basah oleh cairan kenikmatan.
“Mmm… kak Fitri, ooh…” desah Cindy yang mulai hanyut dalam kenikmatan birahi.
Desahan Cindy membuat Fitri makin bersemangat. Fitri berpikir setidaknya dia harus membuat adik iparnya itu merasakan kenikmatan dalam tragedi yang menimpa keluarga mereka malam ini. Kini tak hanya payudara Cindy yang menjadi sasarannya. Jemari Fitri yang lentik mulai bergerilya ke bawah, mengusap-usap belahan vagina Cindy. Bibir dan lidahnya menyusup ke ketiak Cindy yang tanpa bulu dan juga leher Cindy yang membuat gadis remaja itu sampai merasa bulu tengkuknya merinding.
“Sstt… kak, mmmppp…” desah Cindy yang tanpa sadar membalas kala bibir Fitri, kakak iparnya, mendarat di bibirnya dan mengajaknya berciuman.
Farrel yang duduk tak berdaya terikat di kursi dapat melihat dengan jelas percumbuan yang terjadi antara istrinya dan adik perempuannya. Dia merasa marah terhadap Fitri, istrinya, yang ternyata seorang perempuan jalang. Apalagi istrinya itu sampai melibatkan adik perempuannya yang tak berdosa dan dia sendiri tak sanggup berbuat apa-apa untuk mencegah hal itu terjadi.
Tapi selain itu Farrel juga merasa marah pada dirinya sendiri. Dia malu karena saat Fitri menelanjangi Cindy, matanya seakan tak mau melewatkan kesempatan menikmati indahnya tubuh adik perempuannya itu.
“Kamu ternyata sudah tumbuh menjadi gadis yang cantil, Cin. Aahh… apa yang aku pikirkan? Cindy itu adik kandungku sendiri. Semua ini gara-gara perempuan laknat itu. Aaahh… setan apa yang merasuki kamu, Fit?” keluh Farrel dalam hati. Tapi tanpa dapat dia cegah, Farrel merasakan kemaluannya mulai mengeras melihat adegan panas yang kini terpampang didepannya.
“Kak, apa yang kakak lakukan?Aaahhhh… ja-jangan! Ssshhhh… itu kan kotor, aaahhhh…” desah Cindy makin larut dalam birahinya ketika bibir Fitri mulai bergerak ke bawah ke arah vaginanya.
Fitri menjilati vagina Cindy dengan bergairah. Kini tak hanya paksaan dari bajingan-bajingan itu yang membuat wanita cantik itu melakukan ini semua, tapi nafsu birahinya mulai bangkit mendengar desahan adik iparnya yang menikmati cumbuannya. Fitri merasakan vaginanya sendiri juga mulai basah. Tanpa bosan dia menjilati vagina Cindy yang indah, tanpa bibir yang menggelambir dan bagian dalamnya terlihat begitu merah muda dan segar.
Saat Fitri menemukan klitoris Cindy, dia begitu gemas dan menghisap clÃtoris itu kuat-kuat. “Sslluurppp… Sslllurrpp…”
“Aaaahhh… Sshhhhtttt… Aaaahhhh…” desah Cindy makin keras saat Fitri mulai memainkan kelentitnya. Gadis remaja itu merasakan sesuatu yang baru kali ini dirasakannya. Getar-getar birahi menjalar ke seluruh tubuhnya bagaikan gelombang lautan. Dan saat Cindy merasakan orgasme untuk pertama kalinya, dia menjerit keras. Badannya menggeliat sampai pantatnya terangkat. Kedua pahanya menjepit erat kepala Fitri yang tak mau melepaskan hisapan dan jilatannya.
“UUGHHH… kak, Cindy mau… Oouuughh…” erang Cindy. Gadis remaja itu kemudian merasa tubuhnya seakan lemas. Tapi dia tak akan melupakan kenikmatan yang baru saja dia rasakan.
Fitri masih asyik menjilati cairan kenikmatan yang keluar dari memek Cindy sampai sebuah tangan besar menariknya bangkit berdiri. “Huahaha… bagus. Loe benar-benar cewek binal, Fit. Sini gue juga pengen ngerasain mani adik ipar loe, mmmpphhh…” kata Juki sambil mencium Fitri dengan liar.
Fitri tak kuasa menolak, wanita cantik itu pun membalas dengan panas. Juki menjilati mani Cindy yang tersisa di mulut Fitri. Lidahnya begerak liar di rongga mulut Fitri. Fitri yang memang sudah bangkit birahinya saat mencumbu Cindy melayani permainan Juki. Bahkan ketika dia rasakan jemari Juki yang besar bermain di memeknya yang basah, wanita cantik itu tanpa sadar turut menggerakkan tubuhnya naik turun menyambut tusukan jari Juki.
“Jangan… Tolong… Jangan…” teriakan Cindy menyadarkan Fitri. Dia melepaskan diri dari Juki dan menoleh ke tengah ruangan. Dilihatnya Barong sudah melepas pakaiannya dan bersiap-siap akan menggagahi Cindy yang sedang dipegangi Choki. Hati Fitri merasa sakit melihat apa yang dia takutkan akan terjadi. Dia kasihan melihat nasib Cindy.
“Hoi, Rong. Berhenti!!!” bentak Juki melihat ulah barong.
Hati Fitri merasa agak lega ketika melihat Juki sepertinya tidak menyetujui tingkah temannya itu. “Ya Tuhan. Semoga mereka tak mengganggu Cindy. Biarlah aku yang menerima semua cobaan ini.” Fitri berdoa dalam hati.
“Kenapa, Bos? Gue kan juga pengen.” kata Barong.
“Loe gak sabaran amat sih, Rong. Entar loe pasti dapet kesempatan loe. Tapi mana sopan santun loe? Gadis itu kan masih perawan. Masak loe yang bukan siapa-siapanya dia mau ngambil keperawannya? Biar kehormatan itu kita kasih buat kakaknya, ya nggak?” kata Juki.
Fitri terkesiap mendengar kata-kata Barong. Bajingan-bajingan itu akan memaksa suaminya memperawani adik kandungnya sendiri. Farrel tak kalah kagetnya mendengar kata-kata yang diucapkan Juki. Dia merasa jijik mendengar ide itu. Tapi di sisi lain tanpa dapat dia cegah, Farrel merasa kemaluannya semakin mengeras. Saat Barong mendekatinya dan melepas celana Farrel dengan menggunakan pisau, Farrel tak kuasa mencegahnya. Dan kini kemaluannya yang sudah tegang mengacung dengan gagahnya. Wajah Farrel memerah karena malu.
“Huahaha… lihat, Bos. Ternyata cowok ini suka ngeliat istrinya maen ama adiknya. Atau dia ngaceng gini gara-gara mau kita kasih kesempatan ngentot adiknya sendiri, hahaha…” kata Barong.
“Jangan… Lepasin saya… Aaahhh… Jangan!” teriak Cindy ketika Choki mengangkatnya ke arah kakaknya. Bajingan itu hanya tertawa.
“Loe pasti udah lama nunggu kesempatan kayak gini. Sekarang loe jawab, loe pasti sering ngebayangin ngentot sam adik loe yang cantik itu, ya nggak?” kata Juki sambil melepaskan ikatan pada mulut Farrel.
“BRENGSEK! BAJINGAN KALIAN SEMUA. JANGAN GANGGU ADIK GUE.” umpat Farrel ketika mulutnya terbebas. Tapi bajingan-bajingan itu tak mempedulikannya. Bahkan Choki yang mengangkat tubuh Cindy, memaksa gadis itu duduk di pangkuan Farrel dengan posisi berhadap-hadapan. Cindy hanya bisa menangis.
“Sekarang loe harus kehilangan perawan loe. Loe boleh pilih siapa laki-laki yang beruntung itu, kakak loe atau kita, hahaha…” kata Barong pada Cindy.
“Jangan ganggu dia… tolong… kalian boleh ambil apa aja yang kalian mau tapi jangan ganggu dia.” kata Farrel memohon.
“PLAKKK!! Diam kau. Nah, Cindy, sekarang loe harus milih.” hardik Juki.
Cindy menangis. Gadis remaja itu bingung apa yang harus dia lakukan. Tapi tak lama kemudian, Cindy meneguhkan hatinya. Jemarinya bergerak ke bawah dan memegang kemaluan kakaknya. Terasa olehnya kalau kemaluan kakaknya begitu besar dan keras. Perlahan dia mengarahkan kemaluan itu ke arah mulut vaginanya.
“Cin… Cindy… apa yang kamu lakukan? Jangan! Ingat, kita kakak-adik!” teriak Farrel saat dia menyadari apa yang terjadi.
“Nggak apa-apa, kak. Lebih baik Cindy melakukannya dengan kak Farrel. Cindy rela kok.” kata Cindy. Dia perlahan menurunkan tubuhnya hingga kemaluan Farrel mulai merobos vaginanya yang masih perawan.
“Auukhhh…” teriak Cindy kesakitan saat kepala kontol Farrel dipaksanya masuk ke memeknya. Cindy menaikkan badannya lagi.
“Ayo, gadis cantik. Itu sudah bener kok. Memang pertama kali pasti sakit, tapi entar loe pasti ngerasa enak kok, hahaha… Lebih baik loe paksa masuk dengan sekali gerakan, biar sakitnya cepert selesai.” kata Barong memberi nasihat.
Cindy mencoba menyiapkan dirinya. “Jangan, Cin! Kamu jang… Uuughhh…”
“AAAKKH… KAK FARREL…!!” teriak Cindy ketika dia memaksa kontol Farrel masuk dalam satu gerakan. Gadis itu merasa kemaluannya perih sekali, dia dapat merasakan selaput daranya yang robek. Cindy memeluk Farrel kuat-kuat sambil menahan rasa perih itu.
Sedangkan Farrel merasa kaget dengan perbuatan Cindy. Memek Cindy ternyata sangat sempit, sampai Farrel merasa kemaluannya agak perih karena gesekan dan jepitan memek adik kandungnya itu. Hati Farrel hancur saat dia dapat merasakan ada cairan yang melumuri kemaluannya, yang dia tahu pasti adalah darah keperawanan Cindy. ”Ya Tuhan. Aku merenggut keperawanan adikku sendiri. Aku seorang kakak yang bejat.”
Mereka berdua diam tak bergerak sambil berpelukan selama beberapa waktu. Sementara bajingan-bajingan itu tertawa melihat momen itu. Hati Fitri terasa perih melihat apa yang dilakukan suaminya dan adik iparnya. Air mata menetes dari kedua matanya, tapi Fitri cepat-cepat mengusapnya sebelum Juki mengetahuinya. Fitri berpikir semua ini akan sia-sia kalau dia tidak dapat menahan emosinya dan terus mengikuti permainan bajingan-bajingan ini.
“Ayo, Cin. Goyangin dong pantat loe. Masak orang ngentot kok diem-dieman kayak gitu, hahaha… Apa perlu gue ajarin dulu?” kata kata Choki membuat Cindy tersadar dan dia sangat takut kalau bajingan itu yang memperkosanya. Cindy mulai menggerakkan pantatnya naik turun. Cindy memang belum pernah ML sebelumnya, tapi dari cerita temen-temennya dan juga instingnya sebagai wanita, gadis remaja itu tahu apa yang harus dia lakukan.
“Aaaakhh… Ssstt… Aduh… Aaaakhhh…” rintih Cindy lirih menahan sakit.
“Sakit Cin? Sudah, hentikan, Cin! Aaahh…” kata Farrel. Meskipun mulut Farrel menyuruh Cindy untuk berhenti tapi tubuh dan otaknya ingin agar persetubuhan ini berlanjut. Farrel merasa malu pada dirinya yang menikmati hangat dan sempitnya memek Cindy, adik kandungnya sendiri.
“Uugghh… Cindy nggak apa-apa kok.” kata Cindy sambil meneruskan gerakan naik turun dengan perlahan. Lama-kelamaan Dia merasa perih di selangkangannya makin berkurang karena memeknya mulai terbiasa dengan kontol Farrel yang panjangnya kira-kira 17 cm itu. Cairan kenikmatan yang mulai mengalir keluar juga turut membantu sebagai pelumas yang membuat persatuan dua kelamin itu menjadi semakin lancar. Cindy kini merasakan sesuatu yang lain menggantikan rasa perih yang semakin hilang. Gesekan kontol kakak kandungnya dengan dinding vaginanya mengirimkan getar-getar kenikmatan yang baru kali ini dirasakan gadis remaja itu.
“Ssttt… Aaaahhh… Mmmmmppp…” desah Cindy yang terlarut dalam birahinya.
“Uuugghhh… Cin, aaaaahhhhh…” desah Farrel merasa nikmat. Rasa bersalah yang tadi hinggap di hatinya pupus sudah. Bahkan tanpa sadar Farrel mulai menggerakkan pantatnya seakan menyambut goyangan Cindy di pangkuannya.
“Aaahhh… kak Farrel, sshhhh… Cindy sayang kakak.” desah Cindy seakan lupa dengan keadaan sekelilingnya. Gadis remaja yang cantik itu secara naluri mulai memvariasi gerakannya dengan gerakan memutar yang makin membuat Farrel gelagapan.
“Kakak juga sayang sama kamu, Cin! Aaahhh… Mmmmpphhh…” desah Farrel. Bahkan saat Cindy mendekatkan bibirnya yang ranum ke bibir Farrel, Farrel dengan sigap segera menjemput bibir itu dan mereka pun berciuman dengan panas.
Sementara itu, Fitri yang menyaksikan suaminya dan adik iparnya larut dalam birahi mereka, merasakan sedikit cemburu di hatinya. Tapi disamping itu, birahi wanita cantik itu pun ikut naik menyaksikan persetubuhan yang terlarang itu. Apalagi Juki yang memeluknya dari belakang, tak henti-hentinya memainkan payudaranya dan mengobok-obok memeknya dengan jari-jarinya yang besar.
“Lihat suami kamu. Dia begitu menikmati ngentot dengan adik kandungnya sendiri. Mungkin sudah lama dia pengen ngelakuin itu. Setiap hari melihat perawan secantik Cindy, mmmhh… Mungkin saat dia ngentot sama kamu, dia ngebayangin ngentot sama adiknya yang cantik itu, hehehe…” kata Juki di telinga Fitri.
“Mmmmpphh… Ssshhh… Aaahhh…” Fitri tak menjawab provokasi Juki. Wanita cantik itu hanya mendesah sambil tubuhnya mulai bergerak sensual menyambut gerakan jari-jari Juki yang lincah bermain di memeknya yang mulai basah.
Sepuluh menitan berpacu dalam birahi seks pertamanya, Cindy merasakan gelombang itu datang lagi. Bahkan kali ini lebih intens daripada saat Fitri menjilati memeknya. Goyangan gadis remaja itu makin liar di atas pangkuan kakak kandungnya.
“Aaaghhh… kak Farrel, aaagghh…” erang Cindy. Tubuh gadis remaja itu menggeliat liar diatas pangkuan kakak kandungnya.
“Uuughhhh… Cindy, aaaahhh…” erang Farrel. Dia tak kuasa untuk bertahan. Memek Cindy semakin berdenyut liar saat dia orgasme. Jepitan dan empotan memek gadis belia itu bagaikan memeras kontolnya, dan kontolnya pun merespon dengan menumpahkan banyak sekali maninya ke memek adik kandungnya itu. Tumpahan dan semprotan mani untuk pertama kalinya ke dalam rahimnya itu bahkan membuat Cindy mengalami orgasme susulan yang membuatnya makin liar.
Setelah orgasme yang susul menyusul itu, Cindy pun lemas dan memeluk Farrel dengan erat.
“Huahaha… gimana rasanya memek adek loe sendiri, enak kan? Loe harus terima kasih sama gue yang udah ngasih loe kesempatan pertama ngentot adek loe yang masih perawan, hahaha…” kata Barong pada Farrel.
Farrel seakan tersentak kembali ke alam sadar. Wajahnya memerah, rasa sesal, marah, dan malu kini kembali menghinggap di hatinya. “Brengsek kalian semua. Kalian… kalian… aakkhh…” caci Farrel tapi dia seakan kehabisan kata-kata.
Cindy pun juga seakan tersadar. Gadis remaja itu segera turun dari pangkuan kakaknya. Cindy kembali menangis sambil duduk bersimpuh di dekat kakaknya.
”Memek loe becek banget, Fit. Loe horny ya ngelihat suami loe ngentot sama adik ipar loe?” kata Juki.
Hati Fitri sakit mendengar pelecehan Juki, tapi wanita cantik itu tak memungkiri kalo birahinya naik melihat persetubuhan suami dan adik iparnya itu. Dan Fitri pun cuma membalas dengan sindiran Juki dengan senyuman. Fitri bertekad untuk terus turut dalam permainan bajingan-bajingan ini demi keselamatan keluarganya.
“Karena loe sudah jadi cewek yang penurut, gue akan kasih loe hadiah. Loe boleh nuntasin nafsu loe dengan ngentot sama seseorang disini.” kata Juki lagi.
Fitri berlagak bagai cewek lacur, tangannya mengelus selangkangan Juki. Fitri sedikit kaget merasakan sesuatu yang besar yang tersembunyi di balik celana Juki. Walaupun belum melihat secara langsung, Fitri bisa merasakan kalo kontol Juki jauh lebih besar dari suaminya.
“Eits, bukan sama gue. Sekarang gue masih pengen jadi penonton dulu. Loe lihat disana. Dari tonjolan di celananya, gue yakin bokap loe udah spanneng ngelihat live show barusan.” kata Juki sambil menunjuk ke arah Suparno.
Fitri tersentak mendengar kata-kata Juki. Jangan-jangan…
“Bayangin. Semenjak jadi duda, bokap loe belum pernah ngerasain nikmatnya seks lagi. Loe sebagai anak yang baik harusnya nge-bantu bokap loe. Sekarang loe ngentot sama bokap loe sana.” Perintah Juki bagaikan petir menyambar di telinga Fitri. Dia sejenak terdiam, tak mampu bereaksi apa-apa.
“Inget, Fit. Loe tahu akibatnya kalo gue ngerasa bosen sama permainan ini. Make it wild, girl. Coba loe merangkak kayak kucing liar ke bokap loe. Kasih dia sepongan maut loe, baru loe bikin dia ngerasain seks yang selama ini dia impikan. Ayo sana.” perintah Juki lagi.
Fitri mengeraskan hatinya. Kemampuan aktingnya dia kerahkan lagi. Wanita cantik itu kini merangkak dengan gerakan yang sensual, perlahan mendekati Suparno yang terikat di kursi. Saat Fitri sudah berada di depan ayahnya, dia dapat melihat kemarahan yang terpancar dari wajah ayahnya itu.
“Maafkan anakmu ini, Pi.” jerit Fitri dalam hati.
Tanpa menghiraukan tatapan marah dan kecewa dari ayahnya, jemari lentik Fitri mulai bergerak melucuti celana panjang yang dikenakan ayahnya. Suparno tak mampu mencegah perbuatan anak kandungnya itu. Dalam waktu yang tak lama, Fitri pun berhasil melucuti celana Suparno dengan celana dalamnya sekalian. Kontan kontol Suparno yang sudah tegang karena melihat live show Farrel dan Cindy tadi pun mengacung gagah di hadapan wajah Fitri. Sedikit rasa kagum terselip di hati Fitri melihat kontol ayahnya yang berumur setengah abad itu masih mampu berdiri menantang dengan gagahnya. Kontol ayahnya baik panjang maupun diameternya kira-kira sama dengan Farrel, suaminya. Tapi ayahnya memiliki kepala kontol yang lebih besar sehingga nampak agak kurang proporsional dengan besar kontolnya.
Lidah Fitri mulai terjulur menjilat kepala kontol yang besar itu. Fitri mencoba memusatkan perhatiannya pada kontol yang ada di depannya. Dia tak berani menatap wajah ayahnya agar perasaan bersalah yang berkecamuk di dadanya menjadi berkurang. Wanita cantik itu mulai menjilat dari ujung kepala sampai ke buah pelir ayahnya. Cumbuan dari Juki dan pertunjukan panas Farrel dan Cindy rupanya cukup membantu Fitri untuk segera larut dalam birahinya. Kini Fitri tak segan lagi membuka mulutnya untuk mengulum kontol ayah kandungnya sendiri. Dia keluarkan semua teknik fellatio yang dia tahu untuk memberi kenikmatan pada ayahnya.
Suparno yang sangat marah dan kecewa dengan perbuatan bejat anak perempuannya itu tak kuasa menolak segala hal yang terjadi. Saat lidah Fitri bergerak lincah di kontolnya, birahi yang beberapa tahun ini tak pernah terbangun kini bangkit bagaikan macan lapar.
“Aaaghhh… Fit, sshhhh…” desahnya dalam hati. Dia menatap Fitri yang asyik menjilat dan mengulum kontolnya, memberinya berjuta kenikmatan yang selama ini dia rindukan. Fitri merupakan anak perempuannya yang paling dia sayang karena wajahnya yang paling mirip dengan mendiang istrinya.
“Sllurppp… Mmmmmm… Sssluuurrrppp…”
“Mmmpphh… Mmpppphhhh…” desah Suparno dibalik penutup mulutnya. Bapak dan anak itu kini larut dalam birahi mereka.
“Agghhh… jangan. Hentikan!!!” teriak seorang wanita.
Fitri melirik ke arah teriakan itu. Dia melihat Choki, si Hitam yang bertubuh besar kayak gorilla itu, ternyata sedang merobek-robek pakaian yang dikenakan Sarah, kakak perempuannya. Jerit dan tangis Sarah tak dipedulikan oleh si Hitam itu. Tak memakan waktu lama, tubuh Sarah pun telanjang bulat. Choki pun segera menggerayangi toket Sarah yang sedari tadi sudah jadi incarannya. Payudara Sarah yang aslinya memang berukuran besar nampak makin montok karena wanita itu kini sedang dalam masa menyusui. Melihat payudara yang dimiliki Sarah, Choki teringat serial film kesayangannya, Baywatch. Tangannya yang besar, hitam dan berbulu lebat segera meremas dengan gemas toket yang gede itu.
“Jangan… Aaaakkh… Hentikan! Huhuhu…” jerit Sarah sambil menangis.
“Diem loe! Kalo loe ngelawan dan nggak mau menuruti kata-kata gue, gue akan ke atas lalu anak loe yang lagi ayik bobok disana akan gue habisin. Ngerti!!!!” ancam Choki.
Mendengar ancaman itu, Sarah pun menghentikan perlawanannya. “Jangan. To-tolong jangan ganggu anakku, huhuhu…” pinta Sarah.
“Makanya loe nurut kata-kata gue.” kata Choki.
Sarah hanya menganggukkan kepalanya.
“Mmm… toket loe bagus banget, Sar. Tuh, lihat adek loe aja ampe melotot ngelihatnya.” kata Choki sambil menunjuk ke arah Bimo.
Sarah menoleh ke arah adik bungsunya itu. Dilihatnya wajah Bimo gelagapan dan memerah karena malu. Memang saat itu Bimo merasa malu sekali. Dia tadi memang sangat kagum melihat toket Sarah, kakak perempuannya sendiri. Memang laki-laki seusia Bimo, libidonya sedang tinggi-tingginya. Liveshow antara Farrel dan Cindy, tingkah liar Fitri, dan sekarang tubuh telanjang Sarah, membangkitkan gairah muda dalam dirinya. Kontolnya sudah sedari tadi berdiri dalam celananya, membuat duduknya menjadi tak nyaman. Bimo merasa malu sekali saat kepergok melotot melihat Sarah yang telanjang. Memang Bimo sering membayangkan toket gede milik kakak tertuanya itu dalam fantasinya saat dia masturbasi.
“Sar, sekarang waktunya loe ngasih pelajaran seks buat adek loe itu, hehehe…” kata Choki.
“Nggak. Aku bukan wanita lacur seperti dia.” kata Sarah sambil menunjuk Fitri yang asyik mengulum kontol Suparno.
Hati Fitri hancur mendengar kata-kata Sarah, tapi wanita cantik itu berusaha mengeraskan hatinya dan tetap dengan kegiatannya mengoral kontol ayah kandungnya.
PLAAKKK…!!! Choki menampar pipi Sarah sampai terlihat bekas memerah di kulitnya yang putih. Rambut Sarah yang panjang bergelombang dan berwarna merah, dijambaknya hingga Sarah mengeluh kesakitan.
“Jangan pernah ngebantah gue lagi. Sekali lagi loe ngebantah perintah gue, gue bakal pergi ke lantai atas lalu ngebunuh anak loe. Ngerti!!!” ancam Choki. Sarah tampak ketakutan. Wanita cantik itu mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Nah, gitu dong. Sekarang loe bantuin adek loe, lihat dia pasti nggak nyaman kalo duduk tapi kontolnya ngaceng sampe ketekuk-tekuk kayak gitu. Ayo sana.” perintah Choki.
Perlahan Sarah menghampiri Bimo yang terikat di kursi. Sarah begitu malu karena tubuh telanjangnya kini bisa dilihat dengan jelas oleh semua orang di ruangan ini. Dengan badan gemetar, wanita sexy itu mencoba menutupi vaginanya dengan satu tangan dan menutupi kedua payudaranya dengan tangannya yang lain.
“Sebaiknya loe turunin aja tangan loe, cantik. Percuma. Toket loe yang gede itu nggak bakalan bisa loe sembunyiin, hehehe…” celetuk Chelsea.
Wajah Sarah makin memerah. Akhirnya Sarah pun menurunkan tangannya yang tadi dia pakai untuk menutupi dadanya, karena dia tahu bajingan itu benar. Kini Sarah sudah berdiri di hadapan Bimo yang menatapnya tak berkedip. Sarah hanya diam, tak tahu harus berbuat apa.
“Ayo dong, Sar. Buka baju si Bimo. Nggak fair kan, kalo cuman elo yang telanjang.” kata Choki.
Jari-jari Sarah perlahan bergerak ke arah Bimo. Sarah sebenarnya tak ingin melakukan ini semua, tapi dia tak ingin anaknya disakiti bajingan-bajingan itu. Dengan agak gemetaran, jari-jari Sarah mulai melepaskan kancing kemeja yang dikenakan Bimo, adik laki-lakinya itu. Akhirnya Sarah berhasil membuka kancing kemeja Bimo dan menyingkapnya hingga kini terlihatlah dada bidang milik Bimo.
Sarah harus mengakui kalo Bimo, adiknya, memiliki badan yang bagus karena hobbynya berolahraga. Dan saat Sarah menatap wajah Bimo, wanita itu merasa amat malu karena Bimo menatapnya dengan sedikit ternganga. Tapi dibalik rasa malunya, terselip sedikit rasa bangga di hati Sarah karena dia bisa menangkap pancaran kekaguman dalam pandangan mata Bimo. Sarah bangga karena payudara kebanggaannya ternyata mampu membius Bimo padahal dia adalah adik kandungnya sendiri.
Sedangkan bagi Bimo, saat ini bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan. Dia dapat melihat jelas toket kakak tertuanya yang selama ini sering menjadi khayalan kotornya. Dan Bimo sekarang bisa melihat kalau toket sarah ternyata jauh lebih indah dari apa yang selama ini dia bayangkan. Kulit Sarah yang putih membungkus bongkahan gunung kembar nan indah itu. Payudara Sarah walaupun berukuran besar tapi tak menggelantung melainkan kencang menantang. Gerakan tubuh Sarah membuat payudara itu bergoyang dengan indahnya. Putingnya yang berwarna coklat muda bagaikan mengundang para pria untuk mengenyotnya. Bimo sungguh merasa iri dengan Indi, keponakannya, yang bisa dengan bebas menjilat dan mengulum putting itu.
“Jangan tanggung gitu, Sar. Celananya juga dong.” kata Choki mengagetkan kedua kakak beradik itu.
Sejenak Sarah meragu, tapi ketika dia teringat Indi, anaknya, maka wanita cantik itu mulai bergerak melepas kancing celana panjang Bimo. Wajah Bimo memerah.
“Aduh, gimana nih? Kontolku kan lagi ngaceng berat. Kak Sarah pasti menganggap aku laki-laki kurang ajar, aahh…” pikir Bimo dalam hati.
Dan, dueeennggg…!! Hampir saja muka Sarah ditampar kontol Bimo yang tiba-tiba saja memberontak keluar dari sarangnya. Sarah sampai mengeluarkan pekikan lirih saking kagetnya. Ternyata Bimo sedang tidak memakai celana dalam sehingga saat Sarah membuka celananya, kontolnya yang sudah tegang sedari tadi dengan gagahnya memberontak keluar.
Bimo merasa malu sekali. Sedangkan Sarah setelah lepas dari kekagetannya, cukup terpesona dengan kontol adik kandungnya itu. Kontol Bimo ternyata jauh lebih besar dari punya Joko, suaminya. Memang punya Joko yang cuma 12 cm bisa dibilang kecil, bila dibandingkan dengan punya Farrel atau ayahnya yang tadi sempat dia lihat. Tapi kontol Bimo ternyata lebih besar lagi. Panjangnya sekitar 20 cm dengan batang yang keras dan dikelilingi urat-urat yang menonjol.
Untuk kali pertama, Sarah beraksi tanpa perintah dari Chelsea. Lidahnya perlahan dia julurkan keluar menjilat ujung kontol Bimo yang sudah sedikit berliur cairan kenikmatan. Bimo sangat kaget melihat perbuatan Sarah. Pemuda itu bagaikan terbang ke awan. Apalagi saat Sarah meneruskan aksinya menjilat kontolnya mulai dari ujung sampai ke pangkalnya.
“Gimana, Bim, rasanya disepong sama kakak loe yang cantik ini?” kata Choki tiba-tiba sambil melepaskan penutup mulut Bimo.
“Hhmmpp… Ssshh…” Bimo tak kuasa menjawab, hanya mendesah keenakan. Choki pun tertawa melihat hal ini.
Sementara itu Sarah tak menanggapi kehadiran Choki. Logika dan akal pikiran Sarah boleh saja beralasan kalau dia melakukan ini semua cuma karena menuruti perintah bajingan-bajingan itu, tapi jauh di lubuk hatinya Sarah sebenarnya sudah jatuh dalam pesona kontol yang gagah itu.
“Ssslluurpp… Mmmphhh… Sssluurpp…” decak lidah Sarah saat dia mulai memasukkan kontol Bimo ke dalam mulutnya. Sarah mengulum sambil bergerak naik turun, lidahnya pun beraksi dengan liar. Sementara jemari lentiknya tak ketinggalan mengurut dan mengocok kontol Bimo, adik kandungnya sendiri.
“Aahhh… kak Sarah… Ssshhh… Aaaahhhh…” desah Bimo keenakan. Birahi perjaka itu pun semakin naik oleh kehangatan mulut kakaknya di kontolnya.
“Sar, coba loe kasih adik loe tit-fuck pake toket gede loe itu. Gue jamin dia pasti jadi merem melek keenakan, hahaha…” celetuk Choki.
Sejenak Sarah menghentikan sepongannya. Sarah meludah ke kedua telapak tangannya, lalu dia mengusapkan ludah itu ke payudaranya yang kini makin mengeras tanda wanita itu juga mulai bangkit gairah birahinya. Perlahan dia angkat dua buah melon yang tergantung di dadanya itu. Kontol Bimo diapitnya dengan kedua bukit payudara yang montok itu. Setelah itu Sarah membuat gerakan naik turun hingga kini kontol Bimo bagaikan dikocok oleh himpitan gunung indah itu.
Bimo merasakan lembut dan kenyalnya buah dada Sarah yang mengocok kontolnya bagaikan sensasi yang mengirimkan getar-getar kenikmatan luar biasa bak gelombang menguasai seluruh tubuhnya. Bimo tak kuasa menahan melihat buah dada Sarah yang selama ini menjadi impiannya kini mengapit dan mengocok kontolnya. Pemuda itu bergetar hebat saat orgasme pertamanya melanda. Kontolnya bagaikan gunung berapi yang meletus, memuntahkan banyak sekali lahar kenikmatan yang membuat wajah Sarah dan dadanya belepotan sperma.
“Aaagghhh… kak Sarah, Bimo… Bimo… Aaaaghhhh…” erang Bimo waktu orgasme pertamanya.
Sarah senang dapat membuat adik bungsunya itu takluk dalam kenikmatan yang dia berikan. Orgasme Bimo bagaikan siraman minyak yang membuat api birahi dalam dirinya semakin menyala. Sarah segera melumat lagi kontol Bimo untuk membersihkan sisa sperma Bimo. Selain itu Sarah juga kagum pada Bimo yang kontolnya masih tegang dan keras padahal sudah menyemprotkan begitu banyak sperma.
Sementara itu di sudut lain ruangan itu, Suparno tampaknya juga harus menyerah pada panasnya birahi yang memenuhi ruangan itu. Kemarahan yang tadi memenuhi hatinya bagaikan terlupakan saat jilatan dan kuluman Fitri, anak perempuannya, membawanya larut dalam kenikmatan yang telah lama tak dia rasakan. Fitri memang mengingatkan Suparno pada mendiang istrinya di waktu muda, begitu cantik dan sexy. Bahkan Fitri memiliki teknik sepongan yang lebih lihai dari mendiang istrinya. Hingga Suparno pun tak kuasa menahan saat sepongan putri cantiknya itu membuat kontolnya menyemprotkan banyak sekali mani ke dalam mulutnya.
Dengan masih terus mengulum dan menelan semprotan sperma ayahnya, mata Fitri berbinar senang bercampur nafsu karena dia mampu membuat ayahnya, laki-laki yang sejak kecil selalu menjadi idolanya itu, terbawa ke puncak kenikmatan.
“Fit… Papi… Ooouuughhhh… Ssshh… Aaaaaghhhh…” desah Suparno dalam puncak kenikmatannya.
“Hebat, hebat, keluarga kalian benar-benar keluarga yang binal. Tadinya gue kira cuman Fitri aja yang pelacur disini, ternyata yang lainnya juga demen, hahaha…” olok Juki sambil tertawa dan bertepuk tangan.
“Hahaha… bener banget banget, Juk. Dan kayaknya bisa lebih hot lagi nih. Hei, masak cuma gitu doang. Ayo, terusin. Sekarang waktunya ngentot. Hahaha...” kata Choki.
Fitri yang sudah menduga kalo hal ini akan terjadi, tak kaget mendengarnya. Tapi Sarah sangat kaget mendengar kata-kata Chelsea. “Ha??!! I-itu nggak mungkin. Ya Tuhan, dia ini adik kandungku sendiri. Nggak, aku nggak mau!” kata Sarah.
Choki yang mendengar bantahan Sarah menjadi marah. Si hitam itu segera mendekati Sarah lalu menjambak rambut Sarah yang agak bergelombang dan dicat kemerahan dengan keras sampai ibu satu anak itu menjerit.
“Jangan… Pernah… Ngebantah... Gue!!!! Sekali lagi loe ngebantah gue, gue akan bunuh anak loe, lalu suami loe dan keluarga loe, Ngerti!!!!” ancam Choki.
“Jangan!! To-tolong jangan ganggu Indi dan keluargaku. Tolong jangan. A-aku akan menuruti semua yang kamu suruh, ta-tapi jangan ganggu mereka.” rengek Sarah sambil menangis.
“Huahaha… bagus-bagus. Seharusnya kamu bisa mencontoh adik kamu, Fitri. Lihat, dia benar-benar pelacur yang liar kan, hahaha…” kata Choki sambil menunjuk ke arah Fitri yang terus mengoral kontol Suparno, ayahnya, agar siap untuk bermain di ronde selanjutnya.
Sarah menatap ke arah Fitri dengan pandangan jijik. Fitri yang melirik ke arah kakaknya, dapat melihat itu dari pandangan Sarah. Tapi Fitri tetap meneruskan kegiatannya. Wanita itu harus tetap turut dalam permainan gila bajingan-bajingan ini demi keselamatan keluarganya. Fitri benci dia harus bertingkah seperti pelacur tapi di tetap melakukannya.
“Hei, tunggu apa lagi. Cepat loe ajarin adik laki-laki loe gimana caranya ngentot.” perintah Choki pada Sarah.
Perlahan Sarah pun bangkit. Wanita cantik itu bangkit lalu mengambil posisi mengangkangi paha Bimo yang terikat di kursi. Sarah menempatkan memeknya yang bulunya dipotong rapi berbentuk segitiga di bagian atas memeknya sedemikian rupa hingga kini kontol bimo yang masih mengacung dengan gagahnya siap untuk penetrasi.
“Ma-maafin Bimo, kak. Bimo… Bimo gak mampu berbuat apa-apa.” kata Bimo yang tak tahan harus melihat kakaknya harus melakukan hal yang tidak dia inginkan. Selain itu Bimo juga merasa bersalah bahwa di lubuk hatinya dia harus akui kalo dia menikmati semuanya dan sangat menantikan momen saat keperjakaannya akan hilang dengan Sarah, kakaknya yang sering hadir dalam imajinasinya.
“Ini bukan salah kamu, aaakkhhh…” ”kata-kata Sarah terhenti saat dia mulai menurunkan tubuhnya hingga kepala kontol Bimo mulai memasuki memeknya. Sarah merasakan otot vaginanya seperti dipaksa meregang sampai di luar kapasitas biasanya, karena kontol Bimo memang lebih besar dari punya Joko, suaminya.
“Kakak kenapa? Sakit? Uuggh…” tanya Bimo. Pemuda itu merasakan kepala kontolnya dijepit memek kakaknya yang hangat dan masih sempit walaupun sudah pernah melahirkan.
“Uuggh… nggak apa-apa, Bim. Aagghhh…” erang Sarah saat dia tiba-tiba menurunkan tubuhnya dengan keras hingga kontol Bimo masuk semuanya. Sarah yang kini duduk di pangkuan Bimo, diam sebentar sambil memeluk erat adik kandungnya itu. Kepalanya bersandar ke pundak Bimo. Sarah menghentikan gerakannya mencoba beradaptasi dengan ukuran kontol Bimo. Sarah baru kali ini merasa memeknya begitu penuh. Kontol Bimo terasa sampai ke mulut rahimnya dan mengisi daerah-daerah yang selama ini tak bisa dijangkau oleh kontol suaminya sendiri.
“Aagghhh… kak Sarah, sshhh…” desis Bimo keenakan karena seluruh bagian kontolnya bagaikan dipijit oleh memek Sarah yang hangat. “Aaaaghhh… inikah yang namanya seks? Rasanya bahkan lebih nikmat dari saat aku coli. Tapi… ya Tuhan, berdosakah aku kalo merasakan kenikmatan di atas penderitaan kakakku? Aaaghhhh…” pikir Bimo.
Sementara itu di sudut lain, Fitri pun juga mulai melakukan hal yang sama seperti Sarah. Tapi Fitri mengambil posisi membelakangi Suparno. Jadi dia tak perlu melihat pandangan marah ayahnya itu. Suparno memang merasa marah dan kecewa melihat tingkah Fitri, tapi laki-laki setengah baya itu tak kuasa untuk menahan erangannya di balik penutup mulutnya saat kontolnya menerobos liang hangat putrinya yang cantik itu.
“Mmppphhh… Mmmppphhh…” desah Suparno di balik penutup mulutnya.
“Aaaaghhh… Sssshhhh… Uuugghhhh…” desah Fitri. Dia tak perlu berpura-pura mendesah nikmat karena wanita cantik itu benar-benar merasakan nikmat. Kepala kontol ayahnya yang lebih besar dari suaminya memberikan sensasi yang lain pada Fitri. Kepala kontol ayahnya yang besar dan tak proporsional dengan panjang dan diameter batangnya ternyata memberikan kenikmatan yang lebih pada Fitri. Apalagi saat dia mulai bergerak naik turun, kontol ayahnya terasa lebih menggelitik memeknya.
“Aaaahhh… Mmmppp… Pi, aaaaaghhhh…” desah Fitri yang larut dalam birahinya. Fakta bahwa dia sekarang ngentot dengan ayahnya sendiri tanpa sadar membuat Fitri makin bergairah. Seperti umumnya seorang anak perempuan, Fitri juga mengidolakan sosok laki-laki seperti ayahnya. Dan kini wanita cantik itu berusaha mengeluarkan usaha terbaiknya untuk memberikan kenikmatan pada sang ayah. Pantatnya bergoyang liar, otot-otot vaginanya dibuatnya melakukan gerakan mengempot.
Tak ayal, tingkah Fitri ini makin membuat Suparno kelimpungan. Kini laki-laki setengah baya itu larut dalam gairah birahi. Goyangan Fitri dan empotan memeknya terasa begitu luar biasa, memberikan dia kenikmatan yang selama ini tak pernah dia rasakan lagi. Andai saja tangannya tak terikat, mungkin Suparno sudah turut menaik turunkan pantat Fitri, meremas pantatnya yang sexy, atau payudaranya yang bergerak indah saat dia bergoyang. Dua orang ayah dan anak itu seakan lupa dengan keadaan sekitarnya.
“Ssssttttt… Uuuugghhhh… kak Sarah!” desah Bimo di sudut lain saat Sarah mulai menggerakkan pantatnya naik turun. Bimo merasa dia sekarang seperti berada di surga. Kenikmatan seks yang baru pertama ini dia nikmati membuatnya larut dalam lautan birahi.
“Aaaghhh… Bimo, punya kamu gede banget! Uuuffff…” bisik Sarah di telinga Bimo agar tak kedengaran orang lain.
“Mmppphhh… memek kakak juga enak! Aaaaghhh… sempit kayak memek perawan aja. aaahh…” puji Bimo.
Sarah tersenyum manis pada Bimo. Wanita cantik itu makin bersemangat memberikan kenikmatan yang lebih pada Bimo, adik bungsunya itu. Tampaknya ibu beranak satu itu sudah melupakan kalo tadi dia dipaksa melakukan ini. Kini dia bergerak atas kemauannya sendiri yang sudah tenggelam dalam gelombang birahi. Ukuran kontol Bimo yang lebih gede dari suaminya, dan juga fakta kalau persetubuhan ini merupakan persetubuhan yang tabu karena Bimo adalah adik kandungnya sendiri, malah membuat Sarah merasakan kenikmatan yang lebih dashyat daripada saat dengan Joko, suaminya sendiri.
Bimo bisa melihat dengan jelas payudara Sarah yang bergoyang indah di depan matanya. Bimo pun tak tahan untuk hanya diam. Dia segera menjulurkan mulutnya untuk melumat payudara yang selama ini dia impikan. Mulutnya menggapai putting Sarah dan mengenyotnya dengan penuh gairah.
“Aauggghhh… Bim, sshhhh…” desah Sarah sambil lebih membusungkan payudaranya ke arah Bimo. Karena Sarah masih menyusui maka payudaranya menjadi makin sensitif, hingga perbuatan Bimo membuat wanita cantik itu makin menggila.
Bimo yang merasa ada cairan yang keluar dari tetek sarah, dengan giat mulai menghisap cairan susu yang keluar dari tetek Sarah.
Juki yang melihat dua pertunjukan panas diruangan itu menjadi bangkit birahinya. Perlahan dia mendekati Fitri yang asyik bergoyang di pangkuan ayahnya. Segera dilumatnya bibir sexy Fitri dan tangannya bergerak meremas gemas payudara wanita cantik itu.
“Mmmmppphhh… loe sexy banget, Fit. Mmmmpphhhh…” kata Juki.
“Aaaaggghhh… Mmmmmppphhhh…” Fitri mendesah makin keras dan menyambut cumbuan Juki dengan bergairah. Si cantik itu tak menghentikan goyangannya yang membuat Suparno makin merem melek keenakan.
“Fit, kontol siapa yang lagi ngentotin memek kamu? Jawab!” tanya Juki.
“Uuugghhh… kon-kontol papi gue, aaahhhh…”
“Gimana rasanya? Enak?”
“Ooouughh… e-enak banget! Ssshhh…”
“Hahaha… loe bener-bener pelacur, Fit, ngentot sama papi loe sendiri. Hey, Parno. Gimana rasanya memek anak loe? Yahut kan? Loe harus terima kasih sama gue karena udah ngasih loe kesempatan buat ngentot sama anak loe yang cantik ini, hahaha…” goda Juki pada Suparno yang tak mampu menjawab.
Suparno sudah tak kuasa menahan gelombang birahi yang menghantamnya. Ruangan ini sekarang seperti bertambah ’panas. Bau seks seakan memenuhi ruangan itu. Desah dan jerit kenikmatan dari keluarga Suparno berpadu dengan suara kecipak kocokan kontol dalam memek yang basah seakan membuat sebuah harmoni irama yang sangat erotis.
“Mmmppphhh… Mmmppphhh…” gumam Suparno tak jelas saat orgasme melandanya.
Fitri bisa merasakan kalo ayahnya akan segera orgasme. Wanita cantik itu juga sudah dekat dengan orgasmenya sendiri dan makin mempercepat goyangan pantatnya.
“Mmmmppp… Fitri mau… Aaaaaaaggghhhhh…!!!” jerit Fitri histeris saat orgasme melandanya bersamaan dengan semprotan mani Suparno dalam rahimnya. Tubuhnya menggeliat hebat dan pantatnya dia tekan sampai kontol Suparno mentok ke liang memeknya.
Suparno seperti tenggelam dalam gelombang orgasmenya. Memek Fitri seakan memeras seluruh mani dari kontolnya. Memek itu berdenyut kencang dan membuatnya merasakan kenikmatan yang tak akan dia lupakan.
“Kak Sarah, aaghhh… Bimo… Aaaaaagghhhh…!!!” desis Bimo saat akhirnya dia tak kuat lagi bertahan dari goyangan Sarah yang makin liar.
“Ouughhh… tunggu, Bim. Kakak juga mau, aaaggghhh…” jerit Sarah. Kedutan dari kontol Bimo yang kemudian menyemprotkan spermanya dengan deras ke dalam rahimnya, membuat Sarah pun terseret gelombang orgasme yang dashyat. Tubuh Sarah tertekuk membusung ke depan, hingga payudaranya yang besar seakan dia himpitkan ke wajah Bimo.
Bimo pun merespon dengan melumat salah satu putingnya. Bahkan Bimo tak hanya melumat, tapi juga sedikit menggigit dan menarik puting itu sehingga puting Sarah yang besar menjadi makin tertarik. Hal ini membuat Sarah mendapatkan orgasme susulan yang tak pernah dia rasakan.
Desah dan jerit kenikmatan dari keluarga yang larut dalam birahi itu akhirnya mereda. Fitri dan Sarah bersandar lemas di pangkuan ayah atau adiknya. Sekarang di ruangan itu hanya terdengar desah nafas berat dari mereka yang kelelahan setelah mengalami kenikmatan yang seakan melemaskan tubuh mereka.
“Huahaha…bener-bener hot. Gue sampai ngaceng berat nih. Tampaknya kita udah gak perlu pemanasan lagi deh. Boys, its party time!” kata Juki pada teman-temannya.
Fitri membuka matanya yang dia pejamkan saat dia lemas karena orgasme dengan ayahnya tadi. Fitri melihat kalo tiga bajingan itu sudah telanjang semuanya. Dan Fitri bisa melihat dengan jelas bahwa walaupun tiga orang bajingan ini memiliki wajah jelek yang berbeda-beda, tapi mereka memiliki dua kesamaan. Mereka sama-sama berbadan besar dan mereka juga memiliki kontol yang besarnya hampir tak bisa dia percaya.
Waktu tadi Fitri melihat Sarah dan Bimo, dia kagum dengan kontol yang dimiliki Bimo. Tapi bajingan-bajingan ini bahkan lebih besar dari milik Bimo. Kontol Juki dan Barong mungkin sekitar 22cm panjangnya dengan diameter yang sepadan dengan panjangnya, kontol-kontol seperti ini hanya pernah Fitri lihat di film-film porno. Tapi yang membuat Fitri ngeri adalah kontol si Choki. Bajingan bertubuh hitam legam itu memiliki kontol yang sama hitamnya dengan kulit tubuhnya dan panjangnya sekitar 25 cm dengan diameter hampir sebesar lengan bayi. Fitri belum pernah melihat kontol segede itu, bahkan di film-film porno sekalipun.
Fitri melihat Choki menarik Sarah dari pangkuan Bimo, dan Barong menghampiri Cindy yang meringkuk dekat Farrel yang sudah terikat di kursi lagi. Tapi Fitri tak bisa melihat lagi karena Juki sudah menariknya dan menciumnya dengan ganas sambil berdiri.
“Gue udah nggak sabar lagi pengen ngentot kamu cantik, mmppphhh…” kata Juki sambil melumat bibir sexy Fitri.
Fitri sebenarnya merasa jijik, tapi dia sadar kalo dia harus menuruti bajingan ini. Dan wanita cantik itu pun membalas ciuman Juki dengan tak kalah panasnya. Juki menarik kedua tangan Fitri agar merangkul lehernya, hingga badan mereka berdua berdekapan erat. Fitri merasa geli saat payudaranya terutama putingnya bergesekan dengan dada Juki yang penuh bulu. Fitri tak kuasa mencegah putingnya yang makin mengeras oleh gelitikan bulu dada Juki yang kasar. Wanita cantik itu juga sedikit merasa ngeri karena dia dapat merasakan betapa panjang dan besar kontol Juki yang terhimpit perutnya.
“Ough... gede banget. Apa vaginaku nggak bakalan robek kalo bajingan ini memaksa monster ini ke liang senggamaku?” pikir Fitri dalam hati.
Tiba-tiba Fitri merasa kuatir dengan Sarah, kakaknya, karena dia sempat melihat kakaknya itu menjadi sasaran Choki, si Ambon, yang kontolnya bahkan lebih besar dari Juki. Tapi dia tak sempat lagi mengkuatirkan nasib Sarah karena Juki mengangkat sebelah kaki Fitri hingga bertopang ke lengannya. Dan saat tangan Juki yang satunya berusaha meraih kaki Fitri yang satunya, Fitri segera tahu kalo bajingan ini akan memperkosanya dengan posisi berdiri sambil menggendongnya. Fitri pun merangkulkan lengannya dengan erat ke leher Juki agar ia tidak jatuh.
“Ayo, Fit. Kamu arahin kontol gue pake tangan kamu. Daripada entar nyasar ke pantat loe, hahaha...” kata Juki.
Sekarang Fitri bergantungan di leher Juki hanya dengan satu tangan, untung saja Juki menopang kedua pahanya dengan lengannya yang besar hingga Fitri tidak jatuh dari gendongannya. Tangan Fitri yang satunya lagi merayap ke bawah dan meraih kontol Juki. Wanita cantik itu merasa sedikit ngeri karena saat kini dia memegang kontol itu, dia bisa merasakan kalau ukuran kontol Juki memang benar-benar besar. Fitri memposisikan kontol itu hingga kini kepala kontol Juki tepat menempel di mulut liang senggamanya. Fitri pun menarik nafas dalam-dalam.
“Ya, Tuhan. Sekarang saatnya. Bajingan ini akan memperkosaku, aaghh…” keluh Fitri dalam hati. Hatinya menangis, hancur, tapi dia tak boleh menampakkannya, dia harus berpura-pura menikmatinya demi keselamatan keluarganya.
“Pelan-pelan, Juk. Aaaaagggkkhhh…” rintihan Fitri memotong kata-katanya.
Juki menurunkan pantat Fitri yang dia pegangi hingga kini kontolnya yang besar mulai memasuki memek Fitri. Juki ternyata cukup pengertian kalo memek Fitri belum pernah dimasuki oleh kontol sebesar miliknya hingga dia berusaha melakukan penetrasi sepelan mungkin.
“Ouggh… Pelan! Sssshh… Aauggh…” desis Fitri. Dia merasakan mulut memeknya dipaksa meregangkan ototnya sampai batas maksimal. “Uuugghh… kontolnya gede banget! Sssshhh… semoga memekku nggak sampai robek dibuatnya.” Untung saja memek Fitri sudah dipenuhi cairan kenikmatannya yang bercampur dengan mani Suparno hingga masih ada yang berfungsi sebagai pelumas.
Penetrasi itu berlangsung dengan pelan. Juki memperlakukan Fitri bagaikan seorang perawan yang baru kali ini melakukan seks. Dia masukkan kontolnya sedikit demi sedikit, lalu diam atau mengocok pelan-pelan. Setelah dirasanya memek Fitri agak terbiasa, Juki melakukan penetrasi lebih dalam lagi. Erangan Fitri terdengar memenuhi ruangan itu. Akhirnya kontol Juki pun berhasil masuk semuanya ke memek Fitri.
Fitri bisa merasakan buah pelir Juki yang berbulu menempel di pantatnya. Fitri merasa memeknya begitu penuh. Kontol Juki dirasanya mentok sampai keperutnya dan menyentuh mulut rahimnya. Otot-otot vaginanya meregang berusaha beradaptasi dengan monster yang kini ada di dalamnya.
Juki berhenti sejenak agar vagina Fitri bisa beradaptasi. Dia melumat bibir Fitri dengan nafsu dan memeluk tubuh wanita cantik itu makin erat, berusaha menggesek payudara Fitri dengan bulu-bulu dadanya.
“Uugghh… Ssshh…” Fitri mendesis lirih saat Juki mengangkat dan menurunkan pantatnya pelan-pelan. Hal ini membuat kontol besar Juki keluar masuk liang memek Fitri pelan-pelan. Sedikit rasa perih karena otot-otot vaginanya dipaksa meregang lebih dari biasanya masih dirasakan Fitri. Tapi selain itu Fitri merasa kontol Juki memenuhi liang senggamanya, menjelajahi seluruh bagian dalam liang senggamanya bahkan sampai ke tempat-tempat yang belum pernah dijangkau oleh Farrel, suaminya.
“Ya tuhan, kenapa aku merasakan nikmat saat aku diperkosa? Apa aku memang seorang pelacur? Tapi… aaahh!” keluh Fitri dalam hati.
“Aaaghh… gue ternyata gak salah milih loe jadi target gue. Mmmpphh… memek loe enak banget, Fit! Aaagghhh…” desis Juki yang menikmati jepitan memek Fitri pada kontolnya.
Setelah beberapa saat memompa dengan tempo pelan, Juki bisa merasakan memek Fitri mulai basah dan penetrasinya mulai lancar. Apalagi dari desahan Fitri yang digendongnya, Juki tahu kalo wanita cantik itu mulai menikmati permainan ini. Juki melepaskan tangannya dari pantat Fitri, dia hanya menyanggah tubuh Fitri dengan memegangi paha Fitri dekat lututnya. Setelah itu Juki pun menaikkan tempo permainannya. Pantat Fitri yang kini dalam keadaan bebas bisa berayun dengan tumpuan pahanya yang dipegangi Juki. Kontol Juki pun kian leluasa mengobok-obok memek Fitri dengan tempo lebih cepat dan power yang lebih mantap.
Plok… plok… plokk… Suara benturan pantat Fitri yang berayun dengan pangkal paha Juki memenuhi ruangan ini. Berpadu dengan dengusan Juki dan desahan Fitri yang makin keras larut dalam birahinya.
“Aaaghhh… Ssshh… Aaaahhh…” desah Fitri makin keras. Wanita cantik itu tak kuasa lagi menahan birahinya. Kontol Juki yang besar dan panjang itu telah membuatnya menyerah. Dengan ukurannya itu kontol Juki seakan mampu merangsang setiap titik rangsangan yang ada di dinding vaginanya. Klitoris Fitri pun selalu terjepit dan digesek terus menerus yang membuat wanita yang mirip dengan Luna Maya itu makin kelimpungan.
“Mmpphh… gimana rasanya kontol gue? Enak kan? Loe pasti ketagihan pengen dientot kontol besar gue terus, hehehe…” goda Juki yang melihat Fitri sangat menikmati perkosaan ini.
“Sshh… Uuughhh…” Fitri tak kuasa menjawab dan hanya mendesah nikmat. Wajahnya memerah karena malu mendengar kata-kata Juki. Fitri berpikir kalo orang yang menciptakan semboyan ’Size doesn’t matter’ bener-bener orang yang goblok. Mungkin semboyannya benar kalo kita bicara soal cinta, tapi kalo menyangkut seks, ’Size really matter, cause it’s can fuck your brain out’.
“Aaaahh… Mmmhh… Aaaahhhh…”
“Oughhh… Loe enak banget, Fit! Aaahh…”
Kedua orang itu seakan berpacu dalam birahi dan tak memperdulikan sekeliling mereka. Dan Fitri pun mulai merasa orgasme mulai menghampirinya bagaikan gelombang besar yang menelannya dalam kenikmatan birahi. Saat gelombang itu menerpanya, Fitri merasakan orgasme yang luar biasa yang baru kali ini dia rasakan. Tubuhnya menggeliat dalam gendongan Juki.
“AAAGHHH…” teriak Fitri saat orgasme. Tubuhnya menggelepar dalam gendongan Juki. Tapi Juki malah makin mempercepat kocokannya hingga Fitri pun makin melayang.
Setelah orgasme itu lewat, tubuh Fitri pun lemas dalam kenikmatan. Juki tertawa melihat Fitri telah dapat ia taklukkan. Melihat kondisi Fitri yang lemas, Juki pun takut Fitri akan terjatuh dari gendongannya sehingga dia pun menurunkan tubuh Fitri ke karpet. Juki mengganti gayanya dengan gaya misionari. Tempo pun ia turunkan untuk membangkitkan gairah Fitri lagi.
“Kamu cantik, Fit. Tetek kamu bagus banget, mmmppphh…” kata Juki sambil meremas kedua payudara Fitri dan menjilat dan menghisap putingnya. Kadang putting itu dihimpitnya dengan gigi sambil ditarik-tarik yang membuat Fitri melenguh.
“Auugh… Mmmpphhh…” desahan Fitri mulai terdengar lagi karena Juki memang ahli dalam membangkitkan gairah wanita. Birahi Fitri perlahan bangkit karena kontol Juki terus menggenjot memeknya dalam tempo pelan, tapi sesekali Juki menggenjotnya dengan full power hingga wanita cantik itu makin larut dalam permainan bajingan ini. Apalagi tangan dan bibir Juki terus merangsang bagian tubuhnya yang lain. Payudara Fitri yang indah diremasnya, putingnya yang semakin keras dipilin, dijilat, bahkan dihisap kuat, sedangkan leher jenjang Fitri, bibirnya yang ranum, sampai belahan ketiaknya, tak luput dari rangsekan bibir Juki.
Setelah melihat Fitri bangkit lagi gairah birahinya, Juki mengaitkan kedua kaki Fitri di bahu Juki, hingga kini Juki bisa makin bebas melakukan genjotan kontolnya ke memek yang hangat itu. Tanpa basa-basi Juki segera meningkatkan temponya. Kini dia menggenjot Fitri dengan cepat dan penuh tenaga.
Plok… plok… plokk… Suara benturan tubuh mereka terdengar keras.
“Aagghh… Aaahhh… Ssshh… Aaahhhh…” desahan Fitri terdengar makin keras karena kontol Juki memborbardir memeknya dengan liar. Dia seakan lupa diri, wanita cantik itu tak lagi sedang berakting, tapi benar-benar menikmati perkosaan itu. Yang ada dalam kepala Fitri sekarang hanyalah betapa nikmatnya kontol besar Juki yang kini menggenjot memeknya dengan liar. Seks yang sedikit kasar, rasa tak berdaya dibawah dominasi seorang pria dengan kontolnya yang gede yang sanggup menjelajahi seluruh bagian liang memeknya, membuat Fitri larut dalam sensasi seks yang belum pernah dia rasakan dengan suaminya. Pantatnya pun bergerak liar menyambut setiap tusukan kontol Juki.
“Hehe... enak mana kontol gue sama suami loe?” goda Juki.
“Aaahh… Sssshh… Ooougghh…” Fitri tak menjawab hanya mendesah nikmat.
Tiba-tiba Juki menghentikan gerakannya, dan menarik kontolnya hingga hanya ujung dari kepala kontolnya yang tertinggal di memek Fitri. Fitri menatap Juki seakan tak mengerti. Pantatnya berusaha dia naikkan untuk menjemput kontol yang memberinya sejuta kenikmatan itu, tapi posisi tubuhnya yang tertekuk karena kakinya terkait di bahu Juki, membuat Fitri tak berdaya.
“Hehe… Ayo jawab dong. Ntar baru gue entot lagi.” kata Juki.
Fitri kini paham kalo bajingan ini sedang mempermainkannya. Tapi wanita cantik itu sekarang butuh pelampiasan, yang Fitri inginkan saat ini hanyalah menuntaskan birahinya yang belum tuntas.
“Brengsek. Bajingan ini mau mempermalukan gue dihadapan keluargaku. Tapi… Aahh… Tapi gue butuh… Aaah… Maafkan aku, Rel. Aku bisa gila kalo kayak begini.” batin Fitri. Dan akhirnya... “Enak kontol loe!” bisiknya lirih berusaha agar keluarganya tak bisa mendengar omongannya.
“Apa?” kata Juki pura-pura tak mendengar.
“Enak kontol loe.” kata Fitri sedikit lebih keras walaupun masih berbisik.
“Apa? Yang keras dong. Gue gak denger nih.”
“ENAK KONTOL LOE. AYO CEPET ENTOT GUE.” teriak Fitri setengah frustasi.
“Nah, gitu dong. Nih hadiah loe.” kata Juki sambil menggenjot Fitri dengan penuh tenaga.
“Aaahh… Terus… Aaahhh…” desah Fitri kembali larut dalam birahinya.
“Kenapa kontol gue kok lebih enak dari suami loe, hah?” goda Juki lagi.
“Karena kontol loe gede. Gue suka kontol loe yang gede itu ngentot memek gatel gue, aaghhh…” jawab Fitri tanpa berpikir lagi.
“Hahaha… gue juga suka memek loe. Empotannya top banget.”
“Ooouhhh…Lebih kenceng… Aaahhh, gue mau… Aaaggghhh…” jerit Fitri histeris saat orgasme melandanya lagi. Wanita cantik itu menggeliat liar di bawah himpitan tubuh Juki.
Juki pun akhirnya tak tahan juga. Memek Fitri seakan meremas kontolnya dengan kuat. Kontolnya pun memuncratkan banyak sekali sperma ke dalam rahim Fitri. Kerasnya semprotan sperma Juki membuat Fitri mengalami orgasme susulan. Dua orang itu pun berpelukan erat sambil menyatukan kelamin mereka seakan tak mau berpisah.
Setelah orgasme itu mereda, Juki pun melepaskan diri dari pelukan Fitri. Fitri merasa lemas sekali seakan seluruh tulangnya dilolosi. Dan Fitri pun memejamkan matanya, mengatur nafas, mencoba memulihkan tenaganya dengan istirahat sejenak. Tubuhnya benar-benar lemas setelah pertarungan dashyatnya dengan Juki.
Sementara itu di lantai atas, Sarah mengalami orgasme susulan saat dia merasakan kontol Choki masuk sampai ke mulut rahimnya dan menyemprotkan banyak sekali cairan mani ke dalam rahimnya. Multi orgasme yang melandanya, menghabiskan seluruh energi Sarah. Tubuh Sarah pun lemas dan kalau saja Choki tidak buru-buru mendekap dan memeluk tubuhnya, ibu muda itu pasti jatuh ke lantai.
Choki tersenyum puas sambil memeluk tubuh Sarah dari belakang. Dia menatap ke arah cermin besar di depannya yang menampilkan pemandangan yang menurutnya begitu indah dan eksotis. Kulitnya yang hitam legam terlihat begitu kontras dengan kulit Sarah yang putih mulus. Ibu muda itu memejamkan matanya dalam dekapan Choki. Payudaranya yang montok sedikit bergoyang karena nafas Sarah yang masih tak beraturan. Wajah Sarah tampak menyiratkan kepuasan setelah pertarungan panas antara mereka. Rasa bangga karena bisa menaklukan satu lagi perempuan cantik seperti Sarah terselip di hati Choki. Dia bisa membuat wanita itu lupa diri, lupa akan suami dan anaknya, karena kenikmatan yang diberikan kontol besarnya yang dia banggakan.
“Kamu puas, sayang?” bisik Choki di dekat telinga Sarah.
“Hhhmmm…” Sarah hanya bisa bergumam tak jelas karena ibu muda itu masih menikmati sisa-sisa orgasmenya.
“Buka mata kamu, Sayang. Lihat, kamu sexy sekali.” gumam Choki.
Sarah membuka matanya dan melihat ke arah cermin di depannya. Sarah tak bisa mengingkari kalau pemandangan yang dia lihat di cermin sungguh eksotis. Tubuhnya yang indah bermandikan keringat dipeluk oleh Choki yang berkulit hitam legam tampak kontras. Rambutnya sedikit awut-awutan tapi tersirat senyum kepuasan di bibirnya. Kontol Choki yang walaupun sudah agak melemas tapi masih tampak besar terselip diantara liang memeknya. Cairan kenikmatan mereka berdua tampak merembes keluar karena tak tertampung lagi di dalam memeknya.
“Kamu lihat, sayang?! Betapa banyak mani yang aku keluarkan untuk kamu sampai meluber kayak begitu. Mmm… mungkin si Indi bisa punya adik lagi.” bisik Choki di telinganya.
Kata-kata Choki bagaikan petir yang menyambar. Menyadarkan Sarah kembali ke alam nyata. “Ya, Tuhan. Bagaimana kalau aku hamil? Aaagh...” Wajah Sarah berubah menjadi raut ketakutan. Airmata mulai mengalir dari matanya.
Choki tersenyum karena berhasil menggoda ibu muda itu. “Ssssttt… Jangan menangis gitu dong. Tenang. Aku cuma bercanda. Kamu mau tahu sesuatu? Aku nggak akan bisa menghamili kamu, karena dokter bilang aku mandul. Tapi aku sih nyantai aja, karena yang aku pingin cuma memberi kenikmatan pada wanita-wanita cantik seperti kamu. Aku nggak mau repot dengan anak kecil. Jadi kalaupun kamu hamil, itu mungkin anak dari adik kamu sendiri, Bimo.” kata Choki.
Sarah menolehkan wajahnya ke arah Choki, tampak tak percaya. “Ka-kamu nggak bohong kan??” tanya Sarah berharap.
“Buat apa aku bohong pada makhluk cantik seperti kamu. Lagian aku bisa melakukan apa saja tanpa harus berbohong.” kata Choki dengan mimik yang serius.
Sarah merasa kalau bajingan itu tidak sedang berbohong kepadanya. Untuk apa dia berbohong?! Sarah seakan terlepas dari beban. Hatinya terasa lega. Wanita cantik itu melepaskan diri dari pelukan Choki, lalu berbalik menghadap ke raksasa hitam itu. Tangannya dia ulurkan merangkul leher Choki yang lebih tinggi darinya. Sarah menarik kepala Choki agar dia menunduk, sedangkan ibu muda agak menjinjitkan kakinya. Lalu Sarah mencium bibir Choki dengan mesra. Choki pun tak menyia-nyiakan kehangatan yang diberikan padanya.
“Mmmm… Untuk apa ciuman tadi?” tanya Choki setelah puas melumat bibir ibu muda yang hangat itu.
Sarah tak bisa menjawab, hanya wajahnya bersemu kemerahan karena malu.
“Ooohh… aku tahu. Kamu menciumku bukan karena kamu nggak akan hamil karena aku. Kamu sebenarnya sangat senang karena kamu bisa saja hamil oleh Bimo, adik kandungmu sendiri, iya kan?” kata Choki.
Sarah terhenyak mendengar kata Choki. “Ng-nggak. Ba-bagaimana mungkin? Dia adikku sendiri.” jawab Sarah gugup.
“Jangan bohong. Gue bisa lihat kalau tadi loe nafsu banget waktu ngentot sama Bimo.” kata Choki sambil tangannya mulai meremas payudara Sarah dengan gemas.
“Aaahh… i-itu cuma karena terpaksa, aahh…” jawab Sarah. ’Benarkah cuma karena terpaksa? Kenapa aku panik waktu mendengar kalau aku akan hamil dengan Choki, tapi aku malah menganggap hal biasa kalau aku bisa saja hamil dengan Bimo? Mereka berdua sama-sama bukan suamiku,’ batinnya dalam hati.
“Loe nafsu banget waktu nyepong kontol Bimo yang jelas lebih gede dari kontol suami kamu, walaupun nggak segede aku, hehehe… Loe bahkan ngasih dia tit-fuck.” bisik Choki sambil mengulurkan tangannya yang satu lagi ke selangkangan Sarah. Jari-jarinya yang besar segera menyusup ke liang memek ibu muda itu dan mengocok perlahan.
“Aaahhh… Mmmmm…” desis Sarah sambil membayangkan waktu dia nyepong kontol Bimo yang begitu indah baginya.
“Hhhmm… Loe nafsu banget kan waktu kontol Bimo mengaduk-aduk memek sempit loe itu? Sekarang loe pasti pengen kalau kontol Bimo, adik kandung loe sendiri, yang ada di memek loe, bukannya jari gue?” bisik Choki sambil terus mengocok memek Sarah dengan jarinya.
“Mmmhh… I-iya, aaghh…” jawab Sarah tak sadar. Pikirannya dipenuhi ingatan waktu dia ngentot dengan Bimo adik kandungnya. Entah kenapa bayangan itu begitu cepat membangkitkan birahinya. Putingnya kembali mengeras, memeknya terasa hidup lagi dan mengempot jari-jari Choki yang ada di dalamnya.
Tiba-tiba Choki menghentikan aktivitasnya dan melepaskan Sarah. Sarah yang mulai on, segera membuka matanya dan menatap Choki dengan pandangan memohon agar bajingan itu menuntaskan apa yang telah dimulainya. Choki yang melihat tatapan penuh birahi dari Sarah hanya tertawa.
“Hehehe… tenang saja, sayang. Sekarang kita ke bawah agar nggak mengganggu tidur anak kamu. Dan gue janji kalo loe mau nurut semua perintah gue, gue mungkin akan suruh Bimo buat ngentot loe, gimana?” kata Choki.
Senyum Sarah mengembang, dan ibu muda itu kembali mencium bibir Choki. Choki pun membalas ciuman Sarah sambil meremas pantat sexy wanita cantik itu.
“Dan mungkin gue akan suruh Bimo buat ngentot lobang pantat loe ini karena kalo punya gue pasti bakalan nggak muat, hehe… Paling nggak walaupun Bimo bukan orang yang ngambil keperawanan memek kamu, dia akan jadi orang yang ngambil keperawanan pantat kamu. Gimana, kamu suka?” kata Choki sambil jarinya bergerak mengelus permukaan liang pantat sexy Sarah.
Sarah sedikit kaget mendengar kata-kata Choki. Tapi membayangkan kalo Bimo, adik kandungnya sendiri akan memerawani anusnya, memek Sarah terasa makin gatal dan birahinya semakin naik.
“Iya, gue suka.” jawab Sarah. Kemudian mereka berdua keluar dari kamar dan menuju ke bawah.
***
Di bawah, Cindy meronta saat Barong, bajingan yang bertubuh agak gendut menariknya. “Lepaskan aku. Aaahh… Tolooonngg… kak Farrel!!” teriaknya. Dia bisa merasakan nasib yang akan menimpanya saat melihat pandangan penuh birahi dari mata Barong.
“Hehehe… sekarang waktunya kita untuk bersenang-senang, anak manis.” kata Barong sambil memaksa Cindy untuk berbaring di karpet agar dia bisa segera menikmati tubuh belia gadis itu.
“Brengsek!!! Jangan ganggu dia! Bajingan. Gue bun…”
PLAAAKKK!!
Teriakan Farrel yang memaki-maki Barong terhenti oleh tamparan keras Barong di pipinya. Farrel untuk sesaat tak bisa melanjutkan caciannya karena kepalanya terasa berputar oleh tamparan Barong yang keras. Bekas telapak tangan yang memerah tampak di pipinya.
“Aauw… Ja-jangan ganggu dia. Tolong jangan sakiti kakakku.” jerit Cindy melihat kakaknya ditampar.
Barong tak memperdulikan Cindy. Bajingan itu mengeluarkan pistolnya dan menondongkan ke arah kepala Farrel. “Kenapa? Loe mau bunuh gue? Hahaha… apa nggak salah? Gue! Gue yang bisa ngebunuh loe kapan aja gue mau, ngerti!!!!” ancam Barong. Farrel tak bisa menjawab. Kepalanya masih terasa berputar.
Tiba-tiba ada seseorang yang datang di antara pistol Barong dan Farrel yang terikat di kursi. “Jangan! To-tolong jangan bunuh kakakku. To-tolong, hiks…” ternyata yang datang adalah Cindy. Gadis manis berusia 17 tahun itu berusaha menjadi tameng untuk kakak laki-lakinya, Farrel.
Melihat Cindy yang rela menjadi tameng untuk Farrel, Barong mendapat ide agar dia tak perlu mengeluarkan tenaga untuk mendapatkan keinginannya. “Hhhmmm… kamu mau melakukan apa saja agar kakakmu tersayang ini tidak aku bunuh?” tanya Barong sambil tangannya mengelus payudara Cindy yang masih dalam tahap pertumbuhan itu.
“Jangan!” Farrel menyela karena dia tahu persis apa yang diinginkan bajingan macam Barong dari adiknya. “Brengsek ka…”
PLAAAKKK..!! Tapi tamparan Barong lagi-lagi membuat kepalanya pening dan kali ini sedikit darah keluar dari ujung bibirnya yang robek.
“Hentikan! Jangan ganggu kak Farrel. Ba-baik, baik, gue akan melakukan apa saja, asal kamu nggak mengganggu kak Farrel lagi.” Cindy memohon pada Barong.
“Hahaha… gue suka sama gadis yang penurut kayak kamu. Sekarang loe sepongin kontol gue. Ayo, cepet!” perintah Barong sambil menyodorkan kontolnya ke depan mulut Cindy.
Cindy menatap kontol Barong dengan tatapan ngeri dan jijik. Walaupun masih belum tegang sepenuhnya kontol itu sudah lebih besar dari punya Farrel, kakaknya.
“Uugh… Ja-jangan lakukan, Cin. Breng... Mmmppphh…” Farrel tak bisa meneruskan kata-katanya karena Barong kembali menyumpal mulutnya dengan kain yang tadi juga dipakai menyekap mulutnya.
“Ayo, tunggu apa lagi. Jangan sampai gue hilang sabar.” kata Barong sambil melakukan gerakan menodongkan pistolnya ke arah Farrel.
Cindy segera meraih kontol Barong. Tangannya yang kecil hampir tak sampai melingkari diameter batang kontol itu. Tangan lembut Cindy mulai mengocok kontol Barong, membuat bajingan itu melenguh pelan.
“Mmm… pake mulut loe juga dong.” perintah Barong.
Sebenarnya Cindy jijik sekali karena kontol bajingan itu berbau pesing dan apek. Tapi dia melihat ke arah Farrel, kakaknya yang tampak kesakitan dengan bibir sedikit berdarah karena tamparan Barong. Cindy nggak mau kalo Farrel, kakak kandungnya, disakit apalagi dibunuh oleh bajingan ini kalo dia tak menuruti maunya. Waktu bajingan-bajingan ini memaksa agar Farrel mengambil keperawanannya, Cindy bagaikan menyadari sesuatu. Dia sangat mencintai kakak kandungnya itu yang sejak dulu dia idolakan. Tidak hanya cinta adik pada kakaknya, tapi juga cinta seorang wanita pada seorang pria.
“Aku harus melakukan ini demi keselamatan kak Farrel. Aku cinta kamu, kak.”
Cindy mendekatkan bibirnya ke arah kontol Barong yang kelihatan semakin besar dan mengerikan dari jarak dekat. Gadis remaja menahan diri agar tidak sampai mual dan muntah karena bau pesing kontol itu. Lidahnya dia julurkan menjilat ujung kepala kontol Barong yang segera membuat bajingan itu mendesis nikmat. Cindy mencoba mengingat apa yang dilakukan Sarah maupun Fitri saat mereka menyepong kontol Bimo dan Suparno. Dengan ingatannya dan insting sebagai seorang wanita, Cindy mulai menyapukan lidahnya menjilati kontol Barong dari ujung kepala lalu perlahan merayap sampai ke pangkalnya. Tangan mungilnya ikut membantu dengan mengocok batangan kotol yang semakin keras dan besar itu, atau kadang meremas lembut buah zakarnya.
“Ouggh… Ssshh… adek loe benar-benar berbakat nyepong kontol, Rel. Aaah… Masukin ke mulut kamu, Cin.” kata Barong sambil mendesis keenakan.
Cindy berusaha memasukkan kontol Barong yang besar ke dalam mulut mungilnya. Gadis remaja itu berusaha melupakan bau pesing kontol Barong dan mulai mengulum kepala kontol Barong.
“Ouugh… Yeah, terus! Aaah… mainin lidah kamu.” kata Barong memberi instruksi ada Cindy. Tangannya memegang belakang kepala Cindy agar gadis itu bisa memasukkan kontolnya lebih dalam lagi ke mulutnya.
Walaupun Cindy sudah berusaha membuka mulutnya sampai rahangnya terasa sedikit ngilu tapi kontol gede itu hanya bisa masuk sebagian saja. “Mmmmphh... Mmmppmm…” Cindy hanya bisa bergumam sambil berusaha agar tidak muntah ketika Barong mulai memaksakan kontolnya keluar masuk ke dalam mulut mungilnya.
Barong pun melenguh nikmat merasakan hangatnya mulut dan bibir Cindy di batang zakarnya. Bajingan itu menggunakan mulut Cindy layaknya lubang memek demi kepuasannya sendiri. Setelah hampir lima menitan Barong pun merasakan dia akan orgasme.
“Aaaghhh… telan semuanya. Nih, aaghh…” teriak Barong saat orgasme. Kepala Cindy ditahannya dan kontolnya dia paksa masuk sampai Cindy agak tersedak karena kontol itu serasa masuk sampai ke tenggorokannya. Lalu kontol Barong menyemprotkan banyak sekali mani ke dalam mulut mungil itu. Cindy agak gelagapan karena banyaknya mani yang dikeluarkan Barong, dan gadis remaja itu terpaksa menelannya agar ia tidak tersedak.
“Hhhmmm… mulut loe bener-bener enak, Cin. Dan sekarang gue mau coba memek loe, apa sama enaknya kayak mulut loe, hahaha…” kata Barong sambil menyergap tubuh Cindy. Barong memaksa tubuh Cindy terlentang di karpet, dan dia pun menindihnya.
“Jangan!!!!! Toloong!!!” jerit Cindy sambil berusaha memberontak, tapi apalah daya gadis remaja seperti Cindy melawan bajingan seperti Barong.
Melihat nasib adik kandungnya, Farrel berusaha melepaskan diri dari ikatannya namun sia-sia saja. Teriakan dan caciannya juga teredam oleh ikatan di mulutnya sehingga hanya suara mengguman yang terdengar.
Barong pun tak memperdulikan tingkah Farrel, si gendut itu segera memegang batang kontolnya yang masih tetap tegak walaupun sudah orgasme dan mengarahkannya ke bibir memek Cindy.
“Jangan! I-itu gak bakal muat, AAAAGGHH…” rengekan Cindy segera berubah menjadi jeritan histeris saat Barong memaksakan kontolnya yang gede itu ke memek Cindy yang masih kering sampai mentok dalam satu gerakan.
Nasib Cindy tampaknya yang paling sial malam itu karena dia harus menghadapi Barong. Barong adalah bajingan yang paling sadis diantara tiga sekawan itu. Kalo Juki dan Choki senang menaklukan wanita dengan kelebihan mereka dalam ukuran, stamina maupun teknik bercinta, hingga mereka pun akan berusaha merangsang wanita yang mereka perkosa agar mabuk oleh kenikmatan yang dapat mereka berikan. Tapi Barong lain. Dia hanya ingin mengejar kenikmatannya sendiri dan tak pernah peduli pada wanita yang diperkosanya. Bahkan dia cenderung suka main kasar.
“AKHHH… AKHHH… Sakit! Aaaghhh…” jerit Cindy saat Barong langsung memacunya dengan tempo tinggi tanpa memberi kesempatan memek mungilnya beradaptasi dengan ukuran kontol Barong yang gede. Gadis remaja itu merasa memeknya perih, mungkin lecet dan berdarah.
Cindy baru saja kehilangan keperawanannya malam ini. Tapi waktu dia melakukan persetubuhan pertamanya dengan kakak kandungnya, Farrel, memek Cindy sudah cukup terlumasi oleh cumbuan Fitri, kakak iparnya. Dan juga kontol kakaknya tidaklah sebesar punya Barong. Jadi tentu saja dia merasa kesakitan saat harus melayani Barong yang kasar dan kontol gedenya.
“Uughh… memek kamu enak, Cin. Sempit banget, aaghh…” erang Barong keenakan sambil terus memacu Cindy dengan brutal. Melihat Cindy yang menjerit-jerit kesakitan, tampaknya membuat Barong menjadi semakin bergairah. Payudara Cindy yang mungil diremasnya keras-keras, bahkan sesekali putingnya dia puntir dan tarik kuat hingga Cindy semakin kesakitan.
“Akkh… Aaakkhhh… Aaaahh…” jerit Cindy. Gadis remaja itu merasa perih di selangkangannya yang dibombardir kontol gede Barong. Bajingan itu juga mempermainkan payudaranya dengan kasar, membuat Cindy semakin tersiksa.
Sampai akhirnya setelah beberapa menit mengalami siksaaan dari Barong, Cindy pun tak sadarkan diri. Tapi hal itu tak membuat Barong menghentikan aksinya, bajingan itu terus mencari kenikmatannya sendiri. Memek Cindy terus dientotnya dengan brutal sampai akhirnya bajingan itu merasa orgasmenya akan datang. Barong mengeluarkan kontolnya dari memek Cindy lalu dikocoknya sampai orgasme.
“Aaaghhhhhh…” dengus Barong sambil menyemprotkan banyak sekali maninya ke muka, mulut dan badan Cindy hingga kini tubuh gadis itu menjadi berlepotan sperma.
Sementara itu Farrel yang melihat kondisi Cindy yang tak sadarkan diri menjadi sangat marah. Dia memberontak sebisa-bisanya. Tapi ikatan di kaki dan tangannya sangat kuat hingga ia tidak bisa melepaskan diri. Dan akhirnya Farrel pun hanya berhasil melepaskan penutup mulutnya yang sebelumnya cuma diikat serampangan saja oleh Barong.
“CINDY! CINDY! BRENGSEK, BAJINGAN, KUBUNUH KAU BANG…” PLAAAKKK!! Caci maki Farrel terhenti oleh tempelengan Barong.
“ATAU APA HA?!!! Loe gak bakal bisa berbuat apa-apa. Gue bisa ngentot adek loe kapan aja gue mau. Gue bisa ngentot istri loe dan keluarga loe yang lain, dan loe gak akan bisa berbuat apa-apa.” kata Barong sambil tersenyum mengejek.
“LEPASKAN AKU, BAJ…” Farrel mencoba mencaci lagi tapi tamparan Barong pun hinggap lagi di pipinya. PLAAAKKK!!
“Ja-jangan, aah… kamu sudah janji nggak akan menganggu kak Farrel.” kata Cindy yang baru saja sadar dari pingsannya dan melihat kakaknya dianiaya Barong.
Barong pun menghentikan tindakannya.
“Cin!!!Cindy!! Kamu nggak apa-apa?” tanya Farrel. Hatinya merasa lega melihat Cindy sadar, tapi juga hancur melihat keadaan Cindy yang baru saja diperkosa Barong. Farrel memperhatikan Cindy. Gadis remaja itu memejamkan matanya kembali, bibirnya digigitnya sendiri menahan sakit. Rambutnya awut-awutan, badannya tampak lusuh dan berlepotan mani Barong. Hati Farrel terasa hancur, lebih hancur daripada saat dia melihat tingkah istrinya yang menjadi wanita lacur.
“To-tolong biarkan aku ngerawat adikku. Aku mohon. Aku nggak akan melawan kalian lagi tapi tolong biarkan aku merawat adikku.” kata Farrel memohon pada Barong yang sedang duduk sambil menghisap rokok.
Barong menatap Farrel, lalu mengalihkan pandangannya pada Cindy. “Oke. Gue akan ngelepasin loe sementara agar loe bisa ngerawat adek loe itu. Tapi kalo loe macam-macam, gue akan perkosa adek loe, lalu gue akan panggil temen-temen gue yang lain agar bisa ngentot adek loe di depan mata loe, sebelum gue bunuh loe berdua. Ngerti.”
“I-iya.” lirih Farrel.
Barong pun beranjak ke arah Farrel lalu melepaskan ikatannya. Tapi bajingan itu menodongkan pistolnya, berjaga-jaga kalo Farrel mencoba melawan. Tapi Farrel tak mencoba untuk melawan, dia terlalu khawatir dengan keadaan Cindy. Farrel segera menghampiri Cindy lalu memeriksa keadaannya.
“Cindy! Cin! Cindy!” kata Farrel begitu kuatir dengan keadaan Cindy.
Cindy yang masih lemah, hanya bisa membuka matanya dan gadis remaja itu pun tersenyum lemah melihat Farrel, kakak kandungnya. “Kak Farrel.” bisiknya lemah.
“Kamu nggak apa-apa?” tanya Farrel.
“Nggak apa-apa, kak. Cindy cuman lemes dan badan Cindy kotor semua. Cindy pasti akan lebih enakan kalo Cindy bisa mandi air hangat.” bisik Cindy. Gadis remaja itu sangat ngerasa nggak nyaman dengan sperma Barong yang berlepotan di wajah dan tubuhnya.
Farrel menganggukan kepalanya sebagai tanda dia akan mengabulkan permintaan adiknya itu. Tapi saat dia memapah tubuh Cindy, Farrel merasakan todongan pistol Barong di kepalanya.
“Loe mau kemana? Jangan macam-macam.” ancam Barong.
“Please. Gue cuma mau bawa adek gue ke kamar mandi dan ngerawat dia. Please. Gue nggak akan coba buat ngelawan ataupun melarikan diri.” pinta Farrel. Wajahnya begitu memelas.
Barong berpikir sejenak. “Dimana kamar mandinya?” kata Barong.
Farrel pun segera memapah tubuh Cindy, lalu menuju ke kamar mandi utama sambil diikuti oleh Barong. Saat sampai di pintu kamar mandi, Barong mendahului Farrel masuk ke kamar mandi, lalu memeriksa kamar mandi tersebut. Setelah memeriksa kalo disitu tidak ada alat yang bisa digunakan Farrel untuk melawan ataupun minta tolong, dan memastikan bahwa tidak ada jalan keluar lain selain pintu kamar mandi, akhirnya Barong memperbolehkan Farrel dan Cindy ke kamar mandi. Setelah dua bersaudara itu masuk ke kamar mandi, Barong mengunci pintunya dari luar.
Kamar mandi itu lumayan besar dilengkapi dengan bath tub dan shower, juga sistem pemanas air. Farrel meletakkan Cindy ke dalam bath tub. Dia mencari handuk untuk membersihkan tubuh adiknya, tapi di kamar mandi itu tidak ada handuk atau kain yang bisa dipakai. Farrel akhirnya melepaskan kaos yang dipakainya untuk nanti dipakai membasuh adiknya.
Farrel merasa sedikit malu karena dia sekarang telanjang bulat di depan adiknya, karena saat bajingan-bajingan itu memaksanya bersetubuh dengan adiknya, celananya dilepas dan kini tertinggal di ruangan mesum itu. Tapi Farrel lebih mengkuatirkan keadaan Cindy daripada tubuhnya yang telanjang. Dia mulai mengatur sistem pemanas air, lalu setelah dirasanya suhu airnya sudah pas hangatnya, Farrel mengambil penyemprot dari shower lalu mulai membilas badan Cindy.
“Hhhmmm…” gumam Cindy saat merasakan siraman air hangat di tubuhnya. Gadis remaja itu merasa tubuhnya menjadi nyaman.
Farrel menggunakan kaosnya yang sudah dibasahi air untuk membasuh Cindy. Wajah Cindy yang lusuh dan berlepotan sperma Barong dibersihkan oleh Farrel, hingga wajah Cindy yang manis dan imut pun kini bersih. Tapi saat Farrel meneruskan basuhan kain kaos itu semakin ke bawah, Farrel sadar kalo dia punya masalah. Saat tiba waktunya untuk membersihkan bagian dada Cindy, tangan Farrel gemetaran. Tanpa dapat dicegahnya, Farrel merasa kemaluannya mulai mengeras. Farrel hanya seorang lelaki normal yang tentu saja akan terpancing gairahnya dengan adanya pemandangan indah di depan matanya. Walaupun dia membersihkan tubuh Cindy dengan kain kaosnya, namun Farrel seakan masih bisa merasakan lembutnya kulit gadis remaja seperti Cindy.
“Brengsek! Kakak macam apa aku ini? Terangsang kecantikan adik kandung sendiri. Ta-tapi Cindy memang cantik, manis, imut lagi. Payudara mungilnya terlihat begitu indah dengan putting yang mengacung seakan menanti untuk dihisap dan dilumat, hhmmm… Nggak! Nggak Boleh! Dia adik kandungku sendiri.” pikir Farrel dalam hati.
Farrel berharap Cindy tetap memejamkan matanya seperti ini, karena dia pasti akan malu kalo adiknya menyadari bahwa kontolnya sekarang berdiri begitu tegang dan keras karena birahi.
“Hhmmm… Ssshh… Aahhh…” desis Cindy karena gadis remaja itu merasa nikmat dengan sentuhan Farrel di dadanya terutama di putingnya.
“Kenapa, Cin? Sakit??” tanya Farrel.
“Ng-nggak apa-apa kok. Cindy nggak sakit kok. Kak Farrel boleh melakukan apa aja ke Cindy. Cuma kak Farrel.” kata Cindy sambil membuka matanya dan menatap sayu ke arah Farrel.
“Ouughh... Cin, kamu...!” kata Farrel kaget saat dia merasa jemari lentik Cindy memegang kontolnya yang tegang dan meremasnya lembut.
“Cindy sayang sama kakak.” bisik Cindy sambil menatap Farrel dengan pandangan penuh cinta.
“Kakak juga sayang banget sama Cindy.” balas Farrel lembut. Perdebatan moral yang sedari tadi hinggap di benak Farrel selesai sudah. Farrel merasa bahwa dia mencintai Cindy, adik kandungnya sendiri, lebih dari cinta adik dan kakak. Farrel mendekatkan wajahnya ke wajah Cindy. Cindy sedikit membuka mulutnya hingga Farrel pun tak tahan untuk mengecup bibir lembut Cindy.
“Hhhhmmm…” desah Farrel dan Cindy saat mereka berciuman mesra. Lidah mereka pun ikut bermain di dalam panasnya ciuman mereka berdua. Mereka berdua baru berhenti berciuman saat hampir kehabisan nafas. Cindy tersenyum bahagia menatap Farrel.
“Nah, sekarang kak Farrel mau nerusin membersihkan badan kamu.” kata Farrel sambil berdiri dan ikut masuk ke dalam bath tub bersama Cindy.
Wajah Cindy memerah dan tersipu saat melihat kontol Farrel yang sudah berdiri tegak dengan gagahnya mengangguk-angguk di selangkangan Farrel. Gadis remaja itu teringat akan kenikmatan yang bisa diberikan kontol itu. Kontol Farrel juga lah yang merenggut keperawanannya dan yang pertama kali mengenalkannya akan nikmatnya seks.
Farrel menyuruh Cindy agar duduk di ujung bath tub yang ada tempat datar sedikit lapang, hingga Cindy bisa duduk nyaman sambil bersandar ke dinding kamar mandi. Farrel mencium kening Cindy dengan mesra, lalu turun ke hidung. Kemudian bergeser ke pipi kanan sampai ke telinga kanan Cindy. Farrel sedikit bermain di sekitar telinga Cindy yang membuat bulu kuduk Cindy meremang. Setelah itu baru Farrel berpindah ke pipi dan telinga kiri.
Sasaran selanjutnya adalah bibir Cindy yang setengah terbuka. Farrel mencium bibir Cindy dengan penuh gairah. Lidahnya menyelusup lincah mengajak lidah Cindy untuk ikut bermain. Setelah puas bermain di bibir yang ranum itu, Farrel kini menjelajahi leher jenjang Cindy, dia memberi beberapa cupangan disana.
“Mmmm… kak Farrel…” desis Cindy. Birahinya mulai terpancing cumbuan mesra kakaknya.
Ciuman Farrel terus turun ke bawah dan sampai ke dada Cindy. Payudara Cindy memang masih dalam tahap pertumbuhan. Tampak mungil tapi indah dengan putingnya yang mencuat karena gelora birahi yang kini melanda dara remaja itu. Farrel menciumi seluruh bagian payudara Cindy kecuali putingnya, yang membuat gadis makin penasaran dan semakin bangkit gairahnya. Cindy membusungkan dadanya dan berharap Farrel segera mencumbu putingnya yang makin mencuat. Akhirnya Farrel pun gemas dan langsung menghisap putting Cindy.
“Aaaagh… kak, ssshh…” desah Cindy merasa nikmat.
Farrel dengan lincah menjilat dan menghisap putting payudara Cindy yang berwarna merah muda menggemaskan. Agak lama juga Farrel bermain disana, sampai Cindy merasa dia bisa orgasme hanya dengan cumbuan Farrel di dadanya. Tapi Farrel tak ingin adik kandungnya itu orgasme dulu.
Cumbuannya mulai terun ke perut Cindy yang rata. Kemudian Farrel memegangi kedua kaki Cindy lalu mengangkangkannya. Kini Farrel bisa melihat jelas vagina Cindy yang terlihat indah dengan bulu halus yang tumbuh di atas bibir vagina tanpa bagian yang menggelambir dan terlihat rapat. Tepian bibir vagina itu sedikit memerah, mungkin karena permainan kasar Barong tadi. Bagian dalam liang vagina Cindy tampak segar berwarna merah muda hingga Farrel sejenak terdiam dan mengagumi vagina Cindy.
“Jangan diliatin gitu dong. Nng.. Cindy kan malu.” kata Cindy menyadarkan Farrel.
Farrel melihat ke wajah Cindy yang memerah, entah karena malu atau karena dilanda birahi. “Kamu nggak usah malu. Memek kamu bagus banget.” kata Farrel sambil menundukkan wajahnya ke arah liang surgawi itu.
“Aauughh… Sssshh… kak Farrel… Aaaahhh…” Cindy mendesis nikmat saat Farrel mulai memainkan lidah dan bibirnya di belahan vagina Cindy.
Farrel tampaknya menjadi ketagihan mengoral memek Cindy, adik kandungnya sendiri. Lidahnya bergerak lincah menyapu belahan memek Cindy, menyusup ke dalam liangnya, bahkan dengan nakal mempermainkan kelentit gadis remaja itu sampai Cindy tak kuasa untuk tak menjerit nikmat sampai pantatnya terangkat.
Desahan Cindy makin keras, bahkan kadang sampai menjerit nikmat karena kenikmatan birahi yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Beberapa menit kemudian Cindy merasakan gelombang kenikmatan itu akan datang menimpanya. Farrel pun tampaknya juga bisa merasakan hal itu, hingga saat Cindy akan mengalami orgasmenya, Farrel menghisap klitoris gadis remaja itu kuat-kuat.
“Ooooughh… Aaaaaaghhhh…” jerit Cindy saat orgasme melandanya. Hisapan kuat Farrel pada klitorisnya membuat gelombang orgasme yang menimpanya menjadi lebih intens. Tubuh Cindy sampai menegang hingga pantatnya terangkat ke atas. Tubuhnya terasa bergetar. Cairan kenikmatannya sampai menyemprot ke mulut Farrel yang dengan senang hati malah menjilatinya bagaikan musafir di padang pasir yang menemukan sumber air.
Sesaat suasana kamar mandi itu menjadi hening. Hanya terdengar suara gemericik air dan suara nafas Cindy yang masih terbaring lemas di ujung bathtub. Farrel terdiam menatap Cindy, adik kandungnya, yang masih terhanyut oleh sisa-sisa orgasmenya. Farrel sadar kalo dia mencintai Cindy, adik kandungnya sendiri. Bukan hanya cinta kakak pada adiknya, tapi juga cinta seorang pria pada wanita.
Farrel sekarang lagi horny banget. Kontolnya mengacung tegang sampai dia sendiri tersiksa. Sebenarnya dia kasihan melihat kondisi Cindy yang masih lemas, tapi nafsu Farrel sudah sampai ke ubun-ubun.
“Cin! Cindy, nng… kakak pengen, ngg…”
Cindy menatap kakaknya dengan tersenyum manis. Sebenarnya Cindy masih lemas, tadi sore dia masih gadis perawan yang belum pernah mengenal seks tapi malam ini dia sudah mengalami banyak hal. Dari mulai permainan seks sejenis dengan Fitri, kakak iparnya, keperawanannya yang diambil oleh Farrel, kakak kandungnya, sampai diperkosa dengan brutal oleh Barong dan kontolnya yang super besar. Memeknya masih terasa sedikit ngilu, tapi melihat keadaan Farrel yang belum terlampiaskan birahinya, Cindy menjadi kasihan juga. Apalagi dia sangat mencintai Farrel, dan teringat akan kenikmatan yang bisa diberikan Farrel padanya, Cindi pun menganggukkan kepalanya.
Anggukan Cindy membuat Farrel tersenyum lega. Dia segera mengarahkan batang kontolnya yang sudah menegang itu ke belahan memek Cindy.
“Pelan-pelan aja ya, kak. Memek Cindy masih agak ngilu.” kata Cindy.
Farrel pun mengangguk. Dia mulai memasukkan kontolnya ke memek Cindy yang sempit dengan perlahan. Bibirnya melumat bibir Cindy, sambil tangannya bermain di payudara Cindy. Farrel melakukan itu untuk merangsang Cindy dan memberikan kenikmatan pada gadis remaja itu agar bisa mengurangi rasa ngilu di memeknya. Perlahan tapi pasti, kontol Farrel basuk ke liang kenikmatan Cindy.
Cindy merasa sedikit perih di selangkangannya tapi desahannya terbungkam ciuman panas kakaknya. Farrel ternyata benar-benar menepati janjinya untuk tidak menyakiti Cindy. Dia memompa memek Cindy dengan perlahan, tidak menuruti nafsunya yang sebenarnya sudah tak sabar mendapatkan penyelesaian.
“Aaaahh… kakak sayang sama kamu, Cin! Mmmm…” desah Farrel yang menikmati hangat dan sempitnya memek Cindy.
“Sssshh… Aaaahh… Cindy juga sayang kakak, aaaahh…” balas Cindy sambil menatap mesra kakaknya itu.
Permainan lembut Farrel kembali membangkitkan gairah Cindy. Rasa ngilu di memeknya sudah tergantikan oleh nikmatnya nafsu birahi yang melanda gadis remaja itu. Desah kenikmatan mereka berdua mulai bergaung dalam ruang kamar mandi itu. Mereka berdua bercinta dengan penuh kemesraan dan nafsu yang menggelora. Mereka berdua sudah lupa bahwa mereka berdua saudara sedarah dan percintaan diantara mereka adalah hal yang tabu.
Beberapa menit mereka bercinta dengan irama pelan dan lembut. Farrel merasa Cindy sudah mulai panas lagi. Akhirnya Farrel pun memutuskan untuk mengganti posisi karena dengan posisi Cindy yang terlentang di ujung bath tub, posisi Farrel sangat tak nyaman karena dia hanya bertumpu pada tangannya saja. Dibaliknya tubuh Cindy hingga gadis remaja itu menungging bertumpu pada lututnya dan tubuh bagian atasnya bersandar telungkup di ujung bath tub. Farrel mengambil posisi di belakang Cindy, siap untuk melakukan penetrasi ala doggy style.
“Uuggh… Ssshh… Aaahhhhhh…” desis Farrel sambil mulai memompa Cindy dari belakang. Tempo penetrasinya sedikit dinaikkan oleh Farrel karena dilihatnya Cindy mulai bangkit gairahnya dan memeknya sudah basah dengan cairan kenikmatan.
“Uuuufff… Mmmm… kak Farrel…” desis Cindy yang semakin dibuai oleh kenikmatan birahi.
Dua kakak beradik itu kian larut dalam kenikmatan yang tabu. Mereka sudah tak perduli lagi dengan hal lain selain memuaskan nafsu birahi mereka sendiri yang mengatasnamakan cinta.
“Kak, Kak Farrel... Cindy mau, aahhhh… Aaahhhh…” jerit Cindy saat orgasme melandanya. Tubuh belianya bergetar karena menjalarnya kenikmatan orgasme. Memeknya berdenyut liar seakan memeras kontol Farrel yang tertanam di dalamnya.
Farrel yang merasakan empotan liar memek Cindy saat gadis remaja itu orgasme itu pun akhirnya menjadi tak tahan juga. “Ouuughhh… kakak juga, Cin! Aaaaghhh…” dengus Farrel sambil memasukkan kontolnya dalam-dalam ke memek Cindy. Kontol Farrel menyemprotkan banyak sekali sperma ke rahim adik kandungnya itu.
Setelah usai orgasme itu mereka nikmati, Farrel menarik Cindy untuk berendam di bath tub itu. Farrel bersandar di tepian bath tub sambil memeluk Cindy dari belakang. Cindy menyandarkan tubuhnya ke badan kakaknya sambil memejamkan mata menikmati sisa-sisa orgasmenya sambil memejamkan mata. Senyum bahagia tersungging di bibir gadis belia yang sudah menjadi wanita dewasa seutuhnya malam ini.
***
Di ruang makan, Fitri masih tidur terlentang di atas karpet sambil memejamkan mata sambil berusaha memulihkan nafasnya saat merasakan tangan-tangan nakal mulai merayap di selangkangannya dan payudaranya.
“Brengsek! Bajingan-bajingan ini bener-bener nggak kenal capek.” omel Fitri dalam hati saat dia merasakan ada jari yang mulai menyusup dan mengobok-obok memeknya. Juga dirasakannya payudaranya diremas kuat dan putingnya dipilin gemas. Walaupun Fitri merasa lelah, tapi dirangsang terus di payudara dan memeknya membuat wanita cantik itu pun mulai bangkit lagi gairahnya. Apalagi terasa olehnya kecupan panas dan basah dari bibir yang mencumbu leher jenjangnya dan mengulum dan menghisap puting susunya.
“Mmmm… Aaahh…” desis si cantik yang mirip Luna Maya itu. Gairah Fitri pun mulai bangkit lagi.
“Mmmm… kamu cantik sekali, Fit.” kata suara seorang laki-laki.
Fitri kaget mendengar suara itu. Ini bukan suara Juki, tapi… “Mas Joko?!!! Kok mas bisa??” kata Fitri yang kaget saat dia membuka matanya dan melihat seraut wajah yang sama sekali di luar dugaannya. Wajah itu milik Joko, kakak iparnya, suami dari Sarah, kakaknya.
“Sstt… tenang, Fit. Mas Joko sudah lama banget pingin nikmatin tubuh kamu yang sexy.” balas Joko sambil terus mengocok memek Fitri dengan jari-jarinya. Tangannya yang lain meremas payudara Fitri dengan gemas.
“Jangan, Mas. Aku ini adik istrimu sendiri, aahh… Ssshhh… Hentikan, mas! Aauughh…” Fitri berusaha menolak Joko.
“Nggak usah munafik deh, Fit. Mas baru tahu kalo kamu benar-benar wanita yang binal. Bahkan kamu ngentot sama ayah kamu sendiri.”
“Ta-tapi, itu terpaksa.”
“Jangan bohong. Siapa saja diruangan ini bisa melihat jelas kalo kamu begitu senang dientot. Oleh ayah kamu atau bajingan-bajingan itu. Bahkan kamu kelihatan hot banget waktu maksa si Cindy maen sama kamu, hehehe… Aku demen banget ngelihat adegan lesbong kayak gitu.” kata Joko.
Fitri tak bisa menjawab. Wajahnya memerah karena malu.
“Hehehe… gue bener-bener nggak nyangka kalo ada lagi maniak seks di keluarga ini selain kamu, Fit. Tahu nggak, si Joko ini sendiri yang mohon sama gue agar bisa ngentot sama kamu, adik iparnya sendiri. Tanpa ancaman atau paksaan.” celetuk Juki yang kini ada disamping Fitri dan Joko.
“Tapi gimana dengan mbak Sarah, mas? Tolong jangan khianati mbak Sarah, mas. Fitri tahu kalo mbak Sarah sangat mencintai mas Joko.” kata Fitri mencoba menyadarkan kakak iparnya itu.
“Cinta?!! Kalo Sarah cinta sama aku, dia nggak akan bersenang-senang dengan ngentot adik kandungnya sendiri. Dan gue rasa sekarang dia juga keenakan ngentot sama bajingan ambon yang ngebawa dia ke atas. Dan sekarang saatnya aku juga menikmati tubuh kamu yang sudah lama aku impikan.” kata Joko.
“Ta-tapi mbak Sarah melakukan itu semua demi keselamatan Indi, mas. Demi anak mas Joko dan mbak Sarah.”
“Bull Shit. Itu cuma alasan. Lagi pula wanita jalang seperti kamu nggak pantas menguliahi aku tentang kesetiaan.” balas Joko.
Fitri tak bisa menjawab, dan dia menatap penuh kebencian pada Joko yang ternyata seorang lelaki bejat. Tiba-tiba Joko membalikkan tubuh Fitri hingga wanita cantik itu sekarang tengkurap. Jarinya tak pernah lepas dari memek Fitri. Biarpun Fitri membenci Joko, tapi wanita cantik itu tak mampu menolak reaksi tubuhnya yang menikmati cumbuan-cumbuan yang dengan gigih terus dilakukan Joko. Apalagi saat Fitri merasakan sesuatu yang basah di liang anusnya. Saat Fitri menoleh, dilihatnya Joko dengan tanpa rasa jijik menjulurkan lidahnya menjilati liang anus Fitri, membuat wanita cantik itu merasakan sensasi nikmat yang makin membangkitkan birahinya.
“Uugghh… Ja-jangan, mas! Ssshh… itu kan kotor.” desis Fitri.
“Sudah diam, kamu nikmati aja, Fit.” jawab Joko sambil memasukkan satu jarinya ke liang anus Fitri.
“Auughh…” jerit Fitri. Dia tak terlalu merasakan sakit karena liang anusnya sudah dibasahi dengan ludah Joko. Dan juga jari Joko sudah basah oleh cairan kenikmatan Fitri yang bercampur dengan sperma Suparno dan Juki yang meluber di memeknya. Fitri hanya merasa aneh dengan hadirnya benda asing di anusnya. Tapi lama kelamaan Fitri merasakan sensasi yang lain yang diberikan oleh kocokan jari Joko di memek dan anusnya. Wanita cantik yang mirip Luna Maya itu hanya bisa mendesis nikmat merasakan sensasi baru itu.
Saat Fitri merasakan gairah birahinya meningkat, tiba-tiba dirasakannya Joko menarik keluar jari-jarinya dari memek dan anusnya. Sejenak Fitri merasa kosong karena birahinya yang belum tuntas, tapi wanita cantik itu tak perlu menunggu lama sebab kontol Joko sudah menggantikan jarinya mengocok memeknya yang sudah becek.
“Uughh… Uuughh…” dengus Joko yang dengan penuh nafsu mengentot memek adik iparnya yang kecantikannya selama ini diam-diam selalu dia dambakan.
“Hhmmm… Sssshhh…” desis Fitri di tengah birahi yang mulai menguasainya.
Walaupun kontol Joko tak sebesar punya suaminya atau Juki, tapi lumayanlah untuk menggaruk memeknya yang sudah gatal. Memang Fitri sebenarnya adalah wanita yang panas. Semakin lama dan semakin sering dia orgasme, gairahnya tak menjadi makin turun. Malah syaraf-syaraf di titik pekanya menjadi makin sensitif dan dia menjadi makin gampang terangsang.
Saat Fitri akan mencapai orgasmenya, tiba-tiba Joko menarik kontolnya keluar dari memek Fitri. Fitri merasa jengkel dengan Joko yang membuatnya birahinya menggantung. Tapi kejengkelannya berubah menjadi ketakutan, saat wanita cantik itu merasakan kepal kontol Joko menempel di pintu liang anusnya.
“Ja-jangan, mas! Aku belum pernah di... Aaagghhh…” kata-kata Fitri terpotong oleh jeritannya saat kontol kakak iparnya menembus anusnya yang masih perawan. Fitri sebelumnya memang tak pernah melakukan anal seks. Jadi dia pun merasa kesakitan saat kontol Joko menerobos liang anusnya untuk pertama kali.
“Aaaghhh… pantat kamu sempit banget, Fit. Enaaaaggkkkk…” desis Joko yang merasakan jepitan liang pantat adik iparnya itu. Selama ini Joko memang pengen untuk mencoba anal seks, tapi Sarah, istrinya selalu menolak. Dan kini dia bagaikan mendapat durian runtuh karena akhirnya dia bisa merasakan sensasi anal seks dengan adik iparnya yang cantik.
“Aahh… sa-sakit! Jangan di situ mas, entot memekku aja, aahhkk…” rengek Fitri masih merasa sedikit kesakitan karena anal pertamanya.
“Nggak! Memek kamu udah becek banget. Aaahhh… tenang aja, Fit, bentar lagi pasti kamu juga suka kok, hahaha…” kata Joko yang terus memopa anus Fitri dengan penuh nafsu. Dia meremas gemas pantat Fitri yang montok. Bahkan sesekali ditamparnya sampai Fitri mengaduh kesakitan.
Lama-lama Fitri mulai bisa menyesuaikan diri dengan kontol yang tertanam dianusnya. Rasa sakit yang dirasakannya berangsur-angsur menghilang. Apalagi tangan Joko mulai bermain di memeknya dan menggosok klitnya, membuat Fitri juga merasakan kenikmatan.
“Hhhmmm… Aaaaahhh…” desis Fitri nikmat dan terus berpacu dengan birahinya yang sudah tak dapat dia kontrol.
“Uuugghhh… Ssshhh… kayaknya kamu seneng dientot di pantat kamu ya, Fit? Hehehe…” celoteh Joko sambil terus menikmati hangat dan sempitnya jepitan anus adik iparnya yang cantik itu.
“Mas Joko!! Fitri!! Apa yang kalian lakukan??” teriak Sarah.
Fitri menoleh ke asal suara itu, begitu juga dengan Joko. Mereka kaget melihat kehadiran Sarah di ruangan itu lagi. Tapi Fitri tak sanggup untuk menahan orgasme yang saat itu juga menerpanya.
“Aaahhh… Ssshh… Aaahhhhh… aku, oouughhh…” rintih Fitri sensual saat orgasmenya melibas tubuhnya. Tubuhnya menggelinjang liar. Walaupun Fitri sangat malu karena Sarah memergokinya bercinta dengan Joko, tapi wanita cantik itu tak kuasa menahan gelombang kenikmatan yang menjalar di seluruh tubuhnya.
“Ooohh… Fitri, aaghh…” dengus Joko saat kontolnya menumpahkan maninya ke liang anus Fitri. Sebenarnya Joko sudah akan menghentikan aksinya kala istrinya itu memergokinya, tapi jepitan kuat dinding liang anus Fitri saat wanita cantik itu orgasme membuat Joko tak kuasa lagi menahan orgasmenya sendiri. Kontolnya dia tancapkan dalam-dalam ke liang anus adik iparnya itu sambil tangannya meremas kuat bongkahan montok pantat Fitri.
Wajah Sarah pucat melihat adegan panas yang berlangsung di depan matanya. “Ke-kenapa kamu tega, mas?! Dan kamu, Fit, benar-benar perempuan jalang. Dia itu suami aku, kakak iparmu sendiri?!” kata Sarah sambil mulai menangis.
“Jangan munafik kamu, Sar.” kata Joko santai sambil berdiri meninggalkan Fitri yang sekarang duduk sambil menundukkan mukanya, tak berani menatap wajah Sarah, kakaknya. “Kamu tadi juga keliatannya enjoy banget waktu ngentot sama Bimo. Aku cuma ngelakuin apa yang kamu lakuin duluan.” kata Joko berusaha membela diri.
“A-aku ngelakuin itu karena dipaksa oleh mereka. Aku ngelakuin itu semua demi keselamatan Indi, anak kita!!!” balas Sarah.
Joko mengeluarkan dengusan tak percaya. Dan saat suami istri itu mulai ribut, tiba-tiba… “Hehehe… coba lihat apa yang kutemukan di kamar mandi.” suara Barong menghentikan keributan yang sedang terjadi.
Fitri menoleh untuk melihat apa yang terjadi. Dan dia melihat Barong menyeret Farrel dan Fitri yang berpelukan sambil telanjang bulat. Dua kakak beradik itu hanya menundukkan muka yang memerah karena malu.
“Waktu aku ngebuka kamar mandi, aku ngelihat adegan yang hot banget. Si Farrel ini bener-bener kakak yang sayang sama adiknya. Tadi dia minta ijin buat ngerawat Cindy. Eh, tahunya waktu aku kembali ternyata dia lagi asyik ngentotin adik kandungnya sendiri, dan kayaknya Cindy ini juga demen dientotin sama kakaknya, hahaha…” celoteh Barong yang membuat kakak beradik itu makin menunduk malu.
“Hahaha… mereka memang bener-bener keluarga binal.” timpal Juki sambil tertawa terbahak-bahak. “Barong. Choki. Kalian ikat lagi yang laki-laki. Kita kan belum puas bersenang-senang.” perintah Juki.
Barong dan Choki segera menyeret Farrel dan Joko dan mengikat ke kursi mereka lagi. Setelah selesai mengikat mereka berdua, Barong segera menerkam tubuh Sarah dan Choki menghampiri Cindy.
“Jangan!!! Jangan lagi!” teriak Cindy histeris.
“Lepaskan. Lepas... augghh…!!” rengekan Sarah terhenti oleh tamparan Barong di wajahnya.
Fitri rupanya juga akan mulai aksi memberontak, tapi Juki segera memeluknya dan membisikkan kata-kata lirih di telinganya hingga hanya wanita cantik itu saja yang mendengarnya.
“Ingat janji kamu, Fit! Cindy dan Sarah boleh memberontak sesuka mereka karena mereka berdua tidak mengikat perjanjian denganku. Tapi kamu sudah berjanji dengan aku. Kamu harus terus bertingkah bak wanita lacur. Wanita jalang. Ingat apa yang akan aku lakukan dengan keluargamu kalau kamu melanggar janji kamu.” bisik Juki di telinga Fitri.
Sejenak Fitri memejamkan matanya setelah mendengarkan kata-kata Juki. Hati Fitri terasa perih, dia tahu benar akibat dari perjanjiannya dengan Juki. Seluruh keluarganya, termasuk suami yang dicintainya akan melihat dia sebagai wanita jalang. Fitri, Cindy, dan Sarah memang sama-sama diperkosa, tapi derajat Fitri akan sangat rendah di mata keluarganya karena dia harus bertingkah bagai wanita pelacur. Tapi Fitri tak berani melawan perintah Juki. Dia tahu bajingan ini sangat kejam, dia sudah melihat rekaman video yang brutal itu.
Akhirnya Fitri bisa menenangkan hatinya. Dia sudah memutuskan untuk melakukan apa yang diperintahkan Juki demi keselamatan keluarganya. Dia sudah tak perduli lagi tentang anggapan keluarganya karena dia sangat mencintai keluarganya. Fitri membuka matanya. Bakat aktingnya memang luar biasa, karena dia sekarang sudah larut dalam perannya. Bagaikan wanita jalang, dia membalas ciuman Juki tak kalah panas. Fitri bisa mendengar teriakan Sarah dan Cindy.
“Hahaha… kayaknya loe semua pada nggak bisa nge-jinakin cewek loe ya?” ejek Juki pada Choki dan Barong.
“Ya iyalah. Cindy ini kan masih belum punya pengalaman, bos. Beberapa jam yang lalu dia masih perawan. Dan dia bukan pelacur kayak cewek loe, Juk.” kata Choki sambil berusaha mencium Cindy yang terus meronta sambil menjerit. Tangannya yang besar hitam meremas-remas payudara Cindy yang mungil.
“Gue malah demen cewek yang ngelawan kayak gini, Juk. Ayo, hisep kontol gue, Lonte!” jawab Barong yang saat itu berusaha memaksa Sarah agar mau menyepong kontolnya.
Sarah berusaha menolak, tapi Barong menamparnya. Lalu dengan menjambak rambutnya, serta memencet hidung Sarah hingga Sarah mau tak mau harus membuka mulutnya agar tak kehabisan nafas. Saat mulut Sarah terbuka, Barong menjejalkan kontolnya ke mulut ibu muda itu.
“Awas, jangan coba-coba gigit kontol gue. Gue dan temen gue bisa ngebunuh anak loe.” ancam Barong sambil memperkosa mulut Sarah yang kini hanya bisa pasrah.
Fitri kasihan melihat nasib Sarah dan Cindy, tapi ia tak sanggup berbuat apa-apa. Juki mulai mencumbu Fitri. Mereka berciuman sambil berdiri, sambil tangan Juki bergerak meremas toket Fitri dan yang satunya beroperasi di memeknya. Fitri hanya bisa membalasnya dengan aktingnya bagai wanita jalang.
“JANGAN!!! Itu nggak akan muat, aahh… Jangaaannnn!” teriak Cindy yang membuat Fitri menoleh ke arah adik iparnya itu. Dia terkesiap melihat Choki sedang berusaha memasukkan kontolnya yang berukuran raksasa, bahkan lebih gede dari Juki, ke memek Cindy yang masih sempit.
’Ya Tuhan. Kasihan Cindy. Memeknya bisa robek kalo dimasukin kontol segede itu. Aku harus menolong dia.’ pikir Fitri. “Tunggu sebentar, sayang.” katanya pada Juki. Lalu Fitri melangkahkan kakinya bergerak mendekati Choki dan Cindy. Lagaknya bagaikan wanita penggoda, dengan langkah seksi yang makin menonjolkan keindahan tubuhnya. Juki membiarkan saja tingkah Fitri, dia ingin melihat apa yang diperbuat wanita yang menjadi mangsanya itu.
“Hey, apa-apaan ini?” kata Choki kaget karena saat dia berusaha memasukkan kontolnya ke memek Cindy, tiba-tiba sebuah tangan dengan jemari lentik menggenggam dan menarik kontolnya. Choki menoleh ke arah pemilik tangan itu dan melihat wajah Fitri yang cantik dengan senyum menggoda.
“Sst… tenang. Buat apa kamu buang-buang waktu sama cewek yang nggak punya pengalaman kayak gini. Tahu nggak? Dari tadi aku sudah pengen banget ngerasain kontol gede kamu di memek aku. Sudah lepasin aja cewek ingusan ini, lebih baik kamu sekarang bersenang-senang sama aku.” kata Fitri genit sambil jemarinya mengocok kontol gede Choki.
“Hahaha… oke. Gue jamin loe bakal puas sama kontol ini.” jawab Choki. Bajingan itu melepaskan Cindy yang segera bergerak menjauh dan menangis di dekat Farrel, kakaknya. Choki merengkuh tubuh Fitri, lalu melumat bibirnya yang menggemaskan. Fitri membalas tak kalah panasnya.
“Hei, hei, gimana dengan gue?” celetuk Juki.
“Mmm… aku sudah lama kepengen ngerasain enaknya dientot sama dua orang laki-laki yang kontolnya gede-gede kayak kalian.” kata Fitri sambil meraih kontol Juki lalu dikocoknya. Kini dua tangan Fitri dipenuhi dua buah kontol yang berukuran besar, lebih besar dari punya suaminya.
“Bener kata kamu, Juk. Cewek ini bener-bener liar, hehehe…” celoteh Choki sambil mendaratkan mulutnya ke payudara Fitri dan melumat putingnya yang membuat putting itu semakin mengeras. Juki hanya tertawa, lalu ikutan menyusu ke payudara Fitri yang satunya lagi sambil tangannya bermain di memek Fitri.
“Hhmmmm… Ssshhhh…” desis Fitri beneran dan bukan akting, karena memang dia merasakan nikmat diperlakukan seperti itu.
Saat itulah Fitri tanpa sengaja melihat ke arah Farrel, suaminya. Dia sedikit tersentak, karena melihat tatapan Farrel yang dipenuhi kemarahan. Fitri tak berani menatap lagi, lalu dia memejamkan matanya, berusaha kembali ke aktingnya sebagai wanita jalang.
Choki menarik tubuh Fitri. Si ambon itu berbaring terlentang, lalu menyuruh Fitri untuk menunggangi kontolnya yang sudah ngaceng berat. Walaupun Fitri sebenarnya merasa enggan, tapi senyum manis tetap tak meninggalkan bibirnya. Wanita cantik yang berwajah mirip Luna Maya itu duduk mengangkang di perut Choki, dan tangannya menggenggam kontol Juki berusaha memposisikan agar kepala kontol itu tepat di pintu liang memeknya. Perlahan dia menurunkan tubuhnya hingga kontol Choki yang hitam dan besar itu perlahan memasuki liang memeknya.
“Aauughh… Ooohh… Ge-gedhe banget,” desis Fitri sambil menahan ngilu di selangkangannya karena memeknya dipaksa meregang untuk menerima ukuran kontol yang gede itu.
“Ouugh…loe bener-bener pinter milih cewek, Juk. Memek nih cewek, sshhh… nggigit banget, aahhhh…” desis Choki yang asyik menikmati jepitan dan pijatan memek Fitri pada batang kontolnya. Tangannya yang hitam dan kekar memegang pantat Fitri dan memaksa Fitri agar menurunkan pantatnya agar kontolnya bisa melakukan penetrasi lebih dalam ke memek Fitri.
“Aduuhh… pe-pelan-pelan, aaghhh… Kontol loe gede banget.” pinta Fitri.
Choki tampaknya mengerti kesulitan Fitri. Si ambon itu membiarkan Fitri yang mengontrol persetubuhan mereka. Kontol Choki baru masuk setengah bagian ke dalam memek Fitri. Tapi gemuknya diameter kontol si Ambon itu memaksa Fitri untuk menghentikan penetrasinya agar memeknya bisa terbiasa lebih dulu. Fitri menaikkan pantatnya lagi pelan-pelan, kemudian menurunkannya. Dia tetap menjaga agar penetrasi kontol itu tidak lebih dalam dulu. Setelah memeknya mulai terbiasa, Fitri mulai menurunkan pantatnya lebih jauh agar kontol gede itu bisa masuk sedikit lebih dalam.
“Aahh… Aaahhh… Ssshhh… Aahhh…” desis Fitri karena nikmat bercampur sedikit ngilu. Penetrasi dengan tempo pelan dan bertahap terus dilakukannya, sampai akhirnya Fitri merasa kontol itu sudah mentok sampai ke pintu liang rahimnya.
“Gila. Udah mentok gini tapi masih belum semuanya masuk.” pikir Fitri dalam hati saat dia melihat kontol Choki masih tersisa sekitar 3 centimeteran. Dan saat merasa memeknya mulai terbiasa dengan monster yang ada di dalamnya, Fitri pun mulai menggoyangkan pantatnya naik turun.
Birahi Fitri makin meningkat. Wanita cantik itu sudah tak lagi berakting. Fitri kini bagaikan seorang joki yang menunggangi seekor kuda yang perkasa. Pantatnya tak hanya bergerak naik turun, tapi bergoyang liar berusaha melumat kontol besar yang bersarang di memeknya.
“Ohh.. Ooohh… Ssshh… Ooohh…” desis Fitri makin keras, tak memperdulikan tatapan penuh kemarahan dari suami dan keluarganya.
“Yeah, mmm… enak banget, Fit. Wajah kamu memang mirip kayak artis tapi goyangan kamu tak kalah sama penyanyi dangdut.” celoteh Choki.
Tiba-tiba Juki ikut campur dalam persetubuhan yang kian panas itu. Dia berdiri di samping Fitri yang sedang menunggangi Choki. Kontolnya yang sudah tegang dia arahkan ke mulut Fitri.
“Mmmpphhh… Mmmmpphmm… Sssluurrpp… Mmmmpphhh…” desis kenikmatan Fitri berubah menjadi gumaman tak jelas karena mulutnya kini disumpal kontol Juki. Fitri menyambut kontol Juki dengan penuh nafsu.
“Mmmm... Yeah… Isep kontol gue, Fit. Aaahhh… sepongan kamu top banget. Ludahin yang banyak, Fit! Aaahh…” desis Juki. Tiga orang itu seakan tak memperdulikan sekelilingnya. Mereka larut dalam birahi mereka yang makin liar.
Fitri hanyalah wanita biasa. Walaupun tadinya dia tak mau melakukan semua hal bejat ini, tapi tubuhnya ternyata tak mau diajak bekerja sama. Rangsangan dan kenikmatan yang diberikan bajingan-bajingan itu membuat tubuhnya larut dalam birahi. Birahi makin liar, hingga akhirnya Fitri merasa dia akan tertelan gelombang kenikmatan yang besar. Pantatnya bergoyang makin liar, dan sejenak dia melepaskan kontol Juki dari mulutnya karena nafasnya yang mulai berat.
“Oooh… a-aku mau… terusss…” jerit Fitri.
Choki yang bisa merasakan orgasme yang sebentar lagi akan menerpa wanita cantik itu, segera mengambil tindakan. Pantat Fitri dia pegang erat dengan kedua tangannya, ditahannya dengan posisi sedikit naik. Kemudian dia mengayunkan pantatnya sendiri dan menyodokkan kontolnya ke atas. Dengan posisi ini Choki bisa meningkatkan tempo penetrasi mereka, yang membuat Fitri makin kelojotan.
Sementara itu Juki sudah mengambil posisi di belakang Fitri, kontolnya dia arahkan ke liang anus Fitri. Fitri ketakutan saat merasakan kepala kontol Juki di pintu liang anusnya, tapi sebelum dia berbuat apa-apa, gelombang orgasme itu melandanya.
“Aaaaghhh… Uuggghh… Aahhhh… Aaaaghhhh…” jerit Fitri saat orgasme.
Selama dia orgasme, Fitri bisa merasakan kontol Juki yang memaksa masuk di anusnya secara perlahan. Fitri merasakan sedikit perih dan panas di anusnya. Tapi rasa sakit itu berbaur dengan kenikmatan orgasme yang melandanya. Fitri sama sekali tak menyangka kalau hal itu malah menimbulkan sensasi yang baru kali ini dia rasakan, yang membuat wanita cantik itu sampai mendapatkan orgasme susulan selama proses penetrasi Juki.
Fitri terhanyut dalam multi orgasmenya. Tubuhnya bergetar liar dan erotis dalam himpitan tubuh besar Juki dan Choki. Choki dan Juki menghentikan aktifitasnya sejenak untuk memberi Fitri kesempatan umtuk beradaptasi dengan double penetration pertamanya dan juga menikmati empotan dan pijatan dinding memek dan anus Fitri saat si cantik itu orgasme.
Saat orgasme yang melandanya lewat, tubuh Fitri pun lemas. Wanita cantik itu bersandar diatas tubuh Choki mencoba mengatur nafasnya. Fitri merasa sangat penuh oleh dua kontol besar yang kini memenuhi memek dan anusnya. Bahkan untuk menggerakkan pantatnya, dia tak sanggup.
Juki dan Choki tak sabar lagi untuk menikmati tubuh Fitri. Mereka tak menunggu sampai Fitri pulih tenaganya. Juki dan Choki mulai memompa tubuh Fitri dengan irama pelan. Choki bisa merasakan kalau memek Fitri yang sebenarnya sudah sempit menjadi makin sempit dengan desakan kontol Juki di lubang anus. Dia juga bisa merasakan gerakan kontol temannya itu di anus Fitri.
“Aahh… gila. Memeknya jadi makin sempit nih, Juk, oogghh… tapi enaaakhhh…” kata Choki.
“Mmmpph… pantatnya lebih sempit lagi nih, oohh…” dengus Juki yang merasakan nikmatnya jepitan anus Fitri. Mereka berdua mulai bergerak dengan irama pelan dan kompak.
Fitri yang lemas, tak sanggup berbuat apa-apa. Fitri hanya bisa pasrah menerima serangan dari Juki dan Chelsea. Dia hanya berharap agar vagina dan anusnya tak terluka karena dua kontol besar yang kini mengulek dua lobang ditubuhnya itu.
Harapan Fitri terkabul, memek dan liang pantatnya pelan-pelan mulai beradaptasi dengan kontol Juki dan Choki. Bahkan setelah beberapa menit bajingan-bajingan itu melakukan DP terhadapnya, lambat laun Fitri merasakan datangnya kenikmatan yang menggantikan rasa sakit itu.
“Eeennghh… Aahhhh… Mmmmpphh…” desis Fitri saat birahinya mulai naik lagi.
Juki dan Choki bisa melihat kalo mangsanya ini sudah takluk dalam permainan mereka. Sedikit demi sedikit mereka meningkatkan irama kocokan mereka. Choki meremas payudara Fitri sambil mempermainkan putingnya. Juki meremas gemas pantat Fitri sambil sesekali menampar ringan.
“Aaahh… Ooh my God, sshhh… Aaahhh…” desis Fitri makin keras karena kenikmatan yang mulai melanda seluruh tubuhnya. Dua kontol besar yang memenuhi dua lobangnya membuat syaraf kenikmatan di dinding memek dan anusnya lebih terasa.
“Oh, aku memang wanita jalang. Kenapa aku begitu menikmatinya? Aaaahhh…”
“Ouggh… lonte ini memang liar banget, Juk. Lihat dia kayaknya begitu menikmati dientot sama dua kontol di memek dan pantatnya, hahaha…” cerocos Choki.
“Gue tahu dari pertama kali ngelihat dia. This women is one hot whore. Liat, dia bahkan berteriak keenakan walau dientot dua orang yang baru dikenalnya dihadapan seluruh keluarga dan suaminya sendiri.” balas Juki.
Fitri merasa hatinya sakit karena hinaan mereka, tapi tubuhnya seperti tak mau diajak bekerja sama. Kenikmatan ini begitu menguasai tubuhnya. Bahkan tanpa dapat dia cegah, Fitri merasakan tubuhnya bereaksi atas cumbuan dua bajingan itu. Pantatnya ikut menyambut gerakan mereka.
Farrel merasa marah kepada istrinya yang dianggapnya mengkhianatinya. Suparno terlihat malu melihat tingkah jalang anaknya. Bimo juga sama, tapi pemuda itu juga tak bisa mencegah kontolnya yang mengeras melihat permainan liar kakak perempuannya itu.
Sementara itu Fitri makin larut dalam kenikmatan yang seakan membuai seluruh tubuhnya. Baru pertama kali ini dia merasakan sensasi saat dua lobang yang ada di tubuhnya dipenuhi dua batang kontol, apalagi yang segede punya Juki dan Choki. Memang Fitri merasa tersiksa dan kesakitan pada awalnya. Tapi sama sekali tak disangkanya bahwa rasa sakit itu akhirnya bertransformasi menjadi sensasi kenikmatan yang begitu dashyat. Dan akhirnya gelombang kenikmatan itu membuncah dan menerpanya bagaikan ombak yang bergulung dashyat.
“AAAAAGHHHHH… OH MY GGGOOOODDD… AAAAAHHH…” jerit Fitri saat orgasme itu akhirnya melandanya. Badannya mengejang liar, matanya membeliak hingga hanya terlihat bagian putihnya saja, mulutnya terbuka berteriak nikmat.
Sementara itu Juki dan Choki merasa tak tahan lagi. Memek dan anus Fitri berdenyut begitu keras, memijat dan menyedot batang kontol mereka. Dua bajingan itu mendengus liar dan menumpahkan mani mereka ke dalam memek dan anus Fitri.
“Uuughhh… Yeah…” dengus Juki yang menancapkan kontolnya sedalam-dalamnya ke pantat Fitri.
“Oooughhh… terima ini, aaghhh…” dukung Choki saat dia orgasme.
Hening sesaat diruangan yang dipenuhi udara mesum itu. Hanya terdengar isak tangis pelan dari Cindy dan juga Sarah. Tampaknya si sadis Barong sudah selesai menuntaskan nafsunya ke ibu muda itu, dan kini bajingan itu asyik menyedot rokok melihat dua temannya mengerjai Fitri. Farrel menatap istrinya dengan pandangan marah. Belum pernah Fitri orgasme seintens itu waktu berhubungan badan dengan dia, suaminya sendiri. Kini wanita itu bahkan kelihatan begitu menikmati sat dientot dua bajingan yang telah membawa bencana bagi keluarga mereka.
Suparno juga kelihatan kecewa dengan tingkah putrinya itu, tapi dia juga merasa kemaluannya mengeras karena adegan eksotis yang baru saja dimainkan di depan matanya itu. Bimo dan Joko terbelalak melihat keliaran Fitri, dan dalam hati mereka berharap bisa seberuntung dua bajingan itu. Akhirnya Juki dan Choki pun bangkit dan meninggalkan tubuh Fitri yang kelihatan awut-awutan.
Wanita cantik itu kini tergeletak lemas di karpet dengan tubuh telanjang, rambutnya agak berantakan, dengan sperma terlihat meleleh keluar dari memek dan anusnya. Meskipun agak berantakan tapi setiap lelaki yang melihatnya mungkin masih akan bergairah melihat kecantikan Fitri. Juki dan Choki pun segera mengenakan pakaian mereka, diikuti oleh Barong yang sudah selesai merokok.
“Nah, seperti janji kami. Kami tidak akan menyakiti keluarga kalian. Malah kami memberikan begitu banyak kenikmatan, hahaha…” kata Juki sambil tertawa, diikuti kedua temannya.
“Bapak Suparno. Anda benar-benar memiliki keluarga yang hangat. Kami benar-benar dibuai oleh kehangatan putri-putri bapak, seharusnya bapak bisa merasakan kehangatan mereka sejak dulu, hahaha… Dan Farrel, loe beruntung banget bisa punya istri yang hot dan binal kayak Fitri. Kami aja sampai dibuat kewalahan, hahaha…” kata Juki lagi.
“Dan juga punya adik yang cantik dengan memek yang sempit banget, hahaha…” sambung Barong.
Suparno dan keluarganya, juga Farrel bersaudara, telinganya memerah karena seloroh mereka. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
“Kami akan meninggalkan tempat ini. Jangan ada yang bergerak dari tempatnya sampai sepuluh menit ke depan. Kami mungkin akan kembali untuk mengeceknya. Jika kalian melanggar, kami akan membunuh semua laki-laki di rumah ini dan membawa pergi para wanitanya. Mengerti?” ancam Juki.
Ketiga bajingan itu pun akhirnya melangkah keluar dan meninggalkan rumah keluarga Suparno.
Setelah merasa kalo bajingan-bajingan itu sudah pergi, Fitri menguatkan tubuhnya untuk bangkit. Si cantik yang mirip Luna Maya itu mengambil pakaiannya dan mengenakannya. Sekarang setelah semuanya berakhir, rasa malu kembali di hati Fitri. Cindy dan Sarah yang melihat bangkitnya Fitri, mengikuti jejak Fitri untuk menutupi tubuh mereka yang telanjang. Setelah berpakaian, Fitri mendekati Suparno, ayahnya, dan berusaha membebaskannya dari ikatannya.
“Mmm… pa-papi nggak apa-apa?” tanya Fitri dengan gugup. Dia teringat bahwa dia sudah bertingkah seperti pelacur di depan ayahnya. Bahkan dia telah bercinta dengan ayahnya walaupun itu dibawah ancaman Juki cs.
Suparno tak menjawab. Suparno menoleh ke arah lain, tak mau melihat ke arah putrinya itu. Selain karena marah dan malu dengan tingkah putrinya itu, rasa bersalah juga menghinggapi dirinya karena dia tadi juga menikmati seks dengan putri kandungnya sendiri.
Melihat Suparno yang tak mau melihat ke arahnya, hati Fitri terasa hancur. Dia merasa sudah mengecewakan ayahnya dengan tingkah lacurnya. ”Aaahhh… kalau saja ayah tahu. Aku melakukannya demi keselamatan keluarga kita.” pikir Fitri sedih.
Fitri melihat Bimo dan Joko sudah dibebaskan oleh kak Sarah. Cindy juga rupanya telah melepaskan ikatan pada Farrel. Fitri melangkah mendekati Farrel yang kini memeluk Cindy yang menangis di dadanya.
“Ka-kamu nggak apa-apa?” tanya Fitri ragu.
Farrel menatap istrinya dengan pandangan marah.
Fitri bisa melihat tatapan itu, hatinya pun terasa sakit. “Farrel, nng… aku bi-bisa menjelaskan apa yang terjadi tadi.” kata Fitri lirih.
“Nggak ada yang perlu dijelaskan! Tampaknya aku sudah tak bisa lagi memuaskan nafsu gilamu itu.” kata Farrel marah.
“Ta-tapi... itu karena…”
“Cukup! Aku nggak mau mendengarkan penjelasan apa-apa dari kamu.”
Airmata mengalir dari mata Fitri. Dia tahu bahwa dia tak akan bisa meyakinkan suaminya dan keluarganya kalo dia melakukan itu semua demi keselamatan mereka. Fitri segera beranjak pergi. Dia bisa mendengarkan percekcokan yang terjadi antara Sarah dan Joko saat kakinya melangkah keluar dari rumah itu. Dan wanita cantik itu pun menghilang di tengah gelapnya malam.
***
Fitri duduk termenung di halte yang sepi itu. Hanya ada dirinya dan penjual rokok yang masih menjaga warungnya di pojokan halte. Terdengar suara radio penjaga warung yang melantunkan sebuah lagu dari suara lembut Rossa. Atas nama cinta. Kurelakan jalanku merana. Ironis sekali. Fitri telah berkorban melakukan apa saja demi cintanya pada keluarga dan suaminya. Dia melakukan semua itu atas nama cinta, tapi sekarang malah dia kehilangan semua cinta yang pernah dia punya.
“Hey, cewek. Lagi sendirian aja nih?” sapa sesosok wajah setengah baya dari balik kaca mobil mewah yang terbuka.
Fitri memandang jijik pada lelaki hidung belang itu. Tapi dia tak bisa menyalahkan laki-laki itu. Fitri merasa bahwa dia kini telah kotor dan pantas bila orang mengiranya bagai seorang pelacur.
“Daripada bengong di situ lebih baik kamu ikut sama om saja. Kita bersenang-senang menikmati malam ini, gimana? Om punya duit yang banyak untuk kita bersenang-senang.” goda lelaki hidung belang itu lagi.
Fitri terdiam. Dia telah kehilangan semua cintanya malam ini. Tiba-tiba terbersit sebuah pikiran di benaknya yang sudah putus asa. “Aku sudah kehilangan semua cinta yang aku punya. Yang ada di diriku kini cuma nafsu. Dan mulai sekarang aku akan hidup dengan menuruti semua nafsu yang ada di hatiku, hingga akhirnya aku bisa melupakan semua cinta yang telah meninggalkan aku.” pikir Fitri.
Perlahan wanita cantik itu melangkah mendekati mobil mewah itu dengan langkah sexy. Laki-laki setengah baya yang hidung belang itu tertawa sambil membukakan pintu mobil untuk Fitri.
“Saya bukan cewek murahan lho, Om. Sebaiknya om pastiin kalo om punya uang yang cukup kalo ingin bersenang-senang denganku malam ini.” kata Fitri sambil tersenyum menggoda.
“Hehehe.. tenang saja, sayang. Berapapun yang kamu minta, om pasti sanggup bayar. Ayo naik.”
Fitri pun naik ke mobil mewah itu. Lalu mobil itu beranjak pergi dari halte, dan menghilang di gemerlapnya malam.
***
Epilogue : dua bulan kemudian…
Desah kenikmatan dan bau seks memenuhi kamar itu. Sesosok tubuh jelita tampak sedang berpacu di atas tubuh seorang pemuda yang berbaring di ranjang dalam kamar itu. Mereka tampaknya asyik memacu birahi mereka, sampai akhirnya puncak kenikmatan yang mereka harapkan datang bersamaan. Lalu sang wanita yang merasa lelah setelah pertempuran mereka bersandar tengkurap didada pemuda itu, dengan kelamin mereka masih bersatu.
“Hhhhmmmm… aku nggak pernah akan bosan dengan kontol kamu yang gede ini, sayang.” kata si wanita.
“Aku juga nggak akan bosan dengan memek dan susu yang montok ini.” jawab si pemuda sambil meremas gemas tetek wanita cantik itu yang memang berukuran besar dan sangat montok.
“Tapi nanti setelah kamu menikah dengan Cindy, kamu pasti akan melupakan kakak dan asyik dengan memek Cindy yang masih sempit.” kata Sarah manja. Ya, memang wanita cantik itu Sarah, dan pemuda yang bercinta dengannya itu, tak lain adalah adik kandungnya sendiri, Bimo.
Bimo mengusap lembut rambut Sarah yang kemerahan. “Aku nggak akan pernah bosan sama kakak. Cindy kan nggak punya tetek yang montok kayak gini.” kata Bimo sambil terus memepermainkan payudara Sarah yang montok.
“Gombal. Aku benar-benar cinta sama kamu, Bim.”
“Aku juga cinta sama kak Sarah, dan aku juga cinta sama anak kita yang ada di perut ini.” kata Bimo sambil meraba perut Sarah. Sarah kini memang sedang hamil dua bulan, buah dari adik kandungnya sendiri, Bimo. Sarah mengecup mesra bibir Bimo, yang dibalas Bimo dengan hangat.
“Kenapa kakak nggak menceraikan mas Joko? Aku sanggup menggantikannya.” kata Bimo.
“Sssshhh… itu nggak mungkin, sayang. Kita nggak mungkin menikah karena kita adalah saudara, nama keluarga kita bisa tercemar. Dan lagi kamu sudah menggantikan dia jadi suamiku dalam arti sebenarnya.” kata Sarah.
“Hhmmm… kasihan juga mas Joko. Nggak bisa menikmati tubuh sexy kak Sarah.”
“Biarkan aja. Lagian aku nggak akan pernah bisa puas dengan kontol kecilnya itu lagi setelah mengenal kontol kamu. Dan kakak sudah membiarkan dia mengambil pembantu cewek yang usianya masih belasan tahun. Aku tahu kalo dia ngentotin pembantu-pembantu itu. Mungkin dia merasa bisa kelihatan lebih jantan di mata anak-anak ingusan itu. Aku biarkan saja, selama dia nggak ngerecokin aku dan kamu. Lagian si Indy dan anak kita nanti akan butuh seorang ayah, dan aku butuh Joko untuk itu.” jelas Sarah.
“Padahal aku pengen banget bisa nikah sama kakak dan memiliki kak Sarah seutuhnya.” jawab Bimo.
“Itu nggak mungkin, Bim. Dan lagi kamu harus menolong Cindy, menikahinya, dan menjadi ayah bagi anak Farrel yang ada di perutnya. Kamu pasti seneng dapet istri cantik seperti Cindy.”
“Kak Sarah jauh lebih cantik di mata aku.” rayu Bimo. Mereka kembali berciuman dengan mesra. “Kapan ayah kembali?” kata Bimo.
“Ayah pergi ke keluarga Farrel dan Cindy cuma untuk merundingkan tanggal pernikahan kamu. Mungkin nggak akan lama.” jawab Sarah.
Bimo hanya menganggukkan kepalanya. “Hehehe… tahu nggak, kak? Mungkin sekarang ayah lagi bersenang-senang dengan Cindy dan kak Farrel.” kata Bimo sambil tertawa.
Sarah tersenyum mendengar kata Bimo. “Mungkin juga. Tapi kakak senang. Ayah nggak pernah kelihatan senang seperti saat ini, sejak kematian ibu.”
“Gimana nggak senang. Ayah bisa dengan bebas menikmati wanita muda dan cantik kayak kak Sarah dan Cindy, hehehe…” jawab Bimo.
Sarah ikut tertawa.
Tiba-tiba wajah Bimo menampakkan kesedihan. Sarah bisa melihat hal itu. “Ada apa, Bim?” tanyanya lembut.
“Oh, nggak apa-apa. Bimo cuma berpikir diman kak Fitri sekarang? Kalo saja kak Fitri tidak buru-buru pergi waktu itu, mungkin keluarga kita akan lebih bahagia.” kata Bimo.
Sarah menghela nafas, dan teringat adik perempuannya itu. “Iya, kamu benar banget, Bim.” kata Sarah.
Mereka berpelukan. Tiba-tiba Sarah merasakan kontol Bimo yang ada dalam memeknya mengeras lagi. “Hhhmmm… kamu pengen lagi ya?” goda Sarah sambil menggoyang pantatnya pelan.
“Mmm, iya. Tapi sekarang aku pengen ngerasain pantat kakak yang sexy.” kata Bimo.
Sarah tersenyum, mengangguk. Lalu bersiap dengan posisi doggie. Bimo tersenyum girang. Dan langsung menancapkan kontolnya ke liang anus Sarah.
“Ouhhh… kak Sarah. I Love You.”
“Love you too, my little brother.”
END